Anda di halaman 1dari 17

PERGAULAN BEBAS DAN ZINA

KELAS: X-IIS 2
KELOMPOK 1 (SATU)

AHMAD DAHLAN
ANNA RAHMATIN
ELA LESTARI
FATMAWATI DWI NANDA
NOVA PUTRI PRATAMI
SAVIRA
WISNU SEPTIAN

SMAN 1 TAMANSARI

JL. JAGAKARSA CALOBAK DESA TAMANSARI KECAMATAN TAMANSARI KAN.BOGOR JAWA


BARAT
MEMAHAMI MAKNA LARANGAN
PERGAULAN BEBAS DAN ZINA
1. pengertian zina Para ulama mengartikan zina
dengan susunan kalimat yang
Secara bahasa zina berbeda-beda namun isinya sama
berasal dari kata zana- yaitu:
zina ialah memasukkan alat
yazni yang artinya kelamin laki-laki ke dalam alat
hubungan kelamin perempuan (dalam
persetubuhan) yang haram menurut
persetubuhan antara zat perbuatannya bukan karena
perempuan dan laki- subhat dan perempuan itu
menandatangkan syahwat
laki yang sudah Menurut Ibnu Rusyd dalam bukunya
mukallaf (balig) tanpa BIDAYATU`L MUJTAHID zina adalah
akad nikah yang sah. setiap persetubuhan yang terjadi
bukan karena pernikahan yang sah,
Jadi, zina adalah bukan pula karena pemilikan
melakukan hubungan (terhadap hamba)

biologis layaknya
suami istri diluar nikah
Hukum Zina
Terkait hukum zina, semua para
ulama sepakat bahwa zina
hukumnya haram, bahkan zina
dianggap sebagai puncak
keharaman. Hal tersebut didasarkan
pada firman Allah Swt. Dalam Q.S al-
isra/17:32. Menurut, pandangan
hukum islam, perbuatan zina
merupakan dosa besar yang
dikategorikan sebagai perbuatan
yang keji, hina, dan buruk.
Kategori Zina
Zina Muhsan, yaitu penzina sudah balig,
berakal, merdeka, sudah pernah menikah.
Hukuman terhadap zina muhsan adalah
dirajam (dilempari dengan batu
sederhana sampai meninggal).
Zina Gairu Muhsan, yaitu pezina yang
masih lajang, belum pernah menikah.
Hukumannya adalah didera seratus kali
dan diasingkan selama satu tahun.
Hukuman Bagi Penzina
Dera atau pukulan sebanyak Dirajam sampai mati bagi
100(seratus) kali bagi penzina muhsan. Hukuman
penzina gairu muhsan dan
rajam dilakukan dengan
ditambah dengan
cara pelaku dimasukan ke
mengasingkan atau
membuang pelakunya ke
dalam tanah hingga dada
tempat yang jauh dari tempat atau leher. Tempat untuk
mereka. Hal ini didasarkan melakukan hukuman rajam
pada firman Allah Swt. Dalam adalah di tempat yang
Q.S. An-Nur/24:2 serta hadis banyak dilalui manusia
Rasulullah saw. Yang atau tempat keramaian. Hal
diriwayatkan oleh Bukhari ini berdasarkan hadis yang
dan Muslim dari Abu Hurairah diriwayatkan oleh Bukhari,
dan Zaid bin Khalid. Muslim, Abu Dawud,
Tirmizi, dan An-Nasa`i.
Hukuman Bagi Yang Menuduh
Zina (Qazaf)
Kesaksian empat orang laki-
laki yang adil ini pun masih
Hukuman dapat dibatalkan bila memerlukan syarat, yaitu
masih terdapat keraguan bahwa setiap mereka harus
terhadap peristiwa atau melihat persis proses zina itu.
perbuatan zina itu. Hukuman Andai seorang dari keempat
tidak dapat dijalankan setelah saksi itu menyatakan
benar-benar diyakini tidak kesaksianyang lain dari
terjadi perzinaan. kesaksian tiga orang lainnya
Untuk meyakinkan perihal atau salah seorang
terjadinya zina tersebut, diantaranya mencabut
haruslah ada empat orang saksi kesaksiannya, terhadap
laki-laki yang adil. Dengan mereka semuanya dijatuhkan
demikian, kesaksian empat hukuman menuduh zina.
orang wanita tidak cukup untuk Hukuman bagi penuduh zina
dijadikan bukti, sebagaimana terhadap perempuan baik-
empat orang kesaksian laki-laki baik adalah dengan didera
yang fasik. sebanyak 80 kali deraan. Hal
ini didasarkan firman Allah
swt. Dalam Q.S An-nur/24:4
DAMPAK NEGATIF ZINA
Mendapat laknat dari Allah SWT. Dan
Rasul-Nya
Dijauhi dan dikucilkan oleh
masyarakat
Nasab menjadi tidak jelas
Anak hasil zina tidak bisa dinasabkan
kepada bapaknya
Anak hasil zina tidak berhak
mendapat warisan
HADIS-HADIS TENTANG LARANGAN
MENDEKATI ZINA
1. Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala :

"Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah
suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk". [al-Isr/17:32]
Al-Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata tentang ayat ini: Allah
subhanahu wataala berfirman dalam rangka melarang hamba-hamba-
Nya dari perbuatan zina dan larangan mendekatinya, yaitu larangan
mendekati sebab-sebab dan pendorong-pendorongnya. [Lihat Tafsir
Ibnu Katsir, 5/55]
Asy-Syaikh As-Sadi rahimahullah menjelaskan tentang ayat ini di dalam
tafsirnya, Larangan mendekati zina lebih mengena ketimbang larangan
melakukan perbuatan zina, karena larangan mendekati zina mencakup
larangan terhadap semua perkara yang dapat mengantarkan kepada
perbuatan tersebut. Barangsiapa yang mendekati daerah larangan, ia
dikhawatirkan akan terjerumus kepadanya, terlebih lagi dalam masalah
zina yang kebanyakan hawa nafsu sangat kuat dorongannya untuk
melakukan zina. [Lihat Taisir Al-Karim Ar-Rahman, hal.457]
2. Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala :



"Dan orang-orang yang tidak menyembah ilah yang lain beserta Allah
dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya)
kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina, barangsiapa
yang melakukan demikian itu, niscaya dia mendapat (pembalasan)
dosa (nya), (yakni) akan dilipat gandakan azab untuknya pada hari
kiamat dan dia akan kekal dalam azab itu, dalam keadaan terhina". [al-
Furqn/25: 68-69]
Dalam hadits, Nabi juga mengharamkan zina seperti yang diriwayatkan
dari Abdullah bin Masd Radhiyallahu 'anhu, beliau Shallallahu 'alaihi
wa sallam berkata:
: : :

: : :
"Aku telah bertanya kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam :
Dosa apakah yang paling besar ? Beliau menjawab : Engkau
menjadikan tandingan atau sekutu bagi Allah , padahal Allah Azza wa
Jalla telah menciptakanmu. Aku bertanya lagi : Kemudian apa? Beliau
menjawab: Membunuh anakmu karena takut dia akan makan
bersamamu. Aku bertanya lagi : Kemudian apa ? Beliau Shallallahu
'alaihi wa sallam menjawab lagi: Kamu berzina dengan istri
tetanggamu".[HR al-Bukhri dalam kitab al-Adab, Bab Qatlul-Walad
HUKUMAN BAGI PARA PEN-
ZINA DAN HADISNYA
1. Pezina al-Muhshan
Pezina yang pernah menikah (al-Muhshan) dihukum rajam (dilempar dengan batu)
sampai mati. Hukuman ini berdasarkan al-Qur`an, hadits mutawatir dan ijma kaum
muslimin. Ayat yang menjelaskan tentang hukuman rajam dalam al-Qur`an meski
telah dihapus lafadznya namun hukumnya masih tetap diberlakukan. Umar bin
Khatthab Radhiyallahu 'anhu menjelaskan dalam khuthbahnya :


:

.
"Sesungguhnya Allah telah menurunkan al-Qur`an kepada NabiNya dan diantara
yang diturunkan kepada beliau adalah ayat Rajam. Kami telah membaca, memahami
dan mengetahui ayat itu. Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam telah melaksanakan
hukuman rajam dan kamipun telah melaksanakannya setelah beliau. Aku khawatir
apabila zaman telah berlalu lama, akan ada orang-orang yang mengatakan: Kami
tidak mendapatkan hukuman rajam dalam kitab Allah! sehingga mereka sesat
lantaran meninggalkan kewajiban yang Allah Azza wa Jalla telah turunkan. Sungguh
(hukuman) rajam adalah benar dan ada dalam kitab Allah untuk orang yang berzina
apabila telah pernah menikah (al-Muhshn), bila telah terbukti dengan pesaksian
atau kehamilan atau pengakuan sendiri". [HR al-Bukhri dalam kitab al-Hudd, Bab
al-Itirf biz-Zin 1829 dan Muslim dalam kitab al-Hudd no. 1691]
Ini adalah persaksian khalifah Umar bin al-Khatthb Radhiyallahu 'anhu diatas
mimbar Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam yang dihadiri para sahabat
sementara itu tidak ada seorangpun yang mengingkarinya. Sedangkan lafadz ayat
rajam tersebut diriwayatkan dalam Sunan Ibnu Mjah berbuny :


"Syaikh lelaki dan perempuan apabila keduanya berzina maka rajamlah keduanya
sebagai balasan dari Allah Subhanahu wa Ta'ala dan Allah maha perkasa lagi maha
2. Pezina Yang Tidak al-Muhshan
Pelaku perbuatan zina yang belum memenuhi kriteria al-
muhshn, maka hukumannya adalah dicambuk sebanyak
seratus kali. Ini adalah kesepakatan para ulama
berdasarkan firman Allah Subhanahu wa Ta'ala :

"Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina,
maka deralah (cambuklah) tiap-tiap seorang dari
keduanya seratus kali dera (cambuk)". [An-Nur/24:2]
Sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam :


.
"Ambillah dariku! ambillah dariku! Sungguh Allah telah
menjadikan bagi mereka jalan, yang belum al-muhshaan
dikenakan seratus dera dan diasingkan setahun." [HR
Muslim].
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah menyatakan :
Apabila tidak muhshn , maka dicambuk seratus kali,
berdasarkan al-Qur`an dan diasingkan setahun dengan
dasar sunnah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam.
[Majmu Fatawa 28/333 dinukil dari Taisr al-Fiqhi al-Jami
Li Ikhtiyarat al-Fiqhiyah Lisyaikhil Islm Ibnu Taimiyah,
DR. Ahmad Muwafi 3/1445].
DASAR-DASAR DILARANG

NYA ZINA
Ayat-ayat Al-Quran dibawah ini merupakan 3. Al-isra ayat 32
hukum yang menyatakan secara tegas bahwa Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya
islam mengharamkan zina. zina itu adalah suatu perbuatan yang keji.Dan suatu
jalan yang buruk.
1. An Nur (ayat 2)

4. An-nuur ayat 4



Hukum menuduh wanita yang baik-baik berzina




Dan orang-orang yang menuduh wanita-wanita yang
Artinya : baik-baik (berbuat zina) dan mereka tidak
Perempuan yang berzina dan laki-laki yang mendatangkan empat orang saksi, maka deralah
mereka (yang menuduh itu) delapan puluh kali dera,
berzina, maka deralah tiap-tiap seorang dari
dan janganlah kamu terima kesaksian mereka buat
keduanya seratus kali dera, dan janganlah selama-lamanya.Dan mereka itulah orang-orang yang
belas kasihan kepada keduanya mencegah fasik.(An-nuur :4)
kamu untuk (menjalankan) agama Allah, jika 5. Al-azhab ayat 32
kamu beriman kepada Allah, dan hari akhirat, Hai isteri-isteri Nabi, kamu sekalian tidaklah seperti
dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman wanita yang lain, jika kamu bertakwa. Maka janganlah
mereka disaksikan oleh sekumpulan dari kamu tunduk[1213] dalam berbicara sehingga
orang-orang yang beriman. berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam
hatinya[1214] dan ucapkanlah perkataan yang baik (Al-
2. An-nisa ayat 15 azhab :32)






6. An-nur ayat 25

Di hari itu, Allah akan memberi mereka balasan yag

setimpal menurut semestinya, dan tahulah mereka
Dan (terhadap) para wanita yang bahwa Allah-lah yang Benar, lagi Yang menjelaskan
(segala sesutatu menurut hakikat yang
mengerjakan perbuatan keji (zina), hendaklah
sebenarnya).(An-nuur:25)
ada empat orang saksi di antara kamu (yang
menyaksikannya). Kemudian apabila para
saksi itu telah memberi persaksian, maka
Macam-macam Zina Anggota Tubuh

Artinya:
Abdurrahman Ibn Shakhar (Abu Hurairah) Ra.
Bahwa Nabi SAW bersabda: telah diterapkan bagi
anak-anak Adam yang pasti terkena, kedua mata
zinanya adalah melihat, kedua telinga zinanya
adalah mendengar, lisan zinanya adalah berkata-
kata, tangan zinanya adalah menyentuh, kaki
zinanya adalah berjalan, hati zinanya adalah
keinginan (hasrat) dan yang membenarkan dan
mendustakannya adalah kemaluan. (HR. Muslim
dalam kitab Qadr bab ketentuan batas-batas ziina
dan lainnya bagi anak-anak Adam).
1. Yaitu zina dengan kedua mata: memandang wanita yang tidak
halal, misalnya memandang wanita yang bukan muhrimnya.
2. Yaitu zina kedua kaki: Yaitu barjalan ketempat maksiat. Seperti
berjalan ke tempat-tempat yang di larang oleh agama.
3. Yaitu zina dengan kedua tangan: Yaitu bertindak dengan tangannnya
dengan cara kekerasan tanpa alasan yang dibolehkan.
4. Yaitu zina kedua telinga, ialah mendengar sesuatu yang membuka
aib seseorang/ mendengarkan yang tidak baik (menguping).
5. Yaitu zina lisan, ialah sesuatu yang membuka aib seseorang,
beerkata-kata yang kasar, dan berkata-kata yang tidak benar
(menuduh) seseorang berzina.
6. Yaitu zina dengan hidung, ialah mencium yang bukan muhrim, atau
mencium parfum seseorang yang bukan muhrim apabila Ia bersyahwat.
7. Yaitu degan faraj, ialah memasukkan kemaluan laki-laki kedalam
kemaluan perempuan yang tidak halal disetubuhi/yang bukan muhrim.
Ada beberapa syarat untuk dapat menerapkan hukum rajam dan hukum-hukum hudud lainnya, antara lain :
1. Wilayah Hukum Resmi
2. Adanya Mahkamah Syar'iyah
3. Peristiwa Terjadi di Dalam Wilayah Hukum
4. Terpenuhi Semua Syarat Bagi Pelaku Zina
5. Kesaksian 4 Orang Atau Pengakuan Sendiri
Adapun syarat syarat Umum saksi yakni:
Baligh
Berakal
Kuat ingatan
Dapat Berbicara
Dapat Melihat( melihat secara langsung kejadian tersebut)
Adil
Islam
Semuanya melihat langsung peristiwa masuknya kemaluan laki-laki ke dalam kemaluan perempuan yang berzina,
secara langsung dan bukan dengan rekaman, di waktu yang bersamaan.

Dengan pengakuan
Pengakuan dapat digunakan sebagai alat bukti untuk jarimah zina, dengan syarat-syarat sebagai berikut :
Pengakuan harus dinyatakan sebanyak empat kali, dengan mengiaskan kepada empat orang saksi.
Pengakuan harus terperinci dan menjelaskan tentang hakikat perbuatan, sehingga dapat menghilangkan
syubhat (ketidak jelasan) dalam perbuatan zina tersebut
Pengakuan harus sah atau benar.
Pengakuan harus dinyatakan dalam sidang pengadilan.

Seseorang dikatakan telah melakukan zina apabila memenuhi unsur- unsur sebagai berikut:
a. Pelakunya sudah baligh dan berakal
b. Perbuatan zina tersebut dilakukan atas kemauan sendiri
c. Pelakunya mengetahui bahwa zina adalah haram dan Terbukti secara syar'i bahwa ia benar-benar melakukan
zina.

Anda mungkin juga menyukai