Anda di halaman 1dari 26

DIABETES MELITUS TIPE 2

Pimpinan Sidang: : dr. Burham Sp.PD


PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER
DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT DALAM
FAKULTAS KEDOKTERAN METHODIST INDONESIA
RS TK II Putri Hijau KESDAM I BUKIT BARISAN
MEDAN
2016
DIABETES MELITUS TIPE 2

DEFINISI: sekelompok kelainan


heterogen yang ditandai oleh
kenaikan kadar gula dalam darah
atau hiperglikemia akibat kekurangan
insulin baik absolut maupun relatif
KLASIFIKASI
Diabetes Melitus tipe 1
Diabetes jenis ini terjadi akibat kerusakan sel
pankreas dan untuk bertahan hidup biasanya
memerlukan insulin.
Diabetes Melitus tipe 2

DM tipe 2 adalah bentuk paling umum dari


diabetes. Hal ini ditandai dengan gangguan aksi
dan sekresi insulin.
Diabetes Melitus tipe lain

Penyebab tipe lain dari DM ini adalah


berhubungan dengan kecacatan, penyakit atau
sindrom tertentu.
Diabetes Gestational
ETIOLOGI
Usia (resistensi insulin cenderung
meningkat pada usia diatas 65
tahun)
Obesitas
Riwayat keluarga
FAKTOR
RESIKO
Faktor resiko yang tidak dapat diubah

a) Riwayat keluarga diabetes


b) Ras atau latar belakang etnis
c) Riwayat diabetes pada kehamilan
) Faktor resiko yang dapat diubah
a) Usia
b) Pola makan
c) Gaya hidup
d) Obesitas
e) Hipertensi
MANIFESTASI KLINIS
Poliuria (Peningkatan pengeluaran urin)
Polidipsi(Peningkatan rasa haus) akibat
volume urin yang sangat besar dan
keluarnya air menyebabkan dehidrasi
ekstrasel.
Rasa lelah dan kelemahan otot akibat
gangguan aliran darah pada pasien
diabetes lama
Polifagia (Peningkatan rasa lapar)
Peningkatanangka infeksi akibat
penurunan protein sebagai bahan
pembentukan antibody.
DIAGNOSIS
Diagnosis DM harus didasarkan atas
pemeriksaan kadar glukosa darah. Dalam
menentukan diagnosis DM, pemeriksaan yang
dianjurkan adalah pemeriksaan glukosa
dengan cara enzimatik dengan bahan darah
plasma vena. Diagnosa klinis DM umumnya
akan dipikirkan bila ada keluhan khas DM
berupa poliuria, polidipsia, polifagia dan
penurunan berat badan. Keluhan lain yang
mungkin dikemukakan pasien adalah lemah,
kesemutan, gatal, mata kabur dan disfungsi
ereksi pada pria serta pruritus vulva pada
wanita.
KOMPLIKASI
Kompikasi Akut
a) Ketoasidosis diabetic
)Hipoglikemia
)Hiperglikemia hiperosmolar non
ketotik
o)Komplikasi Kronis
a) Mikroangiopati
b) Makroangiopati
PEMERIKSAAN
LABORATORIUM
Pemeriksaan darah
Pemeriksaan kadar gula darah diperlukan untuk
menentukan jenis pengobatan serta modifikasi diet.
Pemeriksaan kadar kolesteroldan trigliserida menjadi
penting karena diabetesi memiliki kecenderungan yang
lebih tinggi untuk mengalami arterosklerosis dan
hiperlipoproteinemia tipe IV (ditandai dengan
peningkatan VLDL).
Pemeriksaan kadar kalium berguna untuk mengetahui
derajat katabolisme protein.
Hasil pemeriksaan BUN (blood urea nitrogen) dan
kreatinin serum yang tidak normal menyiratkan nefropati
yang membahayakan.
Pemeriksaan HbA1c sangat bermanfaat dan akurat,
terutama selama pemantauan terapi.
Pemeriksaan Urin
Glukosa akan merembes kedalam urin
jika kadar gula darah telah mencapai
ambangnya, pada kisaran angka 150-180
mg/dL. Pemeriksaan urin dapat dilakukan
dengan berbagai teknik dan dilaporkan
dengan sistem plus : 1+ hingga 4+.
Keton terutama harus diperiksa selama
infeksi, stres emosional atau jika terjadi
peningkatan kadar gula darah yang
sangat tinggi.
Protein urin juga harus diperiksa,
terutama jika gejala komplikasi ginjal
(nefropati) mulai tampak.
PENATALAKSANAAN
Perencanaan Gizi
Perencanaan gizi ditentukan
berdasarakan data yang diperoleh
dari anamnesis, penilaian status gizi,
pemeriksaan klinis dan uji
laboratoris.
Latihan
Latihan sangat penting dalam
penatalaksanaan diabetes karena
efeknya dapat menurunkan kadar
Farmakoterapi

a) Antidiabetik oral (ADO)


Pemberian ADO boleh dimulai jika olahraga dan
diet saja tidak berhasil menyentuh target
penyusutan gula darah dalam waktu 6-12 minggu.
Berdasarkan cara kerjanya, obat antidiabetik oral
dibagi menjadi tiga kelompok sebagai berikut :
)Obat yang berfungsi pokok sebagai perangsang
sekresi insulin. Contoh preparat yang termasuk
golongan ini, dan paling banyak digunakan ialah
Sulfonilurea.
)Obat yang memengaruhi kerja insulin seperti
Metformin dan Tiazolidindion
)Obat yang menghalangi penyerapan glukosa.
Penghambat alfa-glukosidase dan Miglitol
merupakan preparat golongan ini yang banyak
STATUS ORANG SAKIT
No. Reg. RS : 012753
Tanggal Masuk : 20 Juni 2016
Jam : 10.00 WIB
Bed : 7.1
Nama : Tn. K
Umur : 52 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status Perkawinan : Menikah
Pekerjaan : TNI - AD
Agama : Islam
Alamat : Asr. Marendal Blok cendana No 240
ANAMNESIS
Keluhan Utama : Badan Lemas
Keluhan Tambahan : Mual, kepala pusing, sulit tidur
Deskripsi : Pasien datang ke Rumah Sakit tanggal
20 Juni 2016 melalui UGD dengan keluhan
badan lemas dan tidak dapat beraktivitas
seperti biasa sejak 2 hari yang lalu.
Keluhan disertai mual,kepala pusing dan
sulit
tidur. Keluhan adanya penglihatan kabur
disangkal. Dilakukan pemeriksaan gula
darah pada pasien, yang ternyata
didapatkan hasil GDS = 432 g/dl. Oleh
dokter yang memeriksa, pasien dianjurkan
untuk dirawat.
Dua tahun yang lalu, pasien banyak makan dan
minum namun tidak disertai dengan peningkatan
berat badan yang sesuai.Buang air kecil sering
terutama pada malam hari 5 kali. Buang air
besar tidak ada keluhan. Terkadang pasien juga
merasakan kesemutan pada kedua kakinya, yang
dirasakan hilang timbul. Pasien mengaku jarang
berolahraga. Satu tahun yang lalu pasien berobat
ke RS dan dinyatakan kencing manis dengan gula
darah 432 g/dl. Oleh karena itu, sebulan sekali
pasien sering kontrol ke Rumah Sakit untuk
pemeriksaan gula darah. Walaupun demikian
pasien sering mencuri makan makanan yang di
pantang tanpa sepengetahuan keluarga

RPT : Riwayat hipertensi dan gastritis disangkal.


PEMERIKSAAN FISIK
Status Present
- Keadaan umum : Tampak sakit
sedang
- Kesadaran : compos mentis
- Tekanan Darah : 120/80 mmHg
- Nadi : 80 x/menit
- Pernafasan : 20x/menit
- Suhu : 36,5 C
- Berat Badan : 68 kg
- Tinggi badan : 164 cm
- Status gizi : Over weight
Status Generalis
KEPALA
- Bentuk : t.a.k
- Rambut : t.a.k
- Mata : Palpebra oedem -/-, konjungtiva
ananemis, sklera anikterik, lensa keruh, pupil isokor, reflek
cahaya (+/+)
- Telinga : t.a.k
- Hidung : t.a.k
- Mulut : t.a.k

LEHER
- Bentuk : Simetris
- Trakhea : Di tengah
- KGB : Tidak teraba pembesaran
- JVP : Tidak meningkat
THORAK
- Paru
Inpeksi : Bentuk dada normal, pergerakan nafas
kanan kiri simetris
Palpasi : Fremitus taktil simetris kanan kiri
Perkusi : Sonor pada kedua lapang paru
Auskultasi : Suara nafas vesikuler pada seluruh
lapang paru, wheezing (-), ronki (-)

JANTUNG
Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : Iktus kordis tidak teraba
Perkusi : Batas atas : sela iga II linea parasternal
kiri
Batas kanan : sela iga V linea parasternal kanan
Batas kiri : sela iga VI linea midklavikula
kiri
Auskultasi : BJ I - II reguler, murmur (-), gallop (-)
ABDOMEN
- Inspeksi : Perut datar, simetris
- Palpasi : Nyeri tekan (-), hepar dan lien
tidak teraba, Ballotement (-), Shifting Dulness (-)
- Perkusi : Timpani, shifting dulness (-)
- Auskultasi : Bising usus (+) normal

GENITALIA EXTERNA
- Kelamin : perempuan, t.a.k

EKSTREMITAS
- Superior : t.a.k
- Inferior : t.a.k

SENSIBILITAS
l Eksteroseptif / rasa permukaan ( superior / Inferior )
Rasa raba : (N/N)
Rasa nyeri : (N/N)
Rasa suhu panas : (N/N)
Rasa suhu dingin : (N/N)
LABORATORIUM
1. Darah Rutin
- Hb : 12,5 gr/dl
- Ht : 31,8 grdl
- LED : 50 mm/Jam
- Leukosit : 5,1 /mm
- Trombosit : 137 ribu/uL
- MCV : 83 fL
- MCH : 26,8 pg
- MCHC : 32,3 g/dl
- MPV : 7,4 fL

2. Fungsi ginjal
- Ureum : 50 mg/dl (18 55)
- Creatinin : 1,1 mg/dl (0,9 1,30)

3. Kadar Gula
- GDS : 432 mg/ dl
R E S U M E
Pasien sejak 2 hari yang lalu mengeluh
badan lemas dan tidak dapat beraktivitas
seperti biasa.Disertai mual, kepala pusing
dan sulit tidur. Riwayat DM 1 tahun yang
lalu. Pasien sering kontrol satu bulan
sekali, tetapi sering makan makanan
pantangan.GDS = 432 mg/dl.

Diagnosis kerja
Diabetes Melitus tipe II

Laboratorium
GDS : 432 mg/ dl
Penatalaksanaan
1. Bed rest
2. Diet DM
TB : 164 cm BMI =
BB/TB2
BB ideal : 90%x( 164cm-100) x 1 kg = 57,6 kg =
68 kg / (1,64 m)2
BB aktual : 68 kg =
25, 28 Status gizi : (68/57,6) x 100%= 118 %
(over weight) Kalori basal : 30 kalori/kg BB
Perhitungan kalor
Kalori basal = 30 x 57,6 = 1728 kalori
Kerja ringan di tambah 10% dari kalori basa = 10% x 1728
kal= 172,8 kalor Diet total = 1728 + 172,8 = 1900,8 kalori
~ 1900 kalori
3. Medikamentosa
- Infus RL 20 tts/mnt
- Inj Ranitidin 1 amp/12 jam/iv
- Glibenklamid 2xI
- Neurosanbe 1 amp/hari
- Antasid syrup 3xC I

Prognosa
Qua ad vitam : Dubia ad bonam
Qua ad fungsionam : Dubia ad bonam
Qua ad sanationam : Dubia ad bonam

PemeriksaanAnjuran
- Lipid profile
- GDS rutin
21/ 06/
TANGGAL 20 / 06/ 2016
2016 22 / 06 /2016

Keadaan umum Tampak sakit sedang

Kesadaran Compos mentis

Vital sign
120/80 120/80 120/80
- TD mmHg mmHg mmHg

36,50 C 36,70 36,30 C


-Suhu C
20 x / menit 22 x / menit
-Pernafasan 20 x /
80x / menit 80x / menit
-Nadi menit

82 x /

Menit

Keluhan


-Badan lemas
Laboratorium
GDS 432 mg/dl 230 180
mg/dl mg/dl

-Bed rest -Bed rest -Bed rest


dan dan diet dan diet
DM DM
diet DM
-Infus RL -Infus RL
-Infus RL
20 tts/mnt 20 tts/mnt
20 tts/mnt
-Inj -Inj
-Inj Ranitidin Ranitidin Ranitidin

1amp/12 1amp/12 1amp/12


jam/iv jam/iv jam/iv

- - -Glibenkla
Penatalaksanaan Glibenklamid Glibenkla mid
mid
2xI 2xI
2xI
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai