Anda di halaman 1dari 20

ETIKO MEDIKO LEGAL

pada
ABORSI

Pembekalan
Etiko-Mediko-Legal Blok 17
Mei 2015
ABORTUS
Definisi
Abortus ialah keluarnya janin dari
rahim ibu
sebelum usia 20 minggu atau
berat kurang dari 500 gram

Abortus dibagi: Abortus spontan


Abortus provocatus
(buatan)

Abortus provocatus dibagi :


Abortus provocatus Medicinalis
Abortus provocatus Criminalis
Abortus Provocatus

Abortus Provocatus Medicinalis


(Therapeuticum):
Pengeluaran janin dari rahim ibu
sebelum 20 minggu atau kurang dari
500 gram
dengan sengaja atas indikasi
medik

Abortus Provocatus Criminalis


(Aborsi)
Pengeluaran janin dari rahim ibu
Abortus Provocatus (lanjutan)

Abortus Provocatus Medicinalis


(Therapeuticum)
Untuk penentuan ada atau tidaknya
indikasi Medik
harus ada telaah teliti oleh tim terdiri
dari minimal:
* dokter spesialis Obstetri-
Ginekologi, * dokter spesialis
penyakit yang diderita pasien mis.
dr Sp Jantung, dr Sp Penyakit Dalam,
dr Sp Onkologi dll
Abortus Provocatus (lanjutan)

Abortus Provocatus Criminalis :


Dilarang menurut hukum, etik dan
agama
Pd kasus tertentu seperti korban
perkosaan, dapat
dibolehkan dg beberapa syarat antara
lain :
- ada bukti autentik terjadinya
perkosaan :
pada visum et repertum: ada
sperma di vagina, deflorasi hymen,
ASPEK ETIK

KODEKI 2012:
Pasal 1
Setiap dokter wajib menjunjung tinggi,
menghayati dan mengamalkan sumpah
dan atau janji dokter.

LAFAL SUMPAH DOKTER INDONESIA


Point 6.
Saya akan menghormati setiap hidup
insani mulai saat pembuahan.
KODEKI 2012:

Pasal 11
Setiap dokter wajib senantiasa
mengingat kewajiban dirinya
melindungi hidup makhluk insani.
KODEKI 2012
pasal 11
Cakupan pasal a.l. :
Seorang dokter dilarang terlibat atau
melibatkan diri ke dalam abortus, euthanasia,
maupun hukuman mati yang tidak dapat
dipertanggung jawabkan moralitasnya.
Seorang dokter dilarang menggugurkan
kandungan (abortus provocatus) tanpa
indikasi medik yang membahayakan
kelangsungan hidup ibu dan janin atau
mengakhiri kehidupan seseorang yang
menurut ilmu dan pengetahuan tidak mungkin
akan sembuh (euthanasia)
Aspek HUKUM
Menurut Hukum yang berlaku di Indonesia,
aborsi (abortus provocatus Criminalis)
merupakan tindak pidana / kejahatan.
Yang dikenai hukuman dalam hal tersebut :
1. Ibu yang melakukan aborsi.
2. Dokter/bidan/dukun/tenaga kesehatan lain
yang melakukan aborsi
3. Orang2/pihak yang mendukung
terlaksananya
aborsi
4. Institusi tempat dilakukan aborsi
Aspek HUKUM (lanjutan)

Beberapa pasal yang terkait adalah :


KUHP :
Ps 229, 346, 347,348, 349 tentang larangan
pengguguran kandungan
Ps 341, 342, 343 tentang pembunuhan

UU RI no 1 tahun 1946 :
menyatakan aborsi merupakan
tindakan pelanggaran hukum
Aspek HUKUM (lanjutan)

UU RI no 23 tahun 1992 : tentang


kesehatan
Ps 15 : dalam keadaan darurat untuk
menyelamatkan jiwa ibu atau
janinnya dapat dilakukan tindakan medik
tertentu (abortus provocatus medicinalis
/ therapeuticum)
Ps 80 : dokter boleh melakukan aborsi
yang aman
Aspek AGAMA
ISLAM
Majelis Ulama Indonesia memfatwakan
bahwa:
A. Aborsi haram hukumnya sejak
terjadinya implantasi blastosis pada
dinding rahim ibu (nidasi)
B. Aborsi dibolehkan karena adanya uzur,
baik yang
bersifat darurat maupun hajat.
Kebolehan aborsi harus dilakukan
sebelum janin berusia 40 hari
C. Aborsi haram hukumnya dilakukan
Aspek AGAMA (lanjutan)

