ETIKA LINGKUNGAN - Kuliah
ETIKA LINGKUNGAN - Kuliah
Dipersiapkan oleh
Didik Suprayogo dan Wani Hadi Utomo
Sumber Bacaan:
Keraf, A.S., 2010. Etika Lingkungan Hidup, PT
Penerbit Buku Kompas. Jakarta 399p
CONTOH MASALAH
LINGKUNGAN HIDUP
GANGGUAN BIODIVERSITAS AKIBAT TEKANAN
PENDUDUK SEKITAR HUTAN YANG TINGGI
1967 ha
3370 ha
7778 ha
Kekurangan pangan
Kekurangan energi
Berkembangnya
kawasan
pemukiman dan
industri di
kawasan
resapan
Kontaminasi
pestisida dan
pupuk dalam
aliran air
SU
M
ET
KALIMANTAN
ER
5 SURABAYA Bend. Gubeng
A
SULAWESI
P. Air Wonokromo 40
Banjir K. Marmoyo
Java Sea
05-Apr-05 Jakarta
10 38 39
Samudra Indonesia Surabaya
P. Air Mlirip a
bay Bandung
U iS ura P. Air Jagir SELAT
Banjir K. Widas Kal 37
MADURA
DPS KALI BRANTAS
13-Feb-05 36 SIDOARJO
05-Mar-05 Bend. Jatimlerek Bend. Gunungsari
1
9 Banjir K. Wonokromo
04-Apr-05
31 Bend. Lengkong Baru 11 Maret 03
30
4
Bend. Glatik Bend. Menturus DAERAH ADMINISTRATIF
29 ida
s MOJOKERTO
li W 35 Kali Porong
Ka JOMBANG 32 33
Kabupaten 1.
: Malang
25 Banjir K. Brangkal
25
34 2. Blitar
03 -Feb-04
ta s
27
3. Tulungagung
7 24-Jan-06
NGANJUK
ran
Banjir Kali Sadar 4. Trenggalek
Bend. Bening 20-Mar-06 Banjir Anak-anak 5. Kediri
iB
26 23 K. Pait, 8 17-Jan-06 Kali Sadar 6. Nganjuk
K.
Kal
Ko K. Seloatep 11 Apr 05 22 & 28-Des-05 7. Jombang
Banjir K. Kuncir 28 n to 24-25-Jan-06 3-4 Peb 04 8. Mojokerto
04-Jan-06 6
21, 29 30 Jan 02 9. Sidoarjo
Bend. Mrican 10. Surabaya
Banjir K. Pait
Banjir K. Kedak
G. ARJUNO
24-25 Jan 06
22 K. Konto Kota : 1. Malang
16-Des-05 2. Blitar
09-feb-06 3 20-Mar-06 Bend. Selorejo
Banjir S. Kaliboto 5 Banjir Arboretum Sumber Brantas 3. Kediri
4-6-Jan-06 KEDIRI 03-04-Feb-04 K. Sukun 4. Mojokerto
G. WILIS 24
Banjir K. Batan 12-Apr-06 5. Surabaya
1
02-Jan-06 Banjir K. Brantas
Bend. Segawe 20-Mar-06 03 Feb-04
Bend. Wonorejo NAMA-NAMA SUNGAI
1 K. mpr
o ng
MALANG G. BROMO
21 G. KELUD 2
Bend. Tiudan 1. Brantas 21. Badak
TRENGGALEK Banjir K. Lekso G. KAWI
Banjir K. Wudu 2. Amprong 22. Serinjing
24-Okt-05
K. Metro
14-feb-05 Banjir K. Metro 3. Lesti 23. Konto
ntas
20 15
8 5 8-Des-02 4. Metro 24. Kedak
1
Kali Bra
18
K. Lahor
19 5. Lahor 25. Widas
16 2 11 10 Bend. Lahor Banjir K. Lesti 6. Bambang 26. Kedungsoko
TULUNGAGUNG 9
7
6
1 29-Jan-02 7. Lekso 27. Ulo
BLITAR
aya
17
Kali 4 1 8. Semut 28. Kuncir
4 Bran
it R
g
un
ta s
G. SEMERU
9. Jari 29. Bening
Par
Ag
Banjir K. Ngasinan 14
3
Pa
Sedimentasi &
Emisi CO2 CH4,
,
polusi
N2 O
Masalah utama
Pangan Longso
r
Kekering
an
Tingkat Nasional & global
Biodiversita
s
Kebakara
DI BUMI
BENCANA TERUS MENINGKAT
FAKULTAS PERTANIAN, UB 24
APAKAH MASALAH
LINGKUNGAN HIDUP
TERKAIT DENGAN ETIKA?
MENGAPA KITA PERLU ETIKA
LINGKUNGAN HIDUP?
Masalah lingkungan hidup adalah masalah moral, persoalan
prilaku manusia dan bukan semata-mata persoalan teknis
Kasus pencemaran dan kerusakan di laut, hutan, atmosfer, air,
tanah bersumber pada prilaku manusia yang tidak
bertanggung jawab, tidak peduli dan hanya mementingkan
diri sendiri.
Bagaimana kasus di PT Inti Indorayon Utama di Sumatra
Utara, PT Freeport Indonesia di Papua? Illegal loging, impor
limbah secara ileal dari luar negeri dan perdagangan satwa
liar? Apakah tidak disebabkan oleh prilaku perusahaan yang
tidak bertanggung jawab dan tidak peduli terhadap
lingkungan hidup?
Krisis lingkungan hidup bisa diatasi dengan melakukan
perubahan cara pandang dan perilaku manusia terhadap alam
secara fundamental dan radikal
Butuh etika lingkungan hidup yang menuntun manusia untuk
berinteraksi dalam alam semesta
Sumber Krisis Lingkungan
Hidup Global?
Kesalahan fundamental-filosofis dalam
pemahaman atau cara pandang manusia
mengenai dirinya, alam dan tempat manusia
dalam keseluruhan.
Kesalahan ini melahirkan perilaku yang keliru
terhadap alam
Manusia keliru memandang alam dan keliru
menempatkan diri dalam konteks alam semesta
seluruhnya
Perlu pembenahan cara pandang dan perilaku
manusia dalam berinteraksi baik dengan alam
maupun dengan manusia lain dalam
keseluruhan ekosistem.
Apa sumber kesalahan
manusia?
Pandangan Etika Antroposentrisme: memandang
manusia sebagai pusat dari alam semesta, dan hanya
manusia yang mempunyai nilai, sementara alam dan
segala isinya sekedar alat bagi pemuasan kepentingan
dan kebutuhan manusia.
Manusia dianggap berada diluar, di atas dan terpisah
dari alam.
Manusia dipahami sebagai penguasa atas alam yang
boleh melakukan apa saja terhadap alam
Cara pandang seperti ini melahirkan sikap dan perilaku
eksplotatif tanpa kepedulian sama sekali terhadap
alam dan segala isinya yang dianggap tidak
mempunyai nilai pada dirinya sendiri.
Etika Antroposntrisme merupakan cara pandang barat,
dari Aristoteles hingga filusuf-filusuf modern
Apa kesalahan dari Etika
Antroposentrisme?
Pertama: manusia dipahami hanya sebagai makhluk sosial (social
animal), yang eksistensi dan identitas dirinya ditentukan oleh komunitas
sosialnya. Manusia berkembang menjadi dirinya dalam interaksi dengan
sesama manusia di dalam komunitas sosialnya. Indentitas dirinya
dibentuk oleh komunitas sosialnya, sebagaimana dia sendiri ikut
membentuk komunitas sosialnya . Manusia tidak dilihat sebagai makhluk
ekologis yang identitasnya ikut dibentuk oleh alam.
Kedua: etika hanya berlaku bagi komunitas sosial manusia. Jadi, yang
disebut sebagai norma dan nilai moral hanya dibatasi keberlakuannya
bagi manusia. Etika tidak berlaku bagi makhluk lain di luar manusia.
Ketiga: paradigma ilmu pengetahuan dan teknologi modern yang
Cartesian dengan ciri utama mekanistis-reduksionistis: pemisahan yang
tegas antara alam sebagai obyek ilmu pengetahuan dan manusia sebagi
subyek. Ilmu pengetahuan bersifat otonom, sehingga seluruh ilmu
perkembangan ilmu pengetahuan dikembangkan dan diarahkan hanya
demi ilmu pengetahuan. Penilaian mengenai baik buruk ilmu
pengetahuan dan teknologi beserta segala dampaknya dari segi moral
atau agama, adalah penilaian yang tidak relevan. Ini melahirkan sikap
dan perilaku manipulatif dan eksploitatif terhadap alam, shg berdampak
krisis ekologi sekarang ini.
Diskusi Kelompok
MATERI DISKUSI KELOMPOK
(15 MENIT)
Diskusikan persamaan dan perbedaan
pandangan antar anggota kelompok untuk
menjawab Siapakah Manusia itu?
Diskusikan persamaan dan perbedaan
pandangan antar anggota kelompok
terhadap fungsi Manusia terhadap diri
pribadinya, terhadap masyarakat, terhadap
lingkungan, (dan terhadap Tuhan, Cat:
tidak didiskusikan dalam matakuliah ini).
Diskusikan persamaan dan perbedaan
pandangan antar anggota kelompok
terhadap ciri-ciri Manusia berkualitas?
Teori-teori
Etika Lingkungan Hidup
MODEL TEORI ETIKA
LINGKUNGAN HIDUP
Shallow Environmental Ethics /
Antroposentrisme
Intermediate Environmental Ethics /
Biosentrisme
Deep Environmental Ethics / Ekosentrisme
Ekofeminisme
Menentukan pola prilaku manusia dalam
kaitannya dengan lingkungan hidup.
ANTROPOSENTRISME
Adalah terori etika lingkungan hidup yang
memandang manusia sebagai pusat dari sistem
alam semesta.
Manusia dan kepentingannya dianggap yang
paling menentukan dalam tanaman ekosistem
dan dalam kebijakan yang diambil dalam kaitan
dengan alam, baik secara langsung atau tidak
langsung.
Nilai tertinggi adalah manusia dan
kepentingannya
BIOSENTRISME
Adalah terori etika lingkungan hidup yang memandang
bahwa tidak benar hanya manusia yang mempunyai nilai.
Alam juga mempunyai nilai pada dirinya sendiri lepas dari
kepentingan manusia.
Mengagungkan nilai kehidupan yang ada pada ciptaanNya,
sehingga komunitas moral tidak lagi dibatasi hanya pada
ruang lingkup manusia. Mencakup alam sebagai ciptaanNya
sebagai satu kesatuan komunitas hidup (biotic community)
Inti pemikiran: bahwa setiap ciptaanNya mempunyai nilai
intrinsik dan keberadaannya memiliki relevansi moral
Prinsip moral: mempertahankan serta memelihara
kehidupan adalah baik secara moral, sedangkan merusak
dan menghancurkan kehidupan adalah jahat secara moral.
Varian: kehidupan sebagai pusat, etika bumi, perlakuan
setara
EKOSENTRISME
Adalah terori etika lingkungan hidup yang
memusatkan pada komunitas biotis, pada
kehidupan seluruhnya, ekosentrisme justru
memusatkan etika pada seluruh komunitas
ekologis, baik yang hidup maupun tidak.
Platform aksi: Ecosophy: kearifan hidup, cara
hidup, pola hidup selaras dengan alam.
PRINSIP ETIKA
LINGKUNGAN
DASAR PENGEMBANGAN
PRINSIP
Prinsip Etika Lingkungan dikembangkan dilatarbelakagi oleh
krisis ekologi yang bersumber pada cara pandang dan prilaku
antroposentrisme
Etika Lingkungan ini dikembangkan pada dua unsur pokok
teori biosentrisme dan ekosentrisme:
1. Komunitas moral tidak dibatasi pada komunitas sosial, mencakup
komunitas ekologis seluruhnya,
2. Hakekat manusia bukan hanya sebagai makhluk sosial, melainkan
juga makhluk ekologis.
Diharapkan digunakan pegangan dan tuntunan bagi prilaku
dalam berhadapan dengan alam, baik prilaku terhadap alam
secara langsung maupun prilaku terhadap sesama yang
berakibat tertentu terhadap alam
Digunakan sebagai pedoman untuk melakukan perubahan
perubahan kebijakan sosial, politik dan ekonomi agar pro
lingkungan sebagai solusi krisis lingkungan saat ini
Prinsip ini terbuka untuk dikembangkan lebih lanjut
RESPECT FOR NATURE PRINSIP 1: SIKAP HORMAT
TERHADAP ALAM
Manusia mempunyai kewajiban moral untuk menghargai
alam semesta dengan segala isinya karena manusia adalah
bagian dari alam dan karena alam mempunyai nilai pada
dirinya sendiri.
Sebagai pelaku moral, manusia mempunyai kewajiban
moral untuk menghormati kehidupan, baik pada manusia
maupun pada makhluk lain dalam komunitas ekologis
seluruhnya.
Manusia dituntut menghargai dan menghormati benda
benda hayati dan non hayati, karena semua benda di alam
semesta mempunyai hak yang sama untuk berada, hidup
dan berkembang secara alamiah sesuai dengan tujuan
penciptaNya.
Manusia perlu memelihara, merawat, menjaga, melindugi,
dan melestarikan alam beserta seluruh isinya
Manusia tidak boleh merusak dan menghancurkan alam
beserta isinya, tanpa alasan yang bisa dibenarkan secara
moral
MORAL RESPONSIBILITY FOR PRINSIP 2: TANGGUNG JAWAB
Manusia baik secara individual dan kolektif mempunyai tanggung
jawab baik baik terhadap alam semesta seluruhnya dan
integritasnya, maupun terhadap keberadaan dan kelestarian setiap
bagaian dan benda di alam semesta ini, khususnya makhluk hidup.
Setiap bagian dan benda di alam semesta ini diciptakan oleh Tuhan
dengan tujuan masing-masing, terlepas dari apakah tujuan itu untuk
kepentingan manusia atau tidak.
NATURE