Anda di halaman 1dari 7

Bagaimana Agama Dapat Menjamin

Kebahagiaan

Dosen Pembimbing :
Nama Anggota : M.Alfijar Andika
Puspita
Sri Astutik
Reva Aprilia
Endah
Metode Islam dalam Menjamin Kesejahteraan
Islam Menjamin Kesejahteraan Rakyat
Salah satu bagian terpenting dari syariat Islam adalah adanya aturan-aturan yang berkaitan
dengan jaminan pemenuhan kebutuhan pokok bagi tiap individu masyarakat, baik berupa pangan,
pakaian, dan papan, serta lapangan pekerjaan. Berikut beberapa konsep Islam berkaitan dengan
hal tersebut:
1. Mewajibkan dan memberikan dorongan spiritual kepada laki-laki agar bekerja untuk
mencukupi kebutuhan pokok dirinya dan tanggungannya.







Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara yang maruf.
Seorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya.[QS. al-Baqarah:233].













Demi Allah, jika seseorang di antara kamu membawa tali dan pergi ke bukit untuk mencari kayu
bakar, kemudian dipikul ke pasar untuk dijual, itu lebih baik daripada ia meminta-minta kepada
orang lain, baik ia diberi atau ditolak. (HR. Bukhari & Muslim)








Tidak ada orang yang makan makanan yang lebih baik daripada hasil pekerjaan tangannya
sendiri, dan sesungguhnya Nabi Daud makan dari hasil kerjanya sendiri (HR. Bukhory)
2.Mewajibkan kepada sanak kerabat yg hidupnya
sudah melebihi standar untuk menanggung
saudaranya yang tidak mampu, bahkan tetangga
juga punya kewajiban terhadap tetangganya.

"Tidak beriman kepada-Ku seorang yang tidur malam
dalam keadaan kenyang, sementara tetangga
sebelahnya lapar dan dia mengetahui"(HR.alBazzar dan
Thabarani, dengan sanad Hasan)
3.Memberikan peluang yang sama untuk hidup
lebih sejahtera.

Khalifah Umar menyatakan:Orang yang memagari


tanah tidak berhak (atas tanah yang telah dipagarinya)
setelah (membiarkannya) selama tiga tahun.
4.Melarang setiap hal yang dapat menimbulkan kekacauan
ekonomi.
Antara lain:
a. Riba
b. Judi
c. Ghabn Fhisy (penipuan harga dlm jual beli)
d. Tadlis (penipuan barang/alat tukar)
e. Ihtikar (menimbun)
f. Mengemis

"Wahai Qobishoh, sesungguhnya meminta itu tidak dibolehkan kecuali


dalam salah satu dari tiga hal, yaitu : Seseorang (yang mendamaikan
pertikaian antara manusia lalu) dia menanggung beban biayanya maka
boleh baginya meminta hingga dia mendapatkannya kemudian dia
berhenti dari meminta. Seseorang yang tertimpa bencana hingga musnah
hartanya maka boleh baginya untuk meminta hingga dia mendapatkan
hal yang bisa menopang hidupnya. Seseorang yang tertimpa kemiskinan
yang sangat hingga 3 orang yang cerdik dari kaumnya berkata: telah
menimpa orang itu kemiskinan yang sangat maka boleh bagi orang ini
untuk meminta sampai dia mendapatkan hal yang bisa menopang
hidupnya. Selain ketiga hal ini -wahai Qobishoh- meminta-minta itu
termasuk memakan harta yang haram"(HR Muslim)
6.Menjaga harta kaum muslimin dan menyerahkan pada yg
berhak.

Suatu ketika Rasulullah bergegas setelah shalat Ashar, melangkahi


pundak orang- orang menuju kamar istrinya, setelah kembali Beliau
saw bersabda:
Aku bergegas dari shalat karena aku ingat suatu lantakan emas yang
masih tersimpan di rumah kami. Aku tidak suka jika barang itu
menahanku, maka aku memerintahkan (kepada istriku) untuk
membagi-bagikannya.(HR. Bukhory)
Imam Ali juga meriwayatkan bahwa khalifah umar pernah mencari unta
zakat yg lepas, dan khawatir kalau diakhirat akan dituntut gara-gara
menyia-nyiakan hak umat Islam (Al Ghazali, Muksyafatul Qulb)
7.Mewajibkan kepada setiap rakyat untuk menolong
yang kekurangan
Ketika negara memang tidak mempunyai kas lagi untuk
menolong orang yang kekurangan, maka kewajiban ini
kembali berasli ke umat Islam yang mempunyai kelebihan
harta. Berkata Imam Ibnu Hazm dalam kitabnya, Al-Muhalla
(4/281)Orang-orang kaya ditempatnya masing-masing
mempunyai kewajiban menolong orang-orang fakir dan
miskin, dan pemerintah pada saat itu berhak memaksa
orang-orang kaya (untuk menolong fakir-miskin).

Anda mungkin juga menyukai