KARDIOVASKULER
1. Wawancara
2. Pemeriksaan Fisik
3. Pemeriksaan diagnostik
1. Wawancara
Yang perlu di kaji/ditanyakan pada wawancara yaitu :
1. Keluhan Utama :
Menanyakan gangguan terpenting yang dirasakan klien
sehingga ia perlu pertolongan. Keluhan tsb antara lain :
sesak napas, batuk berlendir atau darah, nyeri dada,
pingsan, berdebar-debar, cepat lelah.
4. Riwayat Keluarga :
Menanyakan tentang penyakit yang pernah
dialami oleh keluarga, serta bila ada
anggota keluarga yang meninggal, maka
penyebab kematian juga ditanyakan.
Spt : hipertensi, aterosklerosis, Penyakit
Jantung Koroner/katub, penyakit
cerebrovaskuler / stroke, diabetes mellitus,
ginjal.
5.RiwayatPekerjaan :
Menanyakan situasi tempat bekerja dan
lingkungannya.
6. Riwayat Geografi :
Menanyakan lingkungan tempat tinggalnya.
7. Riwayat Akergi :
Menanyakan kemungkinan adanya alergi
terhadap cuaca, makanan, debu dan obat.
8. Kebiasaan sosial :
Menanyakan kebiasaan dalam pola hidup,
misalnya minum alkohol, atau obat tertentu.
9. Kebiasaan Merokok :
Menanyakan tentang kebiasaan merokok, sudah
berapa lama, berapa batang / hari, dan jenis
rokok.
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Fisik meliputi :
1.Inspeksi
2.Palpasi
3.Perkusi
4.Auskultasi
Sebelum menilai keadaan fisik tiap
bagian tubuh, perlu dinilai secara
umum tingkat kesadaran klien :
1.Compos mentis
2.Apatis,
3.Somnolent
4.Soporous
5.Soporocamateus
6.Koma
1. Pemeriksaan Fisik Kepala dan Leher
a. Raut Muka :
Bentuk muka : bulat, lonjong.
Ekspresi wajah : tampak sesak, gelisah, kesakitan.
b. Bibir :
Biru (sianosis) pada penyakit jantung bawaan Tetralogi
of Fallot.
Pucat (anemia)
c. Mata :
- Konjungtiva :
Pucat (anemia)
Ptechiae (perdarahan bawah kulit/selaput lendir) pada
endokarditis bakterial.
- Sklera :
Kuning (Ikterik) pada gagal jantung kanan / penyakit
hati.
- Kornea :
arcus senilis (garis melingkar putih / abu-abu di tepi
kornea) berhubungan dengan peningkatan
kolesterol/PJK.
Auskultasi :
Bising (bruit) pada penyempitan arteri
carotis, penyempitan atub aorta.
f. Kelenjar tyroid :
Inspeksi :
Posisi klien sedikit tengadah, telan ludah, teliti
bentuk dan simetrisnya.
Palpasi :
Jari telunjuk dan jari tengah kedua tangan
ditempatkan pada kedua sisi isthmus, pemeriksa
berada dibelakang penerita. Jari tangah dan
telunjuk meraba trakea dari atas ke bawah, mulai
dari tulang krikoid, kemudian meraba ke samping
mulai dari garis tengah trakea setinggi isthmus.
Teliti : bentuk, konsistensi, dan ukurannya.
Auskultasi :
Bising pada kelenjar tyroid menunjukkan
vaskularisasi yang meningkat, yang disebabkan
oleh hiperfungsi.
g. Trakhea :
Pemeriksa berdiri disamping
kanan penderita, tempelkan jari
tengah pada bagian bawah trakhea.
Pada perabaan ke atas, ke bawah
dan kesamping kedudukan trakea
dapat ditentukan apakah di tengah,
bergeser kekanan / kiri. Bila pada
tiap denyut jantung trakea terasa
tertarik ke bawah (tanda oliver),
kemungkinan ada aneurysma aorta
atau tumor mediatinum.
Pemeriksaan Thoraks dan Sistem Kardiovaskuler
Posisi : - duduk
- Berbaring
Arah : - dari depan (untuk melihat asimetris thoraks, bentuk thoraks
dan gerakan pernapasan).
- Dari belakang untuk melihat kelainan tulang belakang.
INSPEKSI :
- Bentuk
Asimetris :
Satu sisi cembung : pembesaran jantung, penimbunan air/udara
di rongga pleura, aneurysma aorta, cairan dalam rongga pericard.
- Gerakan Pernapasan :
Normal orang dewasa bernapas 12 20 kali / mnt, sifatnya
abdominal, taorakoabdominal ( anak-anak) . Wanita : torakal.
* Tachipnea (penyakit jantung)
* Cheyne Stokes ( pernapasan dalam berangsunr-
angsurdangkal, berhenti sama sekali (apnea) beberapa detik,
kemudian napas dalam lagi : Penyakit jantung.
* Asimteri : efusi pericard.
Meliputi pemeriksaan :
A.Pembuluh darah perifer
B.Jantung dan aorta.
A. Pembuluh darah perifer
Yg dinilai :
- Frekuensi, irama, isi denyutan, keadaan pembuluh
darah.
Abnormal : lebih dari 100 x / mt. PJK
- Irama :
Teratur
Abnormal : gangguan hantaran jantung.
Bigemini
trigemini.
- Ekstrasistole : interval yang memenjang dapat
ditemukan saat
denyutan tambahan.
Macam / ciri denyutan :
- Pulses paradoks : denyut nadi yg semakin lemah selama
inspirasi bahkan menghilang sama sekali pada bagian akhir
inspirasi , timbul kembali pada ekspirasi perikarditis
konstriktif, efusi perikard.
- Pulsus Alternans : nadi yg kuat dan lemah berganti-ganti
kerusakan otot jantung.
Isi Nadi :
- Pada setiap denyut nadi sejumlah darah melewati bagian
tertentu dan jumlah darah tsb dicerminkan oleh tinggi
puncak gelombang nadi.
- Isi nadi mencerminkan tekanan nadi, yakni perbedaan
antara tekanan sistolik dan diastolik.
- Denyutan terasa mendorong jari yg melakukan palpasi,
mis : demam.
- Denyutan terasa lemah (gelombang nadi yg kecil) , pada
perdarahan, infark miokard.
2. Pemeriksaan vena
Terutama vena jugularis interna dan
eksterna.
B. Pemeriksaan Jantung
1. Inspeksi
Menentukan :
a. Bentuk precordium
b. Denyut pada apeks
c. Denyut nadi pada dada
d. Denyut vena
a. Bentuk precordium :
- Normal kedua belah dada simetris
- Bila cekung/cembung sesisi berarti ada penyakit
jantung/paru sesisi.
- Cekung
Pada perikarditis menahun, atelektasis paru.
- Cembung /menonjol :
Pada pembesaran jantung, efusi pericard, efusi
pleura, tumor paru, tumor mediastinum.
Penonjolan akibat efusi pleura /pericard :
penonjolan pada daerah intercostalis.
Penonjolan akibat kelainan jantung
menahun/bawaan : penonjolan iga.
b. Denyut di apeks jantung (ictus cordis).
Pada umumnya denyut jantung tampak didaerah
apeks.
Pemeriksaan dilakukan pada posisi klien baring
atau duduk sedikit membungkuk.
Normal dewasa :
terletak di ruang sela iga ke 4 kiri 2-3 cm dari
garis midclavikularis. Daerah yang berdenyut
seluas kuku ibu jari.
Denyut tidak tampak pada :
dinding thoraks tebal, empisema, efusi pericard,
payudara besar.
Denyut apeks tergeser ke samping kiri pada
keadaan patologis, misalnya : penyakit jantung,
efusi pleura, pneumothoraks, tumor mediastinum.
c. Denyut nadi pada dada
Timbul denyutan di sela iga 2 sebelah kanan :
aneurisma aorta.
Timbul denyutan disela iga 2 kiri : dilatasi
arteri pulmonalis, anuerysma aorta desenden.
Retraksi (tarikan kedalam) di precordium
seirama dengan sistole : perikarditis,
insufisiensi trikuspid / aorta.
d. Denyut vena
Denyut vena di dada dan punggung tak
tampak.
Yang kelihatan berdenyut hanya vena jugularis
interna dan eksterna.
PEMERIKSAAN FISIK JANTUNG
Pasien duduk
Inspeksi :
Gerakan dinding dada depan
Iktus kordis
Palpasi :
Iktus kordis (PMI : point maximal
impuls)
Batas-batas basis dan sterna
Pasien telentang :
Inspeksi :
Ketinggian kolum vena jugularis
Gerakan dinding dada depan, batas basis
dan sterna
Gelombang vena jugularis
Palpasi :
Pulsasi arteri karotis
Iktus kordis
Iktus kordis dan sinkronisasi arteri karotis
Batas-batas basis dan sterna.
lanjutan
Auskultasi :
Arteri karotis
Semua komponen siklus dengan
diafragma dan bel stetoskop :
Apeks
Ruang ICS ke -4, kiri sternum
Ruang ICS ke 3 , kiri sternum
Ruang ICS ke 2, kiri sternum
Ruang ICS ke 2, kanan sternum.
Inspeksi posisi telentang :
ICS ke 3 kiri :
Tepat pada batas sternum kiri (focus pulmonalis
( asesorius)
S1
Bagaimana intensitas relative S1
pada masing-masing tempat.
Apakah lebih keras paa apeks
daripada basis, seperti yang
diharapkan?
Apakah S1 sebagai bunyi tunggal
atau terbelah.
Diastolik
Ulangi pengamatan seperti pada sistolik di atas.
Jika bunyi terdengar pada diastolic, pertimbangkan :
Bising jantung (murmur), yang harus ditandai oleh
parameter seperti di atas.
S3 (BJ 3), suatu bunyi tambahan bernada rendah
sesuai dengan pengisian ventrikel pada awal diastolic
dan terdengar pada 0,12 0,18 detik setelah S2.
S4 (BJ 4), bunyi kontraksi atrium nada rendah yang
terjadi pada akhir diastolic, mendahului S1 .
Derajat bising jantung :
Regurgitasi Aorta