Anda di halaman 1dari 49

KELOMPOK 5

ARESTER
S A B I L A B AG U S PA N U N T U N 2214100042
A R I Z K I H I D AYAT U L L A H 2214100105
M ADAM 2214100144
DHENY ASHARI 2212100054
W I N A N D A R I G A TA M M A 2212100091
TEGANGAN LEBIH

Batas tertinggi tegangan operasi suatu sistem


disebut tegangan maksimum (Vmaks) yang besarnya
tidak lebih daripada 1,1 kali Vnominal. Ditinjau dari
frekuensi dan durasinya, tegangan lebih intemal
terdiri dari tegangan lebih sementara berfrekuensi
daya dan tegangan lebih transien.
.
Tegangan lebih frekuensi daya terjadi akibat:
hubung singkat satu fasa ke tanah
resonansi atau ferroresonansi
pelepasan beban tiba-tiba
transmisi panjang berbeban rendah
Tegangan lebih transien terjadi karena adanya
switching operation pada sistem ketika:
energisasi dan re-energisasi jaringan
pengisoliran gangguan
pemutusan arus kapasitif dan induktif
pelepasan beban.
Tegangan lebih akibat operasi hubung-buka
pemutus daya disebut tegangan impuls hubung-
buka.
Tegangan lebih eksternal adalah tegangan impuls yang
terjadi pada sistem tenaga listrik akibat sambaran petir
pada kawat hantaran udara transmisi sistem tersebut.
Sambaran petir pada kawat transmisi merupakan suntikan
muatan listrik. Karena itu, suntikan muatan pada kawat
transmisi akan menaikkan tegangan kawat transmisi
melebihi tegangan operasinya.
Tegangan lebih ini berbentuk gelombang impuls yang
merambat menuju ujung-ujung transmisi seperti
diperlihatkan pada Gambar.
Puncak tegangan dapat mencapai 100 1000 kV, dan
berlangsung dalam waktu mikrosekon. Tegangan lebih
akibat sambaran petir disebut tegangan impuls petir
Amplitudo tegangan pada
Gambar dinyatakan dalam
per-unit puncak tegangan
maksimum fasa-ke-tanah
sistem. Jika tegangan
maksimum sistem sama
dengan Vmaks, maka
tegangan maksimum fasa-
ke-tanah sistem sama
dengan Vmaks/3 Dengan
demikian puncak tegangan
maksimum fasa-ke-tanah
sama dengan
Vp=(2Vmaks)/3. Nilai Vp
diambil sama dengan 1,0
pu.
PRINSIP KERJA PELINDUNG TEGANGAN
LEBIH

Alat pelindung tegangan lebih dipasang paralel dengan


peralatan yang dilindungi. Lokasinya diatur sehingga tegangan
lebih impuls melalui alat pelindung terlebih dulu sebelum
melalui alat yang dilindungi. Pada Gambar diperlihatkan suatu
alat pelindung tegangan lebih yang dipasang pada sambungan
kabel dengan jaringan hantaran udara.
Suatu alat pelindung tegangan lebih akan mengalirkan
arus petir ke tanah. Oleh karena itu, alat pelindung
tegangan lebih harus dirancang sedemikian rupa,
sehingga ketika mengalirkan arus ke tanah, alat
pelindung tidak mengalami kerusakan. Ada tiga jenis
alat pelindung tegangan lebih pada sistem tenaga
listrik, yaitu sela batang, arester jenis tabung atau
arester ekspulsi, dan arester jenis katup. Berikut ini
akan dijelaskan prinsip kerja masing-masing alat-alat
pelindung regangan lebih tersebut.
SELA BATANG

Pelindung ini terdiri


dari dua elektroda batang
dan satu isolator
pendukung. Satu
elektroda dihubungkan ke
kawat jaringan dan
elektroda lainnya
dihubungkan ke tanah.
Tegangan yang
menimbulkan percikan
pada sela elektroda
bergantung kepada
Waktu yang dibutuhkan tegangan impuls positif untuk
menimbulkan percikan pada sela lebih pendek daripada waktu
yang dibutuhkan tegangan impuls negatif. Ditemukan juga bahwa
tegangan tembus sela elektroda batang-batang bergantung pada
panjang elektroda batang yang dibumikan.
Jika panjang elektroda tersebut pendek, maka tegangan
tembus impuls positif jauh lebih rendah daripada tegangan impuls
negatif. Untuk mengatasi perbedaan tegangan tembus ini,
panjang elektroda batang biasanya dibuat 1,5 - 2,0 kali panjang
sela
Panjang Sela Batang untuk Berbagai Tegangan Sistem :
Tegangan (kV) Panjang Sela (cm)
33 23
66 35
132 65
273 123
ARUS SUSULAN
Sistem dengan pelindung sela batang :

Dampak pada trafo pada gangguan impuls dengan


sistem pelindung sela batang :
Kelemahan alat pelindung ini adalah sebagai berikut :
Jika pelindung tegangan lebih sela batang bekerja, harus terjadi
pemutusan aliran daya pada sistem. Itu sebabnya, pelindung
tegangan lebih sela batang umumnya digunakan sebagai
pelindung tegangan lebih cadangan.
Tegangan percik sela lebih besar pada tegangan impuls bermuka
curam, sehingga panjang sela harus diperkecil jika digunakan
sebagai pelindung terhadap tegangan impuls petir. Tetapi panjang
sela yang pendek membuat sela terpercik jika dikenai tegangan
impuls hubung-buka.
Bekerjanya sela batang dipengaruhi kondisi udara sekitar, karena
medium yang berada di antara sela adalah udara yang tegangan
tembusnya bergantung kepada temperatur, tekanan dan
kelembaban.
Bekerjanya sela batang juga tergantung kepada polaritas
tegangan impuls.
ARESTER EKSPULSI
Arester jenis ekspulsi digunakan pada sistem tenaga
listrik bertegangan hingga 33 kV. Arester ini
mempunyai dua sela yang terhubung seri, yaitu sela
luar dan sela dalam. Sela dalam ditempatkan di dalam
tabung serat (fiber).

Impuls
Petir

Gas keluar Busur Api


Melalui elektroda Pada Sela

Gas
Arus Susulan
Tekanan Tinggi

Disipasi ke
Tabung Serat
KEUNTUNGAN

Keuntungan arester ini adalah sebagai berikut:


Karena konstruksinya sederhana, harganya tidak
begitu mahal.
Unjuk kerjanya lebih baik daripada pelindung
jenis sela batang, karena dapar memadamkan
sendiri arus susulan.
Karakteristik volt-waktu arester ini lebih baik
daripada sela batang.
Pemasangannya mudah.
KELEMAHAN

Sedangkan kelemahan arester ini adalah sebagai berikut:


Setelah beberapa kali bekerja, arester harus diganti,
karena setiap kali arrester bekerja, tabung serat arester
mengeluarkan gas yang mengakibatkan sebagian material
tabung terkelupas.
Adanya gas buangan ketika arester bekerja membuat
arester tidak dapat ditempatkan berdampingan dengan
peralatan yang akan dilindungi.
Karakteristik volt-waktu arester ini masih kurang baik,
sehingga ticlak dapat digunakan untuk melindungi
peralatan yang harganya mahal.
ARESTER KATUP

Berdasarkan sela perciknya, arester katup terdiri


dari arester sela pasif, arester sela aktif dan,
arester tanpa sela percik. Arester sela pasif
digunakan pada jaringan distribusi hantaran
udara; arester sela aktif digunakan pada jaringan
tegangan tinggi dan titik pusat jaringan distribusi;
sedangkan arester tanpa sela digunakan untuk
semua tingkat tegangan.
ARESTER KATUP SELA PASIF

Konstruksi arester jenis katup sela pasif diperlihatkan


pada Gambar. Arester ini terdiri dari sela percik, resistor
non-linier dan isolator tabung. Sela percik terdiri dari
beberapa susunan elektroda plat-plat yang terhubung
seri. Sela percik dan resistor nonlinier keduanya
ditempatkan dalam tabung isolasi tertutup, sehin-ega
kerja arester ini tidak dipengaruhi oleh keadaan udara
sekitar. besarnya arus susulan tergantung kepada waktu
tibanya tegangan petir. Jika tegangan petir tiba ketika
tegangan sesaat sistem mendekati nilai puncaknya,
maka arus susulannya besar. Jika tegangan impuls tiba
ketika tegangan sesaat sistem mendekati nilai nol, maka
arus susulannya kecil.
ARESTER KATUP SELA AKTIF

Konstruksi arester katup sela aktif hampir sama dengan arester


katup sela pasif. Perbedaanya terletak pada metode pemadaman
busur api pada sela percik. Pada arrester katup sela aktif, ada
suatu usaha untuk memadamkan busur api, yaitu
memperpanjang dan mendinginkan busur api dengan cara
membangkitkan medan magnet pada sela percik. Arester katup
sela aktif terdiri dari sela utama (G,), kumparan (X), sela bantu
(G6) dan resistor non-linier. Semuanya dimasukkan dalam
tabung isolasi porselen. Jika suatu tegangan impuls petir
membuat sela utama arester terpercik, maka mula-mula, arus
petir mengalir ke tanah melalui sela utama, kumparan dan
resistor non-linier karena tegangan impuls petir merupakan
tegangan berfrekuensi tinggi, maka impedansi kumparan
menjadi besar, sehingga tegangan pada terminal kumparan
menjadi tinggi.
ARESTER KATUP TANPA SELA PERCIK

Konstruksi arester jenis tanpa katup diperlihatkan


pada Gambar. Arester ini tidak menggunakan sela
percik seperti halnya kedua jenis arester katup
terdahulu, tetapi hanya menggunakan resistor non-
linier yang terbuat dari logam oksida(Metal-Oxide).
Arester ini dapat mengalirkan arus dari orde ampere
hingga beberapa kiloampere, sedangkan tegangan
kerjanya dari orde volt hingga ratusan kilovolt.
Kelemahan arrester ini adalah mengalirkan u-, Uo"or
kontinu ke tanah; menyerap energi yang besar; dan
mengandung kapasitansi, yaitu kapasitansi yang
dibentuk piring-piring logam oksida
TEGANGAN PENGENAL ARESTER

Tegangan pengenal suatu arester harus dipilih


serendah mungkin, tetapi tetap memberikan
perlindungan yang cukup kepada peralatan yang
dilindungi, dan pada tegangan tersebut,arester
tetap berumur panjang.
TEGANGAN TERTINGGI SISTEM

Arester terpasang di antara fasa jaringan dengan


tanah. Maka, dalam pemilihan arester perlu
diperhitungkan tegangan fasa-ke-tanah tertinggi
yang mungkin terjadi selama operasi. Tegangan
fasa-ke-tanah tertinggi dapat ditentukan dengan
pertimbangan:
Ada kalanya, suatu sistem beroperasi pada
tegangan maksimum, yakni tegangan kerja
tertinggi yang diizinkan pada sistem tersebut.
Umumnya tegangan maksimum suatu sistem tidak
lebih daripada 1,1 kali tegangan nominal sistem.
Saat sistem beroperasi pada tegangan maksimum, selalu
ada kejadian yang membuat tegangan sistem melebihi
tegangan maksimum. Misalnya, saat suatu jaringan panjang
berbeban sangat rendah, maka tegangan pada ujung
penerima melebihi tegangan ujung pengirim. Pelepasan
beban PLTA yang tiba-tiba membuat turbin berputar lebih
cepat, sehingga tegangan keluaran generator lebih tinggi
daripada keadaan normal. Kandungan harmonisa pada
tegangan sistem juga menaikkan tegangan di atas tegangan
maksimum.
Jika salah satu fasa sistem terhubung singkat ke tanah, maka
tegangan pada fasa yang tidak terganggu sama dengan frr/:
Ul tegangan operasi. Faktor k, bergantung kepada metode
pembumian netral sistem, impedansi urutan nol dan
impedansi urutan positif sistem. Dalam praktiknya, untuk
sistem yang tidak dibumikan nilai ftc = 1,0. Untuk sistem
yang dibumikan efektif nilai ft, < 0,8 dan untuk sistem yang
dibumikan tidak efektif nllai kr = 0,8 - 1,0.
TEGANGAN PENGENAL ARESTER SELA
PASIF DAN SELA AKTIF
Suatu sistem dibumikan efektif jika salah satu syarat di bawah
ini dipenuhi:
a. (RolX,) < 1 dan (X,lX) < 3, di mana R, adalah resistansi
urutan nol, X, aOitafi reaktansi urutan nol dan X, adalah
reaktansi urutan positif sistem dilihat dari titik lokasi
penempatan arester.
b. Semua titik netral transformator dibumikan langsung. Jika
hanya sebagian dari transformator yang netralnya dibumikan,
sistem tidak dibumikan efektif.
c. Arus hubung singkat satu fasa ke tanah > 0,6 arus hubung
singkat tiga fasa simetris. Sistem yang dibumikan tidak efektif
adalah sistem di mana tidak semua titik netral transformator
dibumikan, atau pembumiannya dilakukan melalui resistor
atau reaktor.
TEGANGAN PENGENBL ARESTER TANPA
SELA PERCIK
Arester tanpa sela percik mengalirkan arus frekuensi
daya pada keadaan normal maupun ketika memikul
tegangan lebih frekuensi daya. Arus pada keadaan
normal berlangsung kontinu, sedangkan arus akibat
tegangan lebih frekuensi daya berlangsung
sementara. Suatu arester harus mampu mengalirkan
arus kontinu dan arus sementara tersebut tanpa
menimbulkan kerusakan pada arester.
Tegangan yang menimbulkan arus kontinu disebut
tegangan operasi kontinu (Vok) dan tegangan yang
menimbulkan arus sementara disebut tegangan
tertinggi frekuensi daya (Vn).
KLASISFIKASI DAN
SPESIFIKASI ARESTER
DITINJAU DARI PENGGUNAANNYA

Jenis gardu : dipasang pada system 3-312 kV,


mengalirkan arus petir di atas 100 kA. Melindungi
gardu induk dan trafo daya
Jenis Jaringan : dipasang pada system 20-73 kV,
mengalirkan arus petir di 65-100 kA. Melindungi
gardu kecil, trafo distribusi, trafo kapasitas
rendah.
Jenis distribusi: dipasang pada system 8-15 kV,
mengalirkan arus petir di bawah 65 kA.
Melindungi trafo distribusi
SPESIFIKASI ARESTER DENGAN SELA
PERCIK
Tegangan pengenal

Arus peluahan nominal


Frekuensi pengenal: sama dengan frekuensi
sistem
SPESIFIKASI ARESTER DENGAN SELA
PERCIK
Tegangan percik frekuensi daya: Adalah besar
tegangan efektif frekuensi daya yang membuat
terjadinya percikan di sela arrester. Biasanya,
tegangan percik frekuensi daya ditetapkan > 1,5 kali
tegangan pengenal arester.
Tegangan percik impuls petir maksimum Adalah
puncak tegangan impuls l,2/50 us, yang membuat
sela arester pasti terpercik atau, yang membuat
arester pasti bekerja.
Tegangan percik muka gelombang impuls Adalah
tegangan yang membuat sela arester terpercik
dalam tenggang waktu muka gelombang impuls
SPESIFIKASI ARESTER DENGAN SELA
PERCIK
Tegangan percik impuls hubung buka Adalah
puncak tegangan impuls hubung-buka yang
membuat sela arester terpercik
SPESIFIKASI ARESTER DENGAN SELA
PERCIK
Ketahanan arus impuls tinggi
Ketahanan arus durasi Panjang
Tegangan sisa Adalah amplitudo tegangan di
terminal arester saat arester mengalirkan arus
petir nominal.
Tegangan dasar (cut-off voltage) Adalah tegangan
efektif ac maksimum pada terminal arester,
Tegangan gagal sela
Karakteristik voltase - waktu (V - t) Adalah
karakteristik yang menyatakan hubungan
tegangan percikan sela arester dan waktu percikan
SPESIFIKASI ARESTER DENGAN SELA
PERCIK
Margin Ketahanan suatu peralatan memikul
tegangan impuls,
Arus peluahan maksimumAdalah nilai puncak
tertinggi dari arus impuls 5/10 p.s yang dapat
dialirkan arester tanpa merusak arester
Kemampuan hubung singkat
Tingkat perlindungan Adalah tegangan tertinggi
pada terminal arester saat arester mengalirkan
arus impuls petir.
Panjang dan jarak rambat badan arester
SPESIFIKASI ARESTER TANPA SELA
PERCIK
Tegangan operasi kontinu (Continuous operating
voltage)
Tegangan resealing
Tegangan pengenal (rated' voltage)
Frekuensi pengenal
Tegangan sisa (residual voltage)
Arus nominal
Tegangan ketahanan impuls Petir
Tegangan ketahanan impuls hubung-buka
SPESIFIKASI ARESTER TANPA SELA
PERCIK
Tegangan ketahanan tegangan frekuensi daya
Thermal runaway
Kemampuan arus gangguan
Ketahanan arus hubung singkat
Kelas peluahan (Line discharge class)
Arus impuls waktu 2ms
Jarak rambat badan arester
Lokasi Penempatan Arrester
Tujuan penempatan sedekat mungkin dengan peralatan yang
dilindungi yaitu :
1. Untuk mengurangi peluang tegangan impuls merambat pada
kawat penghubung arrester dengan peralatan yang dilindungi.
2. Mencegah total tegangan pada terminal arrester 2x tegangan
sisa.
3. Jika kawat penghubung arester dengan transformator yang
dilindungi cukup panjang, maka induktansi kawat itu harus
diperhitungkan . Misalkan induktansi kawat penghubung
adalah L, tegangan sisa arrester IR dan kecuraman muka
gelombang arus impuls adalah di/dt, maka tegangan yang tiba
pada terminal transformator adalah :
Lokasi Penempatan Arrester
Jarak arrester dengan peralatan yang dilindungi berpengaruh
terhadap besar tegangan yang tiba pada peralatan .
Jika jarak arrester telalu jauh , maka tegngan yang tiba pada
peralatan dapat mencapai dua kali tegangan yang datang.

ef = gelombang tegangann yang datang


if = gelombang arus yang datang
er = gelombang tegangan yang dipantulkan
ir = Gelombang arus yang dipantulkan
et = gelombang tegangan yang diteruskan
it = Gelombang arus yang datang
diteruskan
Lokasi Penempatan Arrester

Jika Z2 adalah Transformator


maka Z2 = tak hingga
sehingga :
Lokasi Penempatan Arrester

Jika Z2 adalah Transformator


maka Z2 = tak hingga
sehingga :

Artinya nilai tegangan pada terminal transformator dua


kali tegangan yang datang menuju terminal
transformator
Lokasi Penempatan Arrester

Vt maks = tegangan
impuls maksimum yang
dapat dipikul
transformator (kV)

l = jarak maksimum arrester dengan peralatan (m)


Vt = tegangan pada terminal transformator
Va = Tegangan percik arester (kV)
Lamda = kecuraman muka gelombang tegangan
impuls (kV/miu.s)
v = kecepatan rambat tegangan impuls (m/miu.s)
Kawat Tanah

Kegunaan Kawat tanah yaitu untuk melindungi kawat fasa transmisi agar tidak disambar petir.

Alfa merupakan sudut proteksi (zona proteksi)

Zona proteksi adalah kawasan dibawah kawat tanah, yang membatasi tempat objek objek yang
dilindungi kawat tanah
Kawat Tanah
4.9 Kawat Tanah

Kegunaan kawat tanah adalah untuk melindungi kawat fasa


transmisi agar tidak disambar petir. Jika terjadi sambaran petir
pada transmisi, maka yang diterpa petir adalah kawat tanah. Di
samping itu, kawat tanah memberi jalan bagi gelombang
tegangan impuls petir, sehingga impedansi impuls yang dilalui
arus petir semakin rendah
Kawat Tanah

Ada dua hal penting dalam merancang kawat tanah,


yaitu sudut proteksi dan zona proteksi. Sudut proteksi
adalah sudut yang dibentuk sumbu vertikal yang melalui
kawat tanah dengan garis yang menghubungkan kawat
tanah dengan kalvat fasa paling luar. Pada Gambar 4.23a
diperlihatkan sudut proteksi sebesar a. Pada umuflmya, a
= 30o.
cara untuk menambah luas permukaan
konduktif

Pertama, menanam tegak beberapa elektroda batang di sekitar kaki


menara, yang terhubung konduktif dengan kaki menara. umumnya,
diameter elektroda +15 mm dan panjangnya +2,5 - 3 m
Cara kedua, adalah dengan metode counterpoise, yaitu dengan
menanam beberapa kawat baja galvanis atau ACSR di dalam tanah
pada kedalaman 0,5 - 1 m di bawah permukaan tanah

Anda mungkin juga menyukai