Anda di halaman 1dari 25

KUSTA

Disusun oleh : Rafa Alwanah


NPM : 16360098
Universitas Malahayati Bandar
Lampung
PENDAHULUAN
Kusta merupakan penyakit yang
menyeramkan dan ditakuti karena
dapat terjadi ulserasi, mutilasi, dan
deformitas. Penderita kusta bukan
menderita karena penyakitnya saja,
tetapi juga karena dikucilkan
masyarakat sekitarnya. Hal ini akibat
kerusakan saraf besar yang ireversibel
di wajah dan ekstremitas, motorik dan
sensorik.
DEFINISI
Kusta merupakan penyakit infeksi yang
kronik, yang disebabkan oleh Mycobacterium
Leprae. Saraf perifer sebagai afinitas
pertama, lalu kulit dan mukosa traktus
respiratorius bagian atas, kemudian dapat ke
organ lain kecuali sistem saraf pusat.

SINONIM
Lepra, Morbus Hansen
EPIDEMILOGI
Dapat menyerang semua umur, anak-
anak lebih rentan daripada orang dewasa
Frekuensi tertinggi terdapat pada
kelompok umur antara 25-35 tahun
Kusta terdapat dimana-mana, terutama
di Asia, Afrika, Amerika Latin
Sering di daerah tropis dan subtropis
Sering pada masyarakat yang sosial
ekonominya rendah
CARA PENULARAN
Cara penularan belum diketahui pasti,
hanya bedasarkan anggapan klasik
yaitu melalui kontak langsung antar
kulit yang lama dan erat. Anggapan
kedua ialah secara inhalasi, sebab
Mycobacterium Leprae masih dapat
hidup beberapa hari dalam droplet.
PREDILEKSI
Kuman dapat ditemukan di kulit,
folikel rambut, kelenjar keringat, dan
air susu ibu, jarang didapat dalam
urin. Sputum dapat banyak
mengandung M.leprae yang dapat
berasal dari traktus respiratorius atas
Granuloma penuh kuman terutama di
bagian tubuh yang relatif dingin,
yaitu hidung, cuping telinga, dan
kaki.
PATOGENESIS
Kontak
Non-infeksi
Infeksi

95 Subklinis
%

Sembuh

70 Indeterminate
% (I) 30%

Determinate

I TT Ti BT BB BL Li LL

Lepromatos
Tuberkuloid
a
Keterangan :
TT : Tuberkuloid polar, tipe yang stabil
Ti : Tuberkuloid indefinite
BT : Borderline tuberkuloid
BB : Mid borderline
BL : Borderline lepromatous
Li : Lepromatosa indefinite
LL : Lepromatosa polar, bentuk yang stabil

Catatan :
TT adalah tipe tuberkuloid polar, yakni tuberkuloid 100% merupakan tipe
stabil, berarti tidak mungkin berubah tipe. Begitu juga dengan LL adalah tipe
lepromatosa polar, yakni lepromatosa 100% yang stabil dan tidak mungkin
berubah lagi.
Tipe antara Ti dan Li disebut tipe borderline atau campuran, berarti campuran
antara tuberkuloid dan lepromatosa
BB adalah tipe campuran yang terdiri atas 50% tuberkuloid dan 50%
lepromatosa
BT dan Ti lebih banyak tuberkuloidnya
BL dan Li lebih banyak lepromatosanya
Tipe-tipe ini dapat berubah-ubah bergantung pada Sistem Imunitas Seluler
(SIS) penderita. Bila SIS baik akan tampak gambaran klinis ke arah tuberkuloid,
sebaliknya SIS rendah memberikan gambaran lepromatosa. Oleh karena itu
penyakit kusta dapat disebut sebagai penyakit imunologik.
KLASIFIKASI

