Anda di halaman 1dari 23

Ir.

CHRISTIAN LAOTONGAN, MSi


Kasubid Tanggap Darurat
BPBD Prov.Sulut

PENCARIAN, PERTOLONGAN
dan EVAKUASI

LANDASAN HUKUM
UUD RI Tahun 1945 Pasal 5 ayat (2)
UU No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan
Daerah
PP RI No. 12 Tahun 2000 tentang Pencarian dan
Pertolongan
PP RI No. 36 Tahun 2006 Tentang Pencarian dan
Pertolongan
PP RI No. 99 Tahun 99 Tahun 2007 Tentang Badan
SAR Nasional
PP RI No. 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan
Penanggulangan Bencana
PP RI No. 22 Tahun 2008 Tentang Pendanaan an
Pengelolaan Bantuan Bencana

LANDASAN HUKUM
PP RI No. 23 Tahun 2008 Tentang Peran Lembaga
Internasional dan Lembaga Asing Non Pemerintah dalam
Penanggulangan Bencana
PP RI No. 8 tahun 2008 Tentang Badan Nasional
Penanggulangan Bencana
Kepmendagri RI No. 46 Tahun 2008 Tentang Badan
Penanggulangan Bencana Daerah
Kep. Bersama Menkes RI dan Kapolri No.
1087/Menkes/SKB/IX/2004 dan No Polisi: Kep40/IX/2004
Tentang Pedoman Pelaksanaan Identifikasi Korban Mati Pada
Bencana Masal
Perka BNPB No. 9 Tahun 2008 Tentang Prosedur Tetap Tim
Reaksi Cepat Badan Nasional Penanggulangan Bencana
Perka BNPB No. 10 Tahun 2008 Tentang Pedoman Komando
tanggap Darurat Bencana
Kesepakatan Bersama antara Menkes RI dan Kapolri No.
1078/Menkes/SKB/VII/2003 dan No Polisi:
B/3889/VII/2003 Tentang Identifikasi Korban Mati Pada
Bencana Masal

TUJUAN
Menemukan lokasi bencana, korban manusia dan harta
benda yg hilang atau yg dikhawatirkan akan hilang akibat
bencana
Menolong korban
Memindahkan korban ke tempat yg aman

PENGERTIAN
Korban bencana adalah orang atau kelompok orang yg
menderita atau meninggal dunia akibat bencana
Pencarian adalah kegiatan untuk menemukan korban bencana
yg hilang atau dikhawatirkan hilang dlm situasi tanggap
darurat
Pertolongan adalah upaya untuk mempertahankan hidup
korban dlm situasi tanggap darurat
Evakuasi adalah upaya untuk memindahkan korban dari lokasi
bencana ke wilayah yg lebih aman dan atau penampungan
pertama utk mendptkan tindakan penanganan lebih lanjut

KEBIJAKAN
Pencarian, pertolongan dan evakuasi korban bencana
dilaksanakan secara terpadu dan terkoordinasi yang melibatkan
seluruh potensi pemerintah, swasta dan masyarakat.
Pelaksanaan pencarian, pertolongan dan evakuasi korban
bencana dilakukan dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan
dan teknologi yang menghargai budaya, adat istiadat, kearifan
lokal dan pengetahuan masyarakat setempat.
Peranserta lembaga internasional dan lembaga asing non
pemerintah bersifat komplementer.

STRATEGI
Memobilisasi potensi sumber daya.
Memberdayakan masyarakat.

PELAKSANA
TRC-PB Sub Tim Penyelamatan dan Evakuasi
Anggota : SAR, Petugas Kesehatan, Relawan Terlatih, dll
TRC-PB berdasarkan struktur organisasi komando tanggap
darurat bencana berada di bawah kendali bidang operasi
Komand
an

Bid.
Perencana
an

Bid.
Operasi
TRC

Bid.
Logistik
dan
Peralatan

Bid. Adm.
Keuangan

Sub Tim
Penyelamatan
dan Evakuasi

TUGAS TIM
Mencari dan melokalisasi korban
Memeriksa status kesehatan korban (Triase)
Memberikan pertolongan pertama bila diperlukan
Memindahkan korban dari lokasi bencana ke tempat
pengumpulan/penampungan jika diperlukan
Memindahkan korban ke pos pelayanan medis lanjutan jika
diperlukan

SASARAN
Korban :
Hidup
Luka/sakit
Meninggal

TAHAPAN
Pencarian
Pertolongan
Evakuasi

PENCARIAN
Tim menuju lokasi bencana setelah mendpt info dan komando
dari komandan tanggap darurat
Memetakan kondisi awal, cuaca, geografi, dll
Menentukan lokasi bencana dan luas dampak bencana serta
mengadakan pembagian daerah pencarian, dng membuat
batasan lokasi bencana berdasarkan klasifikasi tiga wilayah
penanganan :
Ring I, yaitu daerah tempat terjadinya bencana, yg
kemungkinan ditemukan korban paling banyak dan berbahaya
serta dimungkinkan munculnya bencana susulan
Ring II, yaitu daerah sekitar terjadinya bencana yg masih
dimungkinkan ditemukan korban
Ring III, yaitu daerah yang relatif aman untuk dijadikan
tempat evakuasi sementara (titik kumpul sementara)

PENCARIAN
Mengidentifikasi dan mengantisipasi kebutuhan sumber daya
yang diperlukan dalam pertolongan dan evakuasi korban
Mengidentifikasi potensi bahaya sekunder bagi keselamatan
korban dan penolong
Mencari dan menemukan korban
Melaporkan kegiatan pencarian secara berkala (3 atau 6 jam)
atau sesuai kondisi

PERTOLONGAN
Mempersiapkan peralatan triase dan pertolongan pertama
Menetapkan petugas medik yg akan melakukan triase
Memeriksa status kesehatan korban yg ditemukan dng
melakukan triase
Dilakukan identifikasi bagi korban meninggal oleh pihak
berwenang (tenaga DVI)
Memberikan pertolongan pertama dan pengobatan di lokasi
bencana jika diperlukan
Mempersiapkan korban untuk proses evakuasi (stabilisasi
korban)
Melaporkan kegiatan pertolongan secara berkala (3 atau 6 jam)
atau sesuai kondisi

TRIASE
Triase adalah upaya identifikasi korban dng memilah-milah
status korban berdasarkan kondisi kesehatan
Pemilahan dng menggunakan label : merah, kuning, hijau dan
hitam
Merah : penanda korban kondisi gawat darurat (syok,
gangguan pernapasan, trauma kepala berat, pendarahan
eksternal besar)
Kuning : penanda korban kondisi gawat tdk darurat (risiko
syok, fraktur multiple, luka bakar luas, gangguan kesadaran)
Hijau : penanda korban kondisi tdk gawat tdk darurat
(fraktur minor, luka minor, luka bakar minor)
Hitam : korban yg tlh meninggal

TRIASE
Triase lapangan dilakukan pd 3 kondisi :
Triase di tempat : dilakukan di tempat ditemukan atau di
tempat kumpul sementara
Triase medik : dilakukan saat korban memasuki pos medik
lanjutan
Triase evakuasi : ditujukan pd korban yg dpt dipindahkan ke
rumah sakit yg tlh siap menerima korban bencana massal

EVAKUASI
mempersiapkan peralatan dan sarana transportasi untuk
evakuasi korban seperti :
Korban tdk luka/sakit : bus, truk, dll
Korban luka/sakit : tandu/stretcher, ambulans dll
Korban meninggal : kantong jenazah, mobil jenazah
Perlu ditunjuk petugas pengatur evakuasi
Petugas pengatur evakuasi hrs memiliki informasi yg up to
date tentang :
Lokasi tmpt penampungan pengungsi dan kapasitasnya
Lokasi fasilitas rujukan kesehatan (Pusk rwt inap maupun
RS) dan kapasitas Tmpt Tidurnya yg bisa digunakan serta
kesiapan tenaga kesehatannya

EVAKUASI
Memindahkan korban keluar dari lokasi bencana ke tempat
pengumpulan sementara/tempat perawatan lapangan
Memindahkan korban dari tempat pengumpulan
sementara/tempat perawatan lapangan ke pos pelayanan
medis lanjutan/Rumah Sakit rujukan jika diperlukan
Memberikan tindakan dan pengobatan bagi korban selama
proses evakuasi jika diperlukan
Melaporkan kegiatan evakuasi secara berkala (3 atau 6 jam)
atau sesuai kondisi

PENGAMANAN
Utk efektifitas kerja tim penolong dlm upaya penyelamatan
dan evakuasi korban
Langkah pengamanan berupa upaya pencegahan yg dilakukan
dng membatasi area penyelamatan dan menetapkan daerah
larangan yg mencakup :
Daerah pusat bencana, yg mana terbatas hanya utk tim
penolong profesional dng peralatan yg memadai
Area sekunder, hanya diperuntukan bagi petugas yg
ditugaskan utk operasi penyelamatan korban, perawatan,
evakuasi, komunikasi, keamanan dan area parkir bagi
kendaraan transportasi utk evakuasi
Area tersier, merupakan area utk pusat informasi yg mana
media massa dijinkan utk berada di area ini. Area ini juga
difungsikan sebagai penahan utk mencegah masyarakat
memasuki daerah potensi bahaya

PENGAMANAN
Kegunaan langkah pembatasan :
Melindungi tim penolong dari campur tangan pihak luar
Mencegah terjadinya kemacetan dlm alur evakuasi
korban dan mobilisasi sumber daya
Melindungi masyarakat dari kemungkinan terkena
kecelakaan yg terjadi

WAKTU PELAKSANAAN
PENYELAMATAN DAN EVAKUASI
Pencarian dan pertolongan korban di lokasi bencana dpt
dihentikan bila seluruh korban tlh ditemukan, ditolong dan
dievakuasi, atau setelah jangka waktu 7 hari sejak
dimulainya pencarian serta tdk ada tanda-tanda korban
akan ditemukan.
Upaya pencarian dan pertolongan korban dpt dilakukan
kembali dng pertimbangan adanya informasi baru mengenai
indikasi keberadaan korban bencana

Anda mungkin juga menyukai