SEBAB-SEBAB :
1. Aliran arus listrik
2. pengaruh medan magnit
3. Kesalahan mekanik perlengkapan listrik
4. Bunga api
5. kombinasi
Faktor Yang Mempengaruhi Keparahan
Pada Cedera Akibat Listrik
Voltage/Kekuatan listrik (beda potensial)
Amper (Arus Listrik)
Type Arus/jenis aliran (searah/bolak-balik)
Lama Kontak == banyaknya energi yang terserap
Daerah / bagian tubuh yang kontak (Tahanan)
Jalan Arus
Banyaknya Jaringan Resistance
Kandungan Air Dalam Jaringan
Kondisi phisik dan kejiwaan (perubahan tahanan)
Jaringan Penghantar Listrik
1. Jaringan konduktor
Pembuluh darah
Otot
2. Permennakertrans No.Per.03/Men/1982
Pasal 2
3. Undang-undang No. 3 Tahun 1969
Pasal 19
4. Peraturan Khusus AA (Sudah Tidak Berlaku)
Peraturan Perundangan Yang Terkait
1. Undang-undang No. 1 tahun 1970
Pasal 3: syarat-syarat Keselamatan Kerja untuk
memberikan P3K
Pasal 9 ayat (3): kewajiban membina tenaga kerja
dalam pemberian P3K
2. Permennakertrans No.Per.03/Men/1982
Pasal 2: Tugas pokok P3K;
Pelaksanaan P3K
Pendidikan petugas P3K
Peraturan Perundangan Yang Terkait
3. Undang-undang No. 3 Tahun 1969
Pasal 19 : Setiap badan , lembaga atau dinas pemberi jasa,
atau bagiannya yang tunduk kepada konvensi ini, dengan
memperhatikan besarnya dan kemungkinan bahaya harus :
Menyediakan Apotik atau pos P3K sendiri atau
Memelihara apotik atau pos P3K bersama-sama dengan badan,
lembaga atau kantor pemberi jasa atau bagiannya.
Mempunyai satu atau lebih lemari, kotak atau perlengkapan P3K
Ps 2. Kewajiban pengurus/pengusaha :
1) Pengusaha wajib menyediakan petugas P3K dan
fasilitas P3K di tempat kerja.
2)Pengurus wajib melaksanakan P3K di tempat
kerja.
Permenakertrans
No. Per.15/Men/VIII/2008 ttg P3K
Di Tempat Kerja
Ps 9 :
1) Pengusaha wajib menyediakan ruang P3K
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1)
huruf a dalam hal :
a. mempekerjakan pekerja/buruh 100 orang atau
lebih;
b. mempekerjakan pekerja/buruh kurang dari 100
orang dengan potensi bahaya tinggi .
Persyaratan ruang P3K (lanjutan) :
d) Diberi tanda yang jelas dengan papan nama yang jelas dan
mudah dilihat;
e) Sekurang-kurangnya dilengkapi dengan :
wastafel dengan air mengalir;
Kertas tisue/lap;
Usungan/tandu;
Bidai/spalk;
Kotak P3K dan isi;
Tempat tidur dengan bantal dan selimut;
Tempat untuk menyimpan alat-alat, seperti : tandu dan/atau kursi
roda;
Sabun dan sikat;
Pakaian bersih untuk penolong;
Tempat sampah; dan
Kursi tunggu bila diperlukan.
REKOMENDASI MINIMUM
ISI KOTAK P3K BENTUK II
JUMLAH DAN TIPE KOTAK P3K
Kotak P3K di tempat Kerja
Apabila tempat kerja dengan unit kerja
berjarak 500 meter atau lebih masing-masing
unit kerja harus menyediakan kotak P3K sesuai
jumlah tenaga kerja.
Apabila tempat kerja pada lantai yang berbeda
di gedung bertingkat, maka masing-masing unit
kerja harus menyediakan kotak P3K sesuai
jumlah tenaga kerja.
1 kotak B setara dengan 2 kotak A.
1 kotak C setara dengan 2 kotak B
Peraturan Perundangan Yang Terkait
6. Kepdirjen Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan No.
KEP. 53/DJPPK/VIII/2009 tentang Pedoman
Pelatihan dan Pemberian Lisensi Petugas P3K di
tempat Kerja
(Objective)
Keselamatan Kerja
Peraturan
Peraturan
Menteri Tenaga Kerja &
Menteri Tenaga Kerja
Transmigrasi RI &
Transmigrasi RI
No Kep 75/Men/2002
No Kep 75/Men/2002
Pemberlakuan
Pemberlakuan
PUIL 2000
PUIL 2000
STANDAR K3 LISTRIK
DI INDONESIA
Peraturan Peraturan
KHUSUS B Khusus B
Peraturan
04/78
Peraturan
04/88
Persyaratan Umum
Instalasi Listrik
Peluncuran perdana 24-
10-2001
Ditetapkan
Sebagai Standar Wajib
Kep Menteri Energi & Sumber Daya
Mineral
No. : 2046 K/40/MEN/2001
Tanggal 28 Agustus 2001
Batas waktu penyesuaian 3 tahun
PENGERTIAN
PENGERTIAN
Instalasi listrik adalah instalasi
mulai dari pembangkit tenaga
sampai titik penggunaan akhir
Peralatan listrik adalah setiap
alat pemakai listrik
Perlengkapan listrik adalah
komponen-komponen yang
diperlukan pada jaringan
instalasi
Bahaya kejut
Bahaya kejut listrik
listrik
Langsung
Langsung
Tidak
Tidak langsung
langsung
EE (Volt)
(Volt)
140
140
II (mA)
(mA) 180
180
90
90 100
200
200
100
200
200
110
110
250
250
125
125
280
280
Sentuhan langsung
Sentuhan langsung
adalah bahaya
adalah bahaya sentuhan
sentuhan pada
pada
bagian konduktif
bagian konduktif yang
yang secara
secara
normal bertegangan
normal bertegangan
Sentuhan tidak
Sentuhan tidak langsung
langsung
adalah bahaya
adalah bahaya sentuhan
sentuhan pada
pada
bagian konduktif
bagian konduktif yang
yang secara
secara
normal tidak
normal tidak bertegangan,
bertegangan,
menjadi bertegangan
menjadi bertegangan karena
karena
terjadi kegagalan
terjadi kegagalan isolasi
isolasi
SISTEM
SISTEM PROTEKSI
PROTEKSI UNTUK
UNTUK
KESELAMATAN
KESELAMATAN
(BAB
(BAB III)
III)
SISTEM
SISTEM PROTEKSI
PROTEKSI UNTUK
UNTUK KESELAMATAN
KESELAMATAN
(BAB
(BAB III)
III)
Proteksi
Proteksi dari
dari kejut
kejut listrik
listrik
Proteksi
Proteksi dari
dari efek
efek thermal
thermal
Proteksi
Proteksi dari
dari arus
arus lebih
lebih
Proteksi
Proteksi dari
dari tegangan
tegangan lebih
lebih akibat
akibat petir
petir
Proteksi
Proteksi dari
dari tegangan
tegangan kurang
kurang
Pemisahan
Pemisahan dan
dan penyakelaran
penyakelaran
PROTEKSI BAHAYA
PROTEKSI BAHAYA
SENTUHAN LANGSUNG
SENTUHAN LANGSUNG
Metoda
Metoda ::
1.
1. Isolasi
Isolasi bagian
bagian aktif
aktif
2.
2. Penghalang
Penghalang atau
atau Selungkup
Selungkup
3.
3. Rintangan;
Rintangan;
4.
4. Jarak
Jarak aman
aman atau
atau diluar
diluar jangkauan
jangkauan
5.
5. Gawai
Gawai proteksi
proteksi arus
arus sisa
sisa
6.
6. Isolasi
Isolasi lantai
lantai kerja.
kerja.
Pembebanan lebih
Sambungan tidak sempurna
Perlengkapan tidak standar
Pembatas arus tidak sesuai
Kebocoran isolasi
Listrik statik
Sambaran petir
SISTEM INSTALASI LISTRIK
L1
L2
L3
N
3 5
POLARITAS INSTALASI LISTRIK
(Sistem pasa dua 2 kawat)
TIDAK
M
AMAN AMAN
SEKERING
Ref
1. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No Per 02/Men/1989
tentang instalasi penyalur petir
Berlaku untuk sistem proteksi eksternal / proteksi
bahaya sambaran langsung
AWAN KE BUMI
KERUSAKAN
KERUSAKAN Sasaran
Sasaran
THERMIS,
THERMIS, OBYEK YANG
OBYEK YANG TERTINGGI
TERTINGGI
ELEKTRIS
ELEKTRIS
,,
Instalasi penyalur
petir yang tidak
memenuhi syarat
dapat mengundang
bahaya
Berbahaya
++++++++ - - - - - - - - +++++++
++++++++ - - - - - - - - +++++++++
++++++++ - - - - - - - - +++++++
------------ +++++++ - - - - - - -
------------- +++++++ - - - - - -
------------DARI AWAN +++++ - - - - -
KE AWAN DARI AWAN
KE BUMI
MENYAMBAR
JARINGAN LISTRIK
BAHAYA SAMBARAN PETIR
SAMBARAN LANGSUNG
SAMBARAN TIDAK
LANGSUNG
KERUSAKAN
PADA ALAT ELEKTRONIK
KONSEPSI
KONSEPSI PROTEKSI
PROTEKSI BAHAYA
BAHAYA
SAMBARAN
SAMBARAN PETIR
PETIR
PERLINDUNGAN SAMBARAN LANGSUNG
Dengan memasang instalasi penyalur petir pada
bangunan
Jenis instalasi :
- Sistem Franklin
- Sistem Sangkar Faraday
- Sistem Elektro statik
R =A+B+C+D+E
< 11 ABAIKAN
= 11 KECIL
= 12 SEDANG
= 13 AGAK BESAR
= 14 BESAR
> 14 SANGAT BESAR
INSTALASI
INSTALASI PENYALUR
PENYALUR PETIR
PETIR
PERMENAKER
PERMENAKER PER-02
PER-02 MEN/1989
MEN/1989
SISTEM FRANKLIN
BAGIAN BAGIAN PENTING
PENERIMA
(AIR TERMINAL)
HANTARAN PENURUNAN
(DOWN CONDUCTOR)
PROTEKSI PETIR SYSTEM INTERNAL
Semua bagian konduktif dibonding
Semua fasa jaringan RSTNG dipasang Arrester
Bila terjadi sambaran petir pada jaringan instalasi listrik
semua kawat RSTN
RSTN tegangannya sama tidak ada beda potensial RSTN
ARRESTER
GROUNDING
Pengawasan
Pengawasan K3K3 +++++++
+++++++++
Instalasi
Instalasi Penyalur
Penyalur Petir
Petir +++++++
PERMENAKER
PERMENAKER - - - - - - -
No.
No. PER
PER 02/MEN/1989
02/MEN/1989 - - - - - -
Tentang - - - - -
Tentang
Instalasi
Instalasi Penyalur
Penyalur
Petir
Petir
Ruang
Ruang lingkup
lingkup ::
Sistem
Sistem eksternal
eksternal
Jenis
Jenis ::
konvensional
konvensional & &
elektrostatik
elektrostatik
INDEK RESIKO BAHAYA SAMBARAN PETIR
A: Peruntukan bangunan
Rumah tinggal 1
Bangunan umum 2
Banyak orang 3
Instalasi gas,minyak, rumah sakit : 5
Gudang handak : 15
B: Struktur konstruksi
Steel structure 0
Beton bertulang, kerangka baja atap logam1
Beton bertulang, atap bukan logam 2
Kerangka kayu atap bukan logam 3
C: Tinggi bangunan
INDEK RESIKO BAHAYA SAMBARAN PETIR
C: Tinggi bangunan
s/d 6m 0
12 m 2
17 m 3
25 m 4
35 m 5
50 m 6
70 m 7
100 m 8
140 m 9
200 m 10
D. Situasi Bangunan
69
BANGUNAN YANG MEMPUNYAI ANTENA
1. Antena harus dihubungkan dengan instalasi penyalur petir dengan
penyalur tegangan lebih, kecuali berada dalam daerah
perlindungan.
2. Jika antena sudah dibumikan, tidak perlu dipasang penyalur
tegangan lebih.
3. Jika antena dpasang pada bangunan yang tidak mempunyai instalasi
petir, antena harus dihubungkan melalui penyalur tegangan lebih.
4. Pemasangan penghantar antara antena dan penyalur petir
sedemikian menghindari percikan bunga api.
5. Jika suatu antena dipasang pada tiang logam, tiang tersebut harus
dihubungkan dengan instalasi penyalur petir.
6. Jika antena dipasang secara tersekat pada suatu tiang besi, tiang
besi ini harus dihubungkan dengan bumi.
70
CEROBONG YANG LEBIH TINGGI DARI 10 M
71
PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN
1. Setiap instalasi penyalur petir harus dipelihara agar selalu bekerja
dengan tepat, aman dan memenuhi syarat.
2. Instalasi penyalur petir petir harus diperiksa dan diuji :
1. Sebelum penyerahan dari instalatir kepada pemakai.
2. Setelah ada perubahan atau perbaikan (bangunan atau
instalasi)
3. Secara berkala setiap dua tahun sekali.
4. Setelah ada kerusakan akibat sambaran petir.
3. Dilakukan oleh pegawai pengawas, Ahli K3 atau PJK3 Inspeksi.
4. Pengurus atau pemilik wajib membantu (penyedian alat)
72
Dalam pemeriksaan dan pengujian hal yang perlu diperhatikan :
a. Elektroda bumi, terutama pada jenis tanah yang dapat
menimbulkan karat.
b. Kerusakan-kerusakan dan karat dari penerima, penghantar
c. Sambungan-sambungan
d. Tahanan pembumian dari masing-masing elektroda maupun
elektorda kelompok.
e. Setiap hasil pemeriksaan dicatat dan diperbaiki.
f. Tahanan pembumian dari seluruh sistem pembumian tidak
boleh lebih dari 5 ohm.
g. Dilakukan pengukuran elektroda pembumian.
73
74
MACAM MACAM ALAT UKUR & FUNGSINYA
75
AMPERE METER
76
VOLT METER
77
COS METER
78
FREKUENSI METER
79
KW METER
80
WATT METER
A
1 3
V
2 4 BEBAN
81
KWH METER
82
MEGGER
JTM 20
MEGGER
83
Phase Sequence
84
Earth Tester
85
Stop Watch.
86
Proses pengesahan
Proses pengesahan gambar gambar ins.
ins.
listrik
listrik
Dokumen perencanaan listrik
1. Peta lokasi
Berkas Commissioning.
perencanaan.
2 Gambar instalasi Rekomendasi.
- Lay out perlengkapan dan
peralatan listrik Analisis:
- Rangkaian peralatan dan Berdasarkan SNI -225 2000
pengendalinya oleh pegawai pengawas
3. Diagram garis tunggal
4. Gambar rinci Tidak
5. Perhitungan beban Memenuhi syarat
6. Tabel bahan
7. Ukuran teknis Ya
- Sepesifikasi & cara PENGESAHAN GAMBAR
pasang
Setuju dipasang.
- Cara menguji Rekomendasi.
- Jadwal waktu