Anda di halaman 1dari 22

PLATHYHELMINTES

Platyhelminthes berasal dari


bahasa yunani,Platy= Pipih
danHelminthes= cacing.
Oleh sebab itulah Filum
platyhelminthes sering
disebut Cacing Pipih
Cacing dewasa yang
termasuk
PLATYHELMINTHES memiliki
ciri :
1. Badan pipih
2. Tidak mempunyai rongga
badan
3. Bersifat hemafrodit
PLATYHELMINTHES dibagi menjadi
Kelas Trematoda (cacing daun) :
1. Berbentuk daun
2. Badannya tidak bersegmen
3. Mempunyai alat pencernaan

Kelas Cestoda (cacing pita)


1. Badan berbentuk pita
2. Terdiri dari skoleks, leher dan badan.
3. Badan bersegmen (proglotid)
CACING PITA YG PENTING
DI INDONESIA
T. saginata
T. solium
1.Taenia saginata (cacing pita
sapi)

Hospes definitif : Manusia


Hospes Perantara : sapi, kerbau.
Penyakit : taeniasis saginata
Penyebaran Geografis :
kosmopolit.
Morfologi

Habitat : usus halus


Cacing dewasa :
Panjang 4 12 m, proglotid 1000 - 2000
buah
Skoleks : 1 - 2 mm, 4 batil isap tanpa kait
Setiap hari proglotid lepas 9 buah
proglotid
Satu buah proglotid gravid berisi 100.000
telur
Cara infeksi : makan daging sapi yg
mengandung larva yg tdk dimasak
sempurna.
Larva disbt dg Cysticercus bovis
Taenia saginata Taenia saginata
mature gravid Egg of
Taenia sp.
Taenia saginata (Cacing pita sapi)
Patologi dan Gejala Klinis
Gejala klinis yang ringan, spt:
sakit ulu hati, perut merasa
tdk enak, mual,muntah,
mencret, pusing/gugup.
Gejala berkaitan dengan
ditemukan cacing yang
bergerak-gerak dalam tinja
atau cacing keluar dari anus.
Diagnosis
Ditemukan proglotid yang aktif bergerak
dalam tinja atau keluar spontan.
Menemukan telur dalam tinja atau
dengan anal swab pd daerah perianal.

Pengobatan
Obat tradisional : biji labu merah, biji
pinang
Prazikuantel, niklosamide, albendazole.
Epidemiologi
Sering di negara yang penduduknya
makan daging sapi/kerbau yg tdk
dimasak dgn sempurna (setengah
matang).
Ternak yang dilepas di hutan atau
padang rumput lebih mudah diinggapi
cacing dari pada ternak yang diikat
dengan tali atau di kandang.
Kebiasaan makan daging sapi yang
dimasak kurang matang
Pencegahan
Membuang kotoran dengan
benar
Memasak daging sapi dengan
sempurna
Pemeriksaan daging sapi yg
terkontaminasi
Vaksinasi sapi
Taenia solium (Cacing pita babi)
Hospes definitif : Manusia
Hospes Perantara : babi, monyet, unta,
anjing, babi hutan, domba,kucing , tikus.
Penyakit :
Stadium dewasa taeniasis solium
Stadium larva sistiserkosis
Penyebaran geografis : kosmopolit, kecuali di
negara-negara Islam.
Morfologi
Cacing dewasa
Putih tembus cahaya
Panjang 2 4 m, tdd 800 1000 ruas proglotid
Skoleks : 1 mm, dgn 4 batil isap,
Proglotid gravid :
Panjang = lebar
Lubang kelamin terletak pada sisi
kiri/kanan
Berisi 30.000 - 50.000 telur
Telur : mirip telur T. saginata
Larva : pada otot babi (hospes
perantara) disebut Cysticercus cellulose
Biasanya ditemukan di otot lidah babi,
punggung dan pundak babi.

Cara infeksi : makan daging babi


mentah /kurang matang yang
mengandung Cysticercus cellulose
Tertelan telur secara kebetulan (jarang
terjadi)
SKOLEKS Taenia solium
PJNG : 2- 4 m

SKOLEKS :
GLOBULAR
SUCKER, 4
ROSTELUM
DNG KAIT
PROGLOTID Taenia solium

PROGLOTID :
800 - 1000
MATURE LEBAR < PJNG
UTERUS, CAB
LATERAL 7 - 12
PG, MONO LAT
BERGANTIAN

PG

PROG IMMATURE
Taenia solium (cacing pita
babi)
Patologi dan Gejala
Klinis
Cacing dewasa
Nyeri ulu hati, diare, mual, & sakit
kepala).
Gejala klinik berat dapat timbul bila
skoleks dengan kait-kaitnya menembus
dinding usus peritonitis radang
peritorium

Larva : sistiserkosis
Dapat menghinggapi jaringan subkutis,
mata, jaringan otak, otot jantung, hati,
paru dan rongga perut.
Pencegahan
Membuang kotoran hewan ternak dengan
benar
APD pada pekerja peternakan babi
Vaksinasi hewan ternak
Meningkatkan sarana sanitasi
Pencegahan konsumsi daging yg
terkontaminasi

Pengobatan
Prazikuantel, niklosamide, albendazole.

Anda mungkin juga menyukai