Anda di halaman 1dari 49

ETIKA LINGKUNGAN

Dipersiapkan oleh
Didik Suprayogo dan Wani Hadi Utomo

Sumber Bacaan:
Keraf, A.S., 2010. Etika Lingkungan Hidup, PT
Penerbit Buku Kompas. Jakarta 399p
CONTOH MASALAH
LINGKUNGAN HIDUP
GANGGUAN BIODIVERSITAS AKIBAT TEKANAN
PENDUDUK SEKITAR HUTAN YANG TINGGI

Pemanfaat sumber air yang belum terkoordinasi


dg baik
Menurunnya tingkat diversitas flora akibat
gangguan aktivitas manusia di hutan
Pengambilan bambu dan rebung yang melebihi
daya dukung kawasan
Percurian satwa liar
penggembalaan liar
pengambilan kayu bakar
kebakaran hutan
LAHAN KRITIS
Penanaman sayuran secara intensif diantara tegakan pinus di
kawasan hutan produksi dan lindung Perhutani DAS Sumber Brantas
KONTO AMBANG LESTI

1967 ha
3370 ha

7778 ha

DEFORESTASI DAS BRANTAS HULU


DAS Brantas Hulu

Sumber: Data diolah dari BKPH Jogyakarta, 200


Masalah Perubahan Penggunaan Lahan
Kerusakan/ Kerugian akibat Banjir /
Kebanjiran

Tidak cukupnya ketersedian air

Lahan Terdegradasi; tingginya tingkat erosi &


sedimentasi

Terpolusinya air minum

Terpolusinya sistem aliran sungai /


penurunan produksi perikanan

Kekurangan pangan

Kekurangan energi
Berkembangnya
kawasan
pemukiman dan
industri di
kawasan
resapan

Kontaminasi
pestisida dan
pupuk dalam
aliran air

Tarik ulur kepentingan budidaya hortikultura


di kawasan pegunungan dengan implementasi
tata ruang daerah
Banjir
Erosi &
Longsor
Lokasi Kejadian Banjir Anak-anak
Sungai

SU
M
ET
KALIMANTAN

di DAS Kali Brantas

ER
5 SURABAYA Bend. Gubeng

A
SULAWESI
P. Air Wonokromo 40
Banjir K. Marmoyo
Java Sea
05-Apr-05 Jakarta
10 38 39
Samudra Indonesia Surabaya
P. Air Mlirip a
bay Bandung
U iS ura P. Air Jagir SELAT
Banjir K. Widas Kal 37
MADURA
DPS KALI BRANTAS

13-Feb-05 36 SIDOARJO
05-Mar-05 Bend. Jatimlerek Bend. Gunungsari
1
9 Banjir K. Wonokromo
04-Apr-05
31 Bend. Lengkong Baru 11 Maret 03
30
4
Bend. Glatik Bend. Menturus DAERAH ADMINISTRATIF
29 ida
s MOJOKERTO
li W 35 Kali Porong
Ka JOMBANG 32 33
Kabupaten 1.
: Malang
25 Banjir K. Brangkal
25
34 2. Blitar
03 -Feb-04

ta s
27
3. Tulungagung
7 24-Jan-06
NGANJUK

ran
Banjir Kali Sadar 4. Trenggalek
Bend. Bening 20-Mar-06 Banjir Anak-anak 5. Kediri

iB
26 23 K. Pait, 8 17-Jan-06 Kali Sadar 6. Nganjuk
K.

Kal
Ko K. Seloatep 11 Apr 05 22 & 28-Des-05 7. Jombang
Banjir K. Kuncir 28 n to 24-25-Jan-06 3-4 Peb 04 8. Mojokerto
04-Jan-06 6
21, 29 30 Jan 02 9. Sidoarjo
Bend. Mrican 10. Surabaya
Banjir K. Pait
Banjir K. Kedak
G. ARJUNO
24-25 Jan 06
22 K. Konto Kota : 1. Malang
16-Des-05 2. Blitar
09-feb-06 3 20-Mar-06 Bend. Selorejo
Banjir S. Kaliboto 5 Banjir Arboretum Sumber Brantas 3. Kediri
4-6-Jan-06 KEDIRI 03-04-Feb-04 K. Sukun 4. Mojokerto
G. WILIS 24
Banjir K. Batan 12-Apr-06 5. Surabaya
1
02-Jan-06 Banjir K. Brantas
Bend. Segawe 20-Mar-06 03 Feb-04
Bend. Wonorejo NAMA-NAMA SUNGAI
1 K. mpr
o ng
MALANG G. BROMO

21 G. KELUD 2
Bend. Tiudan 1. Brantas 21. Badak
TRENGGALEK Banjir K. Lekso G. KAWI
Banjir K. Wudu 2. Amprong 22. Serinjing
24-Okt-05

K. Metro
14-feb-05 Banjir K. Metro 3. Lesti 23. Konto

ntas
20 15
8 5 8-Des-02 4. Metro 24. Kedak
1

Kali Bra
18

K. Lahor
19 5. Lahor 25. Widas
16 2 11 10 Bend. Lahor Banjir K. Lesti 6. Bambang 26. Kedungsoko
TULUNGAGUNG 9
7
6
1 29-Jan-02 7. Lekso 27. Ulo
BLITAR
aya

17
Kali 4 1 8. Semut 28. Kuncir
4 Bran
it R

g
un

ta s
G. SEMERU
9. Jari 29. Bening
Par

Ag

13 12 10. Putih 30. Beng


rit

Banjir K. Ngasinan 14
3
Pa

20-Apr-06 11. Ewuh 31. Watudakon


Bend. Lodoyo Kali Lesti
Bend. Wlingi 12. Kalidawir 32. Brangkal
Bend. Sutami 3
13. Parit Agung 33. Sadar
Banjir K. Bogel Bend. Sengguruh 14. Parit Raya 34. Kambing
PLTA T.agung Selatan Banjir K. Dawir
03-Des-04 15. Ngrowo 35. Porong
11 Des-05 Banjir K. Petung
21-22 Jan 05 16. Ngasinan 36. Marmoyo
13-Mar-05 Banjir Tirtoyudo 17. Tawing 37. Surabaya
03-04 Jan-06
17-Okt-05 18. Tugu 38. Kedurus
19. Bodeng 39. Wonokromo
Banjir K. Jimbe 20. Song 40. Mas
3 4 Des 04
SAMUDRA
INDONESIA
Sumber: Perum Jasa Tirta
d:\...\users\...\wilker-pjt1-brantas.ppt
Kekeringan
PETA DAERAH RAWAN KEKERINGAN TAHUN 2009 DI
JATIM

Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Pengairan Provinsi Jawa Timur


erosi dan sedimen sungai
tinggi
Sedimenta
si
Erosi dan longsor yang terjadi di bagian hulu DAS mengakibatkan
pendangkalan sungai dan waduk, serta kerusakan sarana irigasi
(check-dam Talun) akibat banjir bandang di Kali Brantas bagian hulu
Sumber: Perum Jasa Tirta
Pencemara
n
Sampah pertanian, sampah domestik dan sampah industri rumah-tangga
dibuang bukan di tempat sampah yang disediakan, berpotensi mencemari
mata air dan sungai (kiri atas)
Konflik stakeholder sebagai akibat ketidak teraturan
pemanfaatan sumber air dan aliran sungai
Menurunnya debit mata air dan hilangnya mata air utama
Masalah Lingkungan

Sedimentasi &
Emisi CO2 CH4,
,
polusi
N2 O

Masalah utama

Pangan Longso
r
Kekering
an
Tingkat Nasional & global
Biodiversita
s

Kebakara
DI BUMI
BENCANA TERUS MENINGKAT

FAKULTAS PERTANIAN, UB 24
APAKAH MASALAH
LINGKUNGAN HIDUP
TERKAIT DENGAN ETIKA?
MENGAPA KITA PERLU ETIKA
LINGKUNGAN HIDUP?
Masalah lingkungan hidup adalah masalah moral, persoalan
prilaku manusia dan bukan semata-mata persoalan teknis
Kasus pencemaran dan kerusakan di laut, hutan, atmosfer, air,
tanah bersumber pada prilaku manusia yang tidak
bertanggung jawab, tidak peduli dan hanya mementingkan
diri sendiri.
Bagaimana kasus di PT Inti Indorayon Utama di Sumatra
Utara, PT Freeport Indonesia di Papua? Illegal loging, impor
limbah secara ileal dari luar negeri dan perdagangan satwa
liar? Apakah tidak disebabkan oleh prilaku perusahaan yang
tidak bertanggung jawab dan tidak peduli terhadap
lingkungan hidup?
Krisis lingkungan hidup bisa diatasi dengan melakukan
perubahan cara pandang dan perilaku manusia terhadap alam
secara fundamental dan radikal
Butuh etika lingkungan hidup yang menuntun manusia untuk
berinteraksi dalam alam semesta
Sumber Krisis Lingkungan
Hidup Global?
Kesalahan fundamental-filosofis dalam
pemahaman atau cara pandang manusia
mengenai dirinya, alam dan tempat manusia
dalam keseluruhan.
Kesalahan ini melahirkan perilaku yang keliru
terhadap alam
Manusia keliru memandang alam dan keliru
menempatkan diri dalam konteks alam semesta
seluruhnya
Perlu pembenahan cara pandang dan perilaku
manusia dalam berinteraksi baik dengan alam
maupun dengan manusia lain dalam
keseluruhan ekosistem.
Apa sumber kesalahan
manusia?
Pandangan Etika Antroposentrisme: memandang
manusia sebagai pusat dari alam semesta, dan hanya
manusia yang mempunyai nilai, sementara alam dan
segala isinya sekedar alat bagi pemuasan kepentingan
dan kebutuhan manusia.
Manusia dianggap berada diluar, di atas dan terpisah
dari alam.
Manusia dipahami sebagai penguasa atas alam yang
boleh melakukan apa saja terhadap alam
Cara pandang seperti ini melahirkan sikap dan perilaku
eksplotatif tanpa kepedulian sama sekali terhadap
alam dan segala isinya yang dianggap tidak
mempunyai nilai pada dirinya sendiri.
Etika Antroposntrisme merupakan cara pandang barat,
dari Aristoteles hingga filusuf-filusuf modern
Apa kesalahan dari Etika
Antroposentrisme?
Pertama: manusia dipahami hanya sebagai makhluk sosial (social
animal), yang eksistensi dan identitas dirinya ditentukan oleh komunitas
sosialnya. Manusia berkembang menjadi dirinya dalam interaksi dengan
sesama manusia di dalam komunitas sosialnya. Indentitas dirinya
dibentuk oleh komunitas sosialnya, sebagaimana dia sendiri ikut
membentuk komunitas sosialnya . Manusia tidak dilihat sebagai makhluk
ekologis yang identitasnya ikut dibentuk oleh alam.
Kedua: etika hanya berlaku bagi komunitas sosial manusia. Jadi, yang
disebut sebagai norma dan nilai moral hanya dibatasi keberlakuannya
bagi manusia. Etika tidak berlaku bagi makhluk lain di luar manusia.
Ketiga: paradigma ilmu pengetahuan dan teknologi modern yang
Cartesian dengan ciri utama mekanistis-reduksionistis: pemisahan yang
tegas antara alam sebagai obyek ilmu pengetahuan dan manusia sebagi
subyek. Ilmu pengetahuan bersifat otonom, sehingga seluruh ilmu
perkembangan ilmu pengetahuan dikembangkan dan diarahkan hanya
demi ilmu pengetahuan. Penilaian mengenai baik buruk ilmu
pengetahuan dan teknologi beserta segala dampaknya dari segi moral
atau agama, adalah penilaian yang tidak relevan. Ini melahirkan sikap
dan perilaku manipulatif dan eksploitatif terhadap alam, shg berdampak
krisis ekologi sekarang ini.
Diskusi Kelompok
MATERI DISKUSI KELOMPOK
(15 MENIT)
Diskusikan persamaan dan perbedaan
pandangan antar anggota kelompok untuk
menjawab Siapakah Manusia itu?
Diskusikan persamaan dan perbedaan
pandangan antar anggota kelompok
terhadap fungsi Manusia terhadap diri
pribadinya, terhadap masyarakat, terhadap
lingkungan, (dan terhadap Tuhan, Cat:
tidak didiskusikan dalam matakuliah ini).
Diskusikan persamaan dan perbedaan
pandangan antar anggota kelompok
terhadap ciri-ciri Manusia berkualitas?
Teori-teori
Etika Lingkungan Hidup
MODEL TEORI ETIKA
LINGKUNGAN HIDUP
Shallow Environmental Ethics /
Antroposentrisme
Intermediate Environmental Ethics /
Biosentrisme
Deep Environmental Ethics / Ekosentrisme
Ekofeminisme
Menentukan pola prilaku manusia dalam
kaitannya dengan lingkungan hidup.
ANTROPOSENTRISME
Adalah terori etika lingkungan hidup yang
memandang manusia sebagai pusat dari sistem
alam semesta.
Manusia dan kepentingannya dianggap yang
paling menentukan dalam tanaman ekosistem
dan dalam kebijakan yang diambil dalam kaitan
dengan alam, baik secara langsung atau tidak
langsung.
Nilai tertinggi adalah manusia dan
kepentingannya
BIOSENTRISME
Adalah terori etika lingkungan hidup yang memandang
bahwa tidak benar hanya manusia yang mempunyai nilai.
Alam juga mempunyai nilai pada dirinya sendiri lepas dari
kepentingan manusia.
Mengagungkan nilai kehidupan yang ada pada ciptaanNya,
sehingga komunitas moral tidak lagi dibatasi hanya pada
ruang lingkup manusia. Mencakup alam sebagai ciptaanNya
sebagai satu kesatuan komunitas hidup (biotic community)
Inti pemikiran: bahwa setiap ciptaanNya mempunyai nilai
intrinsik dan keberadaannya memiliki relevansi moral
Prinsip moral: mempertahankan serta memelihara
kehidupan adalah baik secara moral, sedangkan merusak
dan menghancurkan kehidupan adalah jahat secara moral.
Varian: kehidupan sebagai pusat, etika bumi, perlakuan
setara
EKOSENTRISME
Adalah terori etika lingkungan hidup yang
memusatkan pada komunitas biotis, pada
kehidupan seluruhnya, ekosentrisme justru
memusatkan etika pada seluruh komunitas
ekologis, baik yang hidup maupun tidak.
Platform aksi: Ecosophy: kearifan hidup, cara
hidup, pola hidup selaras dengan alam.
PRINSIP ETIKA
LINGKUNGAN
DASAR PENGEMBANGAN
PRINSIP
Prinsip Etika Lingkungan dikembangkan dilatarbelakagi oleh
krisis ekologi yang bersumber pada cara pandang dan prilaku
antroposentrisme
Etika Lingkungan ini dikembangkan pada dua unsur pokok
teori biosentrisme dan ekosentrisme:
1. Komunitas moral tidak dibatasi pada komunitas sosial, mencakup
komunitas ekologis seluruhnya,
2. Hakekat manusia bukan hanya sebagai makhluk sosial, melainkan
juga makhluk ekologis.
Diharapkan digunakan pegangan dan tuntunan bagi prilaku
dalam berhadapan dengan alam, baik prilaku terhadap alam
secara langsung maupun prilaku terhadap sesama yang
berakibat tertentu terhadap alam
Digunakan sebagai pedoman untuk melakukan perubahan
perubahan kebijakan sosial, politik dan ekonomi agar pro
lingkungan sebagai solusi krisis lingkungan saat ini
Prinsip ini terbuka untuk dikembangkan lebih lanjut
RESPECT FOR NATURE PRINSIP 1: SIKAP HORMAT
TERHADAP ALAM
Manusia mempunyai kewajiban moral untuk menghargai
alam semesta dengan segala isinya karena manusia adalah
bagian dari alam dan karena alam mempunyai nilai pada
dirinya sendiri.
Sebagai pelaku moral, manusia mempunyai kewajiban
moral untuk menghormati kehidupan, baik pada manusia
maupun pada makhluk lain dalam komunitas ekologis
seluruhnya.
Manusia dituntut menghargai dan menghormati benda
benda hayati dan non hayati, karena semua benda di alam
semesta mempunyai hak yang sama untuk berada, hidup
dan berkembang secara alamiah sesuai dengan tujuan
penciptaNya.
Manusia perlu memelihara, merawat, menjaga, melindugi,
dan melestarikan alam beserta seluruh isinya
Manusia tidak boleh merusak dan menghancurkan alam
beserta isinya, tanpa alasan yang bisa dibenarkan secara
moral
MORAL RESPONSIBILITY FOR PRINSIP 2: TANGGUNG JAWAB
Manusia baik secara individual dan kolektif mempunyai tanggung
jawab baik baik terhadap alam semesta seluruhnya dan
integritasnya, maupun terhadap keberadaan dan kelestarian setiap
bagaian dan benda di alam semesta ini, khususnya makhluk hidup.
Setiap bagian dan benda di alam semesta ini diciptakan oleh Tuhan
dengan tujuan masing-masing, terlepas dari apakah tujuan itu untuk
kepentingan manusia atau tidak.
NATURE

Prinsip tanggung jawab moral ini menuntut manusia untuk


mengambil prakarsa, usaha, kebijakan, dan tindakan bersama
secara nyata untuk menjaga alam semesta dengan segala isinya
Tanggung jawab bersama ini juga untuk mengingatkan, melarang,
dan menghukum siapa saja yang secara sengaja ataupun tidak
sengaja merusak dan membahayakan eksistensi alam semesta,
bukan karena kepentingan manusia tergantung dari eksistensi alam,
melainkan karena alam bernilai pada dirinya sendiri.
Tanggung jawab yang menyebabkan manusia merasa bersalah ketika
terjadi bencana alam karena kesimbangan ekosistem terganggu,
maka manusia selayaknya melakukan tindakan kosmis, berdoa,
untuk mengungkapkan rasa bersalahnya dan secara kosmis ingin
menyeimbangkan kembali kekacauan kosmis itu.
Manusia perlu memliki kearifan untuk menjaga dan merawat alam
semesta ini sebagai rumah kediaman yang bernilai pada diri sendiri.
PRINSIP 3: SOLIDARITAS
KOSMIS
COSMIC SOLIDARITY

Manusia adalah bagian integral dari alam semesta, untuk itu


membangkitkan perasaan solider, perasaan
sepenanggungan dengan alam dan dengan sesama makhluk
hidup lain.
Solidaritas kosmis mendorong manusia untuk
menyelamatkan lingkungan hidup, untuk menyelamatkan
semua kehidupan di alam ini.
Solidaritas kosmis semestinya dapat mencegah manusia
untuk tidak merusak dan mencemari alam dan seluruh
kehidupan di dalamnya, sama seperti manusia tidak akan
merusak kehidupannya serta merusak rumah tangga sendiri.
Solidaritas kosmis berfungsi sebagai pengendali moral,
untuk mengharmoniskan perilaku manusia dengan
ekosistem seluruhnya, dan untuk mengontrol perilaku
manusia dalam batas-batas keseimbangan kosmis.
Solidaritas kosmis mendorong manusia untuk mengambil
kebijakan yang pro-alam, pro- lingkungan hidup, atau
menentang setiap tindakan yang merusak alam.
PRINSIP 4: KASIH SAYANG DAN
KEPEDULIAN TERHADAP ALAM
CARING FOR NATURE

Manusia sebagai sesama anggota komunitas ekologis, manusia


semestinya mencintai, menyayangi dan peduli kepada alam,
dan seluruh isinya, tanpa diskrimnasi dan tanpa dominasi.
Makhluk hidup mempunyai hak untu dilindungi, dipelihara,
tidak disakiti, dan dirawat.
Prinsip kasih sayang dan kepedulian adalah prinsip moral satu
arah, menuju yang lain, tanpa mengharapkan balasan, dimana
manusia semakin mencintai dan peduli kepada alam, manusia
semakin berkembang menjadi manusia yang matang, sebagai
pribadi dengan identitas yang kuat, karena alam memang
menghidupkan, tidak hanya dalam pengertian fisik, melainkan
juga dalam pengertian mental dan spiritual.
Manusia dengan mencintai alam, maka manusia semakin
tumbuh dan berkembang bersama alam, dengan segala watak
dan kepribadian yang tenang, damai, penuh kasih sayang, luas
wawasannya seluas alam, demokratis seperti alam yang
menerima dan mengakomodasi perbedaan dan keragaman.
PRINSIP 5: TIDAK
MERUGIKAN ALAM
Manusia mempunyai kewajiban moral dan tanggung jawab terhadap
alam, paling tidak manusia tidak akan mau merugikan alam secara tidak
perlu, karena manusia berkewajiban melindungi kehidupan di alam
semesta ini.
Manusia tidak melakukan tindakan yang merugikan atau mengancam
NO HARM

eksistensi makhluk hidup lain di alam semesta ini (no Harm),


sebagaimana manusia tidak dibenarkan secara moral untuk melakukan
tindakan yang merugikan sesama manusia.
Manusia diperkenankan untuk memanfaatkan segala isi alam semesta,
termasuk binatang dan tumbuhan, untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya, namun semestinya dilakukan dengan bijaksana untu tetap
menghargai hak binatang dan tumbuhan untuk hidup, dan hanya
dilakukan sejauh memenuhi kebutuhan hidup manusia yang paling vital.
Manusia tidak selayaknya hidup bermewah-mewahan dan di luar batas
yang wajar yang banyak merugikan kepentingan makhluk hidup yang
lain
Manusia semestinya melakukan tindakan merawat (care), melindungi,
menjaga, dan melestarikan alam, dan tidak melakukan tindakan yang
merugikan alam semesta dan segala isinya, misalnya tidak
menyebabkan keanekaragaman hayati di hutan musnah dengan
membakar hutan, tidak membuang limbah seenaknya
THE HARMONY WITH NATURE PRINSIP 6: HIDUP SEDERHANA
DAN SELARAS DENGAN ALAM
Simple in means, but rich in ends and values (sederhana
dalam sarana, tetapi kaya tujuan. hidup sederhana tapi
kaya magna dan bahagia
High quality of life- yes! High standar of living-tja (Gaya
hidup yang menekankan kualitas kehidupan dan bukannya
standar kehidupan
Not having but being
Manusia semestinya menekankan pentingnya nilai, kualitas,
cara hidup yang baik, dan mutu kehidupan yang baik, dan
bukan kekayaan, sarana, standar material, rakus dan tamak
mengumpulkan harta dan memiliki sebanyak-banyaknya.
Memanfaatkan alam itu secukupnya,tidak konsumtif, tamak
dan rakus, maka prinsip hidup sederhana menjadi prinsip
fundamental.
Pola konsumsi dan produksi manusia modern dengan gaya
hidup yang sangat materialistis, konsumtif dan eksploitatif
harus dibatasi
PRINSIP 7: KEADILAN
MORAL RESPONSIBILITY FOR

Bagaimana manusia harus berprilaku satu terhadap


yang lain dalam kaitannya dengan alam semesta dan
bagaimana sistem sosial harus diatur agar berdampak
positif pada kelestarian lingkungan hidup.
NATURE

Politik ekologi: di mana pemerintah dituntut untuk


membuka peluang dan akses yang sama bagi semua
kelompok dan anggota masyarakat dalam ikut
menentukan kebijakan publik pengelolaan sumberdaya
alam dan pelestarian alam dan dalam ikut menikmati
pemanfaatan sumberdaya alam atau alam semesta
seluruhnya
Kepentingan sosial masyarakat harus mendapat
perhatian yang ektra, karena mereka tidak berdaya dari
segi modal, teknologi, informasi, kemampuan
manajemen, dan kepentingan ekonomis dan budaya
sangat rentan dan terancam. Kehilangan budaya dapat
berarti punahnya eksistensi mereka sebagai manusia.
PRINSIP 8: DEMOKRASI
Prinsip demokrasi terkait erat dengan hakekat alam. Isi alam
semesta selalu beraneka ragam. Keanekaragaman dan
pulralitas adalah hakekat alam, hakekat kehidupan itu
DEMOCRACY

sendiri. Kehidupan politik yang tidak demoktratis, dan


sistem politik yang tidak menjamin adanya demokrasi, akan
membahayakan bagi upaya perlindungan lingkungan hidup.
Dalam lingkungan hidup, setiap orang dan kelompok
masyarakat mempunyai hak untuk memperjuangkan
kepentingannya di bidang lingkungan hidup, berpartisipasi
dalam menentukan kebijakan di bidang lingkungan hidup,
mempunyai hak untuk mendapatkan infomasi yang akurat
(yang terkait dengan kebijakan publik) di bidang lingkungan.
Pemerintah wajib mempertanggungjawabkan kebijakan yang
merugikan lingkungan hidup
Rakyat mempunyai hak untuk berbeda pendapat dengan
pemerintah, dengan menggugat setiap kebijakan publik
yang berdampak merugikan lingkungan hidup.
MORAL INTEGRATY FOR PUBLIC PRINSIP 9: INTEGRITAS
MORAL
Prinsip ini untuk pejabat publik
Pejabat publik agar mempunyai sikap dan prilaku moral yang
terhormat serta memegang teguh prinsip-prinsip moral yang
mengamankan kepentingan publik.
Kepedulian yang tinggi terhadap kepentingan masyarakat, dan
POLICY

tidak menyalahgunakan kekuasaannya untuk kepentingan


dirinya dan kelompoknya dengan merugikan kepentingan
masyarakat.
Pejabat publik yang memiliki integrtitas moral, tidak
memberikan ijin operasional kegiatan yang mempunyai dampak
merugikan lingkungan hidup.
Pejabat publik harus tidak bisa disogok untuk meloloskan izin
usaha yang bermasalah terhadap lingkungan hidup dan tidak
menutup-nutupi perusahan yang bermasalah dengan lingkungan
hidup.
Pejabat publik harus bertanggung jawab atas kebijakan dan
tindakannya yang merugikan lingkungan hidup.
Orang-orang yang berwewenang melakukan penilaian AMDAL
harus mempunyai intergritas moral.
PENUTUP
Etika lingkungan tergantung prilaku masing-masing pribadi
manusia, dihayati atau tidak bergantung pada cara pandang
masing-masing tentang Tuhan-Manusia-Alam. Ini tergantung
pada pendidikan sejak dari keluarga dan diteruskan di sekolah
dan masyarakat, yang sangat menentukan dalam bentuk cara
pandang dan perilaku.
NOTE

Etika tidak dapat dipaksakan, untuk itu membutuhkan hukum


untuk memungkinkan prinsip-prinsip etika tersebut dihayati
dan dilaksanakan dalam kehidupan bermasyarakat.
Pemerintah memiliki agenda politik untuk menjadikan
lingkungan hidup sebagai agenda utama dari seluruh
pembangunan nasional.
Lingkungan tidak hanya urusan pemerintah untuk itu perlu
ada desakan, advokasi, dan tekanan publik dari masyarakat
sipil melalui LSM, pers, perguruan tinggi, kelompok profesi
untuk memacu pemerintah secara serius memasukkan
lingkungan hidup kedalam agenda utama pembangunan
nasional, dan menjadikan aturan yang berkaitan dengan
lingkungan hidup.

Anda mungkin juga menyukai