Anda di halaman 1dari 44

CASE REPORT

HEPATIS B KRONIK

Disusun oleh : vilona afrita zilmi


Pembimbing : dr. Yanti Widamayanti, Sp.PD

Kepaniteraan Klinik
Ilmu Penyakit Dalam
IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. A
Jenis kelamin : Laki-laki
Nomor CM : 870236
Umur : 35 tahun
Alamat : Sukajang
Agama : Islam
Suku Bangsa : Sunda
Status Pernikahan : Menikah
Status Pekerjaan : wiraswasta
Jumlah anak :2
Tanggal Masuk : 26 oktober 2016
Ruangan : agate bawah
KELUHAN
UTAMA

Nyeri ulu hati sejak 2 minggu sebelum masuk


rumah sakit
- Nyeri perut
- Demam hilang 2 bulan
timbul
- Mual SMRS
- Muntah
- Nyeri ulu hati menjalar ke
perut kanan atas dan kiri
atas
- Demam hilang timbul 2 minggu
- Mual
- Muntah SMRS
- Nafsu makan menurun
BAK seperti teh -
Nyeri perut semakin
bertambah dan terus menerus
- Demam hilang timbul
- Mual
- Muntah
MRS
- Sulit buang air besar
- Riwayat BAB hitam
Kaki terasa membengkak
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
- nyeri ulu hati sejak 2 minggu sebelum masuk rumah sakit.
- nyeri ulu hati dirasakan terus menerus.
- nyeri menjalar ke bagian perut kanan atas dan kiri atas.
- nyeri perut diperberat dengan pemberian makanan.
- sesak dan perut terasa penuh setelah makan
- mual dan muntah (1-2x per hari sejak 2 minggu)
- deman yang hilang timbul sejak 2 minggu
- lemas dan kehilangan nafsu makan.
- sulit buang air besar.
- Riwayat buang air besar berwarna hitam diakui oleh pasien namun tidak terlalu sering.
- riwayat buang air besar cair sebelumnya disangkal oleh pasien. riwayat BAK berwarna kuning
kecokelatan seperti teh diakui oleh pasien.
- Bengkak pada kedua kaki dirasakan oleh pasien sejak 3 hari. Kaki menjadi terasa berat.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
- Pasien pernah merasakan hal yang sama sebelumnya 2 bulan yang lalu,
pasien sudah berobat, dan keluhan sudah berkurang namun saat ini muncul
kembali.
- Riwayat sakit kuning sebelumnya disangkal oleh pasien
- Riwayat penggunaan jarum suntik dan minum-minuman alkohol disangkal
oleh pasien
Riwayat Penyakit Keluarga
Hipertensi (-) Jantung (-) Asma (-) Diabetes (-)

Riwayat Alergi
riwayat alergi terhadap obat maupun makanan (-)

Keadaan Sosial-Ekonomi
Pasien tinggal bersama istri dan kedua anaknya,
serta bekerja sebagai tukang jahit.
ANAMNESA SISTEM

Kulit ORGAN
: TidakTUBUH
ada kelainan
Kepala : Tidak ada kelainan
Mata : Tidak ada kelainan
Telinga : Tidak ada kelainan
Hidung : Tidak ada kelainan
Mulut : Tidak ada kelainan
Leher : Tidak ada kelainan
Toraks : Tidak ada kelainan
Abdomen : Nyeri perut (+), perut bagian kiri terasa membesar
Saluran Kemih / Kelamin : Tidak ada kelainan
Saraf dan Otot : Tidak ada kelainan
Ekstremitas : Bengkak pada kedua kaki
PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan Umum : Sakit sedang


Kesadaran : Composmentis
Tekanan Darah : 120/90 mmHg
Nadi : 77 x/menit, reguler, isi cukup
Respirasi : 20 x/menit
Suhu : 36,7 Oc
Keadaan Gizi : Tidak dapat diukur
Sianosis : Tidak tampak sianosis
Edema : Asites (-), ekstremitas atas
(-), ekstremitas bawah (+)
Cara Berjalan : Normal
PEMERIKSAAN FISIK

Kulit Kepala Mata


Warna : Sawo matang Normocephali Exophthalmus: -/-
Jaringan Parut : Tidak Ekspresi Wajah: Wajar Endophtalmus : - /-
ditemukan Simetrisitas Muka: Kelopak mata : Tidak
Pembuluh Darah : Tidak Simetris ada kelainan
tampak melebar Rambut : Hitam lurus, Conjungtiva Anemis :
Keringat : Tampak Tidak mudah dicabut +/+
umum Sklera Ikterik : + / +
Lapisan Lemak : Lapang Penglihatan :
Cukup Tidak diperiksa
Efloresensi : Tidak Deviatio Konjugae :
ditemukan Tidak diperiksa
Pigmentasi : Tidak Lensa : Normal
ditemukan Visus : Tidak
Suhu Raba: Hangat diperiksa
Kelembapan : Biasa Tekanan Bola Mata :
Turgor : Baik Tidak diperiksa
Telin Hidu
Mulut
ga
Lubang : Normal
ng
Pernafasan Bibir : Lembab
Serumen : Tidak cuping hidung : Langit Langit :
diperiksa Tidak tampak Normal
Selaput
Pendengaran : Faring : Tidak
Tidak diperiksa hiperemis
Cairan : Tidak Sianosis peroral
tampak ada cairan : Tidak tampak
Penyumbatan : Tonsil : T1 T1
Tidak tampak
Perdarahan : Tidak
tampak ada darah
Leher Jantung Paru Depan
Kelenjar getah bening : Inspeksi : Iktus cordis Inspeksi : Gerakan statis
Tidak teraba pembesaran tidak terlihat dan dinamis pada kedua
kelenjar getah bening Palpasi : Iktus cordis hemitoraks,Tidak tampak
di submentalis, teraba pada sela iga ke 5 adanya sikatrik,
submandibularis, sebelah medial garis hematoma, udem,
subparotis, midclavicula sinistra massa, deformitas, dan
supraclavicular, Perkusi: fraktur pada kedua
infraclavicula, dan axilla Batas jantung kiri : ICS 5 hemitoraks. Tidak terlihat
Tiroid : Tidak teraba linea midclavicula sinistra pengunaan otot nafas
pembesaran tambahan, serta
Batas jantung kanan : ICS
perbandingan dinding
4 linea parasternalis dada antero posterior
dextra dan lateral 1:2
Batas pinggang jantung Palpasi : Taktil dan Vokal
: ICS 2 linea Fremitus kanan (+/+)
parasternalis sinistra simetris, nyeri tekan
Auskultasi : Bunyi hemitoraks dextra dan
jantung S1 = S2 murni sinistra (-)
reguler, S3/S4 (- / -) Perkusi : Sonor dikedua
Murmur (-) Gallop (-) lapang paru, peranjakan
paru (-)
Paru
Abdomen Ekstremitas
Belakang
Inspeksi : Gerakan Inspeksi : abdomen Erytema Palmaris : tidak
statis dan dinamis pada lembut, datar, sikatriks ditemukan
kedua hemitoraks, Tidak (-)spider nevi (-) Purpura : Tidak
tampak adanya sikatrik, Auskultasi : BU (+) ditemukan
hematoma, udem, Perkusi : timpani pada Petechie : Tidak
massa, deformitas dan 3 kuadran abdomen. ditemukan
fraktur pada kedua Redup pada bagian Hematom : Tidak
hemitoraks. Tidak quadran kiri atas ditemukan
terlihat pengunaan otot Palpasi : Nyeri tekan Edema : pitting
nafas tambahan, serta pada kuadran kanan
perbandingan dinding edema pada kedua
atas dan kiri atas ekstremitas bawah
dada antero posterior serta ulu hati, nyeri
dan lateral 1:2 (+/+) Tidak tampak
ketok, CVA (-/-), defans edema pada ekstremitas
Palpasi : Taktil dan muskular (-), atas
Vokal Fremitus kanan hepatomegali (tidak Varises : Tidak tampak
(+/+) simetris, nyeri teraba), splenomegali
tekan hemitoraks dextra varises pada ekstremitas
(+) titik schufner 3, Akral : Hangat (+/+)
dan sinistra (-) asites (-)
Perkusi : Redup di
sebagian inferior
hemitoraks dextra, sonor
PENUNJANG
Hematologi rutin (26-10-2016) Immunologi dan Serologi (28-10-
Hemoglobin 7,6 g/dl (12 16) 2016)

Hematokrit 26 % (35 47) HBsAg +

Leukosit 2.560/mm3 (3.800 10.600)

Trombosit 82.000/mm3 (150.000


440.000)
Eritrosit 2.40 juta/mm3 (3.6 5.6)

Kimia klinik (26-10-2016)

AST (SGOT) 58 U/L (s/d 31)

ALT (SGPT) 28 U/L (s/d 31)

Ureum 34 mg/dL (15-30)

Kreatinin 0,9 mg/dL (0.5 1.3)

Gula Darah 125


Sewaktu
Ringkasan Permasalahan
35 - Mual, muntah. kehilangan
tahun Nyeri ulu nafsu makan
hati (2 - Demam hilang timbul
minggu - Sulit buang air besar
SMRS) - BAB hitam (+) BAK seperti
teh (+)
- Kaki bengkak

