Anda di halaman 1dari 37

LATENT

FINGERPRINTS

Indah Mustikasari
C111 09 391
A. Miftah Khaerati D
C111 10 294

PEMBIMBING:
dr. Herri Mundung
SUPERVISOR:
dr. Rina Masadah, Sp.PA, M.Phil, DFM
PENDAHULUAN
Identifikasi manusia, dan lebih tepatnya aspek biologis dari
identitas manusia, merupakan hal yang dapat ditemukan dan
diverifikasi baik dari segi ilmu biologi, kimia, dan fisika
Adapun identitas kemudian dikategorikan menjadi dua
kelompok besar, yaitu
Bukti Sirkumstansial
informasi mengenai efek personal (pakaian, perhiasan,
dan isi kantong), serta konfirmasi identitas secara visual
oleh keluarga, teman, atau kolega.
Bukti Fisik Identitas
pemeriksaan luar & pemeriksaan dalam

Thompson T, Black S. Forensic Human Identification. London: CRC


Press. 2007.
SEJARAH

Wirasuta I. Pengantar Menuju Ilmu Forensik: Introduction to Forensic


Sciences. St. Louis, Missori: The C. V. Mosby Company. 1980.
SEJARAH

Mozayani A. Fingerprints in The Forensic Laboratory Handbook.


New Jersey: Humana Press. 2006.
FINGERPRINTS

Seagraves. Forensic Science Activities in Forensic Science: A Crime Scene


Investigation Unit. London: Seagraves S. 2001.
KULIT FRIKSI

Mozayani A. Fingerprints in The Forensic Laboratory Handbook.


New Jersey: Humana Press. 2006.
SIDIK JARI : UNIK
Tidak ada sidik jari yang sama, meskipun
kembar identik
Selama 50 tahun dikembangkan, sangat
jarang terjadi kesalahan identifikasi sidik
jari
Sidik jari menetap selama kehidupan setiap
individu
Sidik jari memiliki alur yang berbeda-beda
dengan rata-rata 150 karakteristik alur.

SIDIK JARI SERING DIJADIKAN


METODE IDENTIFIKASI
Sutra D. Fungsi Kepolisian sebagai Penyidik Utama: Studi Identifikasi Sidik
Jari dalam Kasus Pidana. Jakarta: Jurisprudence. 2012.
Sidik jari dari saudara
kembar identik:
A dan C merupakan
jempol kiri
B dan D merupakan
jempol kanan

Mozayani A. Fingerprints in The Forensic Laboratory Handbook.


New Jersey: Humana Press. 2006.
A)Sidik jari dengan skar
B)Sidik jari yang sama 11 tahun
kemudian
Mozayani A. Fingerprints in The Forensic Laboratory Handbook. New Jersey:
Humana Press. 2006.
KOMPONEN ALUR SIDIK JARI
Recurve
Alur yang berbelok 180
dan kembali mengikuti
alur yang telah
terbentuk. Mencakup
lipatan pada loop dan
bagian sirkuler.

Core
Merupakan bagian
tengah dari pola dan Delta
memiliki titik pusat yang Titik di mana alur
dikelilingi alur. Lokasi bertemu dari tiga arah.
setiap pusat berbeda dan Arch tidak memiliki
tergantung pada pola delta.
alur jari.
Mozayani A. Fingerprints in The Forensic Laboratory Handbook.
New Jersey: Humana Press. 2006.
POLA SIDIK JARI

Thompson T, Black S. Forensic Human Identification. London: CRC Press.


2007.
Arch

Pola paling sederhana


Alur berjalan dari satu sisi ke sisi lain
dan melengkung pada bagian tengah
Tidak memiliki delta dan rekurva
Terdiri dari plain arch dan tented arch
Seagraves. Forensic Science Activities in Forensic Science: A Crime Scene
Investigation Unit. London: Seagraves S. 2001.
Loop

Memiliki kurva yang lebih kuat dari arch


Terdapat dua titik pasti yaitu satu delta
dan satu rekurva
Terdiri dari Radial Loops dan Ulnar Loops

Seagraves. Forensic Science Activities in Forensic Science: A Crime Scene


Investigation Unit. London: Seagraves S. 2001.
Whorl

Berbentuk oval dan kadang


berbentuk spiral di pusat
Memiliki dua delta dan satu rekurva
Terdiri dari Plain Whorl, Central
Pocket Loop Whorl, Double Loop
Whorl, Accidental Whorl
Seagraves. Forensic Science Activities in Forensic Science: A Crime Scene
Investigation Unit. London: Seagraves S. 2001.
Thompson T, Black S. Forensic Human Identification. London: CRC Press.
2007.
Minutiae

Thompson T, Black S. Forensic Human Identification. London: CRC Press.


2007.
KATEGORI
SIDIK JARI

Yamashita B, French M. Latent Print Development. London: CRC Press. 2006.


Yamashita B, French M. Latent Print Development. London: CRC Press. 2006.
Yamashita B, French M. Latent Print Development. London: CRC Press. 2006.
Yamashita B, French M. Latent Print Development. London: CRC Press. 2006.
Jain AK, Feng J, dkk. On Matching Latent Fingerprints. Singapore: Institute for
Infocom Research. 2012.
LATENT
FINGERPRINTS
Faktor-faktor yang
mempengaruhi sidik jari laten.
Kondisi sebelum kontak
Kondisi saat kontak
Kondisi setelah kontak

Yamashita B, French M. Latent Print Development. London: CRC Press. 2006.


Sutra D. Fungsi Kepolisian sebagai Penyidik Utama: Studi Identifikasi Sidik
Jari dalam Kasus Pidana. Jakarta: Jurisprudence. 2012.
Latent Fingerprints
berdasarkan kualitasnya

Sankaran A, Vatsa M. Automated Clarity and quality Assessment for Laten


Fingerprints. India: IIIT-Delhi. 2013.
Yoon S, dkk. On Latent Fingerprint Enhancement. Korea: Department of Brain
and Cognitive Engineering, Korea University. 2012.
I N A F I S

Sutra D. Fungsi Kepolisian sebagai Penyidik Utama: Studi Identifikasi Sidik


Jari dalam Kasus Pidana. Jakarta: Jurisprudence. 2012.
ASPEK MEDIKOLEGAL
Menurut Kitab Hukum Acara
Pidana (KUHAP) pasal 184 ayat 1
menyebutkan bahwa alat bukti
yang sah terdiri dari 5 jenis yaitu:
Keterangan saksi
Keterangan ahli
Surat
Petunjuk
Keterangan terdakwa

Sutra D. Fungsi Kepolisian sebagai Penyidik Utama: Studi Identifikasi Sidik


Jari dalam Kasus Pidana. Jakarta: Jurisprudence. 2012.
IDENTIFIKASI
SIDIK JARI LATEN

Thompson T, Black S. Forensic Human Identification. London: CRC Press.


2007.
VISUALISASI
SIDIK JARI LATEN

>>
Yamashita B, French M. Latent Print Development. London: CRC Press. 2006.
>>
>>
>>
>>
Sidik jari yang diproses menggunakan DFO
Kiri, di bawah cahaya biasa. Kanan, di bawah pencahayaan lampu
fluorosensi dan dilihat melalui filter yang sesuai

Yamashita B, French M. Latent Print Development. London: CRC Press. 2006.


Sidik jari yang telah berikatan dengan cyanoacrylate (CA)
pada plastik pembungkus

Yamashita B, French M. Latent Print Development. London: CRC Press. 2006.


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai