Anda di halaman 1dari 101

Slide 2

Pajak Penghasilan

Dwi Martani
Slide by : Jayu Pramudya
Departemen Akuntansi FEUI

Sistematika

1.

Subjek Pajak

2.

Objek Pajak

3.

Cara Menghitung Pajak

4.

Pelunasan Pajak

5.

Fasilitas Perpajakan
2

Definisi

ak penghasilan (PPh) dikenakan terhadap subjek pa


atas penghasilan yang diterima atau diperolehnya
dalam tahun pajak.
PPh dapat dikenakan atas bagian
tahun pajak jika kewajiban subjektif
mulai dari bagian tahun.
Tahun pajak adalah tahun takwim. Jika
tahun buku tidak sama, dapat
menggunakan tahun buku asalkan
berdurasi 12 bulan.
3

Dasar Hukum
Undang Undang (UU) No. 36 Tahun
2008
Tentang
Perubahan Keempat atas
UU No. 7 Tahun 1983 tentang Pajak
Penghasilan

Peraturan Pemerintah (PP)


Keputusan Presiden (Keppres)
Peraturan & Keputusan Menkeu (PMK & KMK)
Peraturan, Keputusan, dan Surat Edaran Dirjen Paja
(PER, KEP, dan SE DJP)
4

Subjek Pajak
Landasan Hukum:
Pasal 2 s/ d Pasal 3
UU Pajak Penghasilan

Subjek Pajak
Pasal 2 Ayat (1 dan 1a)

Orang Pribadi (OP)


Warisan yang belum terbagi sebagai
satu kesatuan, bersifat
menggantikan yang berhak.
Badan
Bentuk usaha tetap (BUT),
merupakan subyek pajak yang
perlakuan pajaknya dipersamakan
dengan subyek pajak badan.
6

Subjek Pajak
Pasal 2 Ayat (2)

Dalam Negeri

Luar Negeri

Subjek Pajak Dalam Negeri


Pasal 2 Ayat (3)

Orang Pribadi :
Bertempat tinggal/ berada di Indonesia lebih dari 183
hari dalam 12 bulan; atau
Dalam suatu tahun pajak berada di Indonesia dan
mempunyai niat bertempat tinggal di Indonesia.
Badan:
Didirikan atau bertempat kedudukan di Indonesia,
kecuali unit tertentu badan pemerintah yang
memenuhi kriteria:
Pembentukannya berdasarkan peraturan
perundangan.
Pembiayaan bersumber APBN/ APBD.
Penerimaannya dimasukkan dalam APBN/ APBD.
Pembukuannya
oleh aparat
pengawasan
Warisan diperiksa
yang belum
terbagi:
fungsional
negara.
8
Menggantikan
yang berhak.

Subjek Pajak Luar Negeri


Pasal 2 Ayat (4)

Orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di


Indonesia/ berada di Indonesia tidak lebih dari
183 hari dalam 12 bulan.
Badan yang tidak didirikan dan tidak
bertempat kedudukan di Indonesia.

Menjalankan usaha
atau kegiatan melalui
BUT di Indonesia.

Menerima atau
memperoleh
penghasilan dari
Indonesia bukan dari
menjalankan usaha
9
atau kegiatan melalui

Bentuk Usaha Tetap (1)


Pasal 2 Ayat (5)

Bentuk usaha yang dipergunakan oleh:

Orang pribadi sebagai


subjek pajak LN

Badan sebagai
subjek pajak LN

Untuk menjalankan usaha


atau kegiatan di Indonesia.
10

Bentuk Usaha Tetap (1)


Pasal 2 Ayat (5)

a. Tempat kedudukan
manajemen;
b. Cabang perusahaan;
c. Kantor perwakilan;
d. Gedung kantor;
e. Pabrik;
f. Bengkel;
g. Gudang;
h. Ruang untuk promosi dan
penjualan;
i. Pertambangan dan
penggalian sumber alam;
j. Wilayah kerja
pertambangan minyak
dan gas bumi;
k. Perikanan, peternakan,

m.Pemberian jasa, sepanjang


dilakukan lebih dari 60
(enam puluh) hari dalam
jangka waktu 12 (dua
belas) bulan;
n. Orang atau badan selaku
agen yang kedudukannya
tidak bebas;
o. Agen atau pegawai dari
perusahan asuransi yang
tidak didirikan dan
berkedudukan di Indonesia
yang menerima premi
asuransi atau menanggung
risiko di Indonesia; dan
11
p. Komputer, agen
elektronik,

Ilustrasi 2.1 (1)


(Subjek Pajak)
Peraturan
Peraturan perpajakan
perpajakan membedakan
membedakan kategorisasi
kategorisasi
Subjek
Subjek Pajak
Pajak Dalam
Dalam Negeri
Negeri (SPDN),
(SPDN), Subjek
Subjek Pajak
Pajak Luar
Luar
Negeri
Negeri (SPLN),
(SPLN), dan
dan bukan
bukan subjek
subjek pajak.
pajak. Berikut
Berikut
terlampirkan
informasi
terkait identitas
orang
terlampirkan
orang pribadi
pribadi
No.
Nama informasi
Tempat terkait identitas
Keterangan
dan
statusnya?
Tinggal
dan badan.
badan. Bagaimanakah
Bagaimanakah
statusnya?
Atau
Keduduka
n

1.
2.

3.

Bhagaw Palemban Tinggal dan bekerja di kota


ad Gita
g
kelahiran.
Paramas Makassar Sejak 1 April 2012 pindah ke
astra
New
York,
berencana
menetap dan bekerja di kota
tersebut.
Adam
Medan
Berada di Indonesia
antara 2
12

Ilustrasi 2.1 (2)


(Subjek Pajak)
No.

6.

7.

8.

Nama

Tempat
Tinggal
Atau
Keduduka
n

Keterangan

PT.
Jakarta Didirikan di Indonesia oleh
Cakrawa
WNA.
la
PT.
Surabaya Berkedudukan di Indonesia,
Buana
namun
seluruh
penghasilannya
bersumber
dari investasi di luar negeri.
PT.
Denpasar Didirikan di Indonesia, namun
Horizon
berencana
untuk
memindahkan kedudukan dan
13 negeri.
operasinya ke luar

Ilustrasi 2.1 (3)


(Subjek Pajak)
Jawaban
Jawaban::
No.

1.
2.

Nama

Status

Bhagaw SPDN Orang


ad Gita
Pribadi
Paramas
Bukan
astra
Subjek
Pajak

3.

Adam
Smith

4,

David
Ricardo

Alasan

Bertempat
tinggal
di
Indonesia.
Hingga 1 April 2012 masih
berstatus sebagai SPDN
Orang
Pribadi,
namun
setelahnya tidak.
SPDN Orang Berada di Indonesia selama
Pribadi
lebih dari 183 hari dalam
12, diperlakukan sebagai
SPDN.
SPDN Orang Berada di Indonesia di
Pribadi
dalam satu tahun pajak dan
14
berencana
menerap,

Ilustrasi 2.1 (4)


(Subjek Pajak)
Jawaban
Jawaban::
No.

Nama

Status

Alasan

6.

PT.
Cakrawa
la
PT.
Buana

SPDN
BUT
SPDN
Badan

PT.
Horizon

SPDN
Badan

Didirikan di Indonesia sebagai


bentuk
usaha
yang
dipergunakan oleh SPLN.
Secara
subjektif,
tetap
memiliki kewajiban sebagai
SPDN, namun tidak memiliki
kewajiban objektif.
Sekalipun
terjadi
pemindahan, tetap berstatus
sebagai SPDN sebab didirikan
di Indonesia. Meski demikian,
setelah pemindahan tidak
15 objektif.
memiliki kewajiban

7.

8.

Tempat Tinggal/ Kedudukan WP


Pasal 2 Ayat (6)

Tempat Tinggal
Orang Pribadi

Tempat Kedudukan
Badan

Ditetapkan oleh Dirjen


Pajak
Menurut keadaan yang sebenarnya.

16

at Mulai dan Akhir Kewajiban Subjektif (


Pasal 2A Ayat (1), (2), (3), (4), dan (5)

Orang
Pribadi
Subjek Pajak Dalam Negeri
Mulai:
- Saat
dilahirkan.
- Saat berada
atau
berniat
tinggal di
Indonesia.
Berakhir:
Saat
meninggal.
- Meninggalkan

Badan
Mulai:
Saat didirikan/
berkedudukan
di Indonesia.
Berakhir:
Saat dibubarkan
atau tidak lagi
berkedudukan
di Indonesia.

Warisan yang
belum terbagi
Mulai:
Saat timbulnya
warisan.
Berakhir:
Saat warisan
selesai
dibagikan.
17

at Mulai dan Akhir Kewajiban Subjektif (


Pasal 2A Ayat (1), (2), (3), (4), dan (5)

Subjek Pajak Luar Negeri


Orang Pribadi
Badan
Mulai:
Saat
menerima/memperoleh
penghasilan dari
Indonesia.
Berakhir:
Saat tidak lagi menerima/
memperoleh penghasilan
dari Indonesia.

Mulai:
Saat melakukan usaha/
kegiatan melalui BUT di
Indonesia.
Berakhir:
Saat tidak lagi
menjalankan usaha
melalui BUT di Indonesia.
18

Kewajiban Pajak Subjektif


Pasal 2A Ayat (6)

Kewajiban pajak subjektif


orang pribadi yang
berada atau bertempat
tinggal di Indonesia
Hanya meliputi sebagian
dari tahun pajak

gian tahun pajak tersebut menggantikan tahun paja

19

Tidak Termasuk Subjek Pajak


Pasal 3

a. Kantor perwakilan negara asing;


b. Pejabat perwakilan diplomatik dan konsulat atau pejabat
lain dari negara asing dan orang yang diperbantukan/ yang
bekerja dan bertempat tinggal bersama mereka dengan
syarat :
Bukan warga negara Indonesia; dan
Di Indonesia tidak menerima atau memperoleh
penghasilan di luar jabatan atau
pekerjaannya tersebut;
serta
Negara bersangkutan memberikan perlakuan timbal
balik;
c. Organisasi - organisasi internasional, yang ditetapkan
Menkeu, dengan syarat:
Indonesia menjadi anggota organisasi tersebut; dan
Tidak menjalankan usaha atau kegiatan lain untuk
20
memperoleh
penghasilan
dari
Indonesia
selain

Objek Pajak
Landasan Hukum:
Pasal 4 s/ d Pasal 15
UU Pajak Penghasilan

21

Definisi Penghasilan
Pasal 4 Ayat (1)

Merupakan setiap tambahan


kemampuan ekonomis yang:
- Diterima atau diperoleh wajib pajak.
- Berasal dari Indonesia maupun dari
luar Indonesia.
- Dapat dipakai untuk konsumsi atau
untuk menambah kekayaan wajib
pajak.
Dengan nama dan dalam bentuk
apapun
22

Klasifikasi Umum Penghasilan


Penghasilan dari pekerjaan dan
hubungan kerja dan pekerjaan bebas
seperti gaji, honorarium, dan
sebagainya.
Penghasilan dari usaha dan kegiatan.
Penghasilan dari modal berupa harga
gerak ataupun tidak gerak, seperti
bunga, dividen, royalti, sewa dan
keuntungan penjualan harga atau hak
yang tidak dipergunakan untuk
Penghasilanusaha.
lain-lain, seperti
pembebasan utang dan hadiah.

23

Ketentuan Khusus Atas Penghasilan


Semua penghasilan
tahun pajak.

digabungkan dalam satu

Jika menderita kerugian dikompensasikan


dengan penghasilan lain kecuali kerugian dari
luar negeri.
Untuk penghasilan dikenakan final atau
dikecualikan dari objek pajak tidak boleh
digabungkan.

24

Objek Pajak (1)


Pasal 4 Ayat (1)

a. Penggantian atau imbalan berkenaan dengan


pekerjaan atau jasa yang diterima atau diperoleh
termasuk gaji, upah, tunjangan, honorarium,
komisi, bonus, gratifikasi, uang pensiun, atau
imbalan
dalam
bentuk
lainnya,
kecuali
ditentukan lain dalam UU Pajak Penghasilan;
b.

Hadiah dari undian atau


kegiatan, dan penghargaan;

pekerjaan

c. Laba usaha;

25

atau

Objek Pajak (2)


Pasal 4 Ayat (1)

d. Keuntungan karena penjualan atau karena pengalihan


harta termasuk:
i. Keuntungan karena pengalihan harta sebagai
pengganti saham atau penyertaan modal;
ii. Keuntungan karena pengalihan harta kepada
pemegang saham, sekutu, atau anggota yang
diperoleh perseroan, persekutuan, dan badan
lainnya;
iii.Keuntungan
karena
likuidasi,
penggabungan,
peleburan,
pemekaran,
pemecahan,
pengambilalihan usaha, atau reorganisasi dengan
nama dan dalam bentuk apa pun;
iv. Keuntungan karena pengalihan harta berupa hibah,
bantuan, atau sumbangan, kecuali yang diberikan
kepada keluarga sedarah garis keturunan lurus satu
26
derajat dan badan keagamaan, pendidikan,
sosial

Objek Pajak (3)


Pasal 4 Ayat (1)

e. Penerimaan kembali pembayaran pajak yang


telah
dibebankan
sebagai
biaya
dan
pembayaran tambahan pengembalian pajak;
f. Bunga termasuk premium, diskonto, dan imbalan
karena jaminan pengembalian utang;
g. Dividen, dengan nama dan dalam bentuk
apapun, termasuk dividen dari perusahaan
asuransi
kepada
pemegang
polis,
dan
pembagian sisa hasil usaha koperasi;
h. Royalti atau imbalan atas penggunaan hak;
i. Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan
penggunaan harta;
j. Penerimaan
atau
perolehan
pembayaran
berkala;
27

Objek Pajak (4)


Pasal 4 Ayat (1)

l. Keuntungan selisih kurs mata uang asing;


m. Selisih lebih karena penilaian kembali aktiva;
n. Premi asuransi;
o. Iuran yang diterima atau diperoleh perkumpulan
dari anggotanya yang terdiri dari Wajib Pajak
yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas;
p. Tambahan kekayaan neto yang berasal dari
penghasilan yang belum dikenakan pajak;
q. Penghasilan dari usaha berbasis syariah;
r. Imbalan bunga sebagaimana dimaksud dalam
Undang - Undang yang mengatur mengenai
ketentuan umum dan tata cara perpajakan; dan
s. Surplus Bank Indonesia.
28

Pajak
Dikenai
Final
a.Objek
Penghasilan
berupa
bungaPajak
deposito
dan
Pasal 4 Ayat (2)
tabungan lainnya,
bunga obligasi dan surat
utang negara, dan bunga simpanan yang
dibayarkan oleh koperasi kepada anggota
koperasi orang pribadi;
b. Penghasilan berupa hadiah undian;
c. Penghasilan dari transaksi saham dan sekuritas
lainnya,
transaksi
derivatif
yang
diperdagangkan di bursa, dan transaksi
penjualan saham atau pengalihan penyertaan
modal pada perusahaan pasangannya yang
diterima oleh perusahaan modal ventura;
d. Penghasilan dari transaksi pengalihan harta
berupa tanah dan/atau bangunan, usaha jasa
konstruksi, usaha real estate, dan persewaan
tanah dan/atau bangunan; dan
e. Penghasilan tertentu lainnya, yang
diatur
29

Peraturan Pelaksana Pajak Final


Penghasilan dari transaksi penjualan saham di
bursa efek.
14 Tahun
1997
Penghasilan PP
dariNo.
bunga
deposito
dan tabungan
serta diskonto SBI.
PP No. 131 Tahun 2000
Penghasilan dari hadiah undian.
PP No. 132 Tahun 2000
Penghasilan dari persewaan tanah dan/ atau
bangunan.
No.
5 Tahun 2002
Penghasilan PP
dari
pengalihan
hak atas tanah
dan/ atau bangunan.
No. 71bunga/
Tahun diskonto
2008
PenghasilanPP
berupa
obligasi
yang dijual di bursa efek.
PP No. 16 tahun 2009
Penghasilan dari usaha jasa konstruksi.
PP No. 40 Tahun 2009
30

Dikecualikan Sebagai Objek Pajak (1)


Pasal 4 Ayat (3)

a. Bantuan atau sumbangan, zakat yang diterima


oleh badan/ lembaga amil zakat yang disahkan
oleh pemerintah dan yang diterima oleh
penerima zakat yang berhak atau sumbangan
keagamaan yang sifatnya wajib bagi pemeluk
agama yang diakui di Indonesia, yang diterima
oleh lembaga keagamaan yang dibentuk atau
disahkan oleh pemerintah dan yang diterima
oleh penerima sumbangan yang berhak, yang
ketentuannya diatur dengan atau berdasarkan
Peraturan Pemerintah;
b. Harta hibahan yang diterima oleh keluarga
sedarah garis keturunan lurus satu derajat,
badan keagamaan, badan pendidikan,
sosial
31

Dikecualikan Sebagai Objek Pajak (2)


Pasal 4 Ayat (3)

c. Warisan;
d. Harta,
termasuk
setoran
tunai,
sebagai
pengganti saham atau sebagai pengganti
penyertaan modal;
e. Penggantian atau imbalan sehubungan dengan
pekerjaan atau jasa yang diterima atau diperoleh
dalam bentuk natura dan/ atau kenikmatan dari
Wajib Pajak atau pemerintah, kecuali yang
diberikan oleh bukan WP, WP yang dikenakan
pajak secara final atau WP dengan Norma
Penghitungan Khusus (deemed profit);
f. Pembayaran dari perusahaan asuransi kepada
orang pribadi sehubungan dengan asuransi
kesehatan, asuransi kecelakaan, asuransi
jiwa,
32

Dikecualikan Sebagai Objek Pajak (3)


Pasal 4 Ayat (3)

g. Dividen atau bagian laba yang diterima atau


diperoleh PT sebagai WP dalam negeri, koperasi,
badan usaha milik negara, atau badan usaha
milik daerah, dari penyertaan modal pada badan
usaha yang didirikan dan bertempat kedudukan
di Indonesia dengan syarat:
Dividen berasal dari cadangan laba yang
ditahan; dan
Bagi perseroan terbatas, badan usaha milik
negara dan badan usaha milik
daerah yang
menerima dividen, kepemilikan saham pada badan
yang memberikan dividen paling rendah 25% (dua
puluh lima persen) dari jumlah
modal yang
disetor;
33

Dikecualikan Sebagai Objek Pajak (4)


Pasal 4 Ayat (3)

i. Penghasilan dari modal yang ditanamkan oleh


dana pensiun dalam bidang-bidang tertentu
yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri
Keuangan;
j. Bagian laba yang diterima atau diperoleh
anggota dari perseroan komanditer yang
modalnya tidak terbagi atas saham-saham,
persekutuan, perkumpulan, firma, dan kongsi,
termasuk pemegang unit penyertaan kontrak
investasi kolektif;
k. Penghasilan yang diterima atau diperoleh
perusahaan modal ventura berupa bagian laba
dari badan pasangan usaha yang didirikan dan
menjalankan usaha di Indonesia, dengan
syarat
34

Dikecualikan Sebagai Objek Pajak (5)


Pasal 4 Ayat (3)

l. Beasiswa yang memenuhi persyaratan tertentu


yang ketentuannya diatur lebih lanjut dengan
atau berdasarkan PMK;
m. Sisa lebih yang diterima atau diperoleh badan
atau lembaga nirlaba yang bergerak dalam
bidang pendidikan dan/ atau bidang penelitian
dan pengembangan, yang telah terdaftar pada
instansi yang membidanginya, yang ditanamkan
kembali dalam bentuk sarana dan prasarana
kegiatan pendidikan dan/ atau penelitian dan
pengembangan, dalam jangka waktu paling
lama 4 (empat) tahun sejak diperolehnya sisa
lebih tersebut, yang ketentuannya diatur lebih
lanjut dengan atau berdasarkan35 Peraturan

Ilustrasi 2.2
(Objek Pajak)
Fa.
Fa. Setra
Setra menjual
menjual mobil
mobil yang
yang digunakan
digunakan untuk
untuk
kegiatan
kegiatan usaha.
usaha. Nilai
Nilai buku
buku menurut
menurut fiskal
fiskal Rp
Rp
200.000.000,00.
200.000.000,00. Mobil
Mobil tersebut
tersebut dijual
dijual dengan
dengan harga
harga
Rp
Rp 300.000.000,00.
300.000.000,00.
a.
a. Bagaimanakah
Bagaimanakah pengakuan
pengakuan penghasilan
penghasilan oleh
oleh
Fa.
Fa. Setra?
Setra?
b.
b. Bagaimana
Bagaimana jika
jika mobil
mobil tersebut
tersebut dijual
dijual kepada
kepada
seorang
sekutu
dengan
harga
Rp
seorang
sekutu
dengan
harga
Rp
275.000.000,00?
275.000.000,00?
Jawaban:
Jawaban:
c.
c. Keuntungan
Keuntungan yang
yang diperoleh
diperoleh dari
dari penjualan
penjualan
mobil
mobil sebesar
sebesar Rp
Rp 100.000.000,00
100.000.000,00 diakui
diakui
sebagai
Setra dan
sebagai penghasilan
penghasilan oleh
oleh Fa.
Fa.
dan
36 Setra
merupakan objek pajak.

Objek Pajak BUT


Pasal 5 Ayat (1)

Penghasilan dari:

- Usaha/ kegiatan BUT.


- Harta yang dimiliki/ dikuasai BUT.

- Usaha atau kegiatan.


Penghasilan kantor pusat dari: - Penjualan barang-barang.
- Pemberian jasa.
Dilakukan di Indonesia dan sejenis
dengan yang dilakukan BUT.

Penghasilan sebagaimana tersebut


Sepanjang ada hubungan efektif
dalam Pasal 26, yang diterima
atau
antara
BUT dengan harta/ kegiatan ya
diperoleh kantor pusat:
memberikan penghasilan.
37

Ilustrasi 2.3
(Objek Pajak BUT)
Arctic
Arctic Co.
Co. merupakan
merupakan perusahaan
perusahaan yang
yang didirikan
didirikan
dan
dan berkedudukan
berkedudukan di
di luar
luar negeri,
negeri, serta
serta memiliki
memiliki
Bentuk
Bentuk Usaha
Usaha Tetap
Tetap di
di Indonesia.
Indonesia. Arctic
Arctic Co.
Co. maupun
maupun
BUTnya
BUTnya sama
sama sama
sama melakukan
melakukan kegiatan
kegiatan penjualan
penjualan
chassis
chassis bus
bus di
di Indonesia.
Indonesia. Selama
Selama 2012,
2012, penjualan
penjualan
yang
yang dilakukan
dilakukan sendiri
sendiri oleh
oleh Arctic
Arctic Co.
Co. mencapai
mencapai Rp
Rp
3.500.000.000,00,
3.500.000.000,00, sementara
sementara nilai
nilai penjualan
penjualan BUTnya
BUTnya
mencapai
Rp
8.250.000.000,00.
Arctic
Co.
mencapai
Rp
8.250.000.000,00.
Arctic
Co.
mencatatkan
pula
transaksi
senilai
Rp
mencatatkan
pula
transaksi
senilai
Rp
1.525.000.000,00
1.525.000.000,00 atas
atas penjualan
penjualan mesin
mesin bus,
bus, di
di mana
mana
hingga
hingga saat
saat ini
ini BUTnya
BUTnya tidak
tidak menyediakan
menyediakan produk
produk
tersebut.
tersebut. Berapakah
Berapakah nilai
nilai objek
objek pajak
pajak penghasilan
penghasilan
atas
atas BUT
BUT milik
milik Arctic
Arctic Co.?
Co.?
Jawaban:

38

Ilustrasi 2.4
(Objek Pajak BUT)
Baltic
Baltic Inc.
Inc. merupakan
merupakan perusahaan
perusahaan yang
yang didirikan
didirikan
dan
dan berkedudukan
berkedudukan di
di luar
luar negeri,
negeri, serta
serta memiliki
memiliki
Bentuk
Bentuk Usaha
Usaha Tetap
Tetap di
di Indonesia.
Indonesia. Kemenkes
Kemenkes RI
RI
mengadakan
mengadakan perjanjian
perjanjian langsung
langsung dengan
dengan Baltic
Baltic Inc.
Inc.
untuk
untuk membayar
membayar royaltia
royaltia atas
atas paten
paten vaksin
vaksin H1N1
H1N1
dengan
dengan nilai
nilai Rp
Rp 2.750.000.000,00
2.750.000.000,00 sehingga
sehingga dapat
dapat
diproduksi
diproduksi oleh
oleh BUMN
BUMN Farmasi.
Farmasi. Sebagai
Sebagai bagian
bagian dari
dari
kontrak,
kontrak, dipersyaratkan
dipersyaratkan pula
pula bahwa
bahwa Kemenkes
Kemenkes wajib
wajib
menggunakan
menggunakan jasa
jasa konsultansi
konsultansi teknis
teknis dari
dari BUT
BUT milik
milik
Baltic
Baltic Inc
Inc dengan
dengan nilai
nilai kontrak
kontrak terpisah
terpisah senilai
senilai Rp
Rp
325.000.000,00.
325.000.000,00. Berapakah
Berapakah nilai
nilai objek
objek pajak
pajak
penghasilan
penghasilan atas
atas BUT
BUT milik
milik Arctic
Arctic Co.?
Co.?
Jawaban:
Jawaban:
39
Objek pajak bagi BUT meliputi penghasilan oleh

eductible Expenses Atas Penghasilan BU


Pasal 5 Ayat (2)

liputi biaya yang berkenaan dengan penghasilan kantor pus

Sehubungan dengan:
a atau kegiatan;
Penghasilan sebagaimana tersebut
ualan barang;
Pasal 26, selama terdapat hubun
berian jasa;
efektif antara BUT dengan harta/ ke
sejenis dengan yang dijalankan
yang
BUTmemberikan penghasilan
di Indonesia.

40

Penentuan Laba BUT


Pasal 5 Ayat (3)

Biaya administrasi kantor pusat yang boleh


dibebankan adalah biaya yang berkaitan dengan
usaha atau kegiatan BUT, berdasar besaran yang
ditentukan oleh Dirjen Pajak.
Pembayaran kepada kantor pusat yang tidak boleh
dibebankan sebagai biaya meliputi:
Royalti/ imbalan sehubungan dengan penggunaan
harta, paten, dan hak lainnya.
Imbalan sehub. dgn jasa manajemen dan jasa
lainnya.
Bunga, kecuali bunga yang berkenaan dgn usaha
Pembayaran dari kantor pusat yang bukan sebagai
perbankan.
penghasilan BUT meliputi:
Royalti/ imbalan sehubungan dengan penggunaan
harta, paten, dan hak lainnya.
41

Biaya untuk Mendapatkan, Menagih, dan


Memelihara (3M) Penghasilan (1)
Pasal 6 Ayat (1)

Biaya 3M bersifat dapat dikurangkan (deductible)


atas penghasilan bruto, meliputi:
a. Biaya yang berkaitan dengan kegiatan usaha,
meliputi:
i. Biaya pembelian bahan baku;
ii. Biaya tenaga kerja;
iii. Bunga, sewa, dan royalti;
iv. Biaya perjalanan;
v. Biaya pengolahan limbah;
vi. Premi asuransi;
vii. Biaya promosi, sesuai ketentuan PMK;
viii.Biaya administrasi
ix. Pajak selain PPh.
b. Biaya penyusutan fiskal dan/atau amortisasi;
42

Biaya untuk Mendapatkan, Menagih, dan


Memelihara (3M) Penghasilan (2)
Pasal 6 Ayat (1)

e. Kerugian dari selisih kurs;


f. Biaya penelitian dan pengembangan perusahaan
yang dilakukan di Indonesia;
g. Biaya bea siswa, magang, dan pelatihan;
h. Piutang yang nyata nyata tak dapat ditagih,
dengan syarat:
Telah dibebankan sebagai biaya dalam laporan
laba rugi komersial;
Daftar piutang yang tidak dapat ditagih telah
diserahkan kepada Ditjen Pajak;
Telah diserahkan perkara penagihannya kepada
PN atau BUPLN;
Ada perjanjian tertulis mengenai penghapusan
piutang/ pembebasan utang antara kreditur
dan
43

Ketentuan Khusus Atas Biaya 3M


Biaya 3M yang dapat dibebankan hanyalah
biaya biaya yang dikeluarkan terkait
penghasilan yang ditetapkan sebagai objek
pajak.
Biaya 3M yang dikeluarkan terkait penghasilan
yang dikenai pajak final atau penghasilan yang
bukan merupakan objek pajak, tidak dapat
dibebankan.
Jika diketahui nilai biaya secara total,
penghitungan biaya 3M yang dapat dibebankan
atau tidak, dapat ditetapkan berdasar metode
pro rata berdasar proporsi penghasilan

44

Ilustrasi 2.5
(Deductible Expenses)

PT.
Gandarasepanjangtahun
2012
PT.
Gandarasepanjangtahun
2012
mencatatkanpenghasilan
total
senilaiRp
mencatatkanpenghasilan
total
senilaiRp
975.000.000,00.
Ataspenghasilantersebut,
975.000.000,00.
Ataspenghasilantersebut,
perusahaanmencatatbahwabebanbiayaoperasionalda
perusahaanmencatatbahwabebanbiayaoperasionalda
nn non
non operasionalberjumlahRpRp315.000.000,00.
operasionalberjumlahRpRp315.000.000,00.
Ataskeseluruhanpendapatantersebut,
Ataskeseluruhanpendapatantersebut,
diketahuibahwaterdapatkomponendividensenilaiRp
diketahuibahwaterdapatkomponendividensenilaiRp
55.000.000,00
55.000.000,00 atasinvestasi
atasinvestasi di
di perusahaan
perusahaan yang
yang
dikuasai
dikuasai 35%
35% sahamnyaoleh
sahamnyaoleh PT.
PT. Gandara.
Gandara. Di
Di
sampingitu,
sampingitu, terdapat
terdapat pula
pula penghasilansenilaiRp
penghasilansenilaiRp
270.000.000
dalambentukbungadeposito.
270.000.000
dalambentukbungadeposito.
Berapakahbiaya
3M
yang
Berapakahbiaya
3M
yang
dapatdibebankanataspenghasilan
dapatdibebankanataspenghasilan PT.
PT. Gandara?
Gandara?
Jawaban:

45

Kompensasi Kerugian
Pasal 6 Ayat (2)

Kerugian dapat dikompensasikan dengan penghasilan


mulai tahun pajak berikutnya, berturut-turut sampai
dengan 5 tahun.
Atas penanaman modal di bidang bidang usaha
tertentu atau di daerah daerah tertentu,
kompensasi kerugian dapat diberikan hingga paling
lama 10 tahun.

46

Ilustrasi 2.6 (1)


(Kompensasi Kerugian)
CV.
CV. Kandawa
Kandawa merupakan
merupakan perusahaan
perusahaan yang
yang didirikan
didirikan
di
di tahun
tahun 2006,
2006, dan
dan di
di masa
masa masa
masa awal
awal operasinya
operasinya
menghadapi
menghadapi pasang
pasang surut
surut usaha.
usaha. Berikut
Berikut merupakan
merupakan
nilai
nilai laba
laba dan
dan rugi
rugi fiskal
fiskal semenjak
semenjak pertama
pertama kali
kali
berdiri.
berdiri.
Tahun2006
Tahun2006 Rugi
Rugi Rp
Rp 1.750.000.000,00
1.750.000.000,00
2007
2007 Rugi
Rugi Rp
Rp 825.000.000,00
825.000.000,00
2008
2008 Laba
Laba Rp
Rp 215.000.000,00
215.000.000,00
2009
2009 Rugi
Rugi Rp
Rp 65.000.000,00
65.000.000,00
2010
2010 Laba
Laba Rp
Rp 765.000.000,00
765.000.000,00
2011
2011 Rugi
Rugi Rp
Rp 12.500.000,00
12.500.000,00
Jika
Jika perusahaan
perusahaan memperoleh
memperoleh laba
laba senilai
senilai Rp
Rp
1.975.000.000,00
1.975.000.000,00 di
di tahun
tahun 2012,
2012, berapakah
berapakah
Penghasilan
Penghasilan Kena
Kena Pajak
Pajak CV.
CV. Kandawa?
Kandawa? 47

Ilustrasi 2.6 (2)


(Kompensasi Kerugian)
Jawaban
Jawaban::
Kompensasi
Kompensasi kerugian
kerugian di
di 2008
2008=
= 215.000.000,00
215.000.000,00
(Berasal
(Berasal dari
dari rugi
rugi fiskal
fiskal 2007)
2007)
Kompensasi
Kompensasi kerugian
kerugian di
di 2010
2010=
= 765.000.000,00
765.000.000,00
(Berasal
(Berasal dari
dari rugi
rugi fiskal
fiskal 2007)
2007)
Kompensasi
Kompensasi kerugian
kerugian di
di 2012
2012=
= Rugi
Rugi fiskal
fiskal 2007
2007 +
+
Rugi
Rugi fiskal
fiskal 2009
2009 +
+ Rugi
Rugi fiskal
fiskal 2011
2011
=
825.000.000
65.000.000
=
825.000.000 +
+
65.000.000 +
+
12.500.000
12.500.000
=
= Rp
Rp 902.500.000,00
902.500.000,00
Adapun
rugi
fiskal
2006
yang
belum
Adapun
rugi
fiskal
2006
yang
belum
dikompensasikan,
dikompensasikan, yaitu
yaitu senilai
senilai Rp
Rp 770.000.000,00
770.000.000,00
(1.750.000.000
(1.750.000.000 -- 215.000.000
215.000.000 -- 765.000.000),
765.000.000), tidak
tidak
dapat
sebab
dapat dikompensasikan
dikompensasikan di
di 2012,
2012, 48
sebab telah
telah

Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)


Pasal 7 Ayat (1), (2), dan (3)

No.
1

Elemen

PTKP
WP Sendiri
Rp
15.840.000
,00
2
Status Kawin
Rp
1.320.000,
00
Tanggungan,
per
orang, dengan
gungan3meliputi
anggota
keluarga
sedarah atau Rp
semenda da
jumlah maksimal tiga orang
1.320.000,
is keturunantanggungan.
lurus (orang tua, mertua, anak kandung,
anak t
00
atau anak angkat.
4
PTKP bagi istri yang
Rp
penghasilannnya
digabung.
nerapan PTKP
ditentukan oleh
keadaan pada 15.840.000
awal tahun paj
,00
atau awal bagian tahun pajak
49

Penghasilan Wanita Bersuami


Pasal 8 Ayat (1)

Penghasilan atau kerugian bagi wanita yang


telah kawin dianggap sebagai penghasilan
atau kerugian suaminya.
Ketentuan di atas berlaku, kecuali jika:
1. Penghasilan tersebut semata mata
berasal dari satu pemberi kerja dan telah
dipotong PPh Pasal 21; dan
2. Pekerjaan istri tersebut tidak ada
hubungannya
dengan
usaha
atau
pekerjaan bebas suami atau anggota
keluarga lainnya.
50

Ilustrasi 2.7 (1)


(PTKP)
Adipati
Adipati Karna
Karna merupakan
merupakan seorang
seorang pegawai
pegawai yang
yang
bekerja
bekerja untuk
untuk sebuah
sebuah perusahaan
perusahaan perbankan.
perbankan. Ia
Ia telah
telah
menikah
menikah dan
dan bertempat
bertempat tinggal
tinggal di
di satu
satu kavling
kavling
apartemen
milik sendri. Berikut
merupakan
susunan
apartemen
BerikutStatus
merupakan
susunan
Namamilik sendri.
Tanggal
Pekerjaan
anggota
anggota keluarga
keluarga Karna.
Karna.
Lahir
Dewi Gandari
Wibisana
Putrakarna
Dursilawati
Putrikarna
Indrajit
Mahapatih
Batara

3 Oktober
1962
2 Januari
1984
6 Mei 1987
4 Juni 1990
1 Juli 1985

Istri

Ibu Rumah
Tangga
Anak
Mahasiswa
Kandung
S3
Anak
Mahasiswa
Kandung
S2
Anak
Mahasiswa
Angkat
S1
Menantu 51
PNS

Ilustrasi 2.7 (2)


(PTKP)
Berapakah
Berapakah PTKP
PTKP atas
atas penghasilan
penghasilan Adipati
Adipati Karna
Karna di
di
tahun
tahun 2012,
2012, jika:
jika:
a.
a. Tidak
Tidak terdapat
terdapat keterangan
keterangan tambahan.
tambahan.
b.
b. Dewi
Dewi Gandari
Gandari bekerja
bekerja semata
semata mata
mata sebagai
sebagai
pegawai
pegawai pemerintah.
pemerintah.
c.
c. Dewi
Dewi Gandari
Gandari memiliki
memiliki usaha
usaha laundry
laundry di
di blok
blok
apartemen.
apartemen.
d.
d. Dursilawati
Dursilawati Putrikarna
Putrikarna menikah
menikah di
di tanggal
tanggal 33
Januari
Januari 2012?
2012?
e.
e. Indrajit
Indrajit Mahapatih
Mahapatih diadopsi
diadopsi setelah
setelah orang
orang tua
tua
kandungnya
meninggal
dalam
suatu
kandungnya
meninggal
dalam
suatu
kecelakaan
kecelakaan di
di bulan
bulan Juni
Juni 2012.
2012.
f.f. Kunthi
Kunthi Talibrata
Talibrata masih
masih menerima
menerima52pembayaran
pembayaran

Ilustrasi 2.7 (3)


(PTKP)
Jawaban
Jawaban ::
a.
a. PTKP
PTKP =
= WP
WP Sendiri+
Sendiri+ Status
Status Kawin
Kawin +
+ 33 Tanggungan
Tanggungan
=
= 15.840.000
15.840.000 +
+ 1.320.000
1.320.000 +
+ 33 xx 1.320.000
1.320.000
=
= Rp
Rp 21.120.000,00
21.120.000,00
Tanggungan
Tanggungan Adipati
Adipati Karna
Karna adalah
adalah Wibisana
Wibisana
Putrakarna,
Putrakarna, Indrajit
Indrajit Mahapatih,
Mahapatih, dan
dan Kunthi
Kunthi Talibrata.
Talibrata.
b.
b. PTKP
PTKP tidak
tidak berubah
berubah sesuai
sesuai poin
poin (a).
(a).
c.
c. PTKP
PTKP bertambah
bertambah sebesar
sebesar Rp
Rp 15.840.000,00
15.840.000,00
dibanding
dibanding poin
poin (a)
(a) untuk
untuk penghasilan
penghasilan istri
istri yang
yang
digabungkan.
digabungkan.
d.
d. Awal
Awal tahun,
tahun, Dursilawati
Dursilawati Putrikarna
Putrikarna masih
masih diakui
diakui
sebagai
sebagai tanggungan.
tanggungan. Akan
Akan tetapi
tetapi PTKP
PTKP tidak
tidak
berubah
berubah sesuai
sesuai poin
poin (a),
(a), sebab
sebab maksimal
maksimal
tanggungan
tanggungan adalah
adalah 33 orang.
orang.
e.
e. Awal
Awal tahun,
tahun, Indrajit
Indrajit Mahapatih
Mahapatih tidak
tidak termasuk
termasuk
53
tanggungan.
PTKP
berkurang
sebesar
Rp
tanggungan.
PTKP
berkurang
sebesar
Rp

Pemisahan Pajak Suami - Istri


Pasal 8 Ayat (2), dan (3)

Jika suami istri


hidup berpisah:
Jika suami istri
mengadakan
perjanjian
pemisahan harta
dan penghasilan
secara
Jika tertulis.
istri
menghendaki
memenuhi
kewajiban
perpajakannya

Penghitungan PKP dan


pengenaan pajaknya
dilakukan sendiri
sendiri.

Penghitungan pajaknya
berdasar kepada
pembagian prorata atas
penghasilan netto suami
istri yang digabung.
54

Ilustrasi 2.8 (1)


(Penghasilan Suami Istri)
Palasara
Palasara merupakan
merupakan seorang
seorang notaris
notaris yang
yang memiliki
memiliki
kantor
kantor sendiri
sendiri dengan
dengan nilai
nilai penghasilan
penghasilan netto
netto di
di tahun
tahun
2012
2012 sebesar
sebesar Rp
Rp 135.000.000,00.
135.000.000,00. Istri
Istri Palasara
Palasara
merupakan
seorang
sekretaris
dan
dalam
merupakan
seorang
sekretaris
dan
dalam
kesehariaannya
kesehariaannya bekerja
bekerja di
di kantor
kantor Palasara
Palasara dalam
dalam
memberikan
jasa
kenotariatan.
Atas
asas
memberikan
jasa
kenotariatan.
Atas
asas
profesionalitas,
profesionalitas, Palasara
Palasara memperlakukan
memperlakukan istrinya
istrinya
sebagaimana
sebagaimana pegawai
pegawai lain
lain dengan
dengan penggajian
penggajian
sebesar
sebesar Rp
Rp 6.750.000,00
6.750.000,00 per
per bulan.
bulan. Palasara
Palasara dan
dan
istrinya
istrinya telah
telah dikaruniai
dikaruniai dua
dua orang
orang anak.
anak.
a.
a. Berapakah
Berapakah pajak
pajak penghasilan
penghasilan yang
yang harus
harus
dibayar
dibayar di
di tahun
tahun 2012
2012 oleh
oleh Palasara
Palasara dan
dan
istrinya?
istrinya?
b.
tahun
b. Bagaimana
Bagaimana jika
jika kemudian
kemudian di
di 55
tahun 2013
2013
Palasara dan istrinya hidup berpisah dengan

Ilustrasi 2.8 (2)


(Penghasilan Suami Istri)
Jawaban
Jawaban ::
a.
a. Penghitungan
Penghitungan dilakukan
dilakukan dengan
dengan menggabungkan
menggabungkan
penghasilan
penghasilan Palasara
Palasara dan
dan istri.
istri.

Penghasilan
Penghasilan istri
istri Palasara
Palasara tidak
tidak bersifat
bersifat final
final dan
dan
56
pemotongan
dikreditkan
pemotongan PPh
PPh 21nya
21nya dapat
dapat
dikreditkan dalam
dalam

Ilustrasi 2.8 (3)


(Penghasilan Suami Istri)
Jawaban
Jawaban ::
b.
b. Penghitungan
Penghitungan dilakukan
dilakukan secara
secara sendiri
sendiri sendiri
sendiri
antara
antara Palasara
Palasara dan
dan istri
istri (Misalkan
(Misalkan diasumsikan
diasumsikan
bahwa
bahwa anak
anak anak
anak tinggal
tinggal bersama
bersama Palasara).
Palasara).

57

Ilustrasi 2.8 (4)


(Penghasilan Suami Istri)
Jawaban

Jawaban ::
c.
c. Penghitungandilakukansecaraprorataberdasarkanper
Penghitungandilakukansecaraprorataberdasarkanper
bandinganpenghasilannettoantaraPalasaradanistri.
bandinganpenghasilannettoantaraPalasaradanistri.
PajakditanggungPalasara
PajakditanggungPalasara =
=
=
=
=
= Rp
Rp 13.783.750,00
13.783.750,00
Pajak
Pajak ditanggungistri
ditanggungistri =
=
=
=
=
= Rp8.270.250,00
Rp8.270.250,00

58

Penghasilan Anak yang belum Dewasa


Pasal 8 Ayat (4)

Penghasilan yang diterima atau diperoleh anak yang


belum dewasa digabungkan dengan penghasilan
orang tuanya.
Mekanisme penggabungan berlaku umum tanpa
mempertimbangkan dari manapun sumber
penghasilan anak tersebut.
Batasan usia dan syarat anak yang belum dewasa
adalah anak berusia 18 tahun dan belum pernah
menikah
59

Non Deductible Expenses (1)


Pasal 9 Ayat (1)

Biaya yang tidak dapat dikurangkan (non


deductible) atas penghasilan bruto, meliputi:
a. Pembagian laba dengan nama dan dalam bentuk
apapun;
b. Biaya yang dibebankan untuk kepentingan
pribadi pemegang saham, sekutu, anggota atau
anggota;
c. Pembentukan dana cadangan, kecuali:
Cadangan untuk jenis usaha tertentu yang
ditetapkan KMK;
Cadangan untuk usaha asuransi;
Cadangan jaminan sosial dibentuk BPJS;
Cadangan penjaminan yang dibentuk LPS;
Cadangan
biaya
reklamasi
untuk
usaha
60

Non Deductible Expenses (2)


Pasal 9 Ayat (1)

d. Premi asuransi kesehatan, kecelakaan, jiwa,


dwiguna, dan asuransi beasiswa yang dibayar
oleh WP orang pribadi;
e. Penggantian/ imbalan atas pekerjaan/jasa yang
diberikan dalam bentuk natura dan kenikmatan,
kecuali:
Penyediaan makanan dan minuman bagi seluruh
pegawai ;
Diberikan di daerah tertentu atau diberikan
berkaitan
dengan
pelaksanaan
pekerjaan
sebagaimana ditetapkan KMK;
f. Jumlah
yang
melebihi
kewajaran
yang
dibayarkan kepada pemegang saham atau pihak
yang mempunyai hubungan istimewa;
61

Non Deductible Expenses (3)


Pasal 9 Ayat (1)

i. Biaya yang dibebankan/ dikeluarkan untuk


kepentingan pribadi WP atau orang yang
menjadi tanggungan;
j. Gaji
anggota persekutuan, firma, atau
perseroan komanditer yang modalnya tidak
terbagi atas saham;
k. Sanksi administrasi dan pidana di bidang
perpajakan.

62

Ketentuan Khusus Atas Natura


Natura
yang
diberikan
berkenaan dengan
pelaksanaan pekerjaan di daerah tertentu adalah
imbalan yang terkait dengan:
Tempat tinggal bagi pegawai dan keluarganya.
Pelayanan kesehatan.
Pendidikan.
Peribadatan.
Pengangkutan.
Olahraga, selain golf, power beating, pacuan
kuda, dan terbang layang.
Natura yang diberikan akibat keharusan suatu
pekerjaan di antaranya dapat berupa seragam
63
bagi petugas pengamanan, atau penginapan
bagi

Dialektika Pajak:
Asas Resiprokalitas

Atas penghasilan penghasilan yang


dikategorikan sebagai bukan objek pajak bagi
pihak
yang
menerima
penghasilan
bersangkutan, maka pada umumnya biaya
biaya dari pihak yang melakukan pengeluaran
terkait penghasilan tersebut, akan ditetapkan
sebagai biaya yang tidak dapat dikurangkan
(non deductible).

Pihak
Melakukan
Pengeluara

Non
Dedu
ctible
Expen
se

Buka
n
Obje
k
Pajak

64

Pihak
Menerima
Penghasila

Penghasilan dan Biaya


Sesuai Asas Resiprokalitas (1)

Pasal 4 Ayat
(3) dan Pasal
Ayat (1)
Bantuan
atau9 sumbangan,

selain sumbangan keagamaan


yang bersifat wajib, serta
sumbangan bencana alam,
litbang, sosial, pendidikan, dan
olahraga yang ditetapkan PP.
Warisan
Imbalan dalam bentuk natura
atau kenikmatan, selain yang
diberikan oleh bukan WP, WP
dikenai pajak final, atau WP
menggunakan Norma
Penghitungan Khusus.
65

Penghasilan dan Biaya


Sesuai Asas Resiprokalitas (2)
Pasal 4 Ayat (3) dan Pasal 9 Ayat (1)

Premi dan polis asuransi


kesehatan, kecelakaan, jiwa,
dwiguna, dan beasiswa bagi
WP orang pribadi.
Iuran dana pensiun yang
dibayarkan oleh perusahaan.
Bagian laba yang diterima
anggota persekutuan yang
tidak terdiri atas saham.
66

Hyperlink

1.
Pengukuran
Aset (Slide 5)

67

Penghitungan Penghasilan Netto


Pasal 14, dan 15

Ketentuan Umum
Wajib Pajak yang
memiliki peredaran
bruto kurang dari Rp
4.800.000.000,00 per
tahun dan
memberitahukan
kepada
Dirjen
Pajak
di
Wajib
Pajak
yang
tidak
3dapat
bulandihitung
pertama
periode pajak.
penghasilan
nettonya
berdasar ketentuan
Pasal 16 Ayat (1) dan

Subjek pajak melakukan


pembukuan dan
menghitung penghasilan
netto berdasar hasil
Subjekpembukuan.
pajak melakukan
pencatatan dan
menghitung penghasilan
netto berdasar
persentase Norma
Penghitungan
Subjek pajak melakukan
Penghasilan Netto
pembukuan dan
(NPPN).
menghitung penghasilan
netto berdasar
68
persentase Norma

Penerapan NPPN di Luar Ketentuan


Pasal 14 Ayat (5)

WP wajib pembukuan
atau pencatatan
namun tidak bersedia
memperlihatkan
pencatatan atau bukti
pendukungnya.
WP tidak atau tidak
sepenuhnya
menyelenggarakan
pembukuan atau
pencatatan.

Peredaran bruto
ditentukan berdasar cara
yang ditetapkan PMK dan
penghasilan netto
dihitung berdasar NPPN.

69

Peraturan Pelaksana
Norma Penghitungan Khusus
Perusahaan pengeboran minyak dan gas bumi.
KMK No. 628/ KMK.04/ 1991
Kantor perwakilan dagang WP luar negeri.
KMK No. 433/ KMK.04/ 1994
Perusahaan berinvestasi dengan pola Bangun,
Guna, Serah (BOT).
KMK No. 248/ KMK.04/ 1995
Perusahaan pelayaran dalam negeri.
KMK No. 416/ KMK.04/ 1996
Perusahaan pelayaran dan/ atau penerbangan
luar negeri.
KMK No. 417/ KMK.04/ 1996
Perusahaan penerbangan dalam negeri.
KMK No. 475/ KMK.04/ 1996
Perusahaan maklon mainan anak anak.
KMK No. 543/ KMK.03/ 2002
70

Ilustrasi 2.9 (1)


(NPPN)
Sasrabahu
Sasrabahu merupakan
merupakan pengusaha
pengusaha perseorangan
perseorangan
yang
yang tengah
tengah merintis
merintis usaha
usaha di
di bidang
bidang perhotelan.
perhotelan.
Berhubung
Berhubung belum
belum memiliki
memiliki sumber
sumber daya
daya memadai
memadai
untuk
untuk menjalankan
menjalankan fungsi
fungsi akuntansi,
akuntansi, Sasrabahu
Sasrabahu
mengajukan
mengajukan pemberitahuan
pemberitahuan kepada
kepada Dirjen
Dirjen Pajak
Pajak
untuk
menggunakan
Norma
Penghitungan
untuk
menggunakan
Norma
Penghitungan
Penghasilan
Penghasilan Netto
Netto (NPPN)
(NPPN) terkait
terkait kewajiban
kewajiban
perpajakannya.
Mengacu
kepada
ketentuan
perpajakannya.
Mengacu
kepada
ketentuan
Keputusan
Keputusan Dirjen
Dirjen Pajak
Pajak No.
No. KEP/
KEP/ 536/
536/ Pj./
Pj./ 2000,
2000, usaha
usaha
Sasrabahu
Sasrabahu tergolong
tergolong ke
ke dalam
dalam industr
industr berkode
berkode 64100
64100
dengan
dengan besaran
besaran norma
norma 25%
25% jika
jika berkedudukan
berkedudukan di
di
ibukota
ibukota provinsi,
provinsi, 20%
20% untuk
untuk kota
kota provinsi
provinsi lainnya,
lainnya, dan
dan
20%
20% untuk
untuk daerah
daerah lain.
lain.
Hotel
berkelas
Hotel Sasrabahu
Sasrabahu memiliki
memiliki 25
25 kamar
kamar
berkelas
71
Deluxe dengan tarif per malam Rp 275.000,00 dan

Ilustrasi 2.9 (2)


(NPPN)
Jawaban
Jawaban::
Penghasilan
Penghasilan bruto
bruto
=
= (25
(25 xx 90%
90% xx 275.000
275.000 +
+ 10
10 xx 85%
85% xx 425.000
425.000 +
+ 55
xx 80%
80% xx 650.000)
650.000) xx 365
365
=
+
+
= (6.187.500
(6.187.500
+ 3.612.500
3.612.500
+ 2.600.000)
2.600.000) xx
365
365
=
= 12.400.000
12.400.000 xx 365
365
=
= Rp
Rp 4.526.000.000,00
4.526.000.000,00
Penghasilan
Penghasilan netto
netto
=
= Penghasilan
Penghasilan bruto
bruto xx Norma
Norma
=
= 4.526.000.000
4.526.000.000 xx 25%
25%
=
= Rp
Rp 1.131.500.000,0
1.131.500.000,0
Penghasilan
Penghasilan netto
netto tersebut
tersebut dipelakukan
dipelakukan sebagai
sebagai
Penghasilan
acuan
Penghasilan Kena
Kena Pajak
Pajak yang
yang menjadi
menjadi
acuan
72
pengenaan pajak penghasilan.

Cara Menghitung
Pajak
Landasan Hukum:
Pasal 16 s/ d Pasal 19
UU Pajak Penghasilan

73

Penghitungan Penghasilan Kena Pajak


Pasal 16

Wajib pajak orang


pribadi dalam negeri.
Wajib pajak badan
dalam negeri, serta
WP BUT.
Wajib Pajak yang
menggunakan NPPN.
Wajib Pajak yang
terutang pajak dalam
bagian tahun pajak.

Penghasilan, dikurangi
biaya yang dapat
dikurangkan, dikurangi
Penghasilan,
PTKP.dikurangi
biaya yang dapat
dikurangkan, dikurangi
kompensasi kerugian.
Penghasilan dikalikan
dengan NPPN, dikurangi
PTKP untuk WP orang
pribadi.netto
Penghasilan
disetahunkan
74

Ilustrasi 2.10
(Simulasi Penghitungan PKP)

75

Ilustrasi 2.11
(Simulasi Penghitungan PKP BUT)

76

Tarif Pajak
Pasal 17 Ayat (1)

No.
1
2
3

Lapisan Penghasilan Kena


Tarif
Pajak
Pajak
0 s/d Rp 50.000.00,00
5%
Di atas Rp 50.000.000,00 s/d Rp
15%
250.000.000,00
Di atas Rp 250.000.000,00 s/d Rp
25%
500.000.000,00
pajak
progresif
berlaku bagi WP orang 30%
pribadi.
Di atas
Rp 500.000.000,00

Tarif
4
k bagi WP badan adalah 28% untuk penghasilan sebelum ta
dan 25% untuk penghasilan setelah tahun 2010.

77

Ketentuan Khusus Atas Tarif Pajak


Tarifpajaktertinggidapatditurunkanmenjadi 25%,
diaturdengan PP.
Tarifbagi
WP
badandapatberlaku
5%

lebihrendah, jikamemenuhipersyaratan minimal


40% sahamnyadiperdagangkan di bursa efek di
Indonesia danpersyaratanlain sesuaiketentuan
PP.
NilaiPenghasilanKenaPajakdibulatkankebawahm
enujuribuanterdekat.
Bagianpajakterutangbagi
WP
yang
terutangdalambagiantahunpajakadalah:
Ataskurunwaktusatubulanpenuhdiasumsikansetara
dengan 30 hari.
78

Ilustrasi 2.12
(Simulasi Penghitungan Pajak Terutang)

79

Perbandingan Utang dan Modal;


Serta Saat Diperolehnya Dividen
Pasal 18 Ayat (1), dn (2)

Menkeu berwenang menetapkan:

Saat diperolehnya dividen oleh


esarnya perbandingan antara utang
WP DN atas penyertaan modal pa
dan modal untuk keperluan
penghitungan pajak badan usaha di luar negeri yang ti

menjual sahamnya di bursa efek


Syarat:
Besarnya penyertaan
modal WP DN, secara
sendiri atau bersama
sama dengan
80 WP DN lain,

Pengertian Hubungan Istimewa


Pasal 18 Ayat (4)

Hubungan penyertaan modal


langsung atau tidak langsung
paling rendah 25 % oleh satu WP
pada satu atau lebih WP lain;
termasuk hubungan antar WP
yang modalnya menjadi objek
Hubunganpenyertaan.
penguasaan satu WP
pada satu atau lebih WP lain;
termasuk hubungan antar WP
yang dikuasai.
Hubungan keluarga sedarah
semenda dalam garis keturunan
lurus dan/ atau ke samping satu
derajat.
81

etentuan Khusus Atas Hubungan Istimew


Pasal 18 Ayat (3), dan (3a)

Dirjen Pajak berwenang menentukan kembali


besarnya
penghasilan
dan
pengurangan
penghasilan, serta menentukan utang sebagai
modal untuk menghitung PKP atas pihak yang
memiliki hubungan istimewa.
Dirjen Pajak berwenang melakukan perjanjian
dengan wajib pajak dan bekerjasama dengan
pihak otoritas pajak negara lain untuk
menentukan harga harga transaksi antara pihak
pihak yang mempunyai hubungan istimewa.

82

Ilustrasi 2.13 (1)


(Hubungan Istimewa)
Sebagian
Sebagian perusahaan
perusahaan farmasi
farmasi di
di Indonesia
Indonesia
membentuk
membentuk suatu
suatu aliansi
aliansi operasi
operasi yang
yang bertujuan
bertujuan
mempermudah
mempermudah proses
proses pelaksanaan
pelaksanaan riset
riset dan
dan
pengembangan
pengembangan bersama.
bersama. Berikut
Berikut merupakan
merupakan profil
profil
No.
Nam
Direktur
Pemegang
Saham
perusahaan
yang
terdaftar
sebagai
anggota
aliansi.
perusahaan
yang
terdaftar
sebagai
anggota
aliansi.
a
Utama
1.
2.
3.
4.
5.

PT.
CIS
PT.
PBA
PT.
KNA
PT.
PRE
PT.

Sarpakenaka

100% Publik

Adirata

35% PT. CIS, 15% PT. KNA,


50% Publik
30% PT. CIS, 70% Publik

Sarpakenaka
Barbarika
Durna

80% PT. PBA, 5% PT. HTE,


15% Publik
83
15% PT. KNA, 85% Publik.

Ilustrasi 2.13 (2)


(Hubungan Istimewa)
Jawaban
Jawaban::
Hubungan
Hubungan istimewa
istimewa yang
yang terbentuk
terbentuk oleh
oleh kelima
kelima
perusahaan
perusahaan meliputi:
meliputi:
a.
a. Hubungan
Hubungan PT.
PT. CIS
CIS ke
ke PT.
PT. PBA,
PBA, akibat
akibat
kepemilikan
kepemilikan langsung
langsung di
di atas
atas 25%
25% (35%).
(35%).
b.
b. Hubungan
Hubungan PT.
PT. PBA
PBA ke
ke PT.
PT. PRE,
PRE, akibat
akibat
kepemilikan
kepemilikan langsung
langsung di
di atas
atas 25%
25% (80%).
(80%).
c.
c. Hubungan
Hubungan PT.
PT. CIS
CIS ke
ke PT.
PT. PRE,
PRE, akibat
akibat
kepemilikan
kepemilikan tidak
tidak langsung
langsung di
di atas
atas 25%
25% (28%
(28%
melalui
melalui PT.
PT. PBA).
PBA).
d.
d. Hubungan
Hubungan PT.
PT. CIS
CIS ke
ke PT.
PT. KNA,
KNA, akibat
akibat
kepemilikan
kepemilikan langsung
langsung di
di atas
atas 25%
25% (30%),
(30%), serta
serta
akibat
akibat kesamaan
kesamaan pemangku
pemangku jabatan
jabatan Direktur
Direktur
Utama.
Utama.
84

Pelunasan Pajak
Landasan Hukum:
Pasal 20 s/ d Pasal 29
UU Pajak Penghasilan

85

Cara Pelunasan Pajak


Pasal 20

Pajak tahun berjalan dapat dilunasi melalui

Pemotongan atau pemungutan ol


embayaran oleh wajib pajak sendiri.
pihak lain.
(PPh Pasal 25)
(PPh Pasal 21, 22, 23, 24, 26)

Merupakan pelunasan
pajak yang boleh
dikreditkan terhadap PPh
yang terutang
untuk
86

Hyperlink

1. Pasal 21 dan 26 (Slide 3A)


PPh
2. 22, 23, 24, 26, dan Final (Slide 3B)
PPh Pasal

87

Kredit Pajak WP dalam Negeri dan BUT


Pasal 28 Ayat (1), dan (2)

Kredit PPh 21
Pemotongan PPh dari pekerjaan, jasa atau
kegiatan.
Kredit
PPh 22
Pemungutan PPh dari kegiatan di bidang impor
atau kegiatan
di bidang lain.
Kreditusaha
PPh 23
Pemotongan PPh dari dividen, bunga, royalti,
sewa, hadiah
Kredit dan
PPh penghargaan.
24
Pajak yang atas penghasilan dari luar negeri
yang
boleh
dikreditkan.
Kredit
PPh
25
Pembayaran yang dilakukan oleh wajib pajak
sendiri.
Kredit PPh
26 Ayat (5)
Pemotongan pajak atas penghasilan WP LN yang
beralih berupa
menjadibunga,
WP DN.
Sanksi administrasi
denda dan
kenaikan, serta sanksi pidana berupa denda
tidak boleh dikreditkan. 88

Ilustrasi 2.14
(Simulasi Penghitungan Kredit Pajak)

89

Pajak Kurang (Lebih) Bayar


Pasal 28A, dan 29

Status pajak terutang di akhir tahun dapat berupa:

Pajak lebih bayar.


Pajak kurang bayar.
beban pajak terutang kurang
etika beban pajak terutang Ketika
melebihi
total kredit pajak.
total kredit pajak.

Wajib dilunasi selambat


lambatnya tanggal 25
bulan ketiga setelah
tahun pajak berakhir,

Akan dikembalikan/
direstitusikan, setelah
dilakukan pemeriksaan
serta diperhitungkan
90

Fasilitas
Perpajakan
Landasan Hukum:
Pasal 31A s/ d Pasal 31E
UU Pajak Penghasilan

91

Fasilitas Perpajakan
Pasal 31A

Wajib pajak yang


melakukan
penanaman modal di
bidang bidang usaha
tertentu.

Wajib pajak yang


melakukan
penanaman modal di
daerah daerah

Berdasar penetapan PP
dapat memperoleh
fasilitas berupa:
a. Pengurangan
penghasilan
paling
tinggi 30% dari jumlah
penanaman
modal
yang dilakukan.
b. Penyusutan
dan
amortisasi
yang
dipercepat (tarif dua
kali lebih tinggi).
c. Kompensasi kerugian
yang lebih
lama,
92

Fasilitas dalam bentuk pengurangan penghasilan


etentuan
Atas Fasilitas
Perpajak
sebesar Khusus
30% dari penanaman
modal diberikan
secara
PP jangka
No. 52 Tahun
2011dengan besaran
bertahap dalam
6 tahun,
pengurangan 5% dari penaman modal di setiap
tahunnya.
Fasilitas
dalam
bentuk
perpanjangan
masa
kompensasi
kerugian
diberikan
jika
kegiatan
memenuhi persyaratan berikut:
Penanaman modal dilakukan di kawasan industri
dan kawasan berikat.
Mempekerjakan minimal 500 tenaga kerja
Indonesia selama 5 tahun berturut - turut.
Penanaman modal memerlukan investasi untuk
infrastruktur ekonomi dan sosial minimal Rp
10.000.000.000,00.
Mengeluarkan biaya litbang di dalam negeri
minimal 5% dari investasi dalam jangka 5 tahun.
Menggunakan minimal 70% bahan baku atau
komponen produksi dalam negeri sejak
93 tahun ke

Perimbangan Penerimaan Pajak


Pasal 31C

Penerimaan atas PPh orang pribadi dan


PPh 21 yang dipotong oleh pemberi kerja.

80%

20%

Untuk Pemerintah Pusat


Untuk Pemerintah Daerah

94

Fasilitas Perpajakan
Pasal 31E

Wajib pajak badan


yang memiliki nilai
peredaran bruto
kurang dari Rp
50.000.000.000,00

Memperoleh
pengurangan tarif
sebesar 50% dari tarif
Pasal 17 (tarif flat 25%).
untuk bagian Penghasilan
Kena Pajak dari
Berlaku untuk bagian
Penghasilan Kena Pajak
dari bagian penghasilan
bruto sampai dengan Rp
4.800.000.000,00.
95

Ilustrasi 2.15 (1)


(Fasilitas Perpajakan)
CV.
CV. Mandaraka
Mandaraka merupakan
merupakan perusahan
perusahan yang
yang
bergerak
bergerak di
di bidang
bidang pengalengan
pengalengan ikan
ikan dan
dan melakukan
melakukan
kegiatan
kegiatan ekspor
ekspor atas
atas produk
produk yang
yang dihasilkannya.
dihasilkannya.
Sepanjang
Sepanjang tahun
tahun 2010,
2010, CV.
CV. Mandaraka
Mandaraka mencatatkan
mencatatkan
nilai
nilai penghasilan
penghasilan bruto
bruto senilai
senilai Rp
Rp 48.000.000.000,00
48.000.000.000,00
dan
dan mencatatkan
mencatatkan nilai
nilai biaya
biaya yang
yang dapat
dapat dikurangkan
dikurangkan
sesuai
ketentuan
perpajakan
sebesar
Rp
sesuai
ketentuan
perpajakan
sebesar
Rp
36.000.000.000,00.
36.000.000.000,00.
a.
a. Berapakah
Berapakah nilai
nilai pajak
pajak terutang
terutang oleh
oleh CV.
CV.
Mandaraka
Mandaraka di
di tahun
tahun 2010?
2010?
b.
b. Bagaimana
Bagaimana jika
jika di
di tahun
tahun 2011
2011 perusahaan
perusahaan
memperoleh
memperoleh penghasilan
penghasilan bruto
bruto yang
yang tetap
tetap
namun
mencatatkan
biaya
Rp
namun
mencatatkan
biaya
Rp
10.000.000.000,00
10.000.000.000,00 lebih
lebih tinggi?
tinggi? 96

Ilustrasi 2.15 (2)


(Fasilitas Perpajakan)
Jawaban:

Jawaban:
a.
a. CV.
CV.
Mandarakamemperolehfasilitaspengurangantarif,
Mandarakamemperolehfasilitaspengurangantarif,
sebabmemilikinilaiperedaranbrutokurangdariRp50.
sebabmemilikinilaiperedaranbrutokurangdariRp50.
000.000.000,00.
000.000.000,00.
Bagian
Bagian PKP
PKP yang
yang memperolehpengurangantarif
memperolehpengurangantarif
=
=
=
= 10%
10% xx 12.000.000.000
12.000.000.000
=
= 1.200.000.000
1.200.000.000
Bebanpajakterutangtahun
Bebanpajakterutangtahun 2010
2010
=
= 50%
50% xx 25%
25% xx 1.200.000.000
1.200.000.000 +
+ 25%
25% xx
(12.000.000.000
(12.000.000.000 1.200.000.000)
1.200.000.000)
=
+
= 150.000.000
150.000.000
+ 2.700.000.000
2.700.000.000
=
= Rp
Rp 2.850.000.000,00
2.850.000.000,00
97

Ilustrasi 2.15 (3)


(Fasilitas Perpajakan)
Jawaban:

Jawaban:
b.
b. CV.
CV.
Mandarakamemperolehfasilitaspengurangantarif,
Mandarakamemperolehfasilitaspengurangantarif,
sebabmemilikinilaiperedaranbrutokurangdariRp50.
sebabmemilikinilaiperedaranbrutokurangdariRp50.
000.000.000,00.
000.000.000,00.
Bagian
Bagian PKP
PKP yang
yang memperolehpengurangantarif
memperolehpengurangantarif
=
=
=
= 10%
10% xx 2.000.000.000
2.000.000.000
=
= 200.000.000
200.000.000
Bebanpajakterutangtahun
Bebanpajakterutangtahun 2011
2011
=
= 50%
50% xx 25%
25% xx 200.000.000
200.000.000 +
+ 25%
25% xx
(2.000.000.000
(2.000.000.000 200.000.000)
200.000.000)
=
+
= 25.000.000
25.000.000
+ 450.000.000
450.000.000
=
= Rp
Rp 475.000.000,00
475.000.000,00
98

Ilustrasi 2.15 (4)


(Fasilitas Perpajakan)
Jawaban
Jawaban::
c.
c. Peredaran
Peredaran bruto
bruto 2012
2012 =
= 48.000.000.000
48.000.000.000 +
+
8.000.000.000
8.000.000.000
=
= Rp
Rp 56.000.000.000,00
56.000.000.000,00
CV.
CV. Mandaraka
Mandaraka tidak
tidak memperoleh
memperoleh fasilitas
fasilitas
pengurangan
pengurangan tarif,
tarif, sebab
sebab memiliki
memiliki nilai
nilai peredaran
peredaran
bruto
bruto lebih
lebih dari
dari Rp
Rp 50.000.000.000,00.
50.000.000.000,00.
Beban
Beban pajak
pajak terutang
terutang
=
= 25%
25% xx (56.000.000.000
(56.000.000.000 36.000.000.000)
36.000.000.000)
=
= 25%
25% xx 20.000.000.000
20.000.000.000
=
= Rp
Rp 5.000.000.000,00
5.000.000.000,00

99

Referensi
Fitriandi, Primandita dkk. 2011. Kompilasi
Undang Undang Perpajakan Terlengkap . Jakarta:
Penerbit Salemba Empat.
Waluyo. 2011. Perpajakan Indonesia. Jakarta:
Penerbit Salemba Empat.

100

Terima Kasih
Dr. Dwi Martani
Departemen Akuntansi FEUI
martani@ui.ac.id atau
dwimartani@yahoo.com
081318227080/ 08161932935
http:/staff.blog.ac.id/martani/

101

Anda mungkin juga menyukai