REFKA
REFKA
Januari, 2017
INFEKSI SALURAN
PERNAPASAN AKUT (ISPA)
OLEH :
NUR FARIDAH / N 111 14 045
PEMBIMBING LAPANGAN :
dr.MEITY SALATAN
BAB I : PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Usaha
peningkatan
kesehatan
masyarakat
pada
kenyataannya tidaklah mudah seperti membalikkan
telapak tangan saja, karena masalah ini sangatlah
kompleks, dimana penyakit yang terbanyak diderita oleh
masyarakat.
BAB I : PENDAHULUAN
BAB II : KASUS
Identitas Pasien
Nama
: An.H
Kelamin
: Perempuan
Usia
: 2 Tahun
Alamat
: Jl. Bulu Masomba Ds. Kawatuna
Agama
: Islam
Tanggal pemeriksaan : 16 Januari 2017
ANAMNESIS
Keluhan Utama : Batuk berlendir
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang ke Poli Puskesmas Kawatuna bersama
orang tuanya dengan keluhan batuk berlendir yang
dialami sejak 2 hari yang lalu, lendir berwarna putih, yang
disertai pilek. Pasien tidak mengalami sesak napas, mual
ataupun muntah.Menurut ibu pasien nafsu makan
menurun dan pasien malas minum. BAK normal dan BAB
biasa.
Untuk
Riwayat pengobatan:
Pasien sebelumnya tidak pernah memeriksakan diri ke tempat
pelayanan kesehatan lainnya dan untuk keluhannya, dan tidak
mengkomsumsi obat atau ramuan apapun.
Riwayat alergi
- Makanan
- Obat
: tidak ada
: tidak ada
Riwayat antenatal
Riwayat natal
Pasien lahir normal dengan kondisi cukup bulan di rumah
dibantu oleh bidan dengan berat badan lahir 2600 gram.
Riwayat neonatal
Tidak ada kelainan.
Asupan makanan
ASI sejak lahir sampai usia 1 tahun.
Riwayat imunisasi
Ibu pasien rutin membawa pasien untuk melakukan imunisasi.
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum
Tekanan darah
Nadi
Respirasi
Suhu
: 380C
Mata
Inspeksi
Perkusi
: distensi (-)
: timpani
Palpasi
: turgor normal, nyeri tekan (-) pada
epigastrium, hepar dan lien tidak teraba.
Tidak dievaluasi
Anal-perianal
Tidak dievaluasi
Ekstermitas atas-aksilla
Ekstremitas bawah
DIAGNOSA
PENATALAKSANAAN
MEDIKAMENTOSA
Ambroxol 3
CTM 3
Dexametasone 3
Vitamin C 3
Paracetamol drops 3 x 0.7 cc
PENATALAKSANAAN
NON MEDIKAMENTOSA
kepada
anak
untuk
membantu
Menganjurkan orang tua dan keluarga yang lain untuk berhenti merokok,
jika sulit sebaiknya merokok di luar rumah dan jauh dari jangkauan anak.
Jika kondisi anak tidak mengalami perubahan sembuh setelah komsumsi
obat sebaiknya di bawah kembali ke Puskesmas untuk pemeriksaan lebih
lanjut.
ISPA
Akut
<14 hari
Usia
Umur mempunyai pengaruh yang cukup besar untuk terjadinya
ISPA. Oleh sebab itu kejadian ISPA pada bayi dan anak balita
akan lebih tinggi jika dibandingkan dengan orang dewasa.
Kejadian ISPA pada bayi dan balita akan memberikan gambaran
klinik yang lebih berat dan jelek. Hal tersebut sesuai dengan
kasus ini dimana pasien adalah pasien anak berusia 2 tahun.
Rumah
Tampak kondisi komponen rumah pasien dengan ventilasi yang
kurang baik dan tidak cukup segar untuk kehidupan serta
pencahayaan rumah yang kurang. Sementara untuk sarana air
bersih dari PAM tetapi kondisi dapur pasien yang cukup padat
dan kurang teratur, pembuangan sampah yang terletak di
halaman depan rumah tanpa ada tempah sampah dalam rumah.
Kepadatan hunian
Data yang diperoleh dimana rumah yang berukuran 11 x 8 m
dengan jumlah kamar 3 dan penghuni rumah > 10 orang dengan
kondisi 4 kepala keluarga cukup padat dapat menjadi faktor
resiko terkena ISPA karena kurangnya oksigen didalam ruangan
sehingga dapat menyebabkan daya tahan tubuh menurun
terutama untuk penghuni anak-anak
Kebiasaan merokok
Tingginya prevalensi perokok pasif pada balita dan umur muda
disebabkan karena mereka masih tinggal serumah dengan
orangtua ataupun saudaranya yang merokok dalam rumah Di
tempat tinggal pasien 2 anggota keluarga, yaitu ayah dan
pamannya adalah perokok aktif sehingga pasien lebih mudah
terserang ISPA.
dengan
upaya
BAB IV : KESIMPULAN
Demikianlah laporan dan pembahasan mengenai hasil
laporan kasus tentang penyakit ISPA di Puskesmas Kawatuna.
Beberapa kesimpulan dari laporan kasus ini yaitu angka
kejadian ISPA di wilayah kerja Puskesmas Kawatuna masih
tinggi
sebagai
terbanyak.
peringkat
pertama
dari
sepuluh
penyakit
DAFTAR PUSTAKA
Departemen kesehatan RI. 2012, Pedoman Pengendalian Infeksi Saluran Pernapasan Akut, Jakarta.
Organisasi Kesehatan Dunia. 2008. Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) yang cenderung menjadi
Epidemi dan Pademi, Pencegahan dan pengendalian infeksi diFasilitas Pelayanan Kesehatan,
Jenewa.
Deasy, JoAnn and Werner, Karen. Acute Respiratory Tract Infections ; When Are Antibiotics
Indicated? [serial online]. 2009. [cited 16 Januari 2017]. Available from: www.jaapa.com.
Aberg, J.A., Lacy,C.F, Amstrong, L.L, Goldman, M.P, and Lance, L.L. 2009. Drug Information
Handbook, 17th, edition, Lexi-Comp for the American Pharmacists Association.
Rasmaliah. 2004. Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) dan Penanggulangannya. [cited 16
Januari 2017]. Available from : http://library.usu.ac.id/
Chahaya Indra, Nurmaini S. 2004. Faktor-faktor Kesehatan Lingkungan Perumahan Yang
Mempengaruhi Kejadian ISPA Pada Balita di Perumnas Mandala, Kecamatan Percut Sei Tuan,
Kabupaten Deli Sedang. [cited 16 Januari 2017].
Afrida L. 2007. Faktor-faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Penyakit Infeksi Saluran
Pernapasan Akut (ISPA) Pada Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Rantang Kecamatan Medan Petisah
Kota Medan. Fakultas Kesehatan Masyarkat Universitas Sumatera Utara, Medan. [cited 16 Januari
2017].
Wahyono Dj, Hapsari I, Astuti IWB. 2008. Pola Pengobatan Infeksi Saluran Napas Akut Usia Bawah
Lima Tahun (Balita) Rawat Jalan di Puskesmas I Purwareja Klampok Kabupaten Banjarnegara
Tahun 2004. [serial online]. [cited 16 Januari 2017]. Available from: http://mfi.farmasi.ugm.ac.id
Organisasi Kesehatan Dunia. 2007. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Saluran Pernapasan Akut
(ISPA) yang Cenderung Menjadi Epidemi dan Pandemi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan. Jenewa.
Profil Puskesmas Kawatuna Tahun 2015 .