Anda di halaman 1dari 41

PEMERIKSAAN FISIK

TORAKS

Ani Sutriningsih

Teknik Pemeriksaan Fisik


Toraks
Observasi
Ada tidaknya kelainan pada daerah kepala
leher yang berkaitan dengan kelainan pada
paru dan saluran pernafasan, misalnya :
Sianosis ujung lidah (hipoksemia).
Bull Neck pada Sindrom Vena Cava
Superior.
Deviasi trakea (biasanya ke sisi kanan).
Pembengkakan KGB leher.

Observasi (pengamatan
awal)

Sindrom Vena Cava Superior (bull neck) Atrofi Otot Tangan (Sindrom
Pancoast)

Teknik Pemeriksaan Fisik


Toraks
Observasi
Ada tidaknya kelainan pada daerah
ekstremitas yang berkaitan dengan
kelainan pada paru dan saluran
pernafasan :
Clubbing Finger
Sianosis perifer pada kuku jari.
Karat nikotin pada perokok.
Atropi pada otot-otot tangan dan
lengan, pada Sindrom Pancoast.

Teknik Pemeriksaan Fisik


Toraks

Observasi
Terdengar, atau tidaknya suara-suara
nafas abnormal suatu pasien datang :
Mengi, atau wheezing.
Stridor (suara mendengkur) terutama
stridor inspiratoar.
Suara serak, atau hoarseness.

Observasi (pengamatan
awal)

Clubbing Finger

Karat Nikotin (perokok berat)

Inspeksi
Kelainan pada dinding toraks.
Kelainan pada bentuk toraks.
Kesimetrisan toraks pada saat
bernafas.
Frekuensi pernafasan.
Jenis pernafasan.
Irama pernafasan.

Inspeksi
Kelainan pada dinding toraks :
Jaringan parut bekas operasi pada dada.
Pelebaran vena-vena superfisial pada
dinding dada.
Massa abnormal pada dinding dada.
Pembesaran payudara pada pria.
Pelebaran, atau adanya retraksi otototot interkostalis.

Inspeksi
Kelainan bentuk toraks
Dada paralitikum.
Dada emfisema (barrel chest).
Pectus excavatum.
Pectus carinatum.
Kifosis.
Skoliosis.

Kelainan Bentuk Toraks

Dada Emfisema (barrel chest)


Lumbar

Skoliosis Toraks & Skoliosis

Kelainan Bentuk Toraks

Pectus Carinatum (pigeon chest)

Pectus Excavatum

Kesimetrisan Toraks Pada Saat


Bernafas
Amatilah apakah kedua lapangan toraks
simetris saat bernafas. Pada keadaan normal
kedua lapangan toraks simetris saat bernafas.
Apakah ada lapangan toraks yang tertinggal
saat bernafas, misalnya pada :
Emfisema berat.
Pasien dengan ukuran tumor paru, atau
mediastinum yang besar.
Efusi pleura yang masif.
Kolaps paru.
Perhatikan ada tidaknya pemakaian otot-otot
bantu pernafasan, misalnya pada kasus PPOK
berat.

Inspeksi

Gambaran Pasien PPOK (Barrel Chest & Hipertrofi Otot


Pernafasan)

Frekuensi Pernafasan
Hitunglah berapa banyak pasien bernafas
dalam satu menit.
Orang dewasa normal bernafas 14-20 kali per
menit.
Pada bayi yang sehat frekuensi bernafas 24-32
kali per menit.
Bandingkan frekuensi bernafas pasien, dengan
nilai yang normal.
Apakah frekuensi bernafas pasien normal.
Frekuensi terlalu cepat (takipneu).
Frekuensi terlalu lambat (bradipneu).
Frekuensi tidak bernafas (apneu).

Jenis Pernafasan
Amatilah jenis pernafasan pasien (jenis pernafasan
normal) :
Apakah torakoabdominal (terutama pada wanita).
Apakah abdominotorakal (terutama pada pria).
Amatilah apakah terdapat jenis pernafasan
abnormal seperti :
Pernafasan torakal.
Pernafasan abdominal.
Pursed Lips Breathing.
Pernafasan cuping hidung yang cepat dan dangkal.

Irama Pernafasan
Amatilah irama pernafasan pasien. Irama
pernafasan normal adalah, pernafasan yang
silih berganti antara inspirasi dan ekspirasi,
dengan frekuensi yang normal
Amatilah ada tidaknya irama pernafasan yang
abnormal seperti :
Bradipneu.
Takipneu.
Hiperpneu.
Pernafasan Cheyne Stokes.
Pernafasan Biot.
Sighing Respiration.

Palpasi
Palpasi kelenjar getah bening kepala
& leher (di bahas lebih lanjut pada
pemeriksaan fisik Blok Sistem Organ
Khusus)
Palpasi trakea.
Palpasi statis dinding dada anterior.
Palpasi dinamis :
Pemeriksaan ekspansi paru.
Pemeriksaan tactile vocal fremitus.

Palpasi KGB Kepala & Leher

Kelenjar Getah Bening Kepala & Leher

Palpasi Trakea
Pemeriksa berada di depan pasien.
Letakkanlah ujung jari telunjuk tangan kanan
(dapat juga dengan ujung jari tengah dan
jari manis) pada lekukan suprasternal.
Tekanlah jari ke arah trakea secara perlahanlahan, kemudian geser jari perlahan-lahan ke
arah atas untuk menilai ada tidaknya deviasi
trakea.
Pada orang yang normal posisi trakea
terletak pada garis tengah tubuh.
Terkadang dapat juga ditemukan adanya
deviasi trakea ringan ke arah kanan pada
orang normal.

Palpasi Trakea

Palpasi Trakea

Palpasi Dinding Toraks Anterior (palpasi


statis)
Lakukan palpasi dinding toraks anterior,
dengan telapak tangan untuk menentukan
ada tidaknya kelainan pada dinding dada.
Tentukan ada tidaknya kelainan pada
dinding dada, misalnya seperti :
Nyeri tekan pada dinding dada.
Krepitasi karena emfisema subkutis.
Tumor.

Pemeriksaan Ekspansi Paru (palpasi


dinamis)
Letakkan kedua telapak tangan, dan ibu jari
secara simetris pada masing-masing tepi iga,
sedangkan jari-jari lainnya menjulur sepanjang
sisi lateral lengkung iga.
Kedua ibu jari harus saling berdekatan di garis
tengah, dan sedikit diangkat, agar dapat
bergerak bebas secara simetris saat pasien
menarik nafas (inspirasi).
Bila terdapat kelainan pada salah satu sisi
toraks, ekspansi dada pada sisi tersebut akan
berkurang, sehingga gerakan kedua ibu jari
menjadi tidak simetris.

Pemeriksaan Ekspansi Paru (palpasi dinamis)

Pemeriksaaan Ekpansi Paru Dinding Toraks Anterior & Posterior

Pemeriksaan Tactile Vocal Fremitus


(palpasi dinamis)
Letakkan kedua telapak tangan pada
permukaan dinding toraks.
Mintalah pasien menyebutkan katakata yang menimbulkan resonansi yang
tinggi sehingga getaran suara yang
teraba pada dinding toraks akan terasa
lebih jelas seperti angka 77 atau 99.
Rasakanlah getaran suara yang timbul
dengan seksama.

Cont
Bandingkanlah tactile vocal fremitus pada
yang dirasakan pada telapak tangan kanan
dan kiri pada dinding toraks anterior maupun
posterior, mulai dari bagian atas, tengah dan
bawah. Apakah fremitus normal, melemah
(pada emfisema atau pneumotoraks), atau
mengeras (pada pneumonia atau Tb paru
aktif).
Setiap melakukan pemeriksaan tactile vocal
fremitus, kedua telapak tangan harus
disilangkan
secara
bergantian
untuk
konfirmasi getaran suara yang dirasakan, bila
terasa fremitus yang tidak sama pada
telapak tangan kanan dan kiri.

Pemeriksaan Tactile Vocal Fremitus (palpasi


dinamis)

Pemeriksaan Tactile Vocal Fremitus

Perkusi
Teknik perkusi dasar dinding
toraks.
Perkusi batas paru-hati.
Peranjakan hati.
Perkusi dinding toraks posterior.

Teknik Perkusi Dasar Dinding


Toraks
Letakkan telapak tangan kiri pada
dinding toraks.
Tekan sedikit jari telunjuk atau jari
tengah tangan kiri (jari fleksimeter)
pada sela iga daerah toraks yang akan
diperiksa.
Ketuklah bagian tengah falang medial
dari jari fleksimeter dengan ujung jari
tengah kanan (jari fleksor) dengan
menggunakan
sendi
pergelangan
tangan sebagai poros.

Cont
Lakukanlah perkusi secara bergantian
pada sela iga dinding toraks sebelah
kanan ke sela iga dinding toraks sebelah
kiri, dimulai dari toraks sebelah atas,
tengah dan bawah pada dinding toraks
anterior.
Lakukanlah teknik perkusi yang sama,
pada dinding toraks posterior.
Lakukanlah penilaian terhadap suara
perkusi yang timbul pada dinding toraks
pasien apakah sonor (normal), hipersonor
(pada PPOK), redup (pada efusi pleura)
dan beda (pada efusi pleura masif)

Teknik Perkusi Dinding Toraks

Lokasi Titik Perkusi Dinding Toraks Anterior & Posterior

Perkusi Dinding Toraks


Posterior
Mintalah penderita untuk menyilangkan
kedua lengannya di dada, dengan kedua
telapak tangan diletakkan pada masingmasing bahu secara kontralateral.
Lakukanlah perkusi secara bergantian
pada sela iga dinding toraks sebelah
kanan, ke sela iga dinding toraks sebelah
kiri, dimulai dari toraks sebelah atas,
tengah dan bawah pada dinding toraks
posterior.

Teknik Auskultasi
Letakkanlah stetoskop pada seluruh
dinding toraks secara sistematis dan
bergantian, pada sela iga dinding toraks
sebelah kanan ke sela iga dinding toraks
sebelah kiri, dimulai dari toraks sebelah
atas, tengah dan bawah pada dinding
toraks anterior.
Mintalah pasien untuk melakukan inspirasi
dan ekspirasi, lalu dengarkanlah dengan
seksama suara nafas yang terdengar.
Lakukanlah teknik pemeriksaan auskultasi
yang sama, pada dinding toraks posterior.

Teknik Auskultasi

Lokasi Pemeriksaan Auskultasi Dinding Toraks Anterior & Posterior

Suara Nafas
Suara nafas normal :
Vesikuler.
Bronkial.
Bronkovesikuler.
Suara nafas tambahan :
Ronkhi basah.
Ronkhi kering dan wheezing.
Bising gesek pleura.
Bising krepitasi.

Penilaian Auskultasi
Lakukanlah penilaian terhadap suara pernafasan
normal (terutama vesikuler), yang terdengar dari
stetoskop :
Intensitas (normal, melemah, atau mengeras)
Letaknya, apakah terdengar pada tempat yang
seharusnya, atau tidak (misalnya terdengarnya
suara bronkial pada lapangan perifer paru, karena
adanya penghantar seperti infiltrat atau tumor).
Dengarkanlah dengan seksama ada tidaknya
suara nafas tambahan, seperti ronkhi basah,
ronkhi kering, mengi, dan krepitasi.

Suara nafas normal :


1.Bronchial : sering juga disebut
dengan Tubular sound karena suara
ini dihasilkan oleh udara yang melalui
suatu tube (pipa), suaranya terdengar
keras, nyaring, dengan hembusan
yang lembut. Fase ekspirasinya lebih
panjang daripada inspirasi, dan tidak
ada henti diantara kedua fase
tersebut. Normal terdengar di atas
trachea atau daerah suprasternal
notch.

Cont

2.Bronchovesikular : merupakan
gabungan dari suara nafas bronchial dan
vesikular. Suaranya terdengar nyaring
dan dengan intensitas yang sedang.
Inspirasi sama panjang dengan ekspirasi.
Suara ini terdengar di daerah thoraks
dimana bronchi tertutup oleh dinding
dada.
3.Vesikular : terdengar lembut, halus,
seperti angin sepoi-sepoi. Inspirasi lebih
panjang dari ekspirasi, ekspirasi
terdengar seperti tiupan.

Suara nafas tambahan


1. Wheezing : terdengar selama inspirasi
dan ekspirasi, dengan karakter suara
nyaring, musikal, suara terus menerus
yang berhubungan dengan aliran udara
melalui jalan nafas yang menyempit.
2. Ronchi : terdengar selama fase inspirasi
dan ekspirasi, karakter suara terdengar
perlahan, nyaring, suara mengorok terusmenerus. Berhubungan dengan sekresi
kental dan peningkatan produksi sputum

Cont
3.

Pleural friction rub : terdengar


saat inspirasi dan ekspirasi. Karakter
suara : kasar, berciut, suara seperti
gesekan akibat dari inflamasi pada
daerah pleura. Sering kali klien juga
mengalami nyeri saat bernafas
dalam.

Cont

4. Crackles
a. Fine crackles : setiap fase lebih sering
terdengar saat inspirasi. Karakter suara
meletup, terpatah-patah akibat udara
melewati daerah yang lembab di alveoli atau
bronchiolus. Suara seperti rambut yang
digesekkan.
b. Coarse crackles : lebih menonjol saat
ekspirasi. Karakter suara lemah, kasar, suara
gesekan terpotong akibat terdapatnya cairan
atau sekresi pada jalan nafas yang besar.
Mungkin akan berubah ketika klien batuk.

Next

Anda mungkin juga menyukai