Anda di halaman 1dari 22

EPISTAKSIS

Nur Amalina Ratnaningsih


09711290
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan
THT-KL
RSUD dr. Soedono Madiun
Fakultas Kedokteran Universitas
Islam Indonesia

PENDAHULUAN
Epistaksis/ perdarahan hidung seringkal
i merupakan gejala atau manifestasi pen
yakit lain
Kebanyakan ringan & berhenti sendiri
Jika epistaksis berat kegawatdarurat
an

Anatomi Hidung

EPIDEMIOLOGI
Terjadi pada 60% populasi umum
Puncak insidensi pada usia < 10 th & >
50 th
Laki-laki >> Perempuan

ETIOLOGI
Spontan
Kelainan Lokal
- Trauma
Mengorek hidung
Benturan ringan
Bersin terlalu keras
Kena pukul/jatuh/KLL
- Kelainan anatomi
- Kelainan pembuluh darah
Lebih lebar, tipis, jar.ikat sedikit
- Infeksi lokal
Rinitis/ sinusitis
- Benda asing
- Tumor
Hemangioma
Karsinoma
- Pengaruh udara lingkungan

ETIOLOGI
Kelainan Sistemik
- Peny. Kardiovaskuler
Hipertensi
Arteriosklerosis
Nefritis kronik
Sirosis hepatis
Diabetes mellitus
- Kelainan darah
Leukimia
Trombositopenia
hemofilia
- Infeksi sistemik
DHF
Demam tifoid
Influenza
Morbili
- Perubahan tekanan atmosfir
Sangat dingin/ kering
- Kelainan hormonal
- Kelainan kongenital

SUMBER PERDARAHAN
Epistaksis Anterior
Berasal: pleksus Kisselbach di septum bag.anterior atau
dari a.etmoidalis anterior
Biasanya ringan, berhenti sendiri
Kebanyakan pada anak
Akibat mengorek hidung
Epistaksis Posterior
Berasal: a.etmoidalis posterior atau a.sphenopalatina
Lebih hebat, jarang dapat berhenti sendiri
Pada pasien hipertensi, arteriosklerosis, atau peny.kard
iovaskuler

Epistaksis Anterior

Epistaksis Posterior

PENATALAKSANAAN
Prinsip Penatalaksanaan:
1. Memperbaiki keadaan umum
2. Mencari sumber perdarahan
3. Menghentikan perdarahan
4. Mencari faktor penyebab (mencegah
berulangnya perdarahan)

Memperbaiki keadaan umum


Nadi, pernafasan, TD
Bila ada kelainan atasi!!!
Mencari sumber perdarahan
Perdarahan anterior atau posterior
Alat: headlamp, spekulum hidung, su
ction
Pasang tampon sementara (kapas ba
sah oleh adrenalin 1/5000-1/10000 d
an pantocain/lidocain 2%. Biarkan 1
0-15 menit. Setelah vasokonstriksi, li
hat sumber perdarahan.

Menghentikan perdarahan
a. Perdarahan anterior
Menekan hidung selama 10-15 menit
Tempat asal perdarahan dikaustik dg larutan Nitras
Argenti (AgNO3) 25-30%, sesudahnya beri krim ant
ibiotik
Pasang tampon anterior (kapas/kasa + vaselin/sale
p antibiotik) selama 2x24 jam

b. Perdarahan posterior
Pemasangan tampon posterior/ Bellocq (kasa pada
t dibentuk kubus/bulat diameter 3 cm)
Sebagai pengganti tampon Bellocq dapat digunaka
n kateter Folley dengan balon
Dengan endoskopi, teknik kauterisasi atau ligasi a.

Perdarahan Anterior
Pencet hidung

Tampon Anterior

Perdarahan Anterior
Nasal
Catheter

Perdarahan Posterior

Tampon Posterio
r

Tampon
Bellocq

Foley
Catheter

Perdarahan Posterior
Nasal Catheter rangkap

c. Kauterisasi
d. Ligasi
pengikatan pembuluh darah

Mencegah berulangnya perdarahan


Cari faktor penyebab cegah berula
ng
Pemeriksaan laboratorium darah leng
kap, pemeriksaan fungsi hepar & ginja
l, gula darah, hemostasis
Pemeriksaan foto polos/ CTscan sinus
bila curiga sinusitis
Jika dicurigai ada kelainan sistemik
konsul Sp.PD atau Sp.A

Rontgen

CT
scan

KOMPLIKASI
Dapat terjadi akibat:
a. Epistaksis itu sendiri
b. Usaha penanggulangan epistaksis
Akibat perdarahan hebat:
a. Aspirasi
b. Syok
c. Anemia
d. Gagal ginjal

Turunnya TD mendadak, menyebabkan


:
a. Hipotensi
b. Hipoksia
c. Iskemia serebri
d. Insufisiensi koroner sampai infark
miokard kematian
Akibat pembuluh darah terbuka infe
ksi
Hemotimpanum (darah mengalir melal
ui tuba Eustachius) & Bloody tears (dar
ah mengalir retrograd melalui duktus n

Akibat pemasangan tampon:


a. Rino-sinusitis
b. Otitis media
c. Septikemia/ toxic shock syndrome
d. Tampon Bellocq laserasi palatum
mole atau sudut bibir

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai