Anda di halaman 1dari 21

ASUHAN IBU BERSALIN DENGAN RESIKO

DISTOSIA
Oleh :
Dhuha Rahmanita Wardani
Dwi Kurniawan
Erviyani Rahmaniah
Definisi Distosia
Distosia ialah kesulitan dalam jalannya
persalinan.(Mochtar, 1989)
Distosia bahu adalah tersangkutnya bahu
janin dan tidak dapat dilahirkan setelah
kepala janin dilahirkan. Selain itu distosia
bahu juga dapat didefinisikan sebagai
ketidakmampuan melahirkan bahu
dengan mekanisme atau cara biasa.
(Rusniawati, 2011)
Etiologi Distosia
Distosia Karena Kelainan His
Inersia Uteri Hipotonik
Adalah kelainan his dengan kekuatan yang
lemah/tidak adekuat untuk melakukan pembukaan
serviks atau mendorong anak keluar. Disini
kekuatan his lemah dan frekuensinya jarang.
Inersia Uteri Hipertonik
Adalah kelainan his dengan kekuatan cukup besar
(kadang sampai melebihi normal) namun tidak ada
koordinasi kontraksi dan bagian atas,tengah dan
bawah uterus,sehingga tidak efisien untuk
membuka serviks dan mendorong bayi keluar.
Distosia Karena Kelainan Letak
Letak Sungsang
Letak sungsang adalah janin terletak
memanjang dengan kepala difundus uteri dan
bokong dibawah bagian cavum uteri.
Prolaps Tali Pusat
Yaitu tali pusat berada disamping atau
melewati bagian terendah janin setelah
ketuban pecah. Bila ketuban belum pecah
disebut tali pusat (tali pusat menumbung)
timbul bahaya besar ,tali pusat terjepit pada
waktu bagian janin turun dalam panggul
sehingga menyebabkan asfiksia pada janin.
Distosia Karena Kelainan Jalan Lahir
Distosia karena kelainan panggul/bagian
keras
Kelainan bentuk panggul yang tidak normal
gynecoid,misalnya panggul jenis Naegele,
Rachitis, Scoliosis. Kyphosis, Robert dan lain-lain.
Kelainan ukuran panggul, Panggul sempit (pelvic
contraction) panggul disebut sempit apabila
ukurannya 1-2 cm kurang dari ukuran yang
normal. (Mochtar, 1989)
--Kelainan jalan lahir lunak
Adalah kelainan serviks
uteri,vagina,selaput dara dan
keadaan lain pada jalan lahir yang
menghalangi lancarnya persalinan.
Faktor Resiko
Maternal
Kelainan anatomi panggul
Diabetes gestasional
Kehamilan pasotmatur
Riwayat distosia bahu
Tubuh ibu pendek
Fetal
Dugaan macrosomia
Masalah persalinan
Assisted vaginal delivery (forceps atau vacum)
Protracted active phase pada kala I persalinan
Protracted pada kala II persalinan
Tanda dan Gejala
Pada proses persalinan normal kepala lahir melalui gerakan
ekstensi. Pada distosia bahu kepala akan tertarik kedalam
dan tidak dapat mengalami putar paksi luar yang normal.
Ukuran kepala dan bentuk pipi menunjukkan bahwa bayi
gemuk dan besar. Begitu pula dengan postur tubuh
parturien yang biasanya juga obesitas .
Usaha untuk melakukan putar paksi luar, fleksilateral dan
traksi ridak berhasil melahirkan bahu.
Kemajuan lambat dari 7-10 cm, meskipun kontraksinya
baik.
Kemajuan lambat dan kloning serta kelahiran kepala
lambat.
Gelisah
Sesak nafas.
Patofisiologi
Setelah keliharan kepala, akan terjadi putaran
paksi luar yang menyebabkan kepala berada
pada sumbu normal dengan tulang belakang
bahu pada umumnya akanberada pada sumbu
miring (oblique) di bawah ramus pubis. Dorongan
pada saat meneran akan menyebabkan bahu
depan (anterior) berada di bawah pubis, bila bahu
gagal untuk mengadakan putaran menyesuaikan
dengan sumbu miring dan tetap berada pada
posisi anteroposterior, pada bayi yang besar akan
terjadi benturan bahu depan terhadap simfisis
sehingga bahu tidak bisa lahir mengikuti kepala.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan panggul: panggul luar
dan panggul dalam
Pemeriksaan radiologik: untuk
pelvimetri dibuat 2 foto yaitu
Foto pintu atas panggul: ibu dalam posisi
setengah duduk, sehingga tabung Ro tegak
lurus atas pintu atas panggul
Foto lateral: ibu dalam posisi berdiri, tabung
Ro diarahkan horizontal pada trochanter major
dari samping
Pemeriksaan besarnya janin
Komplikasi
Komplikasi Maternal
Perdarahan pasca persalinan.
Pistula rectovagina.
Rectovagina pistula merupakan kondisi abnormal pada saluran antara
bagian bawah usus besar atau rectum dengan vagina.karena kondisi ini,isi
usus bisa bocor melalui pistula sehingga penderita dapat mengeluarkan
gas atau tinja lewat vagina.
Simpisiolisis atau diathesis dengan atau tanpa transien fermonal
neuropathy.
Robekan perineum derajat III atau IV.
Komplikasi Fetal
Brachial plexus palsy
Fraktura Clavicle
Kematian Janin.
Hipoksia janin, dengan atau tanpa kerusakan neurololgis permanen.
Fraktura humerus
Komplikasi distosia bahu
Penatalaksanaan
Penanganan Umum
pada setiap persalinan, bersiaplah untuk menghadapi distosiabahu,
khususnya pada persalinan dengan bayi besar dan siapkan beberapa orang
untuk membantu.
Penanganan Khusus
Membuat episiotomy yang cukup luas untuk mengurangi obstruksi jaringan
lunak dan memberikan ruang yang cukup untuk tindakan.
Meminta ibu untuk menekuk kedua tungkainya dan mendekatkan lututnya
sejauh mungkin kearah dadanya dalam posisi berbaring telentang. Meminta
bantuan 2 asisten untuk menekan fleksi kedua lutut ibu kearah dada
Dengan memakai sarung tangan yang telah didisinfeksi tingkat tinggi.
Melakukam tarikan yang kuat dan terus-meneruskearah bawah pada kepala
janin untuk menggerakkan bahu depan bawah simfisis pubis. (catatan: hindari
tindakan yang berlebihan pada kepala yang dapat mengakibatkan trauma
pada)
Meminta seseorang asisten untuk melakukan tekanan secara simultan lebih
lanjut kearah bawah pada daerah suprapubis uuntuk membantu persalinan
bahu (catatan: jangan menekan fundus karena dapat mempengaruhi bahu
lebih lanjut dan dapat mengakibatkan repture uteri)
Jika bahu masih belum dapat dilahirkan
Pakailah sarung tangan didedesinfeksi tingkat tingg,
masukan tangan kedalam vagina
Lakukan penekanan pada ibu yang terletak didepan
dengan arah sternum bayi untuk memutar bahu dan
mengecilakn diameter bahu
Jika diperlukan lakukan penekanan pada bahu
belakang sesuai dengan arah sternum.
Jika bahu masih belum dapat dilahirkan.
Masukan tangan ke dalam vagina
Lengan humerus dari lengan belakang dan dengan
menjaga lengan tetap fleksi pada siku, gerakan
tangan kearah daad. Ini akan memberikan ruanagn
untuk bahu depan agar dapat bergerak dibawah
simfisis pubis.
Jika semua tindakan di atas tetaop tidak dapat
melahirkan bahu
Asuhan Keperawatan
Pengkajian
Identitas klien
Riwayat kesehatan
Riwayat kesehatan dahulu
Yang perlu dikaji pada klien, biasanya klien pernah mengalami
distosia sebelumnya, biasanya ada penyulit persalinan
sebelumnya seperti hipertensi, anemia, panggul sempit,
biasanya ada riwayat DM, biasanya ada riwayat kembar dll.
Riwayat kesehatan sekarang
Biasanya dalam kehamilan sekarang ada kelainan seperti: :
kelainan letak janin (lintang, sunsang) apa yang menjadi
presentasi dll
Riwayat kesehatan keluarga
Apakah dalam keluarga ada yang menderita penyakit kelainan
darah, DM, eklamsi dan pre eklamsi
Pemeriksaan Fisik
Kepala, rambut tidak rontok, kulit kepala bersihtidak ada
ketombe
Mata, biasanya konjungtiva anemis
Thorak, Inpeksi pernafasan : frekuensi, kedalam, jenis
pernafasan, biasanya ada bagian paru yang tertinggal saat
pernafasan
Abdomen, kaji his (kekuatan, frekuensi, lama), biasanya his
kurang semenjak awal persalinan atau menurun saat
persalinan, biasanya posisi, letak, presentasi dan sikap anak
normal atau tidak, raba fundus keras atau lembek, biasanya
anak kembar/ tidak, lakukan perabaab pada simpisis
biasanya blas penuh/ tidak untuk mengetahui adanya
distensi usus dan kandung kemih.
Vulva dan Vagina, lakukan VT : biasanya ketuban sudah
pecah atau belum, edema pada vulva/ servik, biasanya
teraba promantorium, ada/ tidaknya kemajuan persalinan,
biasanya teraba jaringan plasenta untuk mengidentifikasi
adanya plasenta previa
Panggul, lakukan pemeriksaan panggul luar, biasanya ada
kelainan bentuk panggul dan kelainan tulang belakang
Diagnosa Keperawatan
Nyeri b/d tekanan kepala pada servik, partus lama,
kontraksi tidak efektif
Resiko tinggi cedera janin b/d penekanan kepala pada
panggul, partus lama, CPD
Resiko tinggi kekurangan cairan b/d
hipermetabolisme, muntah, pembatasan masukan
cairan
Resiko tinggi cedera maternal b/d kerusakan jaringan
lunak karena persalinan lama, intervensi penanganan
lama
Resiko tinggi infeksi b/d rupture membrane, tindakan
invasive SC atau VT
Kecemasan b/d persalinan lama
Intervensi Keperawatan
Nyeri b/d tekanan kepala pada servik,
partus lama, kontraksi tidak efektif
Tujuan : Kebutuhan rasa nyaman terpenuhi/
nyeri berkurang
Kriteria : Klien tidak merasakan nyeri lagi
Klien tampak rilek
Kontraksi uterus efektif
Kemajuan persalinan baik
Intervensi
Kaji sifat, lokasi dan durasi nyeri, kontraksi uterus,
hemiragic dan nyeri tekan abdomen,R/ Membantu dalam
mendiagnosa dan memilih tindakan, penekanan kepala
pada servik yang berlangsung lama akan menyebabkan
nyeri
Kaji intensitas nyeri klien dengan skala nyeri ,R/ Setiap
individu mempunyai tingkat ambang nyeri yang berbeda,
dengan skala dapat diketahui intensitas nyeri klien .
Kaji stress psikologis/ pasangan dan respon emosional
terhadap kejadian,R/ Ansietas sebagai respon terhadap
situasi darurat dapat memperberat derajat
ketidaknyamanan karena sindrom ketegangan takut nyeri
Berikan lingkungan yang nyaman, tenang dan aktivitas
untuk mengalihkan nyeri, bantu klien dalam
menggunakan metode relaksasi dan jelaskan prosedur,R/
Teknik relaksasi dapat mengalihkan perhatian dan
mengurangi nyeri
Berikan dukungan social/ dukungan
keluarga ,R/ Dengan kehadiran keluarga akan
membuat klien nyaman, dan dapat
mengurangi tingkat kecemasan dalam
melewati persalinan, klien merasa
diperhatikan dan perhatian terhadap nyeri
akan terhindari
Kolaborasi dalam pemberian obat (narkotik
dan sedatif) sesuai indikasi,R/ Pemberian
narkotik atau sedative dapat mengurangi
nyeri hebat
Implementasi

Setelah rencana tindakan keperawatan


disusun secara sistemik. Selanjutnya
rencana tindakan tersebut diterapkan
dalam bentuk kegiatan yang nyata dan
terpadu guna memenuhi kebutuhan dan
mencapai tujuan yang diharapkan
Evaluasi

Akhir dari proses keperawatan adalah


ketentuan hasil yang diharapkan
terhadap perilaku dan sejauh mana
masalah klien dapat teratasi. Disamping
itu perawat juga melakukan umpan balik
atau pengkajian ulang jika tujuan
ditetapkan belum berhasil/ teratasi.
Thanks for your Attention

Anda mungkin juga menyukai