Anda di halaman 1dari 59

ANAK BERHADAPAN

DENGAN HUKUM
BERBASIS SISTEM
BERDASARKAN
UU NO. 11 TAHUN 2012
TENTANG SPPA

BINTAP ABH BAGI PEKERJA SOSIAL LKSA/LPKS


Lombok - NTB, 15 18 JULI 2014
oleh : YUSUF AL FARISI
HADI UTOMO
081360358465
INSTRUMEN INTERNASIONAL
Tentang
ANAK YANG BERKONFLIK DENGAN HUKUM
(CHILDREN IN CONFLICT WITH THE LAW)

Konvensi Hak-Hak Anak, Terutama


Pasal 37, 39, 40 dan Pasal terkait
lainnya.

The United Nations Guidelines for


the Prevention of Juvenile
Delinquency the Riyadh Guidelines
(Panduan PBB untuk Pencegahan
Penyimpangan Perilaku Anak Panduan
Riyadh)
2/24/17 2
INSTRUMEN INTERNASIONAL
Tentang
ANAK YANG BERKONFLIK DENGAN HUKUM
(CHILDREN IN CONFLICT WITH THE LAW)

The United Nations Standard Minimum


Rules for Administration of Juvenile
Justice the Beijing Rules (Peraturan
Standar Minimum PBB untuk Pelaksanaan
Peradilan Anak Peraturan Beijing)
The United Nations Rules for the
Protection of Juvenile Deprived of their
Liberty (Peraturan PBB untuk Perlindungan Anak
yangTerampas kebebasannya)
Tokyo Rules (untuk Langkah-Langkah yang
Bukan Dalam Bentuk Penahanan (Non-
Custodial Measures).
2/24/17 3
Konvensi Hak-hak Anak (KHA)
Klaster
VIII. Langkah-langkah Perlindungan I. Langkah-
Khusus : Langkah Umum
1.Anak dalam situasi darurat Implementasi
2.Anak yang berkonflik dengan
hukum
3.Anak dalam situasi eksploitasi :
Eksploitasi ekonomi II. Definisi
Dieksploitasi sebagai Pengguna
Anak
dan atau Pengedar Narkoba
Ekspl Seksual & Kekerasan
Seksual (perkosaan, Incest,
pelecehan seksual, sodomi) KHA III. Prinsip-Prinsip
Umum KHA
Penculikan, perdagangan dan
trafiking
Eks. Bentuk lain
4. Kelompok minoritas & suku IV. Hak Sipil dan
terasing Kebebasan

VII. VI. Kesehatan


V. Lingkungan
Pendidikan, & keluarga dan
Waktu Luang Kesejahteraan pengasuhan alternatif
& Kegiatan Dasar
Budaya
....... Children who come into contact with justice and related system as victim
witnesses and alleged offender ..... Ban Ki Moon (Sekjen PBB, 2 Sep 2008)
Pedoman PBB tentang Pencegahan,
Penanganan dan Pemenjaraan
Konvensi Hak-hak Anak
Beijing Rules
Riyadh Guideline
(Penanganan)
(Pencegahan)

Juvenile Deprived of
Tokyo Rules their Liberty
UU No. 11
(untuk Langkah- Pencabutan
Tahun 2012
Langkah yang Kebebasan Anak
Bukan Dalam Tentang SPPA
Bentuk Penahanan (JDL)
(Non-Custodial LPAS (Lembaga
Measures). Penempatan Anak
LPKS (Lembaga
Penyelenggaraan Sementara/Rutan)
Kesejahteraan Sosial), LPKA (Lembaga Pembinaan
Pelayanan Masyarkat, Khusus Anak/Lapas Anak)
kembali ke orang tua, LPKS 6
Gagal PA
menyebabkan PK
KLASTER VIII Tanggungjawab
Narkoba Pasal orangtua
ABH atau Rentan dibantu oleh
18 Gagal di Pasal
Melakukan Negara
18 dan 5, karena
Pelanggaran HukumPasal 6 KHAtidak memadainya
Hak Hidup, perlindungan
Rentan menjadi
Pasal(19/Perlindungan
Kelangsungan
korban atau pelaku Hidup danAnak / PA), maka
6 Rentan
Eksploitasi SeksualPerkembangan Tanggungjawab
terjebak ke orang
atau Eksploitasi Perlindungan
tua/pengasuh dalam
Khusus (PK), pada
Ekonomi atau mengasuh
Klaster VIII dan
Trafiking Pasal meningkatkan
Anak Jalanan 5 kemampuan
Buruh anak perkembangan anak,
Permasalahan partisipasi anak
Lainnya dalam keluarga
CHILD ABUSE
(kekerasan terhadap anak)

AWAL MULA KEGAGALAN


PENGASUHAN DAN PENDIDIKAN ANAK.

berdampak pada : Anak Sebagai


Pelaku,Korban, Saksi
CHILD ABUSE
(kekerasan terhadap anak)

AWAL MULA KEGAGALAN


PENGASUHAN DAN PENDIDIKAN ANAK.

berdampak pada : Fase


selanjutnya kehidupan anak
kehidupan remaja kehidupan
dewasa hingga akhir hayat
CHILD ABUSE
(kekerasan terhadap anak)

AWAL MULA KEGAGALAN


PENGASUHAN DAN PENDIDIKAN ANAK.

berdampak pada : Lemahnya


Kecerdasan Emosi / Qolbu dan
atau Jiwa Anak Mudah Labil
Lemahnya Kecerdasan
Emosi / Qolbu atau Jiwa
Anak Labil berdampak
pada kerentanan :
Kerentanan atau
jiwa anak yang labil
berdampak pada :
Hubungan antara pasal 6, 27 dan 19
DAMPAK KURANG KASIH SAYANG,
CINTA, PERLAKUAN SOPAN,
PENGHORMATAN TERHADAP
PANDANGAN ANAK, PENGHARGAAN
TERHADAP HARGA DIRI DAN
MARTABAT ANAK.
Diversi adalah :

Pengalihan penanganan kasus-kasus anak


yang diduga telah melakukan tindak pidana
dari proses formal dengan atau tanpa syarat

2/24/17 Diversi
16
Keadilan Restoratif = Musyawarah antara
Anak/Keluarga Anak, Anak Korban/Keluarga,
Penyidik/Penuntut/Hakim, Tokoh
Masyarakat/Peksos/Pembimbing
Instrumen Nasional
Tentang Hak dan Perlindungan Anak
UU No. 11 Tahun 2012 Tentang SPPA
Diambil dari Substansi Beijing Rules
Tujuan Diversi:
Pasal 6
Diversi bertujuan:
a. Memberikan a.mencapai
kesempatan bagi
pelaku untuk perdamaian
mengganti antara korban
kesalahan yang
dilakukannya dan Anak;
dengan berbuat
kebaikan bagi si
korban
b. Memberikan
kesempatan bagi
si korban untuk
ikut serta dalam
proses
UU No. 11 Tahun 2012 Tentang SPPA
Diambil dari Substansi Beijing Rules
Tujuan Diversi:
Pasal 6
Diversi bertujuan:

1.Untuk memajukan b.menyelesaikan


intervensi- perkara Anak di
intervensi yang luar proses
diperlukan bagi peradilan;
korban dan pelaku
tanpa harus
melalui proses
formal.
2.Program Diversi
juga akan
HAKIM
menghindari anak
mengikuti proses
UU No. 11 Tahun 2012 Tentang SPPA
Diambil dari Substansi Beijing Rules
Tujuan Diversi:
Pasal 6
Diversi bertujuan:

1.Untuk c.Menghindarkan
Anak dari
menghindari perampasan
penahanan kemerdekaan;
2.Untuk
menghindari
cap/label
sebagai
penjahat
UU No. 11 Tahun 2012 Tentang SPPA
Diambil dari Substansi Beijing Rules
Tujuan Diversi:
Pasal 6
Diversi bertujuan:

d.mendorong
Memberikan masyarakat untuk
kesempatan berpartisipasi;
bagi
rekonsiliasi dan
penyembuhan
dalam
masyarakat
yang dirugikan Tokoh Agama/Tokoh
Masyarakat
oleh tindak
UU No. 11 Tahun 2012 Tentang SPPA
Diambil dari Substansi Beijing Rules
Tujuan Diversi:
Pasal 6
Diversi bertujuan:

1. Agar pelaku e. menanamkan


rasa tanggung
bertanggung
jawab kepada
jawab atas Anak.
perbuatannya
2. Untuk tidak
melakukan
pengulangan
tindak pidana
Anak Menyesal dan Bertanggungjawa
UU No. 11 Tahun 2012 Tentang SPPA
Diambil dari Substansi Beijing Rules
Tujuan Diversi:
Pasal 6
Diversi bertujuan:

Memberikan
kesempatan bagi

??
pelaku untuk
dapat
mempertahankan
hubungan
keluarga
PERBEDAAN ANTARA
RETRIBUTIVE JUSTICE dan RESTORATIVE JUSTICE

Kejahatan adalah Kejahatan adalah Pelukaan


Pelanggaran sistem terhadap individu atau
masyarakat

Fokus pada menjatuhkan Fokus pada pemecaham


kesalahan, menimbulkan masalah dan memperbaiki
rasa bersalah, dan pada kerugian
perilaku masa lalu

Korban diabaikan Hak dan kebutuhan korban


diperhatikan

Pelaku Pasif Pelaku didorong untuk


bertanggung jawab

Pertanggung jawaban pelaku Pertanggungjawaban pelaku


adalah hukuman adalah menunjukkan empati
dan menolong untuk
memperbaiki
2/24/17 25
Restoratif Justice
PERBEDAAN ANTARA
RETRIBUTIVE JUSTICE dan RESTORATIVE JUSTICE

Respon terfokus pada Respon terfokus pada


perilaku masa lalu pelaku konsekuensi menyakitkan
akibat perilaku pelaku

Stigma tidak terhapuskan Stigma dapat hilang melalui


tindakan yang tepat

Tidak didukung untuk Didukung agar menyesal dan


menyesal dan dimaafkan maaf sangat mungkin
diberikan
Bergantung pada aparat Bergantung pada keterlibatan
langsung orang-orang yang
terpengaruh oleh kejadian

Proses sangat rasional Diperbolehkan untuk menjadi


emosional

2/24/17 26
Restoratif Justice
SPPA wajib mengutamakan pendekatan
Keadilan Restoratif - Dalam SPPA wajib
diupayakan Diversi.
Dilanjut ke tahap Persidangan (52.6)

Gagal
Berhasil (52.5) (52.6)
Tingkat Hakim (7)

Gagal (42.4)
Penetapan
Pengadilan
(Register) 25 Tingkat Penuntut (7)
Berhasil 42.3

Gagal (29.4)

Tingkat Penyidik (7)


Berhasil 29.3
LPKS
Fungsi
Fungsi Titipan
Titipan dan
(Polisi=15
Rehabilitasi
Hari,
Sosial
Jaksa=10
Di
Hari,
(Minimum)
Hakim=25
500
Hari)
Kab/Kota

nemukan Partner Lokal sesuai dg Ps 93 &PSMP,


91: PSBR, RPSA, PSAA
LSM, Pesantren, Gereja, Vihara, Kuil, dll
LPKS

LPKS = Pusat
Lingkungan
Perubahan
kesehatan serta
Perilaku,
SIKAP yang
Pemulihan Fisik
menghormati
dan Psikologis,
harga diri dan
Penyiapan
martabat anak
Reintegrasi Sosial
Rehabilitasi Sosial dan
Reintegrasi Sosial
SPPA Menekankan Pada: Pendekatan
Sistem, Koordinasi dan Sistem
Rujukan Anak Berhadapan dengan
Hukum
Pendekatan Sistem, Koordinasi dan Sistem Rujukan
antara Penyidik, Pembimbing Kemasyarakatan dan
Pekerja Sosial Profesional (pasal 21)

Dalam hal Anak belum berumur 12 (dua


belas) tahun melakukan atau diduga
melakukan tindak pidana,

Penyidik Pembimbing Kemasyarakatan Pekerja Sosial


(BAPAS)

mengambil keputusan
untuk :
Pendekatan Sistem, Koordinasi dan Sistem Rujukan
antara Penyidik, Pembimbing Kemasyarakatan dan
Pekerja Sosial Profesional (pasal 21)
a) menyerahkannya kembali kepada orang
tua/Wali; atau
b) mengikutsertakannya dalam program
pendidikan, pembinaan, dan
pembimbingan di instansi pemerintah
atau LPKS di instansi yang
menangani bidang kesejahteraan
sosial, baik di tingkat pusat maupun
daerah, paling lama 6 (enam) bulan.
2) Keputusan diserahkan ke pengadilan untuk
ditetapkan dalam waktu paling lama 3 (tiga)
hari.
3) Bapas wajib melakukan evaluasi
Pendekatan Sistem, Koordinasi dan Sistem Rujukan antara
Penyidik, Pembimbing Kemasyarakatan dan Pekerja Sosial
Profesional (pasal 21)

4)Dalam hal hasil evaluasi sebagaimana


dimaksud pada ayat (3) Anak dinilai masih
memerlukan pendidikan, pembinaan, dan
pembimbingan lanjutan, masa pendidikan,
pembinaan, dan pembimbingan dapat
diperpanjang paling lama 6 (enam)
bulan.
5)Instansi pemerintah dan LPKS
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
b wajib menyampaikan laporan
perkembangan anak kepada Bapas
Polisi atas rekomendasi Pembimbing
Kemasyarakatan (PK) (pasal 10)
Pendekatan Sistem, Koordinasi dan Sistem
Rujukan :
PENYIDIK ATAS
REKOMENDASI PEMBIMBING
KEMASYARAKATAN
(2) Kesepakatan(PASAL
Diversi 10)
sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh
Penyidik atas rekomendasi Pembimbing
Kemasyarakatan dapat berbentuk:
a. pengembalian kerugian dalam hal ada
korban;
b. rehabilitasi medis dan psikososial;
c. penyerahan kembali kepada orang
tua/Wali;
d. keikutsertaan dalam pendidikan atau
pelatihan di lembaga pendidikan
KESEPAKATAN DIVERSI dan LPKS
(Pasal 11)

Damai

Kembali ke Orang Tua

LPKS
Pendekatan Sistem, Koordinasi dan
Sistem Rujukan :
KESEPAKATAN DIVERSI dan LPKS
pasal 11

Hasil kesepakatan Diversi dapat


berbentuk, antara lain:
a. perdamaian dengan atau tanpa ganti
kerugian;
b. penyerahan kembali kepada orang
tua/Wali;
c. keikutsertaan dalam pendidikan
atau pelatihan di lembaga
pendidikan atau LPKS paling lama
Penangkapan dan LPKS (Pasal
30)

Ruang Pelayanan
Khusus Anak LPK
S
Pendekatan Sistem, Koordinasi dan Sistem
Rujukan:
Penangkapan dan LPKS (Pasal 30)

(1)Penangkapan terhadap Anak dilakukan guna


kepentingan penyidikan paling lama 24 (dua
puluh empat) jam.
(2)Anak yang ditangkap wajib ditempatkan dalam
ruang pelayanan khusus Anak.
(3)Dalam hal ruang pelayanan khusus Anak belum
ada di wilayah yang bersangkutan, Anak
dititipkan di LPKS.
(4)Penangkapan terhadap Anak wajib dilakukan
secara manusiawi dengan memperhatikan
kebutuhan sesuai dengan umurnya.
(5)Biaya bagi setiap Anak yang ditempatkan
Pendekatan Sistem, Koordinasi
dan Sistem Rujukan:
Penangkapan dan LPKS (pasal 32)
(1)Penahanan terhadap Anak tidak boleh
dilakukan dalam hal Anak memperoleh
jaminan dari orang tua/Wali dan/atau lembaga
bahwa Anak tidak akan melarikan diri, tidak
akan menghilangkan atau merusak barang
bukti, dan/atau tidak akan mengulangi tindak
pidana.
(2)Penahanan terhadap Anak hanya dapat
dilakukan dengan syarat sebagai berikut:
a.Anak telah berumur 14 (empat belas) tahun
atau lebih; dan
b.diduga melakukan tindak pidana dengan
Koordinasi dan Sistem
Rujukan:
Penangkapan dan LPKS (pasal
32) sebagaimana
3) Syarat penahanan
dimaksud pada ayat (2) harus
dinyatakan secara tegas dalam
surat perintah penahanan.
4) Selama Anak ditahan, kebutuhan
jasmani, rohani, dan sosial Anak
harus tetap dipenuhi.
5) Untuk melindungi keamanan
Anak, dapat dilakukan
Penangkapan LPAS dan LPKS
(Pasal 33)

LPAS

Jika
Tidak
Ada
LPAS

LPK
S
Koordinasi dan Sistem
Rujukan:
Penangkapan LPAS dan LPKS
(Pasal 33)
(1)Penahanan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 32 untuk kepentingan penyidikan
dilakukan paling lama 7 (tujuh) hari.
(2)Jangka waktu penahanan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) atas permintaan
Penyidik dapat diperpanjang oleh Penuntut
Umum paling lama 8 (delapan) hari.
(3)Dalam hal jangka waktu sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) telah berakhir, Anak
wajib dikeluarkan demi hukum.
Koordinasi dan Sistem
Rujukan:
Penangkapan LPAS dan LPKS
(pasal 33)

4)Penahanan terhadap Anak


dilaksanakan di LPAS.
5)Dalam hal tidak terdapat
LPAS, penahanan dapat
dilakukan di LPKS setempat.
Pidana dan tindakan

Pasal 69
(1)Anak hanya dapat dijatuhi
pidana atau dikenai tindakan
berdasarkan ketentuan
dalam Undang- Undang ini.
(2)Anak yang belum berusia 14
(empat belas) tahun hanya
dapat dikenai tindakan.
(Alternatif) Tindakan (Pasal 82)

LPKS
Orang Tua Seseorang/Foster Care

Cabut SIM
Memperbaiki Kerusakan
Pendekatan Sistem, Koordinasi dan
Sistem Rujukan:
Tindakan (pasal 82)
(1) Tindakan yang dapat dikenakan kepada Anak meliputi:

a. pengembalian kepada orang tua/Wali;


b. penyerahan kepada seseorang;
c. perawatan di rumah sakit jiwa;
d.perawatan di LPKS;
e. kewajiban mengikuti pendidikan formal dan/atau
pelatihan yang diadakan oleh pemerintah atau
badan swasta;
f. pencabutan surat izin mengemudi; dan/atau
g. perbaikan akibat tindak pidana.
(2) Tindakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf d, huruf e, dan huruf f dikenakan paling
lama 1 (satu) tahun.
Pendekatan Sistem, Koordinasi dan
Sistem Rujukan:
LPKS/Keagamaan/Kemensos/Dinsos
(pasal 103)
(1)Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku,
anak negara dan/atau anak sipil yang masih
berada di lembaga pemasyarakatan anak
diserahkan kepada:
a. orang tua/Wali;
b. LPKS/keagamaan; atau
c. kementerian atau dinas yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan
di bidang sosial.
(2)Pelaksanaan ketentuan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh
menteri yang menyelenggarakan urusan
Ketentuan penutup (pasal 105)
(1)Dalam waktu paling lama 5 (lima) tahun
setelah diberlakukannya Undang-Undang ini:
a.setiap kantor kepolisian wajib memiliki
Penyidik;
b.setiap kejaksaan wajib memiliki Penuntut
Umum;
c.setiap pengadilan wajib memiliki Hakim;
d.kementerian yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang hukum
wajib membangun Bapas di kabupaten/kota;
e.kementerian yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang hukum
wajib membangun LPKA dan LPAS di
provinsi; dan
Ketentuan penutup (pasal 105)

2) Ketentuan mengenai pembentukan


kantor Bapas dan LPKS sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf d dan
huruf f dikecualikan dalam hal letak
provinsi dan kabupaten/kota
berdekatan.
3) Dalam hal kementerian yang
menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang hukum tidak
memiliki lahan untuk membangun
kantor sebagaimana dimaksud pada
Penahanan

Kasasi, 15+20 = 35 Hari (38.1 dan 38.2)


38.3 = 100 (ancaman bagi hakim = 2 Tetapi
tahun)
Dibatalkan oleh MK

Banding, 10+15 = 25 Hari (37.1 dan 37.2)


Pasal 6 37.3 = 100 (ancaman bagi hakim = 2 Tetapi
tahun)
Diversi Dibatalkan oleh MK
bertujuan:
c. Hakim, 10+15 = 25 Hari (35.1 dan 35.2)
menghindarka 35.3 = 100 (ancaman bagi hakim = 2 Tetapi
tahun)
n Anak dari Dibatalkan oleh MK
perampasan
kemerdekaan;
Penuntut Umum 5+5 = 10 Hari (34.1 dan 34.2)
34.3 = 99 (ancaman bagi penuntut = 2 tahun)

Penyidik, 8+7 = 15 Hari (33 .1)


Dan (33.2) 33.3 = 98 (ancaman bagi penyidik=2 ta
Total Penahanan Anak di Tingakat Penyidik hingga Kasasi sebanyak 110 Hari
Tersangka Tidak Selamanya Harus Di Tahan
paya Diversi = Pasal 6 c. menghindarkan Anak dari perampasan kemerde

Upaya Diversi Oleh Penyidik = 30 Hari =

Upaya Diversi Oleh Penuntut = 30 Hari =


Upaya Diversi Oleh Hakim = 30 Hari =
DURASI WAKTU UPAYA DIVERSI DI TINGKAT
POLISI, JAKSA DAN HAKIM

Tingkat Hakim (7); (52 . 1 - 6)

Tingkat Penuntut (7); (42. 1 dan 2)

Tingkat Penyidik (7); (29.1


Dan 2)
DURASI WAKTU Upaya Diversi
DI Tingkat Penyidik (7); (29.1 Dan 2)

(29.1 Dan 2)
(1)dalam waktu paling lama 7 (tujuh) hari
setelah penyidikan dimulai.
(2) Proses Diversi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilaksanakan paling lama
30 (tiga puluh) hari setelah
dimulainya Diversi.
DURASI WAKTU Upaya Diversi
Di Tingkat Penuntut (7); (42. 1 dan 2)

(42. 1 dan 2)
(1)Penuntut Umum wajib mengupayakan Diversi
paling lama 7 (tujuh) hari setelah menerima
berkas perkara dari Penyidik.
(2)Diversi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
Dilaksanakan paling lama 30 (tiga puluh)
hari.
DURASI WAKTU Upaya Diversi
Di Tingkat Hakim (7)
(52 . 1 - 4)
(1)Ketua pengadilan wajib menetapkan Hakim
atau majelis hakim untuk menangani perkara
Anak paling lama 3 (tiga) hari setelah
menerima berkas perkara dari Penuntut
Umum.
(2)Hakim wajib mengupayakan Diversi paling
lama 7 (tujuh) hari setelah ditetapkan oleh
ketua pengadilan negeri sebagai Hakim.
(3)Diversi sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dilaksanakan paling lama 30 (tiga puluh)
hari.
(4)Proses Diversi dapat dilaksanakan di ruang
PERAN SERTA MASYARAKAT (93)
a. menyampaikan laporan terjadinya
pelanggaran hak Anak kepada pihak yang
berwenang;
b. mengajukan usulan mengenai perumusan
dan kebijakan yang berkaitan dengan
Anak;
c. melakukan penelitian dan pendidikan
mengenai Anak;
d. berpartisipasi dalam penyelesaian perkara
Anak melalui Diversi dan pendekatan
Keadilan Restoratif;
e. berkontribusi dalam rehabilitasi dan
reintegrasi sosial Anak, Anak Korban
dan/atau Anak Saksi melalui organisasi
PERAN SERTA MASYARAKAT (93)

f. melakukan pemantauan
terhadap kinerja aparat
penegak hukum dalam
penanganan perkara Anak;
atau
g. melakukan sosialisasi
mengenai hak Anak serta
peraturan perundang-

Anda mungkin juga menyukai