Anda di halaman 1dari 11

RHINITIS

Anatomi Hidung
Fisiologi hidung
1.Sebagai jalan nafas
2.Pengatur kondisi udara (air
conditioning)
3.Sebagai penyaring dan pelindung
4.Indra penghirup
5.Resonansi suara
6.Proses bicara
7.Refleks nasal
Rhinitis
Rhinitis Alergika
Rhinitis non-Alergika
Rhinitis alergika
Etiologi
Inhalan, Ingestan, Injektan, dan
Kontaktan.
Patofisiologi
Immediate Phase Allergic Reaction
Late Phase Allergic Reaction
Manifestasi klinis
Rinore, hidung tersumbat, hidung
dan mata gatal, dan air mata keluar.
Gejala spesifik:
Salute
Crease
Shiner
Diagnosis
Anamnesis
Anamnesis sangat penting, karena
seringkali serangan tidak terjadi di
hadapan pemeriksa. Hampir 50% diagnosis
dapat ditegakkan dari anamnesis saja.
Pemeriksaan rinoskopi anterior
Pada rinoskopi anterior tampak mukosa
edema, basah, berwarna pucat atau livid
disertai adanya sekret encer yang banyak.
Penatalaksanaan
Hindari kontak dengan alergen
penyebabnya
Simtomatis
Operatif. Konkotomi
Imunoterapi.
Rhinitis non alergika
Rhinitis Infeksiosa
Rinitis Non-Alergika Dengan
Sindroma Eosinofilia
Rinitis Okupasional
Rinitis Hormonal
Rinitis gusstatorius
Rinitis Vasomotor
1.Infeksi karena virus biasanya akan membaik dengan
sendirinya dalam waktu 7-10 hari; sedangkan infeksi bakteri
memerlukan terapi antibiotik.
2.Untuk status hipotiroid perbatasan, bisa diberikan ekstrak
tiroid.
3.Rinitis karena kehamilan biasanya akan berakhir pada saat
persalinan tiba
4.Untuk mengatasi rinitis akibat pil KB sebaiknya pemakaian
pil KB dikurangi atau diganti dengan kontrasepsi lainnya.
Obat-obatan yang bisa diberikan untuk meringankan gejala rinitis:
1.Obat tetes hidung yang mengandung corticosteroid (untuk
mengurangi peradangan)
2.Obat tetes hidung yang mengandung simpatomimetik
(untuk mengurangi pembengkakan dan penyumbatan hidung).

Anda mungkin juga menyukai