Anda di halaman 1dari 24

Masalah pada ibu

menyusui
11 NOVEMBER 2016

1
Anatomi Payudara
Myoepith
Payudara terletak pada Costa II - elial cells
Epithelial
Costa VI. cells
ducts
Mulai berkembang sejak minggu ke
5 pertumbuhan janin. Lactiferou
s sinus
Terdiri dari 3 unsur yaitu Kulit, Nipple
Lemak Subkutan, jaringan
payudara (Stroma dan Areola

Parenkim) Montgom
Supportin Alveoliery gland
Diameter 10 12 cm, g tissue
ketebalan 5 -7 cm and fat

Sumber : Ilmu Kandungan, Sarwono Prawirohardjo, Edisi 3


2
Kelenjar pada Payudara
1. Asinus (Alveolus)
2. Ductus Lactiferus
3. Sinus Lactiferus
(Ampula)

Sumber : Ilmu Kandungan, Sarwono Prawirohardjo, Edisi 3


3
Payudara pada masa
pubertas
GNRH FSH dan LHEsterogen dan Progesteron

Rangsang Deposit lemak dan


Volume dan
pertumbuhan Ductus kaya pembuluh
elastisitas
Longitudinalis, darah
meningkat
Lobulus

Sumber : Ilmu Kandungan, Sarwono Prawirohardjo, Edisi 3


4
Fase perkembangan payudara

Fase 1 Tidak adanya masa glandular teraba atau tidak ada


Usia Pubertas pigmentasi areola
Fase 2 Timbulnya jaringan glandular subareolar Nipple dan
Usia 11,1 + 1,1 payudara tampak sebagai tonjolan di dinding dada
tahun
Fase 3 Meningkatnya masa glandular sehingga terjadi
Usia 12,2 + 1,09 pembesaran payudara
tahun Pigmentasi areola dan diameter areola meningkat
Kontur payudara dan nipple berada pada satu dataran
Fase 4 Pembesaran areola dan pigmentasi bertambah
Usia 13,1 + 1,15 Nipple dan areola membentuk tonjolan sendiri di
tahun payudara
Fase 5 Akhir dari masa pertumbuhan adolesen payudara dengan
Usia 15,3 + 1,7 kontur yang licin dengan tidak adanya pengerasan areola
tahun dan nipple.

Sumber : Ilmu Kandungan, Sarwono Prawirohardjo, Edisi 3


5
Payudara pada masa
kehamilan
Mammogenesis Involusi
Kelenjar kelenjar di
payudara mulai tumbuh 40 hari setelah menyusui
untuk mempersiapkan terakhir kali

Terdiri produksi ASI

dari 4 Laktogenesis
Perubahan fungsional dari
Fase payudara sehingga bisa
memproduksi susu

Galaktopoesis
Mempertahankan produksi
dari ASI

Sumber : (1)Ilmu Kandungan, Sarwono Prawirohardjo, Edisi 3. (2) www.fastbleep.com


6
Minggu 3 - 4 kehamilan
Ductus dan Lobulus bertumbuh dibawah pengaruh
Esterogen

Minggu 5 8 kehamilan
Dilatasi vena superfisial, nipple dan areola menghitam

7
Trimester kedua
Alveolus melepaskan Superficial
Cell A
Ductus dan Lobulus bertumbuh cepat dibawah pengaruh
Progesteron
Alveolus produksi kolostrum nonfat dibawah pengaruh
Prolactin
Ukuran bertambah ukuran karena pelebaran alveoli yang berisi
kolostrum

Trimester ketiga
Superficial Cell A berdiferensiasi menjadi Sel sel
kolostrum, eosinofilik sel, sel plasma, dan leukosit
sekitar alveoli

8
Fisiologi laktasi
HORMONAL
REFLEKS BAYI (ROOTING, SUCKING,
SWALLOWING)

9
HORMONAL
REFLEKS PROLAKTIN (PRODUKSI ASI)
Hisapan bayi pada payudara merangsang produksi hormonprolactin. Hormon
inilahyang berperan dalam produksi ASI di tingkat alveoli. Dengan demikian
mudahdipahami bahwa makin sering rangsangan penyusuan makin banyak
pulaproduksi ASI.

REFLEKS LET DOWN (PENGELUARAN ASI)


Hisapan bayi pada payudara dapat merangsang produksi hormon oksitosin.
Hormon ini berfungsi memacu kontraksi otot polos yang adadi dinding
alveolus dan dinding saluran, sehingga ASI dipompa keluar.

10
REFLEKS BAYI
ROOTING

SUCKING

SWALLOWING

11
Tanda-tanda posisi menyusui yang
benar
Kepala dan badan bayi berada dalam satu garis
lurus.
Wajah bayi harus menghadap payudara dengan
hidung berhadapan denganputing.
Ibu harus memeluk badan bayi dekat dengan
badannya.
Jika bayi baru lahir, ibu harus menyangga seluruh
badan bayi, bukan hanyakepala dan bahu.

12
Tanda-tanda pelekatan bayi yang
baik saat menyusui:
Tubuh bagian depan bayi menempel pada tubuh ibu.
Dagu menyentuh payudara ibu dengan mulut terbuka lebar.
Hidung bayi mendekati dan kadang-kadang menyentuh payudara ibu.
Mulut bayi mencakup sebanyak mungkin areola (tidak hanya puting saja),lingkar
areola atas terlihat lebih banyak daripada areola bagian bawah.Bibir bawah bayi
melengkung ke luar.
Bayi mengisap kuat dan dalam secara perlahan dan kadang-kadang
disertaidengan berhenti sesaat (jeda) yang menandakan bahwa dalam mulutnya
penuhASI, dan hal ini merupakan kesempatan bayi untuk menelan ASI.
Bayi puas dan tenang pada akhir menyusu.Puting susu tidak terasa sakit atau
lecet.

13
14
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
IBU UNTUK MENYUSUI
Faktor psikis
Faktor tenaga kesehatan
Faktor demografi

15
Masalah dalam
menyusui

16
Puting Susu Lecet
Puting susu lecet 57%

Penyebab :
1. Kesalahan dalam teknik menyusui
2. Akibat dari pemakaian sabun, alkohol, krim, atau zat iritan lainnya
untukmencuci puting susu.
3. Bayi denganfrenulum lingue(lidah yang pendek)
4. Ibu menghentikan menyusui dengankurang berhati-hati.

17
Pencegahan :
1. Tidak membersihkan puting susu dengan sabun, alkohol, atau zat-zat
iritanlainnya.
2. Sebaiknya untuk melepaskan puting dari isapan bayi pada saat bayi
selesaimenyusu, tidak dengan memaksa menarik putting
3. Posisi menyusu harus benar

18
Mastitis
Penyebab : Gejala :
Payudara bengkak Bengkak, nyeri pada seluruh
payudara/nyeri lokal.
Puting lecet kuman mudah
masuk Kemerahan pada seluruh
payudara atau hanya lokal.
Ibu yang dietnya buruk, kurang
istirahat, dan anemia akan mudah Payudara keras dan berbenjol-
terkena infeksi. benjol.
Panas badan.

19
Penanganan:
- Payudara dikompres dengan air hangat
- Untuk mengurangi rasa sakit diberi pengobatan dengan tablet analgetika
- Untuk mengatasi infeksi diberi pengobatan dengan antibiotika.
- Bayi disusui mulai dengan payudara yang mengalami peradangan, dan ibu
jangan dianjurkan menghentikan menyusui bayinya.
- Istirahat yang cukup.

20
Puting susu datar
Dengan pengurutan putting susu, posisi putting susu ini akan menonjol
keluar
seperti keadaan normal. Jika dengan pengurutan posisinya tidak menonjol,
usaha
selanjutnya adalah dengan memakai Breast Shield atau dengan pompa
payudara
(Breast Pump). Jika dengan cara-cara tersebut diatas tidka berhasil (ini
merupakan True Inverted Nipple) maka usaha koreksi selanjutnya adalah
dengan
tindakan pembedahan (operatif).

21
Sekresi air susu kurang
- Isapan pada putting susu jarang, atau diisap terlalu singkat
- Metode isapan bayi kurang efektif
- Bayi sudah mendapat makanan tambahan hingga keinginan untuk menyusu
berkurang.
- Nutrisi (makanan) ibu kurang sempurna
- Adanya hambatan atas lets down reflex, misalnya oleh karena stress atu
cemas
- Obat-obatan yang menghambat sekresi air susu
- Kelainan hormonal
- Kelainan parenchym payudara.

22
Saluran air susu tersumbat
Penyebab:
1. Air susu mengental hingga menyumbat lumen saluran. Hal ini terjadi
sebagai
akibat air susu jarang dikeluarkan.
2. Adanya penekanan saluran air susu dari luar.
Penanganan:
- Payudara dikompres dengan air hangat, setelah itu bayi disusui
- Payudara siurut (massage), setelah itu bayi disusui
- Bayi disusui lebih sering
- Bayi disusui mulai dengan payudara yang salurannya tersumbat.

23
Abses Payudara
Penyebab: Infeksi bakterial, khususnya staphylococcus virulent, bisa karena sekunder dari
mastitis
Penanganan:
- Kultur pus atau sekresi dari putting susu, untuk menentukan antibiotika yang
ampuh
- Pus dikeluarkan dengan pompa payudara.
- Atau kalau ada indikasi untuk tindakan operatif, dibuat pengeluaran (drainage)
pus
- Jika penyebabnya bukan bakteri virulent, bayi dapat diberi air susu ibunya asal
saja si ibu sudah diberi antiobiotika 12 jam sebelumnya
- Ibu dengan keadaan penyakitnya berat dan keadaan umum tidak baik, bayi
diberi ASI donor.

24

Anda mungkin juga menyukai