Anda di halaman 1dari 55

P R E S E N TA S I K A S U S

PRESENTASI KASUS

UVEITIS ANTERIOR
Oleh:
Nuraini Sidik
1102011200

Pembimbing :
dr. Agah Gadjali, SpM
dr. Hermansyah, SpM
dr. Henry A. W, SpM
dr. Gartati Ismail, SpM
dr. Mustafa K. Shahab, SpM

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT MATA


RUMAH SAKIT BHAYANGKARA TK. 1 RADEN SAID SUKANTO
PERIODE 9 Januari 2017-10 Febuari 2017
Identitas Pasien
Nama : Ny. D
Tempat tanggal Lahir : Jakarta, 5 Januari 1961
Umur : 56 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku Bangsa : Jawa, Indonesia
Status : Menikah
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Jl. Bangka XI C RT OO6 / RW 010 No.6 Kelurahan
Pela, Kecamatan Mampang, Jakarta Selatan
Tanggal pemeriksaan : 17 Januari 2017
Anamnesis

Dilakukan autonamnesis , 17 januari 2017

Keluhan utama :
Penglihatan buram dan nyeri periorbita kedua mata bila terkena cahaya
sejak 2 tahun yang lalu.

Keluhan tambahan :
Silau bila melihat cahaya, dan penglihatan menurun.
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Ny. D datang ke Poli Mata RS Polri dengan keluhan penglihatan buram dan nyeri
periorbita pada kedua mata bila terkena cahaya sejak 2 tahun yang lalu sebelum
berobat ke rumah sakit. Penglihatan menurun, hanya bisa membaca pada jarak dekat
dan merasa seperti ada benda yang menghalangi penglihatannya. Pasien mengatakan
lebih enak melihat pada keadaan gelap terutama malam hari. Gejala seperti ini sering
kali dirasakan oleh pasien.
Pasien mengatakan sering mengalami gejala seperti ini sejak 2 tahun yang lalu,
namun karena keterbatasan dana dan asurasansi dari pihak kantor suaminya yang
bekerja sebagai pegawai negeri sipil di POLSEK Pasar Minggu maka pasien
mengutamakan pengangkatan tumor payudaranya terlebih dahulu yang dilakukan
pada tahun 2015. Pasien mengatakan memiliki gigi berlubang dan sampai saat ini
belum pernah pergi berobat ke dokter gigi.
Pasien menyangkal penglihatannya seperti ada bingkai bulat berwarna hitam. Keluhan
mual muntah, demam, sekret pada mata, dan gatal pada mata disangkal oleh pasien.
Kegiatan pasien sehari-hari adalah menjadi ibu rumah tangga dan apabila berpergian
menggunakan angkutan umum dan berpergian dengan sepeda motor.
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat penyakit seperti sekarang sejak tahun 2015 pada kedua mata kiri
dan kanan
Riwayat menggunakan kaca mata (miopi)
Riwayat hipertensi disangkal
Riwayat diabetes mellitus disangkal
Riwayat mengalami benturan dan trauma disangkal
Riwayat terkena bahan kimia disangkal
Riwayat alergi makanan disangkal
Riwayat alergi obat disangkal
Riwayat operasi (+) dilakukan Mastektomi ec Ca Mamae pada april dan mei
2015 di RS Polri
Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat keluarga dan lingkungan dengan penyakit yang
sama disangkal
Riwayat hipertensi disangkal
Riwayat diabetes mellitus disangkal
Riwayat Kebiasaan
Riwayat kebiasaan pasien menggunakan angkutan
umum dan berpergian dengan sepeda motor.
Pemeriksaan Fisik
Status generalis
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tanda Vital
Tekanan darah : 120/ 80 mmHg
Nadi : 80x/menit
Respirasi : 20x/menit
Suhu : Afebris C.
Pemeriksaan Ophthalmologi

OD OS
Visus 5/40 F 2/60 F TDK PH (-)
S 1.75 5/15 F PH(-)
Addisi : S+2.75

Gerakan bola mata Baik ke segala arah Baik ke segala arah






Kedudukan bola mata Ortoforia


TIO N/palpasi N/ pada palpasi
Supracillia Tenang Tenang
Palpebral superior Tenang Tenang


Palpebral inferior Tenang Tenang
Konjungtiva tarsalis superior Tenang Tenang

Konjungtiva tarsalis inferior Tenang Tenang

Konjungtiva bulbi Injeksi siliar (-), injeksi Injeksi siliar (-) injeksi
konjungtiva (-), perdarahan (-) konjungtiva (-), Perdarahan
(-)
Kornea Keruh (+), abrasi (-), sikatrik Keruh (+), abrasi (-), sikatrik
(-), keratik presipitat (+),nodul (-), keratik presipitat (+),
koeppe (-) infiltrate (+), ulkus infiltrate (+), nodul koeppe
(-), arkus senilis (-), pericorneal (-) ulkus (-), arkus senilis (-),
vascular injeksi (-) pericorneal vascular injeksi
(-)



Bilik mata depan/COA Dalam, flare (+), Dalam, flare (+),
Hipopion (-) Hipopion (-)

Pupil Bentuk irregular, miosis Bentuk irregular, miosis,


berada di sentral, berada di sentral,
Diameter <3 mm, RCL(+), Diameter <3 mm,
RCTL(+) RCL(+), RCTL(+)

Iris Warna coklat, Kripti (+), Warna coklat, Kripti (+),


sinekia anterior (-), sinekia sinekia anterior (-),
posterior (+) sinekia posterior (+),
seklusio (+)

Lensa Jernih Jernih


Vireus Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Fundus Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Pemeriksaan Tonometri : menggunakan midriasil
0,5% + Efrisel 10% ODS
TIO OD 7/7,5 OS 5/7,5

Pemeriksaan Retinometri : ODS 0,32


Pemeriksaan Mata Klinis
Pemeriksaan Mata
Dengan Slit Lamp
Oculi Sinistra (17 januari 2017)
Oculi Dextra Oculi
Sinistra
Kontrol (20 Januari 2017)
S : Pasien mengeluh kesemutan di tangan dan kaki serta lemas pada
tubuhnya
O : TIO : OD : 12/7.5
OS : 12/7.5
Bilik mata depan : Flare ODS (+) mulai berkurang
Pupil : bentuk irregular ODS , sinekia posterior ODS (+)
A : Uveitis Anterior ODS
P :- Acetazolamide tab 250 mg (Glaucon) 1x1
- Kalium L-Aspartate tab 100 mg (Aspar-K) 1x1

Resume
Ny. D datang ke Poli Mata RS Polri dengan keluhan penglihatan
buram secara tiba- tiba dan nyeri periorbita pada kedua mata bila
terkena cahaya sejak 2 tahun yang lalu sebelum berobat ke rumah
sakit. Penglihatan menurun, hanya bisa membaca pada jarak dekat
dan merasa seperti ada benda yang menghalangi penglihatannya.
Pasien mengatakan lebih enak melihat pada keadaan gelap terutama
malam hari. Pasien mengatakan sering mengalami gejala seperti ini
sejak 2 tahun yang lalu, namun tidak pernah berobat. Pasien
mengatakan memiliki gigi berlubang dan sampai saat ini belum pernah
pergi berobat ke dokter gigi. Kegiatan pasien sehari-hari adalah
menjadi ibu rumah tangga dan apabila berpergian menggunakan
angkutan umum dan berpergian dengan sepeda motor.
Pada pemerikasaan oftalmologi didapatkan :

Visus : OD : 5/40 F OS : 2/60 F

TIO : OD : N/Palpasi, 7/7,5 OS : N/Palpasi, 5/7,5

Kornea
OD : Keruh (+), keratik prespitat (+), infiltrate (+)
OS : Keruh (+), keratik presipitat (+), infiltrate (+

COA :
OD : Dalam, Flare (+) OS : Dalam, Flare (+)

Pupil
OD : Bentuk Irregular, berada di sentral , miosis , diameter < 3 mm
OS : Bentuk Irregular, berada di sentral , miosis , diameter < 3 mm

Iris
OD : Warna coklat, kripti (+), sinekia posterior (+)
OS : Warna coklat, kripti (+), sinekia posterior (+), seklusio (+)
Diagnosis Kerja
Uveitis Anterior Oculi
Dextra dan Sinistra
suspect Uveitis
Granulomatosa
Diagnosis Banding
Uveitis Non
Granulomatosa
Tatalaksana
Terapi topical
Cendo Efrisel 10% ( Phenylepherin HCL 100mg/ml) 3x1
Cendo Mydriatil 1% ( Tropicamide 10 mg/ml) 3x1
Timol 5% ( Timolol Maleat MSD 5mg/ml ) 2x1

Terapi Sistemik ( 17 januari 2017 ) ( Kontrol 20 Januari 2017)

Antibiotik quionolon (Levofloxacin) 500 mg 1x1 diteruskan


Acetazolamide tab 250 mg (Glaucon) 3x1 Acetazolamide tab 250 mg (Glaucon) 1x1 per hari
Kalium L-Aspartate tab 100 mg (Aspar-K) 2x1 Kalium L-Aspartate tab 100 mg (Aspar-K) 1x1 per hari

Edukasi
Menjelasakan cara pemakian obat dan pentingnya menggunakan obat dengan teratur dan sesuai petunjuk.
Menjelaskan pentingnya menjaga higenitas kedua mata
Kontrol Ke poliklinik mata 1 minggu mendatang
Konsul ke dokter gigi
Prognosis
Quo Ad Vitam : Ad Bonam
Quo Ad Fungsionam : Dubia Ad Bonam
Quo Ad Sanactionam : Dubia Ad Bonam
Tinjauan Pustaka
Bola mata terdiri atas dinding bola mata, dimana dinding bola mata terdiri
atas sklera dan kornea sedangkan isi bola mata terdiri dari atas lensa, uvea,
badan kaca dan retina. Trakus uvealis terdiri atas iris, korpus siliaris dan
koroid. Bagian ini merupakan lapisan vascular yang dilindungi oleh kornea
dan sklera. Struktur ini ikut memperdarahi retina.1
Uveitis merupakan suatu peradangan pada iris (iritis), korpus siliar (uveitis
intermediet, siklitis, uveitis perifer, atau pars planitis), dan koroid (koroiditis).
Struktur yang berdekatan dengan jaringan uvea yang mengalami inflamasi
biasanya ikut terkena inflamasi. Peradangan pada uvea dapat hanya
mengenai bagian depan uvea atau iris yang disebut iritis. Bila mengenai
badan tengah disebut siklitis. Iritis dan siklitis disebut iridosiklitis atau disebut
juga dengan uveitis anterior dan bila mengenai lapisan koroid disebut uveitis
posterior atau koroiditis.
ANATOMI FISIOLOGI

Uvea terdiri dari iris, badan siliaris, dan


koroid. Bagian ini adalah lapisan vascular
tengah mata yang dilindungi oleh kornea dan
sclera.
Bagian ini juga ikut memasok darah ke retina.
Iris dan badan siliaris disebut juga uvea
anterior, sedangkan koroid disebut uvea
posterior.
Gambar 2.1 Anatomi mata Gambar 2.2 Histologis iris dan corpus
ciliaris
Iris
Suatu membran datar sebagai lanjutan dari badan siliar ke
anterior dan merupakan diafragma yang membagi bola mata
menjadi 2 segmen yaitu : anterior & posterior, ditengahnya ada
celah yang disebut pupil. Iris terbagi menjadi bilik mata depan
( camera oculi anterior) & bilik mata belakang ( camera oculi
posterior). Fungsi iris adalah mengatur secara otomatis masuknya
sinar ke dalam bola mata. Di dalam iris terdapat M. Sphincter
Pupillae yang berjalan sirkuler, letaknya di dalam stroma dekat
pupil dan dipersarafi oleh saraf parasimpatis N III. selain itu
terdapat M. Pupillae yang berjalan radier dari akar iris ke pupil ,
letaknya dibagian stroma dan dipersarafi oleh saraf simpatis.

Badan Siliar ( Corpus Ciliaris)


Berbentuk segitiga, teridiri dari 2 bagian yaitu : pars korona, bagian anterior
bergerigi, panjangnya kira- kira 4 mm. Corpus ciliaris berfungsi sebagai pembentuk
aquos humor. pars korona di lapisi oleh 2 lapisan epitel sebagai lanjutan dari iris,
yang menonjol (processus ciliaris) berwarna putih (tidak mengandung pigmen)
sedangkan pada leukan berwarna hitam mengandung pigmen.
Terdapat 3 macam otot radier, sirkuler, dan longitudinal. Dari processus ciliar
keluar serat-serat zonula zinii yang merupakan penggantung lensa. Fungsis otot
siliar adalah untuk akomodasi. kontraksi atau relaksasi otot-otot ini mengakibatkan
kontraksi dan relaksasi dari kapsula lentis, sehingga lensa menjadi lebih atau
kurang cembung yang berguna pada penglihatan dekat atau jauh. Badan siliar
banyak mengandung pembuluh darah dimana pembuluh darah baliknya
mengalirkan darah ke
Koroid
Merupakan bagian paling belakang dari jaringan uvea dan merupakan
lapisan antara retina dan sklera. koroid berfungsi sebagai pemasok
nutrisi kepada lapisan luar retina.
Lapisan koroid terdiri dari :
1. Suprakoroid : mengandung sel-sel pigmen jaringan elastis dan kolagen
.
2. Lapisan vaskular: mengandung pembuluh darah besar dan kecil
dengan sel-sel pigmen yang terdapat dalam stroma disekitar
pembuluh darah.
3. Koroid kapiler : terdiri dari pembuluh-pembuluh kapiler yang teratur.
4. Membran bruch : merupakan pelindung yang teratur yang menyuplai
makanan melalui bagian dasar retina.
Vaskularisasi uvea dari arteri siliaris anterior dan posterior yang
berasal dari arteri oftalmika.
Definisi UVEITIS
Uveitis didefinisikan sebagai inflamasi
pada uveal tract (iris, korpus siliaris, dan
koroid). Uveitis anterior merupakan radang
iris dan badan siliar bagian depan. Uveitis
anterior dapat mengenai hanya pada iris
yang disebut iritis atau menganai badan
siliar yang disebut siklitis. Biasanya iritis
disertai dengan siklitis yang disebut
iridosiklitis.
Epidemiologi
Insiden uveitis sekitar 15 per 100.000 orang Sekitar 75% merupakan
uveitis anterior. Sekitar 50% pasien dengan uveitis menderita
penyakit sistemik terkait.
Di Amerika Serikat, uveitis merupakan penyebab kebutaan nomor
tiga setelah Retinopati Diabetik dan degenerasi makular. Umur
penderita biasanya bervariasi antara usia prepubertas sampai 50
tahun.
Uveitis berpengaruh terhadap 10-20% kasus kebutaan yang tercatat
di negara-negara maju.
Uveitis lebih banyak ditemukan pada negara berkembang
dibandingkan di Negara-negara maju karena lebih tinggi prevalensi
infeksi yang dapat mempengaruhi mata, seperti toksoplasmosis, dan
tuberculosis di negara-negara berkembang.8
Etiologi

Penyebab uveitis anterior diantaranya yaitu idiopatik,


penyakit sistemik yang berhubungan dengan HLA-B27
seperti; ankylosing spondylitis, sindrom reiter, penyakit
chorn, psoriasis, herpes zoster atau herper simplek, sifilis,
penyakit lyme, inflammatory bowel disease, juvenile
idiopatic arthritis, sarkoidosis, trauma dan infeksi.
Klasifikasi
Berdasarkan patologi
Uveitis Granulomatosa Uveitis Non Granulomatosa

Uveitis granulomatosa umumnya mengikuti invasi mikroba aktif ke


jaringan oleh organisme penyebab (misal Mycobacterium tuberculosis atau Pada jenis non granulomatosa umumnya tidak dapat ditemukan organisme
Toxoplasma gondii). patogen dan karena berespon baik terhadap terapi kortikosteroid diduga
peradangan ini semacam fenomena hipersensitivitas
Berdasarkan klinis dan waktu , uveitis anterior
terbagi :
a. Uveitis anterior akut : Onset simptomatik terjadi
tiba-tiba dan terjadi kurang dari 6 minggu
b. Uveitis anterior kronik : onset tidak jelas dan
bersifat asimtomatik dan lebih dari 6 minggu
Beberapa keadaan yang
menyebabkan gejala yang
berhubungan dengan uveitis
anterior akut, yaitu :
Beberapa keadaan yang dapat menghasilkan tanda dan gejala yang
terdapat pada diagnosis uveitis anterior kronik adalah :

Uveitis anterior traumatik


Juvenile Rheumatoid Arthitis
Uveitis anterior idiopatik Uveitis anterior berhubungan dengan uveitis posterior primer

Uveitis anterior berhubungan Fuchs Heterochromatic Iridocyclitis

dengan HLA-B27
Behcet disease/syndrome
Uveitis anterior berhubungan
dengan lensa
Masquerad syndrome
protein, fibrin, & sel
antigen sel radang dalam
eksogen aquos humor (pada
alergi , rusaknya
slit lamp tampak
mekanisme Blood
sebagai flare : partikel
antigen hipersensitivi Aqueous
kecil yang bergerak
endogen tas Barrier
dengan gerak brown (
efek tyndall )
sel sel radang , fibrin
fibroblast
sel-sel radang
menyebabkan iris
melekat pada Migrasi eritrosit ke
melekat pada kapsul
endotel kornea bilik mata depan,
lensa anterior
(keratic hifema ( bila akut )
(sinekia anterior)) &
precipitate)
pada endotel kornea
( sinekia posterior) Gangguan
sel-sel radang, fibrin, Gangguan aliran aquous metabolisme pada
fibroblas menutup humor dan TIO lensa, lensa jadi
pupil (seklusio / menyebabkan terjadi keruh, katarak
oklusi pupil) glukoma sekunder komplikata

Peradangan menyebar bisa


patofisiologi uveitis menjadi endoftalmitis dan
panofthalmitis
GEJALA KLINIS
Gejala akut dari uveitis anterior adalah mata merah,
fotofobia, nyeri, penurunan tajam penglihatan dan
hiperlakrimasi. Sedangkan pada keadaan kronis gejala
uveitis anterior yang ditemukan dapat minimal sekali,
meskipun proses radang yang hebat sedang terjadi
Gejala Subjektif Gejala Objektif

Injeksi siliar :

Gambaran merupakan hiperemi pembuluh darah siliar sekitar


limbus, berwarna merah keunguan.
Nyeri Perubahan kornea : Keratik presipitat
Fotofobia dan lakrimasi Iris : Hiperemi Iris, pupil mengecil, nodul koeppe, sinekia ,
Penglihatan kabur oklusi, seklusio pupil.

Umumnya unilateral Lensa : pengendapan sel radang, pengendapan pigmen,


perubahan kejernihan lensa.
iris flare pada pupil
DIAGNOSIS

ANAMNESIS
Nyeri , Fotofobia, Kemerahan, Pandangan kabur, Umumnya unilateral

Oftalmologi : Visus biasanya normal atau dapat sedikit menurun, Tekanan


intraokular (TIO) , Konjungtiva Terlihat injeksi silier, Kornea : KP (+), Udema
stroma kornea, Camera Oculi Anterior (COA) : Sel-sel flare dan/atau hipopion.

Pemeriksaan Penunjang :
Tonometri, ginioskop, permietri.
Pemeriksaan Penunjang
Tonometri Schiotz
Tonometri Aplanasi Goldmann

Agar dapat melihat flourescein, dipakai filter cobalt blue


dengan penyinaran paling terang.

Setelah memasang tonometer didepan kornea, pemeriksa


melihat melalui slitlamp okuler saat ujungnya berkontak
dengan kornea. Beban tonometer diatur secara manual
sampai kedua setengah lingkaran tersebut tepat bertumpuk.
Gonioskop

Gonioskopi dapat menilai lebar Dilakukan dengan meletakkan


sempitnya sudut bilik mata depan. lensa sudut (goniolens) di
dataran depan kornea setelah
diberikan anestesi local. Lensa ini
dapat digunakan untuk melihat
sekeliling sudut bilik mata
dengan memutarnya 360 derajat.
Lapang Pandang (Perimetri)
Pada stadium awal, penderita tidak akan menyadari adanya
kerusakan lapangan pandang karena tidak mempengaruhi
ketajaman penglihatan sentral. Pada tahap yang sudah lanjut,
seluruh lapangan pandang rusak dengan tajam penglihatan
sentral masih normal sehingga penderita seolah-olah melihat
melalui suatu teropong (tunnel vision).
Oftalmoskopi

Pada pemeriksaan oftalmoskopi, yang harus diperhatikan


adalah keadaan papil saraf optik. Perubahan yang terjadi
pada papil dengan glaukoma adalah penggaungan (cupping)
dan degenerasi saraf optik (atrofi).
Tonografi
Tonografi dilakukan untuk mengukur banyaknya
cairan aquos yang dikeluarkan melalui trabekula
dalam satu satuan waktu.
Tonometer yang dipakai adalah semacam
tonometer schiotz dan bersifat elektronik yang
merekam tekanan bola mata selama 4 menit dan
berguna untuk mengukur pengaliran keluar cairan
air mata.
Diagnosis Banding
Konjungtivitis. Pada konjungtivitis penglihatan tidak
kabur, respon pupil normal, ada kotoran mata dan
umumnya tidak ada rasa sakit, fotofobia atau injeksi
siliaris.
Keratitis atau keratokonjungtivitis. Pada keratitis atau
keratokonjungtivitis, penglihatan dapat kabur dan ada
rasa sakit dan fotofobia. Beberapa penyebab keratitis
seperti herpes simpleks dan herpes zoster dapat
menyertai uveitis anterior sebenarnya.
Glaukoma akut. Pada glaukoma akut pupil melebar,
Tatalaksana

Penatalaksanan yang utama untuk uveitis tergantung


pada keparahannnya dan bagian organ yang terkena. Baik
pengobatantopical atau oral adalah ditujukan untuk
mengurangi peradangan.Tujuan dari pengobatan uveitis
anterior adalah memperbaikivisual acuity,meredakan
nyeri pada ocular, menghilangkan inflamasi ocular atau
mengetahui asal dari peradangannya, mencegah
terjadinya sinekia, dan memperbaiki tekanan intraocular.
kortikosteroid
- topikal : diberikan sebagai terapi awal mengurangi peradangan
contoh : prednisolon acetate 0,125% dan 1%, deksametasone alkohol 0,1 %
- sistemik : digunakan bila topikal tidak berespon dalam waktu 2 minggu ,
contoh : prednison 0,5mg/ kg/hari dan dilakukan tapering off setelah 3-4
minggu
Cyclopegics dan mydriatics
- mengurangi nyeri dengan memobilisasi iris
- mencegah terjadinya perlengketan iris dengan lensa anterior ( iris bombe )
- menjaga kestabilan TIO
- menstabilkan blood aquos humor mencegah terjadinya protein leakage
( flare ) lebih jauh
- contoh anti cyclopegics yang bisa digunakan atropine 0,5 %,1 % ,2 %,
homatropine 2%,5%, scolopamine 0,25%, dan cyclopentalone 0,5%,1% dan
2%
PROGNOSIS

Kebanyakan kasus uveitis anterior berespon baik jika


dapat didiagnosis secara awal dan diberi pengobatan.
uveitis anterior mungkin berulang, terutama jika ada
penyebab sistemiknya.
Pembahasan
Teori Kasus
Anamnes Uveitis didefinisikan Pada kasus ditemukan radang
is sebagai inflamasi pada pada Iris.
uveal tract (iris, korpus
siliaris, dan koroid).
Uveitis anterior
merupakan radang iris
dan badan siliar bagian
depan. Uveitis anterior
dapat mengenai hanya
pada iris yang disebut
iritis atau menganai
badan siliar yang disebut
siklitis.
Uveitis anterior dapat Pada pasien ditemukan gigi
disebabkan oleh berlubang kronis. Dan riwayat
gangguan sistemik sering bepergian dengan
ditempat lain, yang kendaraan umum, terkena
secara hematogen dapat debu.
Pembahasan
Teori Kasus
Anamnesis Gejala akut dari uveitis anterior Keluhan utama pasien adalah
adalah mata merah, fotofobia, penglihatan buram dan nyeri
nyeri, penurunan tajam periorbita bla terkena cahayasejak
penglihatan 2 tahun yang lalu, keluhan
tambahan yaitu silau bila melihat
cahaya / sinar matahari pada siang
hari dan penglihatan menurun.
Pemeriksaan
fisik injeksi siliar , keratik presipitat injeksi siliar (-) , keratik presipitat
pada kornea , pupil mengecil halus ekcil pada kornea, pupil
( midriasis ), oklusi / seklusio midriasis, teradapat sinekia
pupil , pada lensa terdapat posterior , seklusio pupil
pengendapan sel radang dan
kekeruhan lensa
Teori Kasus

Tatalaksana Tujuan dari pengobatan uveitis a. Terapi topikal


anterior adalah memperbaikivisual -. cendo efrisel 10% 3 x1
acuity,meredakan nyeri pada -. cendo mydriatil 1% 3 x1
ocular, menghilangkan inflamasi -. timol 5 % 2x1
ocular atau mengetahui asal dari b. Terapi sistemik
peradangannya, mencegah -. antibiotik ( gol quionolon
terjadinya sinekia, dan mengatur levofloxacin 500 mg 1x1
tekanan intraocular. -. acetazolamide tab 250 mg
(Glaucon) 3x1
-. kalium l-aspartate ( Aspar-k )2x1
Non Granulomatosa
Granulomatosa
Onset Akut tersembunyi
Sakit Nyata tidak ada atau ringan
Fotofobia Nyata ringan
Penglihatan kabur Sedang nyata
Merah sirkumkorneal Nyata ringan
Presipitat keratik Putih halus kelabu besar ( mutton fat )
Pupil Kecil dan tidak teratur kecil dan tidak teratur
Synechia Posterior kadang - kadang kadang- kadang
Nodul iris tidak ada kadang-kadang
Tempat uvea anterior uvea anterior, posterior,
difuse
Perjalanan akut menahun
Rekurens sering kadang kadang

Keismpulan : Diagnosis kerja pada pasien ini adalah Uveitis Anterior ODS suspect
Granulomatosa , usulan diberikan kortikosteroid topikal .
Daftar Pustaka

Vaughan D. Uveitis. Ilmu Penyakit Mata. Oftalmology Umum. Wydia Medika:


Jakarta. 2000
Gondhowiardjo TD, Simanjuntak GWS. Panduan Manajemen Klinis PERDAMI.
Jakarta: PP PERDAMI. 2006.34
WebMD. Iritis and Uveitis. 2005. http://www.emedicine.com . [diakses pada
tanggal 22 Juni 2016]
Schlaegel TF, Pavan-Langston D. Uveal Tract: Iris, Ciliary Body, and Choroid In:
Pavan-Langston D, editors. Manual of Ocular Diagnosis and Therapy. 2 nd Edition,
Boston: Little, Brown and Company. 1980. 143-44.
George R. Non granulomatous Anterior Uveitis. 2005 http://www.emedicine.com
[diakses pada tanggal 22 Juni 2016]
Sidiarta I. Uveitis. Ilmu Penyakit Mata. Balai Penerbit Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia. Jakarta. 2006
Roque MR. Uveitis. 2007. http:/www.uveitis.com/ ph.images. uveitis/
Rao NA, Forsters DJ. Basic Principles In: Berliner N, editors. The Uvea Uveitis and
Intraocular Neoplasms Volume 2. New York: Gower Medical Publishing. 1992.1
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai