Anda di halaman 1dari 27

KORTIKOSTEROID TOPIKAL

CLINICAL SCIENCE SESSION

WENDI ADAM SOMANTRI (C11.05.0071)


DEVI RESNIA V. (C11.05.0072)

DONNY PRASETYO (C11.05.0077)

ADINDA AYU ANUGRAH (C11.05.0079)


DEVI ASTRI R. (C11.05.0083)

LINDA HALIM (C11.05.0087)


FARMAKOLOGI
Modifikasi kortisol, suatu molekul dasar
yang ditambah atau diubah dari grup
fungsional pada posisi tertentu telah
menyebabkan perubahan potensi dan efek
samping
Potensial klinik kortikosteroid topikal
tergantung bukan saja pada potensial
molekul tetapi juga pada faktor-faktor
tertentu seperti vehikulum dan sifat
alamiah kulit yang dioles
Faktor vehikulum : mempengaruhi jumlah
steroid yang dilepaskan pada periode yang
ditetapkan
Vehikulum yang oklusif seperti salep
memberi kesan pada potensial
glukokortikoid karena ia meningkatkan
hidrasi stratum korneum dan
permeabilitasnya
Solubilitas glukokortikoid di dalam
vehikulum juga memberi kesan
terhadap penetrasi ke dalam
epidermis
Propilen glikol : agen yang sering
digunakan untuk mengencerkan
glukokortikoid di dalam vehikulum
Penggunaan keratolitik atau
pengencer lemak seperti aseton
akan meningkatkan penetrasi
dengan merusak struktur dinding
epidermis.
Mempertahankan aktivitas yang
tinggi di dalam kulit setelah
pemakaian topikal dan membentuk
metabolit inaktif, mengurangi efek
toksik sistemik dan beberapa
kemungkinan efek toksik lokal
PENGGUNAAN KLINIS

Efektivitas klinis penggunaan


glukokortiokoid berhubungan dengan
empat prinsip dasar:
Vasokonstriksi
Efek antiproliferasi
Imunosupresi
Efek antiinflamasi
Steroid topikal menyebabkan kapiler
di lapisan dermis superfisialis
mengecil: mengurangi eritem
Efek antiproliferasi dari
glukokortikoid ini dipengaruhi oleh
inhibisi dari sintesis DNA dan mitosis
Efektifitas glukokortikoid juga
kemungkinan berhubungan dengan
bahan imunosupresinya sendiri.
Mekanismesulit dipahami
Glukokortikoid dapat menyebabkan
deplesi sel mast pada kulit urtikaria
pigmentosa
Glukokortikoid topikal menyebabkan
inhibisi lokal dari kemotaksis neutrofil
secara in vitro, dan menurunkan
jumlah dari sel Langerhans secara in
vivo
Beberapa sitokin secara langsung
dipengaruhi oleh glukokortikoid,
termasuk interleukin (IL) -1. Tumor
nekrosis faktor (TNF ), granulosit
makrofag colony stimulating factor
dan IL-8. Efek ini juga dapat
merupakan hasil dari kerja steroid
dan antigen presenting cell (APC) .
Dipercaya bahwa glukokortikoid
meninggikan efek poten anti-
inflamasi dengan menghambat
pembentukan prostaglandin dan
derivat lainnya dari jalur asam
arakhidonat
Penyakit berdasarkan kepekaan
dikategorikan dalam 3 bentuk:
1. Kepekaan tinggi
2. Kepekaan sedang
3. Kepekaan rendah
Penyakit dengan kepekaan tinggi
biasanya akan berespon terhadap
sediaan steroid rendah, penyakit
dengan kepekaan rendah
membutuhkan steroid potensi
sedang, penyakit dengan kepekaan
paling rendah membutuhkan steroid
topikal dengan potensi yang tinggi.
Penetrasi glukokortikoid

Tergantung letak kulit, berhubungan


dengan ketebalan dari stratum korneum
dan suplai vaskular ke area tersebut
Kelopak mata dan skrotum 4 kali lebih
besar daripada dahi, dan 36 kali lebih
besar daripada telapak tangan dan telapak
kaki
pada kulit yang meradang, lembab dan
tertutup
Penggunaan pada anak-
anak
Golongan yang cukup rentan terhadap
efek samping
Memiliki daerah kulit tipis yang lebih
banyak dibandingkan orang dewasa
terutama bayi yang prematur
Memberikan efek yang lebih besar yang
mungkin hampir sama apabila steroid
diberikan secara sistemik pada orang
dewasa, karena sulit memetabolisir
glukokortikoid secara cepat
Penghentian mendadak setelah
penggunaan steroid jangka panjang
dapat mengakibatkan Sindrom
Addison dengan gejala klinik nausea,
anoreksia, hipotensi postural dan
kolaps pembuluh darah
Supresi jangka panjang terhadap
produksi kortisol dapat menyebabkan
retardasi pertumbuhan
Penggunaan pada orang
tua
Memiliki kulit tipis yang dapat
menyebabkan penetrasi . Lapisan
kulit mereka juga sudah memiliki
atrofi
Penggunaan ini pada orang usia
lanjut sebaiknya diberikan dalam
waktu yang singkat dengan
pengawasan yang ketat
Penggunaan pada wanita
hamil
Penelitian pada wanita hamil belum pernah
dilakukan
Pada binatang menyebabkan kelainan
janin terutama bila diberikan dalam dosis
besar, tanpa pengawasan, penggunaan
jangka panjang, atau potensi yang kuat
Tidak diketahui ekskresinya melalui air
susu ibu sehingga penggunaan obat ini
pada wanita menyusui sebaiknya dihindari
DOSIS DAN FORMULASI
Kebanyakan obat-obatan glukokortikoid
menganjurkan pemakaian sebanyak 2 kali
perhari
Menurunkan resiko efek samping
sebaiknya ditetapkan interval waktu
pemakaian efektif untuk mengontrol
penyakit. Dengan cara ini dapat
mengontrol efek samping dan
tachyphylaxis
Sediaan:
Salep adalah campuran tidak larut air
yang terdiri dari minyak dan petrolatum.
sediaan terbaik pada kondisi kulit yang
kering karena dapat melembabkan
Krim emollient yang baru mengandung
jumlah petrolatum yang lebih banyak
tetapi kurang berminyak dibandingkan
salep dan beberapa pasien mendapatkan
obat ini lebih menarik secara kosmetik
Krim adalah suspensi minyak dalam
air. Banyak pasien mendapati krim
lebih merata pada kulit dan secara
kosmetik lebih nyaman dibanding
salep. Krim mengandung pengemulsi
dan pengawet yang dapat
menimbulkan alergi pada beberapa
pasien
Losion adalah suspensi minyak dalam
air dan menyerupai krim
Jel adalah komponen padat pada suhu
ruangan tetapi meleleh bila bersentuhan
dengan kulit
Losion, solusi dan jel memiliki daya
penetrasi kurang dibanding salep tetapi
berguna dalam mengobati kulit berambut
seperti kulit kepala dimana obat yang
berminyak tidak nyaman bagi pasien
Yang lebih baru, produk berbentuk
busa,spray & koyo telah tersedia sebagai
formulasi topikal
EFEK SAMPING
Efek samping yang paling sering terjadi atrofi
dan striae terutama pada penggunaan jangka
panjang dan sering terjadi pada daerah yang
berkeringat, tertutup atau pada daerah yang
penetrasinya tinggi seperti axilla atau lipat
paha
Penggunaan jangka panjang akan
menyebabkan steroid acne yang ditandai
dengan crops of dense dan pustula-pustula
inflamasi dalam stadium yang sama
Penggunaan steroid topikal juga akan
menyebabkan supresi aksis pituitary-
adrenal. Efek samping lain yang jarang
terjadi adalah retardasi pertumbuhan
dan Cushings syndrome
Pasien yang diobati dengan
glukokortikoid topikal dapat menjadi
dermatitis kontak iritan
INTERAKSI OBAT

Hanya sedikit yang diketahui


Pemakaian obat ini sering dicampur
dengan obat topikal lainnya, seperti
anti jamur dan antibiotik
Pembuatan beberapa produk
kombinasi yang baru, tidak
disarankan bahkan ditolak oleh FDA
KESIMPULAN
Pada pemakaian kortikosteroid topikal,
untuk mendapatkan khasiat optimal dengan
efek samping minimal, perlu diperhatikan hal-
hal sebagai berikut:
1. Indikasi harus tepat
2. Pemilihan kortikosteroid dan bahan
pembawa yang tepat
3. Keadaan kulit dan cara pemakaian yang tepat
4. Tidak boleh ada kontraindikasi
5. Waspada terhadap efek samping
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai