Anda di halaman 1dari 30

PENATALAKSANAAN MALARIA BERAT

TEHAR KARO KARO


BAGIAN PENYAKIT DALAM RSAM
BANDAR LAMPUNG
Definisi Malaria Berat

Penderita malaria dengan


komplikasi umumnya digolongkan
sebagai malaria berat yang menurut
WHO didefinisikan vsebagai infeksi
Plasmodium Falciparum stadium
aseksual dengan satu atau lebih
komplikasi.
PATOGENESE
Setelah melalui jaringan hati melepas 18
24 merozoit kedalam sirkulasi
Masuk ke dalam RES mengalami fagositosis
dan filtrasi.
Merozoit yang lolos dari filtrasi dan
fagositosis akan menginfiltrasi eritrosit
Selanjutnya berkembang biak secara
aseksual dalam eritrosit
Bentuk aseksual parasit dalam eritrosit
( Erytrhrocytes parasites= EP) bertanggung
jawab terhadap Malaria berat.
PATOGENESE
Sitoadherensi
perlengketan antara EP stadium mature pada
permukaan endotel vaskuler.
Sekuestrasi : Sitoadherensi menyebabkan EP matang
tidak beredar kembali dalam sirkulasi . Parasit dalam
eritrosit matang yang tinggal dalam jaringan
mikrovaskular disebut EP matang mengalami
Sekuestrasi. Sekuestrasi terjadi pada organ vital.
Rosetting :
berkelompoknya EP matang yg diselubungi 10 atau
lebiheritrosit non parasit.Roseting menyebabkan
obstruksi aliran darah.
PATOGENESE
Sitokin :
Sitokin terbentuk dari sel endotel ,monosit
dan makrofag setelah mendapat stimulus
malaria toksin.sitokin antara lain TNF , IL-
1, IL-6, IL-3, lymphotoxsin, INF alf
Nitrik Oksida :
Peranan belum jelas.
Anstey dkk: penurunan sintesa NO
predisposisi terjadinya malaria berat.
Manifestasi malaria berat
Malaria serebral :
10 % dari malaria falsiparum dirawat di
RS
80 % dari kasus fatal
ditandai penurunan kesadaran dari
apatis,
disorientasi,somnolen,stupor,sopor
sampai koma
sering disertai kejang
Malaria serebral :

Gejala serebelar,
cerebelar ataksis akut,
hipotonia,
nistagmus
Kaku kuduk
Diduga terjadi terjadi sumbatan
kapiler otak
Gagal ginjal akut
Mortalitas dapat mencapai 45 %
Terjadi karena pre renal(50 %),
5 10 % ATN
Anoksia disebabkan penurunan aliran
darah ginjal akibat dehidrasi dan
sumbatan mikrovaskular akibat
sekuestrasi, sitoadheren dan
rosseting
Kelainan hati

Ikterus timbul oleh karena sekeuestrasi


dan sitoadheren, hemolitik
Transaminase menibngkat ringan
Jarang terjadi gagal hati akut atau
ensefalopati
hipoalbuminemia
Asidosis laktat
Hipoglikemi
Pemakaian kina
Cadangan glukosa yang kurang
Gangguan absobsi glukosa
Meningkatnya metabolisme glukosa
dijaringan
Pemakaian glukosa oleh parasit
Gangguan glukoneogenesis
Haemoglubinuria
Suatu sindrom akut yang ditandai
Menggigil, demam, hipotensi,
hemolisis intravaskular,
hemoglobinuri dan gagal ginjal
Keluhan nyeri pinggang, muntah,
diare, poliuri diikuti oligouri dan
kencing warna hitam
Malaria algid
Terjadinya syok vaskular
Ditandai hipotensi
Perubahan tahanan perifer dan
penurunan pefusi jaringan
Perasaan dingin dan basah dikulit
Pernafasan dangkal, nadi cepat
Edema paru
Kelebihan cairan
Peningkatan pemeabilitas membran
kapiler
Peningkatan TNF alfa
Gangguan pernafasan juga
disebabkan asidosis metabolik,infeksi
paru, anemia berat, peningkatan
tekanan intrakranial
Kecenderungan perdarahan
Jarang ditemukan
Sering terjadi pada penderita non
imun
Timbul akibat trombositopenia berat
dengan manifestasi perdarahan
Hiperparasitemia
Bila hitung parasit > 5 %
Bila parasitemia > 20 % hampir
selalu menimbulkan kematian
Gangguan mikrovaskular
Keadaan lain yang digolongkan sebagai malaria berat
:

Gangguan kesadaran ringan (GCS <15)


otot (tak bisa duduk/berjalan) tanpa
kelainan neurologik
Hiperparasitemia >5% Ikterik (bilirubin
>3mg%)
Hiperpireksia (temperatur rektal
>40C)
Keadaan lain yang digolongkan sebagai malaria
berat

Manifestasi gastrointestinal
Hiponatremia
Asidosis metabolik
Anemia
Ruptur limpa
Sepsis
Penatalaksanaan
Tindakan umum
Pengobatan simptomatik
Anti malaria
Penanganan komplikasi
Tindakan umum
Pertahankan fungsi vital
Hindari trauma
Hati hati komplikasi kateter,overhidrasi
Monitor : suhu, nadi, dan pernafasan,
perhatikan timbulnya ikterus dan
perdarahan
Cegah hiperpireksi
Pemberian cairan dan diet
Pemberian obat anti malaria
Artesunat parentral.
Loading dose bolus 2,4 mg/kg bb/iv
selama 2 menit
Diulang setelah 12 jam
Selanjutnyadiberikan sekali sehari
sampai pnderita mampu minum obat
Kina
Loading dose 20 mg/kgbb diberikan
selama 4 jam pertama
4 jam berikutnya hanya diberi caiarn
Selanjutnya dosis maintenance 10
mg/kgbb sampai penderita sadar dan
dapat minum obat
Kina oral sampai tota dosis 7 hari
ARTEMETER
ARTEMETER :
Tersedia dalam bentuk ampul
Loading dose : 3,2 mg/kg/bb
intramuskuler
Selanjutnya1,6 mg/kgbb sampai
pendeita mampu minum obat
Pengobatan lanjutan peroral
Kombinasi artesunat/amodiaquin
sampai 3 hari
Kombinasi kuinin dengan
tetrasikilin/doksisiklin/klindamisin
7 hari
Pengobatan komplikasi
Gagal ginjal akut
anuri diuretik
Biasanya reversibel
Hemodialisis
Hipoglikemi:
Pemeriksaan gula darah tiap 4 6 jam
Dekstrose 40 % 50 ml
infus dekstrose 10 %
Asidosis metabolik:

Sering bersamaan dengan komplikasi


lain
Penurunan ph dan bikarbonat darah
Na bikarbonat : 0,3 X BB X BE
Bila tak ada fasilitas 1-2
meq/kgbb/kali
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai