Anda di halaman 1dari 38

Laporan Kasus

Hernia Inguinalis

PEMBIMBING : dr. Dian Adi Syahputra, Sp.BA

Bagian/ SMF Ilmu Bedah FK UNSYIAH/ RSUD dr. Zainoel Abidin Banda
Aceh
2016
PENDAHULUAN
Hernia merupakan penonjolan sebagian isi abdomen diluar
batas batas normal dinding abdomen.
Insiden hernia pada bayi dan anak belum diketahui dengan
pasti.
Hernia terjadi sekitar 1-5% kasus dari seluruh anak dan
memiliki riwayat dalam keluarga sekitar 10%.
Hernia yang terjadi pada sisi kanan dua kali lebih sering
terjadi di bandingkan hernia pada sisi kiri.
Usia rata-rata saat di diagnosa hernia adalah 3,3 tahun
Tindakan operatif merupakan satu-satunya pengobatan hernia
inguinalis yang rasional
LAPORAN KASUS
Nama : Fathan Kafin Al-Ghifari
Jenis kelamin : Laki laki
Usia : 1 bulan 19 hari
Agama : Islam
No. RM : 1-09-93-16
TMRS : 13 Agustus 2016
Tanggal Pemeriksaan : 15 Agustus 2016
ANAMNESIS
Keluhan Utama : Benjolan di lipatan paha
kanan
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang ke IGD RSUDZA dibawa oleh keluarga dengan
keluhan terdapat benjolan pada lipatan paha kanan. Benjolan
sudah ada sejak pasien berumur 2 hari kelahiran dan dokter
spesialis kandungan mengatakan bahwa benjolan tersebut
dikarena testis yang belum turun ke kantung testis. Benjolan
sebesar telur puyuh dan berbentuk lonjong. Benjolan bersifat
hilang timbul, biasanya timbul bila pasien sedang menangis,
batuk, dan mengedan lalu menghilang ketika beristirahat.
Lanjutan...
Keluarga mengaku bila benjolan muncul dapat didorong untuk
masuk kembali. Bila benjolan keluar bayi terlihat tenang dan
tampak tidak kesakitan. Keluhan mual tidak ada, keluhan
muntah tidak ada, reflek menghisap baik. BAK dalam batas
normal, BAB dalam batas normal.
Riwayat Penyakit Dahulu :
Tidak ada yang berhubungan

Riwayat Penyakit Keluarga :


Tidak ada anggota keluarga dengan keluhan yang sama.

Riwayat Penggunaan Obat :


Tidak ada riwayat pegobatan sebelumnya.

Riwayat Imunisasi :
HB 0

Riwayat Makanan :
0 - sekarang = ASI
STATUS PRESENT
Keadaan umum : Tampak sakit ringan
Kesadaran : Compos Mentis
Nadi : 130 kali/menit
Pernafasan : 35 kali/menit
Suhu : 36,7 C

BB : 3,2 kg
TB : 40 cm

Status gizi (kurva WHO 2006)


BB/U : -3 SD s/d -2 SD
TB/U : -3 SD s/d -2 SD
BB/TB : -3 s/d -2 SD
Status Gizi : Gizi Kurang
CAIRAN DAN ASUPAN
Kebutuhan Cairan (BB 1-10 Kg) = Berat Badan x 100
3,2 x 100
(Holiday Zegar) 250 cc/hari

(61,0 x BB <kg>) - 51
Kebutuhan Kalori 140,3 x 3,2
89,3 kkal/hari

1,52 gram/KgBB/hari
Kebutuhan Protein 2,2 x 3,2
4,86 gram/ hari
PEMERIKSAAN FISIK

Kepala : Normocephali, rambut hitam tidak mudah dicabut


Mata : Konjungtiva palpebra inferior pucat (-/-),
Sklera Ikterik (-/-), mata cekung (-/-)
Telinga : Normotia
Hidung : NCH (-), sekret (-), deviasi (-)
Mulut : Deviasi (-)
Leher : Pembesaran KGB (-)
Lanjutan...
THORAK
Inspeksi : Simetris , retraksi intercostae (-),
Palpasi : Nyeri tekan (-)
Auskultasi: Vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-)

JANTUNG : BJ I > BJ II, reguler, bising jantung (-)

ABDOMEN
Inspeksi : Simetris, distensi ( - )
Palpasi : Nyeri tekan ( - ), soepol ( + )
Auskultasi : Peristaltik ( + ) kesan normal
Lanjutan...

EKSTREMITAS:
Superior : Pucat (-/-), akral dingin (-/-)
Inferior : Pucat (-/-), akral dingin (-/-)

GENETALIA:
Inspeksi : Penis: Hipospadia ( - ), Epispadia ( - )
Scrotum: Rugea kanan ( - ), kiri ( + )
Palpasi : Testis: teraba pada bagian kiri skrotum,
testis kanan tidak teraba nyeri tekan tidak
ada
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium Tanggal 15 Agustus 2016
Hematologi Nilai Normal Hasil Satuan
Darah Rutin
Hemoglobin 15,0 24,6 8,9 g/dl
Hematokrit 53 63 27 %
Eritrosit 4,4 - 5,8 3,1 106/mm3
Leukosit 9,4 34,0 8,5 103/mm3
Trombosit 150 450 360 103/mm3
MCV 89 80 100 fL
MCH 29 27 31 Pg
MCHC 33 32 -36 %
RDW 16,0 11,5 14,5 %
MPV 10,4 7,2 11,1 fL
Hitung Jenis
Eosinofil 1 6 0 %

Basofil 02 0 %
Neutrofil Batang 26 1 %
Neutrofil segmen 50 70 36 %
Limfosit 20 40 45 %
Monosit 28 12 %
Elektrolit
Na 135 145 136 mmol/L
Lanjutan...
Radiologi 15 Agustus 2016

Bacaan foto polos


abdomen:

Peningkatan gas usus


di kavum pelvis
DIAGNOSA

Hernia Inguinalis lateralis dextra reponible


UDT
Anemia
THERAPI dan PLANNING

Therapi : Planning :
Asi ad libitum Edukasi keluarga
IVFD 4:1 160 cc/hari tindakan herniotomy
Tranfusi PRC 2 x 20 cc Pemeriksaan DR, MDT
(MCHC, MCV, MCH)
Konsul anak div nutrisi
PROGNOSA

Quo ad vitam : Dubia ad bonam


Quo ad functionam : Dubia ad bonam
Quo ad sanationam : Dubia ad bonam
ANALISA KASUS
Pasien laki-laki berusia 1 bulan 19 hari datang dengan keluhan adanya
benjolan pada lipatan paha kanan. Keluarga pasien mengaku benjolan
sudah ada sejak pasien berusia 2 hari. Benjolan dirasakan semakin
membesar.

Hernia merupalan protus atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek
atau dinding rongga dimana rongga tersebut harusnya berada dalam
keadaan normal tertutup. Ketidak normalan tubuh berupa tonjolan
disebabkan karena prosesus vaginalis yang tidak menutup sempurna.
Hernia inguinalis lateralis kira- kira 2 kali lipat lebih sering terjadi pada
anak laki-laki dibandingkan anak perempuan. Teori mengatakan hernia
inguinal lateralis lebih sering dijumpai pada sisi kanan, hal ini
dikarenakan prosessus vaginalis dekstra menutup setelah prosessus
vaginalis sinistra menutup
Keluarga Pasien mengaku benjolan awalnya hilang timbul.
benjolan biasanya timbul bila pasien menangis dan mengedan.
keluarga Pasien juga mengaku benjolan dapat dimasukkan
kedalam perut. keluarga menyangkal nyeri pada benjolan

Pada hernia reponibel benjolan akan muncul saat bersin, berdiri,


batuk, anak menangis, tertawa dan mengedan namun benjolan
dapat hilang setelah berbaring dan dapat di dorong masuk kembali.
Rasa nyeri jarang dikeluhkan pada hernia reponibel, namun kadang
dapat didapatkan rasakan nyeri epigastrium, paraumbilikal nyeri
viseral karena regangan pada mesentrium sewaktu usus atau
omentum masuk kedalam kantong hernia
Dari pemeriksaan fisik juga terlihat rugea scrotum sisi kanan
lebih tipis dibandingkan sisi kiri dan scrotum sisi kanan
lebih tinggi dari pada scrotum sisi kiri, dan saat dilakukan
palpasi testis di sebelah kanan tidak teraba dan testis
sebelah kiri teraba
Testis mulai turun melewati prosesus terjadi pada usia gestasi 7
sampai 9 bulan. Testis turun melalui kanalis inguinalis eksterna
ke prosesus vaginalis. Lalu tertutupnya ring inguinalis interna,
sementara bagian distal merupakan tunika vaginalis. Ketika
proses ini tidak terjadi, hasil dari kegagalan menutupya prosesus
vaginalis berpotensi menyebabkan hernia inguinalis indirect
(usus atau organ lain dapat masuk melewati prosesus) atau
terjadinya hydrokel (cairan peritoneum).
Pada sisi sebelah kiri terjadi penurunan testis terlebih dahulu
sehingga yang sering terjadi adalah hernia inguinalis lateralis
kanan
Sesuai dengan teori diagnossa UDT pada bayi dapat langsung
ditegakkan jika skrotum terlihat tipis dan bergantung
Pada pemeriksaan fisik ditemukan kelainan berupa benjolan
pada region inguinal dextra dengan ukuran 3 cm x 3 cm,
konistensi lunak, dimana benjolan dapat dimasukkan
kedalam perut
Dilakukan valsava manuver dimana pada saat dilakukan
pemeriksaan anak dalam keadaan tertawa dan pemeriksa
menyentuh ujung dari benjolan hernia dengan cara
memasukkan ujung jari telunjuk dari scrotum kearah ring
eksterna dan dapat dirasakan benjolan yang ada di inguinal
anak dapat masuk ke dalam dan tidak terlihat bila di dorong
Pemeriksaan lainnya yang dapat dilakukan adalah pemeriksaan
palpasi untuk menentukan penebalan (silk string sign), ini
dilakukan dengan meletakkan jari di atas korda spermatika
pada level tuberkel pubis, dari perabaan palpasi didapatkan
penebalan struktur korda dalam kanalis inguinal dibandingkan
sisi yang sehat
Dari hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan kadar hemoglobin
rendah yaitu 8,9 g/dl. Pasien diberikan terapi PRC 2 x 20 cc. Dan
pasien di planningkan untuk dilakukan pemeriksaan darah rutin dan
MDT ( MCV, MCH, MCHC)

Perhitungan berdasarkan rumus 4 x BB ( Hb target Hb tercatat) dan


berdasarkan kemampuan transfusi dimana kadar Hb 7-10 g/dl hanya
dapat diberikan 7 cc/kgBB/kali pemberian didapatkan hasil 2 x 20 cc
tranfusi PRC.
Secara morfologis, anemia dapat diklasifikasikan menurut ukuran sel
dan hemoglobin yang dikandungnya dan dapat dilihat dari
pemeriksaan darah rutin dan MDT (MCH, MCV, MCHC)
Pada pasien akan dilakukan tindakan herniotomy.

Pada hernia inguinalis dilakukan penatalaksanaan operatif segera


setelah ditegakkan diagnosa, untuk menghindari terjadinya hernia
inkarserata yang akan berakhir dengan obtruksi dan strangulata.
Tindakan operatif hernia pada anak yang akan dilakukan adalah
herniotomy. Edukasi yang diberikan kepada orang tua anak berupa
penjelsan terkait perjalanan penyakit untuk mencegah komplikasi ke
arah hernia inkaserata.
Hal ini dapat menyebabkan nyeri hilang timbul, ketidaknyamanan,
jika terjadi obstruksi usus dapat menyebabkan distensi, mual,
muntah dan obstipasi. Jika hernia tidak ditatalaksana maka akan
menyebabkan strangulata dimana terjadi penekanan terhadap
pembuluh darah dan akan mengalami infark dan dapat berakhir
dengan peritonitis.
TINJAUAN
PUSTAKA
DEFINISI

protusi atau penonjolan isi rongga melalui defek atau bagian


yang lemah dari dinding rongga yang bersangkutan. Pada
hernia abdomen, isi perut menonjol melalui defek atau bagian
lemah dari lapisan muskulo-aponeurotik dinding perut
EPIDEMIOLOGI
Hernia terjadi sekitar 1-5% kasus dari seluruh anak dan yang
memiliki riwayat dalam keluarga terjadi sekitar 10%.
Hernia yang terjadi pada sisi kanan dua kali lebih sering
terjadi di bandingkan hernia pada sisi kiri
Sebagian hernia timbul pada region inguinalis dengan
perkiraan 50% merupakan hernia inguinalis indirek dan 25%
sebagai hernia inguinalis direk.
Secara keseluruhan insiden terjadinya hernia inguinalis pada
bayi prematur 10-30% lebih tinggi di bandingkan bayi yang
lahir cukup bulan 3-5%

27
KLASIFIKASI
Berdasark
an
terjadinya

Berdasark
an
Letaknya
Berdasark
an
Sifatnya
28
EMBRIOLOGI HERNIA
kehidupan 12 minggu intrauterin terjadi penonjolan
peritoneum melalui annulus inguinalis interna menuju ke
skrotum.
Testis turun kedalam skrotum pada umur kehamilan 29
minggu melalui kanalis inguinalis eksterna ke prosesus
vaginalis.
Dalam keadaan normal prosesus vaginalis mengalami
obliterasi sempurna
Hernia terjadi bila prosesus vaginalis gagal obliterasi dan tetap
terbuka lebar sehingga organ intraperitoneal seperti usus,
omentum dll, dapat masuk ke dalam kantong hernia.
ETIOLOGI
Prosesus vaginalis yang terbuka.
Tekanan intraabdomen yang meninggi secara kronik.
Kelemahan otot dinding perut.
Hernia Inguinalis Lateral
Pada anak hernia inguinalis lateralis disebabkan oleh kelainan
bawaan berupa tidak menutupnya prosesus vaginalis sebagai
akibat proses penurunan testis ke skrotum
Kantong hernia masuk ke dalam canalis inguinalis melalui
anulus inguinalis interna.
Kantong hernia dapat meluas ke arah bawah ke dalam scrotum
atau labium majus
Hernia ingunalis kanan lebih sering terjadi.
GEJALA KLINIS
Anamnesa :
Benjolan di lipatan paha meluas ke skrotum yang timbul
bila berdiri, mengejan, menangis atau bermain
Benjolan menghilang bila berbaring.
Kadang benjolan tidak bisa kembali.
Nyeri disertai mual dan muntah kemungkinan
inkarserata karena ileus/ strangulasi karena nekrosis atau
gangren

32
PEMERIKSAAN FISIK

Valsava Manuver
Silk String sign
Silk glove sign

33
DIAGNOSA
Diagnosa ditegakkan atas dasar benjolan yang dapat di
reposisi/tidak dapat di reposisi
bedakan dari hidrokel
hernia inkarserata hernia irreponibel dengan gangguang
pasase
hernia strangulate hernia irreponibel dengan gangguan
vaskularisasi

34
PENATALAKSANAAN
Paling baik adalah OPERASI cegah perburukan
(inkarserata atau strangulata)
Prinsip dasar dari operasi hernia Herniotomy dan
Hernioplasty
Untuk bayi/anak tidak dilakukan hernioplasty, cukup kantong
hernia di potong, ligasi tinggi dan persempit (tightening)
anulus internus.

35
KOMPLIKASI
isi hernia terjepit oleh cincin hernia sehingga terjadi hernia
strangulata/ inkarserasi
Hernia inkarserata gambaran obstruksi usus terjadi
aliran balik berupa muntah-muntah sampai dehidrasi dan
shock
Hernia strangulasi bila usus tidak dapat kembali karena
jepitan oleh anulus inguinalis terjadi gangguan p.darah dan
gangguan pasase segmen usus yang terjepit iskemi
nekrosis (gangren).

36
PROGNOSA
Prognosis hernia inguinalis lateralis pada bayi dan
anak sangat baik.
Insiden terjadinya komplikasi 2%.
Insiden infeksi pasca bedah mendekati 1%
Recurent kurang dari 1% insiden recurent
ditemukan bila ada riwayat inkarserata atau
strangulas.

37
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai