Mother-Child Emotion Talk, Emotion Understanding, and Child Conduct Problems DM HILDA PENDAHULUAN Anak yang suka memilih makanan tidak mau mencoba jenis makanan baru, tidak suka jenis makanan tertentu, dan memiliki kriteria khusus dalam penyajian makanan berdampak pd pertumbuhan anak dan sebabkan gangguan makan jangka panjang. Perilaku memilih makanan umumnya terjadi selama masa kanak-kanak di sekolah prevalensi berkisar 13 - 47% di negara maju. Status intelektual penting untuk anak sekolah, menjadi perhatian utama orang tua. Studi sebelumnya gizi selama masa anak usia dini memiliki dampak jangka panjang pada kecerdasan anak. Belum ada penelitian ttg prevalensi perilaku anak suka memilih makanan pd anak usia sekolah di Cina; menyelidiki kemungkinan hubungan antara perilaku anak suka memilih makanan dg parameter antropometri dan kecerdasan. SUBYEK DAN METODE Metode : Cross Sectional Waktu : November 2011 dan April 2012 Subyek : anak usia sekolah ( 7-12 tahun) di Cina Total subyek : 814 anak berusia 7-12 tahun dengan metode multi stage cluster sampling. Kriteria inklusi: usia 7-12 tahun, tidak ada cacat lahir, tidak ada masalah kesehatan yg berlangsung akut seperti flu atau diare. Dari 814 anak, 21 dikeluarkan dari analisis data karena pengukuran fisik yg salah (10), sampel darah (5), atau tidak menyelesaikan kuesioner (6). Subyek 793. Antropometri : BB diukur dg calibrated electronic scale (EKS 7028;China) TB diukur dg calibrated height measuring tape (SECA 206; Germany) diukur 3 kali dirata-ratakan. Kecerdasan diukur dengan Chinese version of Wechsler Intelligence Scale for Children (WISC-RC) Sampel darah menilai elektrolit dan darah lengkap Lab Kesehatan Cina Kuisioner untuk menentukan anak suka memilih makanan atau tidak. org tua dilatih agar menjawab kuisioner dengan akurat. HASIL Antara 814 anak usia sekolah yg sehat memenuhi kriteria, 793 menyelesaikan kuesioner dan ada sampel darahnya. Dari populasi penelitian terakhir, 323 (40,7%) anak yang tidak pemilih makanan dan 470 (59,3%) yang pemilih makanan berdasarkan persepsi orang tua. Tabel 1 Karakteristik sosio-demografis Tabel 2 Hubungan parameter antropometri dan IQ antara anak yg suka memilih makanan dengan yang tidak pada anak usia sekolah Tabel 3 Pengaruh anak suka memilih makanan dari berbagai jenis makanan dlm z-score parameter antropometri anak usia sekolah. Diskusi Perilakumemilih makanan perilaku yg kompleks utk digambarkan jumlahnya secara akurat. Anak suka memilih makanan biasanya hanya mengkonsumsi variasi makanan yg terbatas, menolak beberapa jenis makanan tertentu karena pengolahan, tekstur dan rasanya. Anak yg suka memilih makanan, konsumsi jumlah makanannya tidak adekuat. Prevalensi anak pemilih makanan sekitar > 59% dari populasi studi lbh tinggi dari prevalensi pada penelitian yg dilakukan pada anak usia 1-10 tahun di Singapura jumlah anak pemilih makanan meningkat 13-50% di negara-negara maju. Perilaku anak suka memilih makanan tergantung kebiasaan makan keluarga dan pengetahuan ibu Temuan dari penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara anak suka memilih makanan dengan dg parameter antropometri dan kecerdasan. Keterbatasan penelitian 1. Sulit untuk mengakumulasi anak yg memiliki perilaku suka memilih makanan di sekolah berdasarkan persepsi dari org tua. Perbedaan pendapat dari org tua dapat mengakibatkan hasil yg didapat berbeda 2. Meskipun ada hubungan yg signifikan antara anak yg suka memilih makanan dg intake nutrisinya, penelitian ini tidak menyediakan bukti yg kuat mengenai penyebabnya. Penelitian longutidinal dg sampel yg lebih banyak perlu dipertimbangkan untuk menghilangkan faktor pembanding dimasa mendatang. 3. Meskipun karakteristik sosial demografik dapat dikontrol, tetapi masalah-masalah lain seperti pola pengasuhan, pola makan dirumah dan pola psikologi fashion atau tren tidak dihitung. faktor-faktor tambahan ini dapat mempengaruhi hasil penelitian. 4. Kuesioner food recall 24 jam secara luas digunakan untuk menilai asupan nutrisi anak, tetapi sulit untuk memperkirakan makanan harian individu. Kesimpulan Anak suka memilih makanan adalah masalah kesehatan masyarakat dg prevalensi tinggi pada anak-anak usia sekolah di Cina. Dibandingkan dengan anak yg tidak memilih makanan, anak yg suka memilih makanan memiliki asupan rendah energi, protein, serat, riboflavin, dan beberapa mineral, dan rendah dari mikroelemen dalam darah. Petunjuk gizi bagi orang tua diperlukan untuk menerapkan pola makanan sehat pada anak usia sekolah dan untuk mengatasi kebutuhan suplemen gizi pada anak. Berbagai faktor yg berhubungan dengan perilaku anak suka memilih makanan yaitu makanan, keluarga, dan latar belakang sosial ekonomi harus benar-benar dipelajari di masa depan.