Anda di halaman 1dari 20

KOTA BANDA ACEH

BIMBINGAN TEKNIS
TATA CARA PEMUTAKHIRAN DATA
DAN DAFTAR PEMILIH
PEMILU LEGISLATIF 2014

Banda Aceh, 17 Juni 2013

Regulasi Pemilu Legislatif 2014


1. UU 11 tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh
2. UU No 2 tahun 2011 Perubahan UU No 2 Tahun
2008 tentang Partai Politik
3. UU No 15 tahun 2011 membatalkan UU 22 Tahun
2007 tentang Penyelenggara Pemilu
4. UU No 8 tahun 2012 membatalkan UU 10 Tahun
2008 tentang Pemilu DPR, DPD dan DPRD
5. PP No 20 tahun 2007 tentang Partai Politik Lokal
6. Peraturan-Peraturan KPU RI
7. Qanun 7 tahun 2007 tentang Penyelenggara
Pemilu di Aceh
8. Qanun 3 thn 2008 ttg Partai Politik Lokal sbg
peserta Pileg
9. Keputusan-Keputusan KIP Aceh

Asas Penyelenggara
1. Penyelenggara Pemilu berpedoman kepada asas :
Pemilu
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
2.

mandiri;
jujur;
adil;
kepastian hukum;
tertib penyelenggaraan Pemilu;
kepentingan umum;
keterbukaan;
proporsionalitas;
akuntabilitas;
efisiensi; dan
efektivitas.
Penyelenggara Pemilu sebagaimana dimaksud pada angka (1) adalah
KPU atau KIP Aceh dan KIP Kabupaten/Kota yang bersifat hierarkis
dan tetap, sedangkan PPK dan PPS bersifat ad hoc.

1.

Hak
Pemilih
Warga Negara Indonesia yang berdomisili di Aceh yang

pada hari pemungutan suara telah genap berumur 17


(tujuh belas) tahun atau lebih atau sudah/pernah kawin
mempunyai hak untuk memilih.

2. Telah lahir pada lambat tanggal 9 April 1997 yg dibuktikan


dg akta kelahiran atau KK (C1)
3. Warga Negara Indonesia didaftar oleh penyelenggara
Pemilu dalam daftar pemilih kecuali yg ditntukan lain leh
UU
4. Seorang pemilih hanya didaftar 1 (satu) kali dalam daftar pemilih
di PPS pada setiap Kelurahan/Desa atau sebutan lain.
5.

Apabila seorang pemilih mempunyai lebih dari 1 (satu) tempat


tinggal, pemilih tersebut harus menentukan satu diantaranya yang
alamatnya sesuai dengan alamat yang tertera dalam tanda
identitas kependudukan (KTP) untuk ditetapkan sebagai tempat
tinggal yang dicantumkan dalam daftar pemilih.

Matrik
1.

Pemutakhiran Data Pemilih

Peraturan KPU no 9 tahun 2013


Pasal 7 angka 1 huruf e, dan f Qanun 7/2007

Waktu
Pemutakhiran diselasaikan paling lama 4 (empat) bulan Pasca
diterima DP4 dari Pemda ( 9 feb 9 Juni 2013)
Penyusunan, Penetapan, pengumuman, Tanggapan masy dan
perbaikan DPS hingga Penyerahan DPSHP akhir ke KPU Kab/
Kota selama 3 bulan ( 10 Juni- 10 Sept 2013)
Penetapan DPT tingkat Kab/Kota 7 hari ( 7-13 Sept 2013)
Penyerahan DPT ke KPU, PPK, PPS dn Salinan ke Partai di tingkat
Kecamatan 7 hari ( 14 20 Sept 2013)
Pengumuman DPT selama 7 Bulan (21 Sept 9 April 2014)
Rekap di KPU Provinsi 15 hari ( 24 Sept 8 Okt 2013)
Rekap di KPU RI 15 hari ( 9-23 Okt 2013)

Tujuan Pemutakhiran
1. Untuk memastikan seluruh WNI yg telah
memenuhi syarat terdaftar didalam DPT
2. Memastikan akurasi data pemilih dari Pemda
sesuai kondisi real/faktual pemilih
3. Memastikan DPT yg akan di tetapkan tidak
mengandung nama pemilih yang tidak berhak
4. Melayani pemilih yg telah tedaftar dalam DPT
menggunakan hak pilih dan
5. Kepentingan KPU dlm rangka persiapan
logistik

Tugas dan tanggung jawab PPK


dalam Pemutakhiran Data Pemilih :
Pasal 15 PKPU 09 Tahun 2013
a. melaksanakan bimbingan teknis Pemutakhiran Data
Pemilih kepada PPS dan Pantarlih di wilayah kerja PPK;
b. Membantu
KPU
Kabupaten/Kota
melaksanakan
sosialisasi Pemutakhiran Data Pemilih;
c. menyampaikan
data
Pemilih
berbasis
TPS
(formulir Model A.0-KPU) beserta formulir dan
perlengkapan pemutakhiran sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 14 huruf h kepada PPS; dan
d. PPK menyelesaikan tugas dan tanggung jawab dalam
persiapan Pemutakhiran Data Pemilih ini paling
lambat 7 (tujuh) hari sejak diterimanya Data Pemilih
dan
perlengkapan
pemutakhiran
dari
KPU
Kabupaten/Kota.

Tugas dan tanggung jawab PPS dalam


Pemutakhiran Data Pemilih meliputi:
Pasal 16 PKPU 09 Tahun 2013

a.PPS melaksanakan sosialisasi Pemutakhiran Data Pemilih di tingkat


desa/kelurahan dan memberikan supervisi serta membantu
Pantarlih dalam melakukan verifikasi faktual;
b.PPS setelah menerima data Pemilih, formulir, dan alat kelengkapan
Pemutakhiran Data Pemilih sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15
huruf c, memeriksa kesesuaian jumlah formulir dan alat
kelengkapan pemutakhiran sesuai dengan yang diperlukan;
c.PPS menyerahkan data Pemilih berbasis TPS (formulir Model A.0KPU), formulir data Pemilih baru (formulir Model A.A-KPU),
formulir Bukti Telah Terdaftar (formulir Model A.A.1-KPU), stiker
pemutakhiran (formulir Model A.A.2-KPU) dan alat kelengkapan
lainnya kepada Pantarlih; dan
d.PPS menyerahkan data Pemilih berbasis TPS, formulir pemutakhiran
dan kelengkapan lainnya kepada Pantarlih sebagaimana dimaksud
pada huruf c, paling lambat 7 (tujuh) hari sejak diterimanya data
pemilih berbasis TPS, formulir pemutakhiran dan kelengkapan
lainnya dari PPK

Tugas dan tanggung jawab Pantarlih dalam


Pemutakhiran Data Pemilih meliputi:
Pasal 17 PKPU 09 Tahun 2013
a. sebelum
melakukan
verifikasi
faktual,
Pantarlih melakukan
koordinasi dengan Ketua RT/RW dan tokoh masyarakat setempat;
b. Pantarlih setelah menerima data Pemilih berbasis TPS (formulir Model
A.0-KPU), melakukan verifikasi faktual data pemilih dengan cara
mendatangi Pemilih secara langsung;
c. kegiatan verifikasi factual dilakukan untuk memperbaiki data Pemilih,
meliputi:
1. mencatat Pemilih yang telah memenuhi syarat, tetapi belum
terdaftar dalam data Pemilih;
2. memperbaiki
data
Pemilih
jika
terdapat kesalahan;
3. mencoret Pemilih yang telah meninggal;
4. mencoret Pemilih yang telah pindah domisili ke daerah lain;
5. mencoret Pemilih yang telah berubah status dari status sipil menjadi
status anggota TNI/Polri;
6. mencoret Pemilih yang belum genap berumur 17 tahun dan belum
kawin/menikah pada tanggal pemungutan suara; dan
7. mencoret data Pemilih yang telah dipastikan tidak ada keberadaannya.

d) Pemilih yang telah memenuhi syarat tetapi belum


terdaftar dalam data Pemilih sebagaimana dimaksud
pada huruf c angka 1 dicatat di dalam formulir Data
Pemilih Baru (formulir Model A.A-KPU).
e) dalam melakukan pencoretan, perbaikan, maupun
mencatat Data Pemilih
Baru,
Pantarlih
harus
mendasarkan pada identitas kependudukan yang
dimiliki oleh Pemilih, keterangan kepala atau anggota
keluarga dan/atau
keterangan
perangkat
RT/RW
setempat.
f) Pantarlih memberikan formulir salinan Bukti Telah
Terdaftar (formulir Model A.A.1-KPU) kepada pemilih
yang ditandatangani
oleh Pantarlih
dan
kepala
keluarga Pemilih atau yang mewakili.
g) Pantarlih mengisi, menandatangani dan menempel
stiker Pemutakhiran Data Pemilih di rumah yang
telah diverifikasi.

Pasal 18 PKPU 09 Tahun 2013


1. Dalam hal Pantarlih menemukan Warga
Negara Indonesia yang
telah
memenuhi
syarat
sebagai Pemilih namun tidak terdaftar
dalam data Pemilih disebabkan tidak memiliki
identitas
kependudukan,
Pantarlih
wajib
mencatat Pemilih tersebut ke dalam formulir
Model A.A-KPU.
2. Pemilih sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
harus melengkapi dengan
surat
keterangan
dari ketua/sekertaris RT setempat
atau sebutan lain, bertanggung
jawab
menjelaskan
bahwa
yang bersangkutan
merupakan warga setempat.

3. Pantarlih memberikan keterangan Tanpa Identitas Kependudukan


pada kolom
keterangan
Pemilih sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dan ayat (2), dan selanjutnya secara berjenjang dari
PPS, PPK, KPU Kabupaten/Kota dilaporkan kepada KPU Provinsi.
4. Dalam hal Pantarlih menemukan Pemilih berdomisili di wilayah
kerjanya tetapi memiliki identitas kependudukan dari daerah lain,
maka Pantarlih menanyakan kepada Pemilih di mana akan
menggunakan hak pilihnya.
5. Pemilih sebagaimana dimaksud pada ayat (4), yang menyatakan
menggunakan hak pilihnya tidak sesuai dengan alamat identitas
kependudukannya, maka Pemilih tersebut dicatat dalam formulir
Model A.A- KPU.
6. Dalam hal Pemilih memilih menggunakan hak pilihnya di alamat
identitas kependudukannya, Pantarlih tidak perlu mendaftarkannya
dalam formulir Model A.A-KPU.
7. Dalam hal Pantarlih memiliki wilayah kerja dengan karakter
khusus, seperti lahan sengketa, kawasan liar, apartemen, rumah
susun, pondok pesantren, dan sebagainya, Pantarlih melakukan
pendataan bekerja sama dengan tokoh masyarakat dan/atau
pengelola tempat tersebut.

Penyusunan DPS
PPS

PPK

Mengumpul form Model A.0-KPU dan Menyalin DPS dari seluruh PPS ke
Model A.A-KPU dan form lainnya
dalam format PDF yg tidak bisa di
dalam wilayah PPS kemudian
UBAH dan WAJIB berikan ke
dijadikan pedoman DPS (model
perwakilan partai, panwas kecamtan
Form A.1-KPU)
utk mendapat tanggapan disertai BA
DPS ditetapkan dalam rapat pleno
dengan BA yang ditandatangani
ketua dan anggota

Jika hal diatas tak kuasa dilakukan


PPK, Maka menjadi tanggung jawab
KIP Kab/kota

DPS ditandatangani oleh ketua PPS


dan menyerahkn ke KPU Kab/kota
via PPK

Tanggpan masyarakat diterima


maks 21 hari sejak diumumkan dan
PPS menyiapkn Form A.1.A-KPU

KPU Kab/Kota memperbanyak DPS 3 Setiap tanggapan masyarakat


rangkap: untuk diumumkan dikantor direspon dengan segera dan
PPS, untuk arsip PPS dan untuk
lampirkan bukti2 yang otentik
diumumkan dilingkungan
PPS mengumkan DPS maks 14 hari
untuk tanggapan masyarakat

DPSHP
PPS wajib perbaiki hasil tanggapan masyarakat
maks 14 hari sejak berakhir tanggapan
masyarakat dengan disusun dalam (form Model
A.2-KPU)
Penetapan DPSHP melalui Pleno PPS dan
mengumumkan maks 7 hari serta sediakan (Form
Model A.1.A-KPU)
Dan Penyusunan DPS (Form Model A.1-KPU),
DPSHP (Model A.2-KPU), dan DPSHP Akhir (Model
A.2.A-KPU) dilakukan secara Komputerisasi dengan
sidalih dari KPU

Daftar Pemilih Tetap (DPT)


KIP Kab/Kota meyusun dan menetapkan DPT berdasarkan
TPS dalam Form Model A.3- KPU dalam rapat Pleno terbuka
Penetapan DPT maks 7 hari pasca DPSHP akhir ditetapkan
PPS
DPT yang telah ditetapkan serahkan untuk KPU, KIP Aceh,
PPK dan PPS
Untuk DPT ke KPU dn KIP Aceh diserah dengan SIDALIH
dalam cakram padat
DPT diserahkan untuk PPK dn PPS 5 rangkap: 1 ke PPK, 2
ke PPS dan 2 untuk KPPS
DPT WAJIB diberikan untuk partai, panwas kab dan
kacamatan dalam bentuk cakram PDF tak bisa diubah 7
hari pasca ditetapkan DPT
PPS mengumumkan DPT sejak diterima hingga hari H

DAFTAR PEMILIH KHUSUS


Daftar Pemilih Khusus sebagaimana dimaksud pada
adalah daftar Pemilih yang memuat Pemilih yang
tidak memiliki identitas kependudukan dan/atau
Pemilih yang memiliki identitas kependudukan
tetapi tidak terdaftar dalam DPS, DPSHP, DPT atau
DPTb
Daftar Pemilih Khusus sebagaimana dimaksud pada
disusun dan ditetapkan oleh KPU Provins Dalam
menyusun dan menetapkan Daftar Pemilih Khusus,
KPU Provinsi dibantu oleh PPS, PPK, dan KPU
Kabupaten/Kota

1. PPS menyusun Daftar Pemilih Khusus sejak DPT ditetapkan paling


lama 14 (empat belas) hari sebelum pemungutan suara
2. Ketua dan anggota PPS memberikan paraf pada Daftar Pemilih
Khusus yang telah disusun.
3. PPS menyampaikan Daftar Pemilih Khusus (formulir Model A.Khusus)
kepada KPU Provinsi melalui PPK dan KPU Kabupaten/Kota paling
lama 1 (satu) hari setelah Ketua dan Anggota PPS memberikan paraf
pada Daftar Pemilih Khusus yang telah disusun.
4. KPU Provinsi menetapkan Daftar Pemilih Khusus berdasarkan usulan
PPS paling lama 7 (tujuh) hari sebelum pemungutan suara.
5. Penetapan Daftar Pemilih Khusus oleh KPU Provinsi sebagaimana
dilakukan dalam rapat pleno terbuka KPU Provinsi dan
ditandatangani oleh Ketua dan Anggota KPU Provinsi.
6. KPU Provinsi menyampaikan Daftar Pemilih Khusus kepada KPU, KPU
Kabupaten/Kota, PPK, PPS, dan KPPS.
7. KPU Provinsi menyampaikan salinan data elektronik (softcopy)
Daftar Pemilih Khusus dalam bentuk cakram padat dalam format
PDF yang tidak bias diubah kepada perwakilan Peserta Pemilu di
tingkat provinsi dan Badan Pengawas Pemilu Provinsi

Dalam hal pada hari pemungutan suara


terdapat Pemilih yang memiliki identitas
kependudukan (KTP atau Passpor atau
identitas kependudukan lainnya yang
sesuai dengan peraturan perundangundangan) namun tidak terdaftar dalam
DPT dan DPTb, Pemilih bersangkutan
masih dapat dimasukkan dalam Daftar
Pemilih Khusus Tambahan (formulir
Model A.T.Khusus) di TPS yang sesuai
dengan
alamat
pada
identitas
kependudukannya

3 Indikasi Masalah Daftar


Pemilih

1. DPT tdk atau belum didaftar/memasukan pemilih yg


telah memenuhi syarat
2. DPT masih mendaftar orang-orang yang tidak berhak
memilih seperti: orang telah meninggal, belum
cukup umur, TNI/Polri, telah pindah domisili, tidak
dikenal dsb
3. DPT masih mengandung data-data yang tidak akurat
karena faktor kesalahan DP4, data ganda dsb
3
.
.
.

Hal diatas disebabkan:


lemah/ rendahnya profesional/kinerja petugas,
sumber data bermasalah dan
partisipasi masyarakat dan partai lemah

Dua Hal yang Perlu Di INGAT


Dalam HAL setelah DPT ditetapkn dan diumumkan,
masih terdapat pemilih yg tidak terdaftar, PPS
mendaftar pemilih tersebut ke dalam daftar pemilih
khusus (Form Model A.khusus)
(Pasal 35 PKPU 09 tahun 2013)
Pemutakhiran di Rutan, LP, dn rumah sakit dilakukan
KIP Kab/kota bersama PPK dn PPS setempat
berkoordinasi dengan petugas setempat
(Pasal 39 PKPU 09 tahun 2013)

Anda mungkin juga menyukai