NAMA
: HARDIAN SYAPUTRA
NIM
: 3332150030
A. TEORI DASAR
a.
b.
Momen inersia ?
Pada gerak translasi, massa dijadikan ukuran kelembaman benda (inersia) yaitu ukuran yang
menyatakan tanggapan benda terhadap perubahan pada keadaan geraknya. Jika massa benda besar, maka
benda sukar dipercepat atau sukar diubah geraknya, tetapi sebaliknya jika massa benda kecil, maka bends
mudah dipercepat atau mudah diubah geraknya.
Pada gerak rotasi besaran yang analog dengan massa adalah momen inersia. Dengan demikian momen
inersia merupakan ukuran kelembaman benda yang berotasi atau berputar pada sumbu putarnya. Momen
inersia (I) dari sebuah partikel bermassam didefinisikan sebagai :
I = mr2
Dari persamaan di atas dapat dikatakan bahwa besar momen inersia sebuah partikel sebanding
dengan massa partikel itu dan sebanding dengan kuadrat jarak partikel ke sumbu putarnya. Sebuah benda
tegar disusun oleh banyak partikel yang terpisah satu dengan yang lain. Maka momen inersia sebuah benda
terhadap suatu sumbu putar dapat dipandang sebagai jumlah aljabar momen-momen inersia partikelpartikel penyusunnya. Jika massa partikel-partikel penyusun itu adalahm1, m2, m3.. dan jarak masingmasing partikel terhadap sumbu putarnya adalahr1, r2, r3. Makamomen inersia terhadap sumbu tersebut
Dari persamaan di atas dapat dikatakan bahwa besar momen inersia sebuah
partikel sebanding dengan massa partikel itu dan sebanding dengan kuadrat jarak
partikel ke sumbu putarnya. Sebuah benda tegar disusun oleh banyak partikel
yang terpisah satu dengan yang lain. Maka momen inersia sebuah benda terhadap
suatu sumbu putar dapat dipandang sebagai jumlah aljabar momen-momen
inersia partikel-partikel penyusunnya. Jika massa partikel-partikel penyusun itu
adalahm1, m2, m3.. dan jarak masing-masing partikel terhadap sumbu putarnya
adalahr1, r2, r3. Makamomen inersia terhadap sumbu tersebut adalah :
I mr2= m1r12+m2r22+
B. BLANGKO PERCOBAAN
1. Persegi panjang
PANJANG, a
(mm)
122,7
122,7
122,7
LEBAR, b (mm)
81,75
81,55
81,75
TEBAL, c (mm)
1,0
1,01
1,01
MASSA, m (g)
81
81
81
T1 (n =12 kali)
13,41
1,117
13,47
1,122
13,47
1,122
T2 (n =12 kali)
12,94
1,078
12,94
1,078
12,97
1,08
T3 (n =12 kali)
11,97
0,997
11,97
0,997
11,93
0,994
2. Silinder
DIAMETER, 2R
(mm)
121,7
121,45
121,35
TEBAL, c (mm)
0,9
0,9
1,0
MASSA, m (g)
97,8
97,8
97,8
T4 (n =12 kali)
13,3
7
1,114
13,3
7
1,114
13,38
1,115
T5 (n
=12 kali)
3. Bujur
Sangkar
11,9
3
0,994
11,9
7
0,997
11,94
0,99
PANJANG, a=b
(mm)
103
103,1
103
TEBAL, c (mm)
1,1
1,0
0,9
MASSA, m (g)
88,1
88,1
88,1
T6 (n =12 kali)
13,2
8
1,105
13,2
8
1,106
13,25
1,104
T7 (n =12 kali)
11,9
3
0,994
11,9
4
0,995
11,93
0,994
C. KESIMPULAN
Pada percobaan kali ini didapatkan bahwa masing-masing harga momen
inersia sebagai berikut :
1. Persegi Panjang :
Ia = 4,5 x 10-5 kg m2
Ib = 10,123 x 10-5 kg m2
Ic = 14,67 x 10-5 kg m2
2. Bujur Sangkar :
Ia = Ib = 7,83 x 10-5 kg m2
Ic = 15,67 x 10-5 kg m2
3. Silinder :
Id = 18,045 x 10-5 kg m2
IR = 20,94 x 10-5 kg m2
A. TEORI DASAR
Pegas merupakan benda berbentuk spiral yang terbuat dari logam.
Pegas sendiri mempunyai sifat elastis. Maksudnya ia bisa
mempertahankan bentuknya dan kembali ke bentuk semula setelah
diberi gaya. Gaya pegas dapat didefinisikan sebagai gaya atau kekuatan
lenting suatu pegas untuk kembali ke posisi atau bentuk semula.
B. BLANGKO PERCOBAAN
1. Metode Pembebanan
Massa bejana (g)
64,3
64,5
64,5
155
155
155
230
230
0,06
8,00
60
0,07
8,143
70
0,08
8,628
3. Metode osilasi
Massa bejana + keping 1 +
keping 2 (g)
77,8
78
78
214
216
215
0,5607
0,555
0,558
77,3
77,375
77,37
5
211
212
212
0,568
0,566
0,566
78,7
78,75
78,75
210
212
212
0,571
0,566
0,566
77,7
78
77,75
211
211
213
0,568
0,568
0,563
C. KESIMPULAN
Dari praktikum kali ini diperoleh hasil konstanta pegas sebagai berikut :
a) Metode pembebanan :
k = 8,4 Nm-1
b) Metode osilasi :
k1
k2
k3
k4
=
=
=
=
9,876
9,524
9,636
9,567
Nm-1
Nm-1
Nm-1
Nm-1
c) Metode komputerisasi :
k1 dengan beban 50 g = 8,0 Nm-1
k2 dengan beban 60 g = 8,143 Nm-1
k3 dengan beban 70 g = 8,628 Nm-1
A. TEORI DASAR
a. Hukum Newton 1
Jika Resultan (Penjumlahan atau pengurangan gaya)
yang bekerja pada benda sama dengan nol, maka benda
yang semula diam akan tetap diam, dan benda yang
bergerak lurus beraturan akan tetap bergerak lurus
beraturan.Jadi Rumus Hukum Newton 1 adalah :
F = 0
Keterangan :
F = resultan gaya (Kg m/s2)
b. Hukum Newton 2
Percepatan (Perubahan dari kecepatan) gerak benda selalu berbanding lurus dengan resultan
gaya yang bekerja pada suatu benda dan selalu berbanding terbalik dengan massa benda.
Jadi Rumus Hukum Newton 2 adalah :
F = m.a
Keterangan :
F = resultan gaya (Kg m/s2)
m = Massa Benda (Kg)
a = percepatan (m/s2)
c. Hukum Newton 3
Setiap Aksi akan menimbulkan reaksi, artinya Jika Suatu benda mengerjakan gaya terhadap
benda kedua makan, benda kedua akan membalas gaya dari benda pertama dengan arah yang
berlawanan.
Jadi Rumus Hukum Newton 3 adalah :
FAKSI = -FREAKSI
Katrol Tetap
Meskipun keuntunganmekanis
menggunakan katrol ini sama
dengan satu, namunbeban akan
terasa lebih ringan daripada tanpa
katrol (langsungdengan tali). Hal ini
disebabkan oleh gaya yang
dilakukansearah dengan berat
badanmu. Akan tetapi dampak dari
keuntungan mekanis sama dengan 1
(satu) adalah gaya yang kita
keluarkan akan sama dengan berat
benda, sehingga katrol tetapi tidak
bisa digunakan untuk mengangkat
benda yang massanya besar.
Katrol
Bergerak
Katrol
Kombinasi
Katrol kombinasi merupakan gabungan
katrol tetap dan katrol bergerak yang
jugadisebut takal. Jadi pengertian takal
adalah katrol majemuk yang terdiri atas
katrol-katrol tetap dan katrol-katrol
bergerak. Takal biasa digunakan untuk
mengangkat beban yang massanya
besar. Biasanya, sistem katrol ini
digunakan untuk mengangkat beban
yang massanya mencapai beberapa
ton, misalnya kerangka jembatan dan
peti kemas. Dengan sistem katrol,
kuasa yang diperlukan untuk
mengangkat beban tersebut dapat
semakin diperkecil.
B. BLANGKO PERCOBAAN
Massa
II
III
Rata-rata
M1 (g)
81,4
81,5
81,5
81,4
M2 (g)
81,2
81,5
81,5
81,4
m1 (g)
9,2
9,25
9,25
9,23
m2 (g)
6,5
6,5
6,5
6,5
10
0,7
3
xBC (cm)
t2 (detik)
0,4
5
10
10
0,76 0,76
12
0,8
0
10
0,6
9
0,7
3
13
0,45 0,71
0,6
7
0,7
0
0,7
9
14
0,7
4
0,7
7
0,8
0
0,8
4
2.
11
0,8
8
xBC (cm)
t2 (detik)
0,4
3
12
13
0,98 1,01
10
1,0
8
14
1,0
1
1,1
0
10
0,48 0,40
0,4
3
1,1
2
1,1
4
10
0,4
0
0,5
0
0,5
3
0,5
6
C. KESIMPULAN
Dari praktikum ini didapat hasil sebagai berikut :
a. Momen inersia katrol ( Ia ) = 8,9x10-3 kg m2
b. Percepatan sistem katrol ( a ) = 36,31x10-3 m/s2
A. TEORI DASAR
Kalor
Kalor adalah energi yang diterima atau dilepaskan oleh suatu benda. Kalor
pertamakali diperkenalkan oleh seorang ilmuwan berkebangsaan Perancis yang
bernama Antonnie laurent lavoiser. Kapasitas suatu kalor dinyatakan dalam simbol
kalori (kal) dan kilokalori (kkal), di mana 1 kkal sama dengan 1.000 kalori. 1 kalori
ialah banyaknya panas yang dibutuhkan untuk memanaskan 1 gram air sehingga
suhunya naik 1 derajat celcius.
Panas
Pengertian panas ialah energi yang berpindah akibat dari perbedaan suhu.
Karakteristik panas yaitu bergerak dari tempat bersuhu tinggi ke tempat bersuhu
rendah. Satuan panas disimbolkan dengan joule (J).
B. BLANGKO PERCOBAAN
C. KESIMPULAN
Dari praktikum ini didapatkan hasil sebagai berikut :
1. Kalorimeter bukan merupakan alat ukur , tetapi kalorimeter
merupakan alat bantu untuk dapat menentukan nilai panas jenis
dalam praktikum ini.
2. Adapun nilai panas jenis keping gelas dan tembaga yang didapat :
Ct = 0,1376 cal/g oC
Cg = 0,367 cal/g oC
A. TEORI DASAR
Tegangan(stress)adalah gaya yang bekerja pada
permukaan seluas satu satuan.Teganganmerupakan
besaran skalar yang memiliki satuanN.m-2atau Pascal
(Pa).Teganganpada sebuah benda menyebabkan benda
itu mengalami perubahan bentuk.
Regangan(strain) adalah pertambahan panjang
suatu benda yang disebabkan oleh dua gaya yang sama
besar dengan arah berlawanan dan menjauhi ujung
benda.
Keterangan:
E = Modulus elastisitas (N/m)
e = Regangan
= Tegangan (N/ m2atau Pa)
B. BLANGKO PERCOBAAN
1. Pengukuran dimensi batang
DIMENSI
Lebar (cm)
Tebal (cm)
BATANG BESI
BATANG ALUMUNIUM
1,28
1,28
1,29
1,29
1,285
1,285
1,295
1,295
1,285
1,285
0,8
0,84
0,8
0,82
0,795
0,82
0,8
0,83
0,795
0,83
2.
BATANG ALUMUNIUM
BATANG BESI
PELETAKAN-1
PELETAKAN-2
(+)
(-)
(+)
(-)
(+)
(-)
0,5
2,12
2,78
4,16
4,2
2,16
1,0
4,96
4,54
7,88
8,8
4,4
4,3
1,5
6,68
6,02
7,88
8,8
4,4
4,3
2,0
7,92
7,48
16
16,7
8,9
2,5
9,32
9,12
20,5
20,44
11,3
11,2
3,0
10,78
10,78
24,56
24,56
13,6
13,6
C. KESIMPULAN
Dari praktikum ini didapatkan hasil sebagai berikut :
1. E batang besi = 8,137 x 104 kg m2
2. E batang alumunium :
a. Peletakan 1 = 5,98 x 109 kg m2
b. Peletakan 2 = 8,23 x 103 kg m2
A. TEORI DASAR
Bandul fisis merupakan benda tegar, pusat massa
benda tegar. Pada massa batang logam homogen adalah
di tengah-tengah batang, sedangkan pusat massa dua
keeping logam homogen juga di tengah-tengah keeping.
Jika masing-masing batang dan keeping logam diketahui,
maka pusat massa bandul fisis dapat ditentukan.
Gerak bandul fisis setara dengan gerak pegas,
keduanya merupakan gerak harmonis. Untuk pegas,
geraknya merupakan gerak lurus, sedangkan untuk
bandul fisis geraknya melingkar.
B. BLANGKO PERCOBAAN
1. Percobaan 1
Jarak b (cm) antara titik
gantung dengan pusat
massa
a1
a2
40
20
40
20
40
20
Waktu t (detik)
untuk 20
ayunan
Jumlah ayunan n
(kali) untuk 30
detik
27,81
22
27,78
22
27,84
22
22,5
27
22,56
27
22,56
27
B.
Percobaan B
Jarak b (cm) antara titik
gantung dengan pusat
massa
B1
b2
30
10
30
10
30
10
Waktu t (detik)
untuk 20
ayunan
Jumlah ayunan n
(kali) untuk 30
detik
25
24
25
24
25,12
24
22,5
27
22,44
27
22,57
27
C. KESIMPULAN
Pada praktikum ini didapatkan hasil percepatan gravitasi, antara lain :
1. g dititik A (20 ayunan) = 9,146 m/s2
2. g dititik A (30 detik) = 9,34 m/s2
3. g dititik B (20 ayunan) = 9,21 m/s2
4. g dititik B (30 detik) = 9,13 m/s2
WASSALAMUAILAIKUM WR. WB