Anda di halaman 1dari 15

KOLELITIASIS

KELOMPOK 4

A. PENGERTIAN

Kolelitiasis disebut juga batu empedu,


gallstones, biliary calculus.
Istilah kolelitiasis dimaksudkan untuk
pembentukan batu di dalam kandung
empedu.
Batu kandung empedu merupakan
gabungan beberapa unsur yang
membentuk suatu material mirip batu
yang terbentuk di dalam kandung
empedu. (Nucleus Precise Newsletter,
edisi 72, 2011).

B. ETIOLOGI

Empedu normal terdiri dari 70%


garam empedu (terutama kolik dan
asam
chenodeoxycholic),
22%
fosfolipid (lesitin), 4% kolesterol, 3%
protein dan 0,3% bilirubin. Komponen
utama dari batu empedu adalah
kolesterol yang biasanya tetap
berbentuk cairan. Jika cairan empedu
menjadi jenuh karena kolesterol,
maka kolesterol bisa menjadi tidak
larut dan membentuk endapan di

FAKTOR RESIKO
Kolelitiasis dapat terjadi dengan atau tanpa faktor resiko dibawah ini :

Wanita (beresiko dua jadi lebih besar dibanding laki-laki)

Usia lebih dari 40 tahun .

Kegemukan (obesitas).

Faktor keturunan

Aktivitas fisik

Kehamilan (resiko meningkat pada kehamilan)

Hiperlipidemia

Diet tinggi lemak dan rendah serat

Pengosongan lambung yang memanjang

Nutrisi intravena jangka lama

Dismotilitas kandung empedu

Obat-obatan antihiperlipedmia (clofibrate)

C. KLASIFIKASI
Dikenal tiga jenis batu empedu yaitu
batu kolesterol, batu pigmen atau
batu bilirubin, yang terdiri dari
kalsium
bilirubinat,
dan
batu
campuran

D. MANIFESTASI KLINIS

Batu empedu bisa terjadi secara tersembunyi karena tidak


menimbulkan rasa nyeri dan hanya menyebabkan gejala
gastrointestinal yang ringan. Batu tersebut mungkin
ditemukan secara kebtulan pada saat dilakukan pembedahan
atau evaluasi untuk gangguan yang tidak berhubungan sama
sekali.

Penderita penyakit kandung empedu akibat batu empedu


dapat mengalami dua jenis gejala: gejala yang disebabkan
oleh penyakit pada kandung empedu itu sendiri dan gejala
yang terjadi akibat obstruksi pada lintasan empedu oleh batu
empedu. Gejala bisa bersifat akut atau kronis. Gangguan
epigastrium, seperti rasa penuh, distensi abdomen, dan nyeri
yang samar pada kuadran kanan atas abdomen, dapat
terjadi. Gangguan ini dapat terjadi setelah individu
mengkonsumsi makanan yang berlemak atau yang digoreng.

E. PATOFISIOLOGI
Ada dua tipe utama batu empedu yaitu :
1. Batu Pigmen
Kemungkinan
akan
terbentuk
bila
pigmen yang terkonjugasi dalam empedu
mengadakan presipitasi (pengendapan)
sehingga terjadi batu.
Resiko terbentuknya batu semacam ini
semakin besar pada pasien sirosis,
hemolisis dan infeksi percabangan bilier.
Batu ini tidak dapat dilarutkan dan harus
dikeluarkan dengan jalan operasi.

2. Batu Kolesterol
Kolesterol
yang
merupakan
unsur
normal
pembentuk empedu bersifat tidak larut dalam air.
Kelarutannya bergantung pada asam-asam empedu
dan lesitin (fosfolipid) dalam empedu. Pada pasien
yang cenderung menderita batu empedu akan
terjadi penurunan sintesis asam empedu dan
peningkatan sintesis kolesterol dalam hati.
Keadaan ini mengakibatkan supersaturasi getah
empedu oleh kolesterol yang kemudian keluar dari
getah empedu, mengendap dan membentuk batu.
Getah empedu yang jenuh oleh kolesterol
merupakan predisposisi untuk timbulnya batu
empedu dan berperan sebagai iritan yang
menyebabkan peradangan dalam kandung empedu.

F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Pemeriksaan Fisik
terdiri dari :
a. Pemeriksaan Batu kandung empedu
b. Pemeriksaan Batu saluran empedu
2. Pemeriksaan laboratorium
3. Pemeriksaan pencitraan

G. PENATALAKSANAAN
1. Penatalaksanaan Non Bedah
Tujuan utama terapi medis adalah untuk mengurangi
insiden episode akut nyeri kandung empedu dan
kolesistitis melalui :
a. Penatalaksanaan pendukung dan diet
b. Disolusi medis
c. Disolusi kontak
d. Litotripsi Gelombang Elektrosyok (ESWL)
e. Endoscopic Retrograde Cholangiopancreatography
(ERCP)

LANJUTAN...
2. Penatalaksanaan Bedah
Penatalaksanaan bedah terdiri dari:
a. Penatalaksanaan praoperatif
Disamping pemeriksaan sinar X pada kandug
empedu, pembuatann fotothorks, elektrokardiogram
dan pemeriksaan faal hati dapat dilakukan. Vitamin
K diberikan jika kadar protrombin pasien rendah.
Terapi komponen darah dapat dikerjakan sebelum
pembedahan.

LANJUTAN...
b. Intervensi Bedah dan Sistem Drainase
Biasanya ditempatkan pada meja operasi dengan
abdomen bagian atas di tinggikan menggunakan
bantal udara atau kantong pasien agar daerah bilier
lebih mudah di akses.
c. Kolesistektomi
Dalam prosedur ini, kandung empedu di angkat
setelah arteri dan duktus sistikus diligasi.
Kolesistektomi dilakukan pada sebagian besar kasus
kolesistitis akut dan kronis.

LANJUTAN...
d. Minikolesistektomi
Minikolesistektomi merupakan prosedur bedah
untuk mengeluarkan kandung empedu lewat luka
insisi selebar 4 cm.
e. Kolesistektomi laparostopik (atau endoskopik)
Kolesistektomi endoskopik dilakukan lewat luka
insisi yang lebih kecil atau luka tusukan melalui
dinding abdomen pada ubilikus.

H. KOMPLIKASI
Komplikasi yang dapat terjadi pada penderita kolelitiasis :
1. Asimtomatik
2. Obstruksi duktus sistikus
3. Kolik bilier
4. Kolesistitis akut
5. Perikolesistitis
6. Peradangan pankreas (pankreatitis)
7. Perforasi
8. Kolesistitis kronis
9. Hidrop kandung empedu
10. Empiema kandung empedu
11. Fistel kolesistoenterik
12. Batu empedu sekunder (Pada 2-6% penderita, saluran menciut kembali dan
batu empedu muncul lagi)
13. Ileus batu empedu (gallstone ileus)

Thank you

Anda mungkin juga menyukai