Anda di halaman 1dari 41

TANGGAP DARURAT

DI TEMPAT KERJA
dr. Muhammad Andi Mardiansyah
Latar Belakang
Tidak Terduga.
Korban Jiwa.
Kerugian Finansial- Ekonomi.
Bisa Dicegah.
80% Kesalahan Manusia.
PENGERTIAN
Pengertian Gawat Darurat (Emergency)
Adalah suatu kejadian yang tidak diinginkan yang disebabkan oleh suatu
kejadian dari dalam/luar (seperti kebakaran, kebocoran gas, kegagalan
tenaga atau bahaya dimana sumber tenaga dan sarana dari unit tsb mampu
untuk menanggulanginya
Pengertian Disaster
Suatu bencana yang diakibatkan oleh insiden yang berasal dari unit-unit
operasi perusahaan sendiri ataupun dari luar unit operasi dan/atau sebagai
akibat bencana alam (gempa bumi, angin taufan, banjir ) yang berakibat
fatal terhadap karyawan, asset perusahaan, masyarakat dan lingkungan
sekitarnya
Disaster Preparedness
Proses perencanaan terpadu (comprehensive planning process) yang
banyak melibatkan semua unsur dengan mempertimbangkan strategi
jangka pendek dan jangka panjang untuk mengurangi dampaknya apabila
disaster terjadi
Tujuan
MENINGKATKAN PENGETAHUAN TENTANG
TANGGAP DARURAT DAN BENCANA DI
TEMPAT KERJA.
MENINGKATKAN PENGETAHUAN TENTANG
PERENCANAAN BENCANA BAIK PADA
TAHAP SEBELUM, SAAT, DAN SESUDAH
KEJADIAN
Jenis Keadaan Darurat/Bencana

Alam (Natural) Industri (Man Made)


Gempa Bumi Peledakan
Banjir Kebakaran
Angin Topan Penyebaran Zat Kimia
Gelombang Pasang Berbahaya / Beracun
Dan lain-lain Penyebaran Gas
Mudah Terbakar
Empat Hal dalam merencanakan
prosedur tanggap darurat
1. Identifikasi kemungkinan bahaya.
Mengetahui area mana saja yang bisa menimbulkan potensi bahaya (tempat
bahan kimia berbahaya, listrik bertegangan tinggi, atau daerah yang sering
terkena banjir.
2. Prosedur evakuasi.
Mengetahui cara mengevakuasi para karyawan untuk keluar dari gedung,
prosedur evakuasi, jalur evakuasi secara tepat, memasang emergency signs, titik
kumpul darurat.
3. Ingat tugas Anda
menetapkan tugas dan kewajiban (perorangan /tim). Misalnya, menyalakan
alarm, menghubungi polisi, ambulance, pemadam kebakaran, jasa penanganan
keadaan darurat lainnya, nomor telepon penting dan alamat kantor dipasang di
tempat kerja.
Lanjutan....
4. Sistem alarm.
Peka dengan berbagai suara alarm di tempat kerja (suara
emergency, evakuasi, dan aman)

Note : Agar prosedur perencanaan tanggap darurat mudah


dipahami oleh seluruh karyawan, sebaiknya
menyediakan peta jalur evakuasi dan memasang
emergency signs di setiap lantai.
Bagan Proses Penyusunan & Pelaksanaan Rencana / Prosedur
Penanggulangan Keadaan Darurat
Tentukan
Tentukan peserta
peserta team
team koordinasi
koordinasi dan
dan
susun
susun sistem
sistem komunikasi
komunikasi

Evaluasi
Evaluasi potensi
potensi bahaya
bahaya &
& resiko
resiko

Kaji
Kaji prosedur
prosedur yang
yang telah
telah ada,
ada, cari
cari
kelemahannya
kelemahannya

Tentukan
Tentukan tugas
tugas dan
dan langkah
langkah team
team
penanggulangannya
penanggulangannya

Sepadankan
Sepadankan tugas
tugas dan
dan langkah
langkah sumber
sumber
dayanya
dayanya

Integrasikan
Integrasikan prosedur
prosedur masing-masing
masing-masing
menjadi
menjadi prosedur
prosedur terpadu
terpadu &
& disetujui
disetujui
semua
semua pihak
pihak

Susun
Susun rencana
rencana // prosedur
prosedur final
final
penanggulangan
penanggulangan keadaan
keadaan darurat
darurat //
bencana
bencana dan
dan mintakan
mintakan persetujuan
persetujuan

Pelatihan
Pelatihan seluruh
seluruh team
team penanggulangan
penanggulangan Tes
Tes kesiagaan
kesiagaan pengkajian
pengkajian kembali
kembali
bencana
bencana prosedur
prosedur &
& pemutakhiran
pemutakhiran

Penyuluhan
Penyuluhan masyarakat
masyarakat
latihan
latihan menyeluruh
menyeluruh
Tujuan
Mencegah kematian dan cacat pada
pasien, hingga dapat hidup / berfungsi
kembali pada pekerjaannya sebagaimana
mestinya;

Merujuk pasien melalui sistim rujukan


untuk memperoleh penanganan yg lebih
memadai
Kematian
Dapat diakibatkan kerusakan /
kegagalan :
Susunan syaraf pusat
Pernapasan
Kardiovaskuler
Hati
Ginjal
Pankreas
Kematian
Dapat terjadi dalam waktu :
Sangat singkat ( 4 6 menit) apabila
terjadi kegagalan sistim SSP, CV,
Pernapasan dan Hipoglikemia;

Lebih lama, bila diakibatkan oleh


karena kegagalan organ lainnya
Keberhasilan Pertolongan
Sangat ditentukan oleh :
Kecepatan meminta / menemukan
pertolongan
Kerjasama dengan semua bagian terkait
Kualitas pertolongan yg didapatkan :
Di tempat kejadian (on-site)
Dalam perjalanan ke klinik / RS (Medevac)
Pertolongan selanjutnya di RS (Referal)

Penanganan pgd dilaksanakan dengan cara


pendekatan sistim dalam perencanaan / prosedur
Prosedur Persiapan Menghadapi Keadaan
Darurat
1. Peralatan perlindungan bagi petugas penyelamat
Helm keselamatan
Sepatu
Pakaian khusus
Sumbat telinga
Sarung tangan
Pengikat & penahan tubuh
Prosedur Persiapan Menghadapi Keadaan
Darurat

2. Peralatan Medik
Diletakkan dalam kotak berlabel dgn
konstruksi kuat & mudah dibawa
Berupa emergency personal kit & group
kit

3. Lokasi pengobatan
mudah dijangkau ambulans
sebaiknya cukup luas untuk
melakukan triase & memudahkan
pertolongan kasus
Prosedur Persiapan Menghadapi Keadaan
Darurat
4. Alat Komunikasi
menggunakan frekuensi yg sama
koordinasi antara petugas medis & tim
penyelamat lain
handy-talkie, tlp. seluler, jalur tlp khusus

5. Pelatihan Petugas
untuk peningkatan pengetahuan &
keterampilan petugas dlm menghadapi kasus
gadar & bencana
Prosedur Persiapan Menghadapi Keadaan
Darurat
6. Simulasi kecelakaan
seperti keadaan sesungguhnya
dilakukan secara rutin
menyiapkan kerjasama dgn petugas penyelamat lain

7. Fasilitas pada area tempat bekerja


pengecekan secara berkala segala fasilitas yang ada, untuk
mencegah kecelakaan akibat kerusakan fasilitas
Kegiatan Selama Kecelakaan
A. Penyelamatan awal
Informasi kecelakaan dan jlh korban
Melaporkan kepada pimpinan penanggulangan kecelakaan
Hati-hati ketika memasuki daerah berbahaya
Evakuasi korban yg sulit, tanggung jawab petugas SAR dan
kepolisian
B. Mengaktifkan sumber medis bantuan Kepolisian,
ABRI, PMI, TIM SAR, 118, Brigade Siaga Bencana
C. Pemeriksaan awal untuk menentukan prioritas
Triase
lanjutan.......
D. Penanganan Korban segera.
Protokol yang mudah diingat dan disarankan:
A : Airway/ jalan nafas dan pemeriksaan tulang
leher
B : Breathing/pernafasan
C : Circulation/sirkulasi darah
D :Disbility assessment/penilaian kecacatan dan status
nerologik.
E : Exposure/pajanan (lepaskan baju dan cegah
kedinginan)
E. Evakuasi korban pertimbangan dasar:
Keselamatan pasien
Kecepatan transportasi
Perawatan lanjutan
Kegiatan-Kegiatan Setelah
Kecelakaan
Perawatan lanjutan
Peningkatan pemantauan melalui
komunikasi dan informasi.
Peningkatan kewaspadaan terhadap
kondisi selanjutnya untuk mencegah
terjadinya wabah dsb
Mitra Dalam Penanggulangan
Bencana
1. Pemerintah
Seluruh jajaran Pemerintah Daerah bersama tim pemadam
kebakaran, kesehatan, polisi, militer dan unsur-unsur pemerintah
lainnya

2. Industri
Pemilik, penanggung jawab pabrik dimana bahan berbahaya dibuat,
digunakan dan disimpan. Demikian pula tim penanggulangan
keadaan darurat yang dibentuk industri

2. Masyarakat setempat dan kelompok peminat


Termasuk pimpinan masyarakat seperti ulama, pimpinan Kadin,
pimpinan organiasi politik, organisasi lain yang berminat.
Jembatan Tanggung Jawab
Tanggung Jawab Tanggung Jawab Tanggung Jawab
Industri / pemberi kerja Tim Koordinasi Pemerintah Setempat
1. Harus mempunyai program 1. Menyusun mekanisme 1. Menciptakan suasana
keselamatan kerja. komunikasi aman pada masyarakat
2. Harus melindungi pekerja 2. Tukar menukar informasi 2. Menyakinkan keselamatan
dan tamu yang berkunjung 3. Mengkoordinir masyarakat dari bahaya
industri
3. Harus melindungi asset penyusunan prosedur dan
3. Menyusun program
dan manusia yang pelaksanaan
keselamatan masyarakat
dipunyainya penanggulangan bencana
4. Mencegah korban dan
4. Mengkoordinir karyawan 4. Melakukan interaksi kerusakan fasilitas
pabrik dalam keadaan dengan organisasi lain 5. Mengkoordinir respon
darurat yang menanggulangi masyarakat dalam hal
5. Harus menyusun program keadaan darurat penanggulangan bencana
penanggulangan keadaan 5. Melakukan pelatihan dan 6. Menyusun rencana dan
darurat dan bencana penyuluhan bersama prosedur mekanisme
6. Harus menyediakan alat 6. Melaksanakan pemecahan respon yang diberikan
masyarakat
keselamatan kerja, masalah bersama
7. Melakukan penyuluhan
pengamanan, pelatihan 7. Mengkoordinir tenaga / tim dan pelatihan bersama tim
dan informasi bahan kimia bantuan penanggulangan bencana
berbahaya. lainnya di daerah setempat
8. Memelihara jalur
komunikasi dengan
pemerintah pusat
KERANGKA ORGANISASI TEAM PELAKSANAAN
PENANGGULANGAN BENCANA ALAM / KEBAKARAN
KETUA TKP2BA
(DAN TOR DIM 0103)
PENASEHAT SEKRETARIS

1. DANREM 011 1. SEKDA TK II/AUT


2. MUSPIDA TK II / AUT 2. KORES DIT KESRA
3. KETUA MAJELIS ULAMA WAKIL KETUA TKP2BA TKII/AUT
4. PIMPINAN DPRD TK II / 3. UNSUR JAWATAN SOSIAL
AUT 1. KASDIM 0103/1 TK II / UT
5. KETUA PENGADILAN 2. WADAN RES 103/AUT
NEGERI AUT 3. KEPALA KANTOR SOSIAL
TK II /AUT

TEAM PEMADAM TEAM PENGAMAN TEAM EVAKUASI TEAM KESEHATAN


1. PU KABUPATEN 1. UNSUR KORES / KOSEK A. KELOMPOK PENYELAMAT A. REGU TANDU
2. UNSUR PEMDA TK II/AUT 2. HANSIP WANKAMRA /LINMAS MANUSIA 1. UNSUR KES KAB TK II
3. UNSUR KODAM 0103/I 3. UNSUR POM ABRI 1. KESREM 011/LW 2. PUSKEMAS
3. KESREM 011/LW
4. UNSUR KOREM 011LW 4. UNSUR KODIM / KORAMIL 2. PUSKEMAS SETEMPAT
4. HANSIP WANKAMRA /
5. UNSUR KORES 103/AUT 5. UNSUR KOREM / LW 3. PERSONIL KES. PEMDA LINTAS
6. TEAM PEMUDA 6. TEAM PEMUDA 4. HANSIP WANKAMRA 5. TEAM PEMUDA
5. PEMUDA B. POS PENOLONG
B. DAPUR UMUM 1. KESREM 011/LW
2. UNSUR KESKAB TK II
1. JAWATAN SOSIAL
3. UNSUR KODAM /
2. UNSUR PEMDA KORAMIL
3. UNSUR KODAM / 4. UNSUR KORES /
KORAMIL KESEKTOR
4. TEAM PEMUDA 5. PUSKEMAS
6. HANSIP / WANKAMRA
Tenggelam (Drowning)
Tenggelam (drawning)
adalah Cedera oleh karena
perendaman yang dapat
mengakibatkan kematian
dalam waktu kurang dari 24
jam disebut tenggelam .

Near drowning digunakan


apabila korban mampu
bertahan hidup lebih dari 24
jam setelah peristiwa
Patofisiologi
Korban terbenam dalam air yang sadar akan
menahan nafas dan meronta untuk menyelamatkan diri
atau bahkan panik dorongan untuk bernafas
menyebabkan terjadinya inspirasi spontan terengah-
engah aspirasi cairan yang menghalangi jalan
nafas sehingga dapat menghambat korban untuk
bernafas kemudian akan diikuti kejang dan
kematian oleh karena hipoksemia (wed drowning),

Pada beberapa kejadian korban tidak meminum air,


melainkan terjadi spasme laring kematian yang dikenal
dengan istilah dry drowning.
PENANGANAN KORBAN DI TEMPAT
KEJADIAN
1. Menyelamatkan Korban Dari Air
diperlukan dua orang dewasa untuk
mengangkat korban dari dalam air ke
perahu penyelamatan. korban
diangkat dari dalam air dengan posisi
telungkup.
Stabilisasi tulang leher tidak perlu
dilakukan kecuali terdapat keadaan
yang menyebabkan tenggelam
menunjukkan adanya kemungkinan
terjadi trauma.
2. Pemberian Nafas Bantuan
Nafas bantuan dapat meningkatkan
peluang hidup korban.
Bantuan pernafasan biasanya diberikan
Lanjutan....
ketika korban yang tidak responsif berada
di air dangkal atau di luar air.
Bantuan pernapasandari mulut ke hidung
dapat digunakan sebagai alternatif
ventilasi mulut ke mulut jika penyelamat
mengalami kesulitan dalam mencubit
hidung korban, menyangga kepala korban,
dan membuka jalan nafas di dalam air.
Penolong yang tidak terlatih sebaiknya
tidak mencoba memberikan pertolongan
ketika korban masih berada di air yang
dalam.
Sebagian korban tidak mengaspirasi air
karena terjadi spasme laring atau mereka
menahan nafas.
Lanjutan......
3. Kompresi Dada
Setelah korban yang tidak responsif dikeluarkan dari air penolong
membuka jalan nafas, mengecek pernafasan dan jika korban tidak
bernafas berikan dua kali nafas bantuan yang membuat dada
terangkat Setelah pemberian dua kali nafas bantuan, penolong
harus segera memberikankompresi dada dan melakukan siklus
kompresi-ventilasi sesuai pedoman bantuan hidup dasar dewasa.
Apabila dalam 10 detik denyut nadi tidak teraba, siklus kompresi-
ventilasi dilakukan kembali. Setidaknya memberikan 5 siklus (sekitar 2
menit) sebelum meninggalkan korban untuk menghubungi nomor
darurat.
Jika pasien muntah miringkan tubuhnya
Hanya penolong yang terlatih yang sebaiknya memberikan kompresi
dada di air.
Lanjutan.....
4. Menghangatkan kembali
Untuk mencegah kehilangan panas tubuh, pakaian yang
basah sebaiknya dilepaskan sebelum pasien dibungkus
dengan selimut tebal.
Minuman hangat tidak dapat membantu dan sebaiknya
dihindari.
5. Transportasi dan Indikasi Rujuk Ke Rumah Sakit
Korban sebaiknya segera dibawa ke RS terdekat untuk
evaluasi dan penanganan lebih lanjut
Tidak dianjurkan menunda transportasi untuk pemeriksaan
sekunder kecuali korban benar-benar dapat dikategorikan
stabil.
Note :
53% dari keseluruhan pertolongan pertama di tempat
kejadian terhadap kejadian tenggelam yang dilakukan
menunjukkan keberhasilan dan apabila kejadian dekat
dengan menara pengawas pantai atau tempat
pertolongan pertama kemungkinan keberhasilannya
meningkat menjadi 76% .
Kebakaran
Kebakaran adalah suatu insiden akibat dari
api yang bekerja tidak pada tempatnya, yang
terjadi antara panas, bahan bakar, dan
oksigen.
Penyebab kebakaran dan peledakan
bersumber pada 3 faktor yaitu :
a. Faktor manusia
b.Faktor teknis
c. Faktor alam
Sistem Penanggulangan Bahaya
Kebakaran
Segala upaya untuk mencegah timbulnya
kebakaran dengan berbagai upaya
pengendalian setiap perwujudan energi,
pengadaan sarana proteksi kebakaran dan
sarana penyelamatan serta pembentukan
organisasi tanggap darurat untuk
memberantas kebakaran.
Macam-macam sistem proteksi
1. Hydrant
Suatu sistem pemadam kebakaran tetap yang
menggunakan media pemadam air bertekanan
yang dialirkan melalui pipa- pipa dan selang
kebakaran. Sistem ini terdiri dari sistem
persediaan air, pompa, perpipaan, kopling outlet
dan inlet serta slang dan nozzle.
2. Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
Alat pemadam api yang mudah dibawa dan
dipindahkan serta dapat dipakai oleh satu orang.
Alat tersebut hanya digunakan untuk
memedamkan api pada awal terjadinya kebakaran
dan pada saat api belum membesar.
Penanganan Luka bakar
1. Penanganan Korban Luka Bakar Ringan
a. Dinginkan luka bakar dengan mengucurkan air dingin selama 20 menit.
Kalau tidak memungkinkan, rendam luka bakar di dalam air dingin atau
tutupi dengan kompres dingin.
b. Begitu luka bakar sudah dingin, oleskan losion atau cairan pelembab
untuk menyejukkan luka dan menghindari kekeringan..
c. Tutupi luka bakar dengan perban kasa steril. Bungkus longgar-longgar
agar tidak menekan luka. Dengan diperban luka terhindar dari udara dan
mengurangi rasa sakit.
d. Kadang lepuhan yang berisi cairan timbul justru untuk melindungi luka
dari infeksi. Jadi, jangan memecahkan lepuhan tersebut. Apabila lepuhan
itu pecah sendiri, cucilah luka itu dengan sabun lunak dan air. Kemudian
olesi dengan salep antibiotik dan tutup dengan perban kasa. Kulit mati
dari lepuhan yang sudah pecah boleh dibersihkan.
e. Asetaminofen (Tilenol, dan lainnya) atau ibuprofen (Advil, Motrin, dan
lainnya) bisa membantu mengurangi rasa nyeri dan pembengkakan.
Lanjutan....
2. Penanganan Korban Luka Bakar Berat
a. Panggil ambulans atau bawa segera ke unit gawat darurat
untuk semua kasus luka bakar berat.
b. Sementara menunggu bantuan medis datang, pastikan
penyebab luka bakar telah dijauhkan atau dimatikan.
c. Jangan melepaskan pakaian terbakar yang melekat pada kulit,
tetapi pastikan korban tidak lagi bersentuhan dengan materi
yang masih panas atau membara.
d. Pastikan korban masih bernapas. Apabila
pernapasan telah terhenti, lakukan
pernapasan buatan dari mulut ke mulut.
Bila ada dugaan saluran pernapasan korban
tersumbat, usahakan untuk melegakannya terlebih dulu.
Lanjutan........
f. Apabila korban berada dalam keadaan shock,
lakukan langkah-langkah untuk penanganan
penderita shock.
g. Tutupi luka bakar dengan perban steril yang kering
atau kain yang bersih.
h. Jangan menggunakan selimut atau handuk karena
bahanya cenderung melekat pada luka bakar.Kain
seprai bisa digunakan bila bagian yang terbakar
sangat luas.
i. Jangan memberi salep dan jangan memecahakan
lepuhan luka bakar.
Penanganan Menghirup Asap
Kebakaran
Pakai Masker
Jika bisa jauhkan atau
pindahkan korban dari
lokasi ke tempat yang aman
dengan udara yang bersih,
dan jangan dikerumuni.
Namun ingat lebih awal
dari itu, pastikan kamu
tidak menempatkan dirimu
sendiri dalam bahaya
ketika mencoba menarik
seorang korban keluar dari
lingkungan yang penuh
asap.
Lanjutan.....
Bebaskan jalan napas
dengan cara membaringkan
pasien terlentang,
menengadahkan kepala
pasien, dan melonggarkan
pakaian yang dikenakan.
Memberikan oksigen
dengan menggunakan
canule/selang oksigen
dengan aliran 2 3 L/menit
atau dari mulut ke mulut.
Persiapkan transportasi
pasien ke tempat layanan
kesehatan yang lebih
lengkap
Teurimeng Geunaseh.....

Anda mungkin juga menyukai