04 Pemeriksaan Fisik Toraks
04 Pemeriksaan Fisik Toraks
TORAKS
Ani Sutriningsih
Observasi (pengamatan
awal)
Sindrom Vena Cava Superior (bull neck) Atrofi Otot Tangan (Sindrom
Pancoast)
Observasi
Terdengar, atau tidaknya suara-suara
nafas abnormal suatu pasien datang :
Mengi, atau wheezing.
Stridor (suara mendengkur) terutama
stridor inspiratoar.
Suara serak, atau hoarseness.
Observasi (pengamatan
awal)
Clubbing Finger
Inspeksi
Kelainan pada dinding toraks.
Kelainan pada bentuk toraks.
Kesimetrisan toraks pada saat
bernafas.
Frekuensi pernafasan.
Jenis pernafasan.
Irama pernafasan.
Inspeksi
Kelainan pada dinding toraks :
Jaringan parut bekas operasi pada dada.
Pelebaran vena-vena superfisial pada
dinding dada.
Massa abnormal pada dinding dada.
Pembesaran payudara pada pria.
Pelebaran, atau adanya retraksi otototot interkostalis.
Inspeksi
Kelainan bentuk toraks
Dada paralitikum.
Dada emfisema (barrel chest).
Pectus excavatum.
Pectus carinatum.
Kifosis.
Skoliosis.
Pectus Excavatum
Inspeksi
Frekuensi Pernafasan
Hitunglah berapa banyak pasien bernafas
dalam satu menit.
Orang dewasa normal bernafas 14-20 kali per
menit.
Pada bayi yang sehat frekuensi bernafas 24-32
kali per menit.
Bandingkan frekuensi bernafas pasien, dengan
nilai yang normal.
Apakah frekuensi bernafas pasien normal.
Frekuensi terlalu cepat (takipneu).
Frekuensi terlalu lambat (bradipneu).
Frekuensi tidak bernafas (apneu).
Jenis Pernafasan
Amatilah jenis pernafasan pasien (jenis pernafasan
normal) :
Apakah torakoabdominal (terutama pada wanita).
Apakah abdominotorakal (terutama pada pria).
Amatilah apakah terdapat jenis pernafasan
abnormal seperti :
Pernafasan torakal.
Pernafasan abdominal.
Pursed Lips Breathing.
Pernafasan cuping hidung yang cepat dan dangkal.
Irama Pernafasan
Amatilah irama pernafasan pasien. Irama
pernafasan normal adalah, pernafasan yang
silih berganti antara inspirasi dan ekspirasi,
dengan frekuensi yang normal
Amatilah ada tidaknya irama pernafasan yang
abnormal seperti :
Bradipneu.
Takipneu.
Hiperpneu.
Pernafasan Cheyne Stokes.
Pernafasan Biot.
Sighing Respiration.
Palpasi
Palpasi kelenjar getah bening kepala
& leher (di bahas lebih lanjut pada
pemeriksaan fisik Blok Sistem Organ
Khusus)
Palpasi trakea.
Palpasi statis dinding dada anterior.
Palpasi dinamis :
Pemeriksaan ekspansi paru.
Pemeriksaan tactile vocal fremitus.
Palpasi Trakea
Pemeriksa berada di depan pasien.
Letakkanlah ujung jari telunjuk tangan kanan
(dapat juga dengan ujung jari tengah dan
jari manis) pada lekukan suprasternal.
Tekanlah jari ke arah trakea secara perlahanlahan, kemudian geser jari perlahan-lahan ke
arah atas untuk menilai ada tidaknya deviasi
trakea.
Pada orang yang normal posisi trakea
terletak pada garis tengah tubuh.
Terkadang dapat juga ditemukan adanya
deviasi trakea ringan ke arah kanan pada
orang normal.
Palpasi Trakea
Palpasi Trakea
Cont
Bandingkanlah tactile vocal fremitus pada
yang dirasakan pada telapak tangan kanan
dan kiri pada dinding toraks anterior maupun
posterior, mulai dari bagian atas, tengah dan
bawah. Apakah fremitus normal, melemah
(pada emfisema atau pneumotoraks), atau
mengeras (pada pneumonia atau Tb paru
aktif).
Setiap melakukan pemeriksaan tactile vocal
fremitus, kedua telapak tangan harus
disilangkan
secara
bergantian
untuk
konfirmasi getaran suara yang dirasakan, bila
terasa fremitus yang tidak sama pada
telapak tangan kanan dan kiri.
Perkusi
Teknik perkusi dasar dinding
toraks.
Perkusi batas paru-hati.
Peranjakan hati.
Perkusi dinding toraks posterior.
Cont
Lakukanlah perkusi secara bergantian
pada sela iga dinding toraks sebelah
kanan ke sela iga dinding toraks sebelah
kiri, dimulai dari toraks sebelah atas,
tengah dan bawah pada dinding toraks
anterior.
Lakukanlah teknik perkusi yang sama,
pada dinding toraks posterior.
Lakukanlah penilaian terhadap suara
perkusi yang timbul pada dinding toraks
pasien apakah sonor (normal), hipersonor
(pada PPOK), redup (pada efusi pleura)
dan beda (pada efusi pleura masif)
Teknik Auskultasi
Letakkanlah stetoskop pada seluruh
dinding toraks secara sistematis dan
bergantian, pada sela iga dinding toraks
sebelah kanan ke sela iga dinding toraks
sebelah kiri, dimulai dari toraks sebelah
atas, tengah dan bawah pada dinding
toraks anterior.
Mintalah pasien untuk melakukan inspirasi
dan ekspirasi, lalu dengarkanlah dengan
seksama suara nafas yang terdengar.
Lakukanlah teknik pemeriksaan auskultasi
yang sama, pada dinding toraks posterior.
Teknik Auskultasi
Suara Nafas
Suara nafas normal :
Vesikuler.
Bronkial.
Bronkovesikuler.
Suara nafas tambahan :
Ronkhi basah.
Ronkhi kering dan wheezing.
Bising gesek pleura.
Bising krepitasi.
Penilaian Auskultasi
Lakukanlah penilaian terhadap suara pernafasan
normal (terutama vesikuler), yang terdengar dari
stetoskop :
Intensitas (normal, melemah, atau mengeras)
Letaknya, apakah terdengar pada tempat yang
seharusnya, atau tidak (misalnya terdengarnya
suara bronkial pada lapangan perifer paru, karena
adanya penghantar seperti infiltrat atau tumor).
Dengarkanlah dengan seksama ada tidaknya
suara nafas tambahan, seperti ronkhi basah,
ronkhi kering, mengi, dan krepitasi.
Cont
2.Bronchovesikular : merupakan
gabungan dari suara nafas bronchial dan
vesikular. Suaranya terdengar nyaring
dan dengan intensitas yang sedang.
Inspirasi sama panjang dengan ekspirasi.
Suara ini terdengar di daerah thoraks
dimana bronchi tertutup oleh dinding
dada.
3.Vesikular : terdengar lembut, halus,
seperti angin sepoi-sepoi. Inspirasi lebih
panjang dari ekspirasi, ekspirasi
terdengar seperti tiupan.
Cont
3.
Cont
4. Crackles
a. Fine crackles : setiap fase lebih sering
terdengar saat inspirasi. Karakter suara
meletup, terpatah-patah akibat udara
melewati daerah yang lembab di alveoli atau
bronchiolus. Suara seperti rambut yang
digesekkan.
b. Coarse crackles : lebih menonjol saat
ekspirasi. Karakter suara lemah, kasar, suara
gesekan terpotong akibat terdapatnya cairan
atau sekresi pada jalan nafas yang besar.
Mungkin akan berubah ketika klien batuk.
Next