Anda di halaman 1dari 36

ASFIKSIA

NEONATORUM
Oleh : 1
Firman (12103121091)
Fikri Fulkiadli (1210312109)
Radhia Ashabul Kahfi Bey (1210313090)
Preseptor :
dr. Akmal Mufriadi Hanif, Sp.PD-KKV, MARS
dr. Wahyudi, Sp.PD
LATAR BELAKANG
Keseimbangan asam asidosis
basa gangguan respiratorik

alkalosis
metabolik

homeostasis dari kadar


ion hydrogen ([H+])

2
Untuk mencapai homeostasis : keseimbangan antara asupan dan produksi
ion hydrogen dan pembuangan ion hydrogen dari tubuh : ginjal, darah, sel-
sel, paru

3
TINJAUAN PUSTAKA
Bronsted-Lowry :

- Asam didefinisikan sebagai senyawa kima yang bertindak sebagai proton


donor (H+)
-Basa adalah senyawa kimia yang bertindak sebagai akseptor proton
Keseimbangan asam-basa : pengaturan konsentrasi ion H + bebas dalam
cairan tubuh.
pH rata-rata adalah 7,4, pH darah arteri 7,45 dan darah vena 7,35
Jika pH <7,35 : asidosis, dan jika pH darah >7,45 : alkalosis

4
H+ secara normal dan kontinyu akan ditambahkan ke cairan tubuh dari 3
sumber, yaitu:
Pembentukan asam karbonat dan sebagian akan berdisosiasi menjadi H +
dan bikarbonat.
Katabolisme zat organik

Disosiasi asam organik pada metabolismme intermedia, misalnya pada


metabolisme lemak terbentuk asam lemak dan laktat, sebagian asam ini
akan berdisosiasi melepaskan ion H+. 1,2

5
H+ secara normal dan kontinyu akan ditambahkan ke cairan tubuh dari 3
sumber :
Pembentukan asam karbonat dan sebagian akan berdisosiasi menjadi H +
dan bikarbonat.
Katabolisme zat organik

Disosiasi asam organik pada metabolismme intermedia, misalnya pada


metabolisme lemak terbentuk asam lemak dan laktat, sebagian asam ini
akan berdisosiasi melepaskan ion H+. 1,2

6
Fluktuasi konsentrasi ion H+ dalam tubuh akan mempengaruhi fungsi normal
sel :
Perubahan eksitabilitas saraf dan otot.

Mempengaruhi enzim-enzim dalam tubuh.

Mempengaruhi konsentrasi ion K+

7
Terjadi perubahan konsentrasi ion H+ maka tubuh berusaha
mempertahankan ion H+ dengan cara:
Mengaktifkan sistem buffer

Mekanisme pengontrolan pH (kompensasi) oleh sistem pernapasan.

Mekanisme pengontrolan pH (kompensasi) oleh sistem ginjal

8
MEKANISME KOMPENSASI
1. Body buffer
. Fisiologis dari buffer penting :
.. Bikarbonat (H2CO3/HCO3-)
.. Hemoglobin (HbH/Hb-)
.. Protein intraseluler lainnya (PrH/Pr)
.. Fosfat (H2PO4-/HPO42-)
.. Ammonia (NH3/NH4+)

9
Bikarbonat

. Bikarbonat hadir dalam konsentrasi tinggi yang relatif pada cairan


ekstreseluler.
. Lebih penting lagi, PaCO2 dan plasma [HCO3-] diatur oleh paru dan ginjal.

Kemampuan dua organ ini untuk mengubah rasio [HCO 3-/PaCO2


memungkinkan mereka untuk mengerahkan pengaruh penting teradap pH
arteri.

10
2. KOMPENSASI
RESPIRATORIK
Kompensasi respiratori : pengaturan konsentrasi CO2 cairan
ekstraseluler oleh paru. PCO2 meningkat atau menurun : paru secara efektif
akan mengatur konsentrasi ion hydrogen cairan ekstraseluler. Peningkatan
ventilasi akan mengurangi CO2 dan mengurangi konsentrasi ion hidrogen
demikian juga sebaliknya
Pengaturan konsentrasi ion hidrogen dengan ventilasi paru ini diatur
oleh sistem sirkulasi darah. Bila terjadi kenaikan pCO2, CO2 akan bereaksi
dengan H2O dan menghasilkan ion H+. Ion H+ ini akan merangsang
kemoreseptor diarkus aorta dan sinus carotid, kemudian N.IX dan X akan
mengirimkan sinyal ke pusat pernapasan untuk meningkatkan ventilasi.
Akibatnya, kadar CO2 berkurang dan pH bertambah

11
Kompensasi respiratorik selama asidosis metabolik

Penurunan ph darah arteri menstimulasi pusat pernapasan pada


brainsterm. Hasil peningkatan ventilasi alveolar menurunkan PaCO 2 dan
cenderung untuk mengembalikan pH arteri ke nilai normal.
Kompensasi respiratorik dalam alkalosis metabolik

Peningkatan pH arteri menekan pusat pernapasan. Hasil dari


hipoventilasi alveolar cenderung meningkatkan PaCO2 dan mengembailkan
pH arteri kenilai normal. 6,7

12
3. KOMPENSASI GINJAL
Ginjal mengatur konsentrasi ion hidrogen cairan ekstraseluler melalui
tiga mekanisme, yaitu sekresi ion hdrogen dan reabsorbsi ion
bikarbonat, asidifikasi buffer dan eksresi ammonia
1. Kompensasi Ginjal selama Asidosis
Respon ginjal terhadap keadaan asam terdiri dari 3 langkah:

Peningkatan reabsorbsi HCO3- yang difiltrasi

Peningkatan eksresi titrable acids

Peningkatan produksi ammonia

13
2. Kompensasi ginjal selama alkalosis
Jumlah HCO3- yang banyak, secara normal difiltrasi dan kadang-kadang
direabsorbsi karena ginjal butuh eksresi bikarbonat dalam jumlah yang
banyak jika dibutuhkan. Sebagai hasilnya, ginjal sangat efektif dalam
proteksi terhadap keadaan metabolic alkalosis yang secara umum terjadi
karena defisiensi sodium atau mineral kortikoid berlebih. Deplesi dari
sodium akan menurunkan volume cairan ekstraseluler dan meningkatkan
reabsorbsi Na+ dari tubulus proksimal ginjal

14
GANGGUAN KESEIMBANGAN
ASAM BASA
1. Kelebihan asam akan dibuang oleh ginjal, sebagian besar dalam bentuk
amonia.
2. Tubuh menggunakan penyangga pH (buffer) dalam darah sebagai pelindung
terhadap perubahan yang terjadi secara tiba-tiba dalam pH darah. Penyangga
pH yang paling penting dalam darah adalah bikarbonat. Jika lebih
banyak asam yang masuk ke dalam aliran darah, maka akan dihasilkan lebih
banyak bikarbonat dan lebih sedikit karbondioksida, sebaliknya.
3. Pembuangan karbondioksida. Darah membawa karbondioksida ke paru dan
dikeluarkan (dihembuskan).
Pusat pernafasan di otak mengatur jumlah karbondioksida yang dihembuskan
dengan mengendalikan kecepatan dan kedalaman pernafasan. Jika pernafasan
meningkat, kadar karbon dioksida darah menurun dan darah menjadi lebih
basa, sebaliknya : asam.
15
Asidosis adalah suatu keadaan pada saat darah terlalu banyak
mengandung asam (atau terlalu sedikit mengandung basa) dan sering
menyebabkan menurunnya pH darah.
Alkalosis adalah suatu keadaan pada saat darah terlalu banyak
mengandung basa (atau terlalu sedikit mengandung asam) dan kadang
menyebabkan meningkatnya pH darah.
Asidosis metabolik dan alkalosis metabolik : ginjal.
Asidosis respiratorik atau alkalosis respiratorik : paru

16
ASIDOSIS : PENINGKATAN ASAM DIDALAM
DARAH
Patogenesis :
Pada keadaan asidosis yang berperan adalah sistem buffer (penyangga) :sistem buffer
bikarbonat. Sistem penyangga bikarbonat terdiri dari larutan air yang mengandung dua
zat yaitu asam lemah (H2CO3) dan garam bikarbonat seperti NaHCO3.
H2CO3 dibentuk dalam tubuh oleh reaksi CO 2 dengan H2O.
CO2 + H2O <-> H2CO3

H2CO3 berionisasi secara lemah untuk membentuk sejumlah kecil H+ dan HCO 3-

H2CO3 <-> H+ + HCO3-

Komponen kedua dari sistem yaitu garam bikarbonat terbentuk secara dominan sebagai
Natrium Bicarbonat (NaHO3) dalam cairan ekstraseluler. NaHCO3 berionisasi hampir
secara lengkap untuk membentuk ion-ion bicarbonat (HCO 3-) dan ion-ion natrium (Na+)
sebagai berikut :
NaHCO3 <-> Na+ + HCO3-

17
Keseimbangan : CO2 + H2O <-> H2CO3 <-> H+ + HCO3- + Na+

Akibat disosiasi H2CO3 yang lemah, konsentrasi H+ menjadi sangat kuat bila
asam kuat seperti HCl ditambahkan ke dalam larutan penyangga
bicarbonat, peningkatan ion hidrogen yang dilepaskan oleh asam disangga
oleh HCO3 :
H + + HCO3- <-> H2CO3 <-> CO2 + H2O
Sebagai hasilnya, lebih banyak H 2CO3 yang dibentuk. Meningkatkan
produksi CO2 dan H2O. Dari reaksi ini kita dapat melihat bahwa ion hidrogen
dari asam kuat HCl, bereaksi dengan HCO3- untuk membentuk asam yang
sangat lemah yaitu H2CO3 yang kemudian membentuk CO2 dan H2O.
CO2 yang berlebihan sangat merangsang pernapasan yang mengeluarkan
CO2 dari cairan ekstraseluler. Ini berpengaruh terjadinya asidosis pada
tubuh 18
ETIOLOGI
1. Jumlah asam dalam tubuh dapat meningkat jika mengkonsumsi suatu
asam atau suatu bahan yang diubah menjadi asam. Contohnya : metanol
(alkohol kayu) dan zat anti beku (etilen glikol). Overdosis aspirin pun dapat
menyebabkan asidosis metabolik.
2. Metabolisme : diabetes melitus tipe I dan II (keton), syok stadium lanjut
(asam laktat dibentuk dari metabolisme gula anaerob)
3. Kelainan fungsi ginjal

19
Secara umum :
Gagal ginjal

Asidosis tubulus renalis (kelainan bentuk ginjal)

Ketoasidosis diabetikum

Asidosis laktat (bertambahnya asam laktat)

Bahan beracun seperti etilen glikol, overdosis salisilat, metanol,


paraldehid, asetazolamiatau amonium klorida
Kehilangan basa (misalnya bikarbonat) melalui saluran pencernaan karena
diare, ileostomi atau kolostomi.

20
Beberapa penyebab yang sering terjadi pada keadaan asidosis metabolik :

Asidosis Tubulus Ginjal


Diare berat

Diabetes Melitus

Gagal Ginjal Kronis

21
GEJALA KLINIS
Mual, muntah dan kelelahan.
Pernafasan menjadi lebih dalam atau sedikit lebih cepat: nafas kussmaul
Rasa mengantuk, semakin mual dan mengalami kebingungan.
Tekanan darah turun

22
DIAGNOSA
Hasil pengukuran pH darah yang diambil dari darah arteri
Pengukuran kadar karbon dioksida dan bikarbonat dalam darah
Kadang dilakukan pemeriksaan air kemih secara mikroskopis dan
pengukuran pH air kemih.

23
TATALAKSANA
Tergantung penyebabnya

Contoh, diabetes dikendalikan dengan insulin atau keracunan diatasi


dengan membuang bahan racun tersebut dari dalam darah
Asidosis berat, diberikan bikarbonat

Koreksi asidosis metabolik dapat dilakukan dengan rumus yaltu:


(Ki - Ku) x BB x 0.6 = mEq NaHCO3.

Ki = kadar bikarbonat yang ingin dicapai


Ku = kadar bikarbonat terukur saat itu

24
ASIDOSIS RESPIRATORIK :
PENUMPUKAN KARBONDIOKSIDA DALAM DARAH
SEBAGAI AKIBAT DARI PENURUNAN FUNGSI PARU
Timbul akibat ketidakmampuan paru untuk mengeluarkan CO2 hasil
metabolisme, menyebabkan peningkatan H2CO3 dan konsentrasi ion
hidrogen sehingga menyebabkan asidosis.
Etiologi :
Penurunan pernapasan
Inadequatnya Ekspansi Dada

Trauma skeletal atau deformitas, kelemahan otot respirasi. Masalah


skeletal yang membatasi perpindahan pernapasan dalam dinding dada jika
terdapat kerusakan tulang atau malformasi tulang yang menyebabkan
distorsi dalam fungsi dada

25
Obstruksi jalan napas

Gangguan difusi alveolar-kapiler

Asidosis respiratorik sering terjadi akibat kondisi patologis yang


merusak pusat pernapasan atau yang menurunkan kemampuan paru untuk
mengeliminasikan CO2.

26
MANIFESRASI KLINIK
Meningkatnya nadi dan tingkat pernapasan

Pernapasan dangkal

Dyspnea

Pusing

Convulsi

Letargi

Kelemahan

sakit kepala

27
TATALAKSANA
Koreksi cairan perlu disertai pemeriksaan pH dan analisis gas darah.
Pengobatan yang tepat adalah memperbaiki ventilasi dengan respirator.
Pengobatan ditujukan terhadap etiologi
Pemberian amonium kiorida tidak dianjurkan.
NRM

28
ALKALOSIS : DARAH TERLALU BANYAK
MENGANDUNG BASA , PENINGKATAN PH DARAH
Etiologi :
Penyakit yang menyebabkan bekurangnya kadar oksigen dalam darah

Metabolik alklosis : terlalu banyak bicarbonat di darah.

29
1. ALKALOSIS RESPIRATORIK :
KADAR KARBONDIOKSIDA DALAM DARAH MENJADI
RENDAH
Etiologi :
Rasa cemas

Rasa nyeri

Kadar oksigen darah yang rendah

Demam

Overdosis aspirin

30
MANIFESTASI KLINIS
Merasa cemas
Dapaterjadi kejang otot dan penurunan kesadaran

31
DIAGNOSA
Hasil pengukuran kadar karbondioksida dalam darah arteri
pH darah meningkat

32
TATALAKSANA
Jika penyebabnya adalah kecemasan : memperlambat pernafasan
Jika penyebabnya adalah rasa nyeri, diberikan obat pereda nyeri
Pilihan lainnya adalah mengajarkan penderita untuk menahan nafasnya
selama mungkin, kemudian menarik nafas dangkal dan menahan kembali
nafasnya selama mungkin. Hal ini dilakukan berulang dalam satu rangkaian
sebanyak 6-10 kali.

33
ALKALOSIS METABOLIK : DARAH
DALAM KEADAAN BASA KARENA TINGGINYA KADAR
BIKARBONAT
Etiologi :
Penyebab Alkalosis metabolik terjadi jika tubuh kehilangan terlalu banyak
asam. Contoh : kehilangan sejumlah asam lambung selama periode
muntah yang berkepanjangan
Pada kasus yang jarang, alkalosis metabolik terjadi pada seseorang yang
mengkonsumsi terlalu banyak basa dari bahan-bahan seperti soda
bikarbonat.
Kehilangan natrium atau kalium dalam jumlah yang banyak mempengaruhi
kemampuan ginjal dalam mengendalikan keseimbangan asam basa darah

34
TATALAKSANA
Pemberian ainonium kiorida :

Amonium kiorida yang diperlukan (mEq) = (Ki - Ku) x BB x fd

Keterangan:
Ki = konsentrasi bikarbonat natrikus yang diinginkan
Ku = konsentrasi bikarbonat natrikus yang diukur
BB = berat badan dalam kg
Fd = faktor distribusi dalam tubuh, untuk ainonium kiorida adalah 0.2 -0.3

35
TERIMA KASIH

36

Anda mungkin juga menyukai