ISLAM (lanjutan)
Keadaan darurat yang berkaitan dengan
kehamilan yang membolehkan aborsi adalah:
1. Wanita hamil menderita sakit fisik berat
seperti kanker stadium lanjut, TBC dengan
caverna dan penyakit2 fisik berat lainnya
yang harus ditetapkan oleh TIM DOKTER.
2. Dalam keadaan dimana kehamilan
mengancam nyawa ibu
Aspek AGAMA (lanjutan)

ISLAM (lanjutan)
Keadaan hajat yang berkaitan dengan kehamilan
yang dapat membolehkan aborsi adalah:
1. Janin yang dikandung dideteksi menderita
cacat genetik yang kalau lahir kelak sulit
disembuhkan.
2. Kehamilan akibat perkosaan yang ditetapkan
oleh TIM yang berwenang yang di dalamnya
terdapat antara lain keluarga korban, dokter
dan ulama
Aspek AGAMA (lanjutan)

ISLAM (lanjutan)

QS Al Israa : 31
dan janganlah kamu membunuh anak2mu karena
takut kemiskinan. Kamilah yang akan memberi rizki
kepada mereka dan juga kepadamu. Sesungguhnya
membunuh mereka adalah suatu dosa yang besar

QS Al Anaam : 151
dan janganlah kamu membunuh anak2 kamu
karena kemiskinan. Kami akan memberikan rizki
kepada mereka dan kepadamu
Aspek AGAMA (lanjutan)

ISLAM (lanjutan)

Qs Al Maidah : 32
Barang siapa yg membunuh seorang manusia,
bukan karena sebab2 yang mewajibkan hukum
qishash, atau bukan karena kerusuhan di muka
bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh
manusia seluruhnya.
Dan barang siapa yang memelihara keselamatan
nyawa seorang manusia, maka seolah-olah dia
telah memelihara keselamatan nyawa manusia
semuanya
Aspek AGAMA (lanjutan)

KRISTEN
Secara singkat didalam Al Kitab dapat disimpulkan
bahwa aborsi dalam bentuk dan alasan apapun
dilarang karena:
1. Apabila ada sperma dan ovum telah bertemu maka
kehidupan telah ada
2. Aborsi pada janin yang cacat tidak diperbolehkan
karena Tuhan mempunyai rencana lain pada hidup
seorang manusia
3. Anak adalah pemberian Tuhan.
4. Bila terjadi kasus perkosaan, diharapkan keluarga
serta orang2 terdekat dapat memberi semangat.
5. Aborsi utk menyembunyikan aib tdk dibenarkan
Aspek AGAMA (lanjutan)

KATOLIK
Hampir sama dengan pernyataan agama Kristen,
dalam agama Katolik aborsi juga dilarang.
HINDU
Aborsi dlm Teologi Hinduisme tergolong pd
perbuatan yg disebut Himsa karma yakni salah
satu perbuatan dosa yg disejajarkan dg membunuh,
menyakiti dan menyiksa. Oleh karena itu perbuatan
aborsi disetarakan dg menghilangkan nyawa,
maka aborsi dlm agama Hindu tdk dikenal dan tdk
dibenarkan.
BUDHA
Dlm agama Budha perlakuan aborsi tdk
dibenarkan krn suatu karma hrs diselesaikan dg cara
ALASAN ABORSI
Menurut Aida Torres dan Jacckelin Sarroch
Forrest (1998) alasan melakukan aborsi
adalah:
1% perkosaan
3% membahayakan nyawa ibu
3% cacat janin serius
93% alasan yang bersifat utk kepentingan
diri sendiri seperti takut tidak mampu,
malu, takut dikucilkan dll
WASSALAMUALAIKUM
WW
TERIMA KASIH
SELAMAT BELAJAR

Anda mungkin juga menyukai