Kusta
Menurut
WHO

Pausibasi Multibasil
lar (PB) ar (MB)
Menurut
Ridley &
Jopling

I TT BT BB BL LL

Indeks Bakteri (IB) kurang dari Indeks Bakteri (IB) lebih dari
2+ 2+
BTA negatif pada kerokan BTA positif pada kerokan
jaringan kulit jaringan kulit
GEJALA KLINIS

Saraf Saraf Deformita


Kulit Mata
otonom perifer s
Ada
tidaknya
dehidrasi Primer:
di daerah Sebagai
Makula
lesi yang N. ulnaris reaksi
hipopigm
dapat N. terhapat Primer:
entasi,
jelas atau medianus M.leprae Alopesia
hiperpig
pula N. radialis yang pada alis
mentasi
tidak, N. poplitea merusak dan bulu
dan
yang lateralis jaringan mata
eritemato
dipertega N. tibialis sekitar Sekunder
sa
s dengan posterior Sekunder: :
Ada atau
pensil N. fasialis Sebagai lagoftalm
tidaknya
tinta N. akibat us
anastesia
(tanda trigeminus adanya
Alopesia
gunawan) deformita
Gangguan s primer
fungsi
Diagnosa banding
Dermatofitosis
Tinea vesikolor
Pitriasis rosea
Pitriasis alba
Dermatitis seboroika
Psoriasis
Neurofibrimatosis
Granuloma anulare
Skleroderma
Leukemia kutis
Tuberkulosis kutis verukosa
Birth mark
PEMERIKSAAN
PENUNJANG

Pemeriksaan
bakterioskopik Pemeriksaan Pemeriksaan
(kerokan jaringan histopatologik serologik
Uji MLPA
Sediaan dibuat dari
kulit) Gambaran tipe (Mycobacteri
kerokan jaringan kulit tuberkuloid : um Leprae
atau usapan dan tuberkel dan Particle
kerokan mukosa kerusakan saraf Aglutination)
hidung yang diwarnai yang lebih nyata, Uji ELISA
dengan pewarnaan tidak ada kuman (Enzyme
terhadap basil tahan atau hanya sedikit Linked
asam (BTA), antara Gambaran tipe Immuno-
lain dengan ZIEHL- lepromatosa : Sorbent
NEELSEN terdapat Assay)
Untuk riset dapat subepidermal clear ML Dipstick
diperiksa 10 tempat zone, yaitu suatu Test
dan untuk rutin daerah langsung (Mycobacteri
sebaiknya minimal 4- dibawah epidermis um Leprae
6 tempat, yaitu kedua yang jaringannya Dipstick)
cuping telinga bagian tidak patologik. ML Flow Rest
PENGOBATAN
DDS (Diaminodifenilsulfon)
Dosis 100 mg sehari atau selama 3 bulan sampai 6
bulan
Rifampisin
Salah satu komponen kombinasi DDS dengan dosis 10
mg/kgBB, diberikan setiap hari atau setiap bulan.
Rifampisin tidak boleh diberikan sebagai monoterapi.
Klofazimin
Dosis sebagai antikusta ialah 50 mg setiap hari, atau
100 mg selang sehari, atau 3 x 100 mg setiap minggu.
Protionamid
Dosis diberikan 5-10 mg/kgBB/hari
Obat alternatif lain : ofloksasin, minosiklin, klaritromisin.
Untuk mencegah
resistensi, pengobatan
tuberkulosis telah
menggunakan Multi
Drug Treatment
(MDT)
Cara pemberian MDT !!
MDT untuk multibasilar (pengobatan
selama 2-3 tahun)
- Rifampisin 600 mg setiap bulan, dalam
pengawasan
- DDS 100 mg setiap hari
- Klofazimin 300 mg setiap bulan, dalam
pengawasa. Diteruskan 50 mg sehari
atau 100 mg selama sehari atau 3 x
100 mg setiap minggu.
MDT untuk pausibasilar (pengobatan
selama 6-9 bulan)
- Rifampisin 600 mg setiap bulan,
dengan pengawasan.
- DDS 100 mg setiap hari
RELAPS KUSTA

Relaps resisten : penyakit


kambuh setelah
menyelesaikan pengobatan
sesuai dengan waktu yang
Relaps sensitif (Persisten) : ditentukan, tetapi tidak
penyakit kambuh setelah dapat diobati dengan obat
menyelesaikan pengobatan yang sama. Resisten
sesuai dengan waktu yang terhadap pemberian obat
ditentukan. Masih sensitif DDS. Resistensi hanya
terhadap pemberian obat terjadi pada kusta
DDS. multibasilar, tetapi tidak
pada pausibasilar oleh
karena SIS penderita PB
tinggi dan pengobatannya
relatif singkat.
REAKSI KUSTA
REAKSI KUSTA : interupsi dengan
episode akut pada perjalanan penyakit
yang sebenarnya sangat kronik.
1. ENL (Eritema Nodusum Leprosum)
2. Reaksi reversal atau reaksi
upgrading
3. Fenomena lucio
1. ENL (Eritema Nodusum Leprosum)
Terutama timbul pada tipe lepromatosa polar
Reaksi antigen M. Leprae + antibodi (IgM, Ig G) + komplemen = kompleks
imun
Hal ini terjadi karena jumlah kuman jauh lebih banyak daripada tipe
tuberkuloid. ENL lebih banyak terjadi pada saat pengobatan. Hal ini dapat
terjadi karena banyak kuman kusta yang mati dan hancur, berarti banyak
antigen yang dilepaskan dan bereaksi dengan antibodi, serta
mengaktifkan komplemen. Kompleks imun tersebut terus beredar dalam
sirkulasi darah yang akhirnya dapat melibatkan berbagai organ.
ENL disertai dengan lesi eritema nodosum
Gejala klinis :
- Kulit : nodus eritema, dan nyeri dengan tempat predileksi di lengan dan
tungkai
- Organ lain : iridosiklitis, neuritis akut, limfadenitis, artritis, orkitis, dan
neuritis
Pengobatan
- Kortikosteroid
Prednison 15-30 mg sehari diturunkan secara bertahap
- Klofazimin 200-300 mg sehari diturunkan secara bertahap
- Analgetik , antipiretik dan sedativ bila diperlukan
2. Reaksi reversal atau reaksi upgrading
Reaksi reversal yaitu reaksi terjadinya perpindahan tipe
ke arah TT dengan disertai peningkatan SIS, hanya
bedanya dengan cara mendadak dan cepat.
Reversal tidak disertai dengan lesi eritema nodosum
Gejala klinis :
Umumnya sebagian atau seluruh lesi yang telah ada
bertambah aktif dan atau timbul lesi baru dalam waktu
yang relatif singkat. Artinya lesi hipopigmentasi menjadi
eritema, lesi eritema menjadi makin eritematosa, lesi
makula menjadi infiltrat, lesi infiltrat makin infiltrat, dan
lesi lama menjadi bertambah luas.
Pengobatan
- Kortikosteroid
Predison 40 mg sehari diturunkan secara bertahap
- analgetik dan sedativ bila diperlukan
3. Fenomena lucio
Merupakan reaksi kusta yang sangat berat
yang terjadi pada kusta tipe lepromatosa non-
nodular difus.
Gambaran klinis :
Berupa plak atau infiltrat difus, bewarna
merah muda, bentuk tak teratur dan terasa
nyeri. Lesi terutama di ekstremitas, kemudian
meluas ke seluruh tubuh. Lesi yang berat
tampak lebih eritematosa, disertai purpura, dan
bula, kemudian dengan cepat terjadi nekrosis
serta ulserasi yang nyeri. Lesi lambat
menyembuh dan akhirnya terbentuk jaringan
parut.
REHABILITASI
Jalan operasi
Fisioterapi
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai