Anda di halaman 1dari 38

PRAKTIKUM FISIKA DASAR -1

NAMA

: HARDIAN SYAPUTRA

NIM

: 3332150030

MODUL 1- MOMEN INERSIA


Tujuan Percobaan :
1) Menentukan momen kelembaman benda dengan mengukur massa
serta ukuran geometrinya.
2) Menghitung momen kelembaman dengan mencari waktu getar
ayunan torsi.

A. TEORI DASAR
a.

Apa itu inersia ?


Inersia adalah sifat malas suatu benda untuk menerima perubahan atau cenderung mempertahankan
posisi/keadaannya. Contoh : baling-baling kipas pada saat kipas angin dihidupkan, kendaraan ketika
melakukan pengereman, dll.

b.

Momen inersia ?
Pada gerak translasi, massa dijadikan ukuran kelembaman benda (inersia) yaitu ukuran yang
menyatakan tanggapan benda terhadap perubahan pada keadaan geraknya. Jika massa benda besar, maka
benda sukar dipercepat atau sukar diubah geraknya, tetapi sebaliknya jika massa benda kecil, maka bends
mudah dipercepat atau mudah diubah geraknya.
Pada gerak rotasi besaran yang analog dengan massa adalah momen inersia. Dengan demikian momen
inersia merupakan ukuran kelembaman benda yang berotasi atau berputar pada sumbu putarnya. Momen
inersia (I) dari sebuah partikel bermassam didefinisikan sebagai :
I = mr2
Dari persamaan di atas dapat dikatakan bahwa besar momen inersia sebuah partikel sebanding
dengan massa partikel itu dan sebanding dengan kuadrat jarak partikel ke sumbu putarnya. Sebuah benda
tegar disusun oleh banyak partikel yang terpisah satu dengan yang lain. Maka momen inersia sebuah benda
terhadap suatu sumbu putar dapat dipandang sebagai jumlah aljabar momen-momen inersia partikelpartikel penyusunnya. Jika massa partikel-partikel penyusun itu adalahm1, m2, m3.. dan jarak masingmasing partikel terhadap sumbu putarnya adalahr1, r2, r3. Makamomen inersia terhadap sumbu tersebut

Dari persamaan di atas dapat dikatakan bahwa besar momen inersia sebuah
partikel sebanding dengan massa partikel itu dan sebanding dengan kuadrat jarak
partikel ke sumbu putarnya. Sebuah benda tegar disusun oleh banyak partikel
yang terpisah satu dengan yang lain. Maka momen inersia sebuah benda terhadap
suatu sumbu putar dapat dipandang sebagai jumlah aljabar momen-momen
inersia partikel-partikel penyusunnya. Jika massa partikel-partikel penyusun itu
adalahm1, m2, m3.. dan jarak masing-masing partikel terhadap sumbu putarnya
adalahr1, r2, r3. Makamomen inersia terhadap sumbu tersebut adalah :
I mr2= m1r12+m2r22+

B. BLANGKO PERCOBAAN
1. Persegi panjang
PANJANG, a
(mm)

122,7

122,7

122,7

LEBAR, b (mm)

81,75

81,55

81,75

TEBAL, c (mm)

1,0

1,01

1,01

MASSA, m (g)

81

81

81

T1 (n =12 kali)

13,41

1,117

13,47

1,122

13,47

1,122

T2 (n =12 kali)

12,94

1,078

12,94

1,078

12,97

1,08

T3 (n =12 kali)

11,97

0,997

11,97

0,997

11,93

0,994

2. Silinder
DIAMETER, 2R
(mm)

121,7

121,45

121,35

TEBAL, c (mm)

0,9

0,9

1,0

MASSA, m (g)

97,8

97,8

97,8

T4 (n =12 kali)

13,3
7

1,114

13,3
7

1,114

13,38

1,115

T5 (n
=12 kali)
3. Bujur
Sangkar

11,9
3

0,994

11,9
7

0,997

11,94

0,99

PANJANG, a=b
(mm)

103

103,1

103

TEBAL, c (mm)

1,1

1,0

0,9

MASSA, m (g)

88,1

88,1

88,1

T6 (n =12 kali)

13,2
8

1,105

13,2
8

1,106

13,25

1,104

T7 (n =12 kali)

11,9
3

0,994

11,9
4

0,995

11,93

0,994

C. KESIMPULAN
Pada percobaan kali ini didapatkan bahwa masing-masing harga momen
inersia sebagai berikut :
1. Persegi Panjang :
Ia = 4,5 x 10-5 kg m2
Ib = 10,123 x 10-5 kg m2
Ic = 14,67 x 10-5 kg m2
2. Bujur Sangkar :
Ia = Ib = 7,83 x 10-5 kg m2
Ic = 15,67 x 10-5 kg m2

3. Silinder :
Id = 18,045 x 10-5 kg m2
IR = 20,94 x 10-5 kg m2

MODUL 2- TETAPAN PEGAS


Tujuan Percobaan :
1) Menentukan nilai konstanta pegas.

A. TEORI DASAR
Pegas merupakan benda berbentuk spiral yang terbuat dari logam.
Pegas sendiri mempunyai sifat elastis. Maksudnya ia bisa
mempertahankan bentuknya dan kembali ke bentuk semula setelah
diberi gaya. Gaya pegas dapat didefinisikan sebagai gaya atau kekuatan
lenting suatu pegas untuk kembali ke posisi atau bentuk semula.

Hukum Hooke (Gaya


Pegas):
F = k .x
F = w (gaya berat) =
gaya pegas = gaya
yang
bekerja
pada
pegas
k = konstanta pegas
x
=
pertambahan
panjang
Energi Potensial Pegas:
Ep = . k. x2atau
Ep = . F . x
dimana :
Ep=
energi
potensial
pegas (joule)
k = konstanta pegas (N/m)
x
=
pertambahan
panjang (m)

B. BLANGKO PERCOBAAN
1. Metode Pembebanan
Massa bejana (g)

64,3

64,5

64,5

Panjang pegas tanpa


bejana (mm)

155

155

155

230

230

Panjang pegas dengan


230
2. Metode Pembebanan
bejana (mm) (komputerisasi)
Massa beban
x
k (N/m)
(g)
(m)
50

0,06

8,00

60

0,07

8,143

70

0,08

8,628

3. Metode osilasi
Massa bejana + keping 1 +
keping 2 (g)

77,8

78

78

Jumlah getaran (kali)

214

216

215

Periode (T1) selama 120 detik

0,5607

0,555

0,558

Massa bejana + keping 3 +


keping 4 (g)

77,3

77,375

77,37
5

Jumlah getaran (kali)

211

212

212

Periode (T2) selama 120 detik

0,568

0,566

0,566

Massa bejana + keping 5 +


keping 6 (g)

78,7

78,75

78,75

Jumlah getaran (kali)

210

212

212

Periode (T3) selama 120 detik

0,571

0,566

0,566

Massa bejana + keping 7 +


keping 8 (g)

77,7

78

77,75

Jumlah getaran (kali)

211

211

213

Periode (T4) selama 120 detik

0,568

0,568

0,563

C. KESIMPULAN
Dari praktikum kali ini diperoleh hasil konstanta pegas sebagai berikut :
a) Metode pembebanan :
k = 8,4 Nm-1

b) Metode osilasi :
k1
k2
k3
k4

=
=
=
=

9,876
9,524
9,636
9,567

Nm-1
Nm-1
Nm-1
Nm-1

c) Metode komputerisasi :
k1 dengan beban 50 g = 8,0 Nm-1
k2 dengan beban 60 g = 8,143 Nm-1
k3 dengan beban 70 g = 8,628 Nm-1

MODUL 3- PESAWAT ATWOOD


Tujuan Percobaan :
1) Mengenal besaran fisis momen inersia
2) Mengenal hukum Newton melalui sistem katrol (Pesawat Atwood)
3) Mengamati gerak dipercepat dan gerak dengan kecepatan tetap pada
pesawat atwood
4) Memeriksa apakah hukum Newton berlaku baik terhadap sistem katrol ini
5) Menghitung harga momen inersia katrol, bila percepatan gravitasi
diketahui
6) Menghitung percepatan disuatu tempat bia momen inersia diketahui

A. TEORI DASAR
a. Hukum Newton 1
Jika Resultan (Penjumlahan atau pengurangan gaya)
yang bekerja pada benda sama dengan nol, maka benda
yang semula diam akan tetap diam, dan benda yang
bergerak lurus beraturan akan tetap bergerak lurus
beraturan.Jadi Rumus Hukum Newton 1 adalah :
F = 0

Keterangan :
F = resultan gaya (Kg m/s2)

b. Hukum Newton 2
Percepatan (Perubahan dari kecepatan) gerak benda selalu berbanding lurus dengan resultan
gaya yang bekerja pada suatu benda dan selalu berbanding terbalik dengan massa benda.
Jadi Rumus Hukum Newton 2 adalah :
F = m.a

Keterangan :
F = resultan gaya (Kg m/s2)
m = Massa Benda (Kg)
a = percepatan (m/s2)
c. Hukum Newton 3
Setiap Aksi akan menimbulkan reaksi, artinya Jika Suatu benda mengerjakan gaya terhadap
benda kedua makan, benda kedua akan membalas gaya dari benda pertama dengan arah yang
berlawanan.
Jadi Rumus Hukum Newton 3 adalah :
FAKSI = -FREAKSI

Katrol Tetap

Meskipun keuntunganmekanis
menggunakan katrol ini sama
dengan satu, namunbeban akan
terasa lebih ringan daripada tanpa
katrol (langsungdengan tali). Hal ini
disebabkan oleh gaya yang
dilakukansearah dengan berat
badanmu. Akan tetapi dampak dari
keuntungan mekanis sama dengan 1
(satu) adalah gaya yang kita
keluarkan akan sama dengan berat
benda, sehingga katrol tetapi tidak
bisa digunakan untuk mengangkat
benda yang massanya besar.

Katrol
Bergerak

Katrol bergerak adalah katrol


yang bergerak jika sedang
digunakan. Titik A adalah
titik beban, titik B adalah
titikkuasa, dan titik C
adalah titik tumpu. Jarak AC
adalahlengan beban dan
jarak BC adalah lengan
kuasa.

Katrol
Kombinasi
Katrol kombinasi merupakan gabungan
katrol tetap dan katrol bergerak yang
jugadisebut takal. Jadi pengertian takal
adalah katrol majemuk yang terdiri atas
katrol-katrol tetap dan katrol-katrol
bergerak. Takal biasa digunakan untuk
mengangkat beban yang massanya
besar. Biasanya, sistem katrol ini
digunakan untuk mengangkat beban
yang massanya mencapai beberapa
ton, misalnya kerangka jembatan dan
peti kemas. Dengan sistem katrol,
kuasa yang diperlukan untuk
mengangkat beban tersebut dapat
semakin diperkecil.

B. BLANGKO PERCOBAAN
Massa

II

III

Rata-rata

M1 (g)

81,4

81,5

81,5

81,4

M2 (g)

81,2

81,5

81,5

81,4

m1 (g)

9,2

9,25

9,25

9,23

m2 (g)

6,5

6,5

6,5

6,5

1. Percobaan A (M2 + m1) = 90,63 g


xAB (cm)
t1 (detik)

10
0,7
3

xBC (cm)
t2 (detik)

0,89 0,73 0,76 0,7


6
11

0,4
5

10

10
0,76 0,76

12

0,48 0,39 0,55 0,5


9

0,8
0

10
0,6
9

0,7
3

13
0,45 0,71

0,6
7

0,7
0

0,7
9

14
0,7
4

0,7
7

0,8
0

0,8
4

2.

Percobaan B (M2 +m2 = 87,9 g)


xAB (cm)
t1 (detik)

11
0,8
8

xBC (cm)
t2 (detik)

0,89 0,89 0,92 0,9


4
10

0,4
3

12

13
0,98 1,01

10

0,45 0,39 0,45 0,4


6

1,0
8

14
1,0
1

1,1
0

10
0,48 0,40

0,4
3

1,1
2

1,1
4

10
0,4
0

0,5
0

0,5
3

0,5
6

C. KESIMPULAN
Dari praktikum ini didapat hasil sebagai berikut :
a. Momen inersia katrol ( Ia ) = 8,9x10-3 kg m2
b. Percepatan sistem katrol ( a ) = 36,31x10-3 m/s2

MODUL 4- PANAS JENIS DAN KALORIMETER


Tujuan Percobaan :
1) Menentukan nilai panas jenis tembaga dan gelas dengan pertolongan
kalorimeter tembaga.

A. TEORI DASAR
Kalor
Kalor adalah energi yang diterima atau dilepaskan oleh suatu benda. Kalor
pertamakali diperkenalkan oleh seorang ilmuwan berkebangsaan Perancis yang
bernama Antonnie laurent lavoiser. Kapasitas suatu kalor dinyatakan dalam simbol
kalori (kal) dan kilokalori (kkal), di mana 1 kkal sama dengan 1.000 kalori. 1 kalori
ialah banyaknya panas yang dibutuhkan untuk memanaskan 1 gram air sehingga
suhunya naik 1 derajat celcius.
Panas
Pengertian panas ialah energi yang berpindah akibat dari perbedaan suhu.
Karakteristik panas yaitu bergerak dari tempat bersuhu tinggi ke tempat bersuhu
rendah. Satuan panas disimbolkan dengan joule (J).

Kalor Jenis (c)


Perbandingan antara kapasitas panas dengan massa benda atau banyaknya
kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu 1 C dari 1 kg zat tersebut dinamakan
kalor jenis.
c = Q / m.T
Keterangan:
c : kalor jenis (joule/kg K)
m : massa benda (kg)
T : kenaikan suhu (K)

B. BLANGKO PERCOBAAN

C. KESIMPULAN
Dari praktikum ini didapatkan hasil sebagai berikut :
1. Kalorimeter bukan merupakan alat ukur , tetapi kalorimeter
merupakan alat bantu untuk dapat menentukan nilai panas jenis
dalam praktikum ini.
2. Adapun nilai panas jenis keping gelas dan tembaga yang didapat :
Ct = 0,1376 cal/g oC
Cg = 0,367 cal/g oC

MODUL 5- MODULUS ELASTISITAS


Tujuan Percobaan :
1) Menentukan modulus elastisitas (E) dari berbagai zat padat dengan
cara pelenturan. Dalam percobaan ini zat padatnya adalah besi dan
alumunium

A. TEORI DASAR
Tegangan(stress)adalah gaya yang bekerja pada
permukaan seluas satu satuan.Teganganmerupakan
besaran skalar yang memiliki satuanN.m-2atau Pascal
(Pa).Teganganpada sebuah benda menyebabkan benda
itu mengalami perubahan bentuk.
Regangan(strain) adalah pertambahan panjang
suatu benda yang disebabkan oleh dua gaya yang sama
besar dengan arah berlawanan dan menjauhi ujung
benda.

Modulus Elastisitas (Modulus Young)


Dalam fisika, modulus elastisitas disimbolkan dengan E. Modulus elastisitas
menggambarkan perbandingan antara tegangan dengan regangan yang dialami
bahan. Dengan kata lain, modulus elastis sebanding dengan tegangan dan
berbanding terbalik regangan.

Keterangan:
E = Modulus elastisitas (N/m)
e = Regangan
= Tegangan (N/ m2atau Pa)

B. BLANGKO PERCOBAAN
1. Pengukuran dimensi batang
DIMENSI

Lebar (cm)

Tebal (cm)

BATANG BESI

BATANG ALUMUNIUM

1,28

1,28

1,29

1,29

1,285

1,285

1,295

1,295

1,285

1,285

0,8

0,84

0,8

0,82

0,795

0,82

0,8

0,83

0,795

0,83

2.

Pengukuran Kedudukan Spherometer


KEDUDUKAN SPHEROMETER (mm)
Beban
(kg)

BATANG ALUMUNIUM

BATANG BESI

PELETAKAN-1

PELETAKAN-2

(+)

(-)

(+)

(-)

(+)

(-)

0,5

2,12

2,78

4,16

4,2

2,16

1,0

4,96

4,54

7,88

8,8

4,4

4,3

1,5

6,68

6,02

7,88

8,8

4,4

4,3

2,0

7,92

7,48

16

16,7

8,9

2,5

9,32

9,12

20,5

20,44

11,3

11,2

3,0

10,78

10,78

24,56

24,56

13,6

13,6

C. KESIMPULAN
Dari praktikum ini didapatkan hasil sebagai berikut :
1. E batang besi = 8,137 x 104 kg m2
2. E batang alumunium :
a. Peletakan 1 = 5,98 x 109 kg m2
b. Peletakan 2 = 8,23 x 103 kg m2

3. Besarnya modulus elastisitas dipengaruhi oleh sikap peletakan,


bahan, dll.

MODUL 6- BANDUL FISIS


Tujuan Percobaan :
1) Menentukan percepatan gravitasi bumi dengan mempergunakan
bandul fisis.

A. TEORI DASAR
Bandul fisis merupakan benda tegar, pusat massa
benda tegar. Pada massa batang logam homogen adalah
di tengah-tengah batang, sedangkan pusat massa dua
keeping logam homogen juga di tengah-tengah keeping.
Jika masing-masing batang dan keeping logam diketahui,
maka pusat massa bandul fisis dapat ditentukan.
Gerak bandul fisis setara dengan gerak pegas,
keduanya merupakan gerak harmonis. Untuk pegas,
geraknya merupakan gerak lurus, sedangkan untuk
bandul fisis geraknya melingkar.

Momen inersia bandul I dapat di tulis sebagai :

a1 = Jarak titik gantung terhadap pusat massa


K = jari-jari girasi
Dengan demikian persamaan diatas ditulis sebagai :

B. BLANGKO PERCOBAAN
1. Percobaan 1
Jarak b (cm) antara titik
gantung dengan pusat
massa
a1

a2

40

20

40

20

40

20

Waktu t (detik)
untuk 20
ayunan

Jumlah ayunan n
(kali) untuk 30
detik

27,81

22

27,78

22

27,84

22

22,5

27

22,56

27

22,56

27

B.

Percobaan B
Jarak b (cm) antara titik
gantung dengan pusat
massa
B1

b2

30

10

30

10

30

10

Waktu t (detik)
untuk 20
ayunan

Jumlah ayunan n
(kali) untuk 30
detik

25

24

25

24

25,12

24

22,5

27

22,44

27

22,57

27

C. KESIMPULAN
Pada praktikum ini didapatkan hasil percepatan gravitasi, antara lain :
1. g dititik A (20 ayunan) = 9,146 m/s2
2. g dititik A (30 detik) = 9,34 m/s2
3. g dititik B (20 ayunan) = 9,21 m/s2
4. g dititik B (30 detik) = 9,13 m/s2

THANKS FOR YOUR ATTENTION

WASSALAMUAILAIKUM WR. WB

Anda mungkin juga menyukai