Pemeriksaan Fisik
- Konjungtiva anemis : +/+
- Sklera ikterik : +/+
- Nyeri tekan pada abdomen (+)
- Splenomegali titik schuffner 3
- Edema kedua tungkai bawah
- Darah rutin : Hb , Ht , Leukosit
eritrosit , trombosit
- Kimia Klinik : SGOT , SGPT N,
ureum , kreatinin
- HBsAg : (+)
DAFTAR MASALAH

Anemia Hepatiti
ec sB
Melena kronik
PERENCANAAN DIAGNOSTIK
- USG abdomen
- Biopsi Hati
TERAPI PROGNOSIS
-Infus D5% 20 gtt Quo ad Vitam : dubia ad bonam
-Inj farsix 1x2 ampul (iv) Quo ad Fungsional : dubia ad bonam
-Inj omeprazol 1x40mg (iv) Quo ad Sanationam : dubia ad bonam
-Inj Vit k 3x1 ampul (iv)
-Inj Ondansetron 3x4mg (iv)
-Sucralfat syr 3x1C (po)
-Curcuma 3x1tab (po)
-PRC 500cc
PEMBAHAS
AN
ANATOMI
HEPAR

- Hepar dibungkus
oleh simpai yg tebal,
terdiri dari serabut
kolagen dan jaringan
elastis yg disebut
Kapsul Glisson
FUNGSI
HEPAR
Metabolisme karbohidrat
Metabolisme Lemak
Metabolisme Protein
Pembekuan darah
Metabolisme vitamin
Detoksikasi
Fagositosis dan Imunitas
Hemodinamik
HEPATITIS B KRONIK
DEFIN
ISI

Hepatitis B akut jika


Hepatitis B adalah suatu perjalanan penyakit kurang
penyakit hati yang disebabkan dari 6 bulan
oleh virus Hepatitis B yang
dapat menyebabkan
peradangan hati akut atau
Hepatitis B kronis bila penyakit
kronis yang dapat berlanjut
menetap, tidak menyembuh
menjadi sirosis hati atau
secara klinis atau laboratorium
kanker hati.
atau pada gambaran patologi
anatomi selama 6 bulan
EPIDEMIOLO
GI
Menurut data WHO 2014, lebih dari
240 juta penduduk di dunia mengalami
infeksi VHB kronis, dan lebih dari
780.000 orang pertahun meninggal akibat
komplikasi infeksi VHB akut maupun
kronis. Indonesia sendiri termasuk negara
endemis VHB dengan seroprevalensi
HbsAg sebesar 9,4% dan pengidap karier
5-10% dari populasi umum.
ETIOLO
GI

- Virus DNA
- Golongan famili
Hepadnavirus
- Masa inkubasi 1-6
bulan
MEKANISME PENULARAN tusukan yang jelas
(penularan
(parenteral), misalnya
suntikan, transfusi
darah, tatto atau
pemberian produk
yang berasal dari
darah
Kulit
tanpa tusukan yang
Horizon jelas, misalnya
bahan infektif
Selaput Lendir
tal (selaput lendir mulut
melalui goresan dan
radang pada kulit
sariawan atau terluka,
Penular hidung, mata dan
kelamin)
an
sebelum kelahiran maupun

Vertikal prenatal, selama persalinan


atau perinatal dan setela
persalinan atau postnatal
PATOGENESIS
VHB Eleminasi virus
Respon yang ada did
masuk imun dalam sel
secara spesifik terinfeksi oleh
parenteral sel T

Efisien
Respon Pembentuka berakhir
Masuk n anti HBs,
imun non
ke hati anti HBc, Tidak
spesifik
dan anti HBe efisien -
menetap

Partikel
Dane,
replikasi
HBsAg,
HBeAg
PERJALANAN PENYAKIT
Fase Fase Fase
Imunotolera Imunoaktif Residual
si
Sistem imun tubuh Sekitar 30% Tubuh berusaha
toleren terhadap individu persisten menghancurkan
VHB sehingga dengan VHB akibat virus dan
konsentrasi virus terjadinya replikasi menimbulkan
virus yang pecahnya sel-sel hati
tinggi dalam berkepanjangan, yang terinfeksi VHB.
darah, tetapi tidak terjadi proses Sekitar 70% dari
terjadi peradangan nekroinflamasi individu tersebut
hati yang berarti. yang tampak dari akhirnya dapat
Virus Hepatitis B kenaikan menghilangkan
berada dalam fase konsentrasi ALT. sebagian besar
replikatif dengan Fase clearance partikel virus tanpa
titer HBsAg yang menandakan ada kerusakan sel
sangat tinggi pasien sudah mulai hati yang berarti.
kehilangan Fase residual
toleransi imun ditandai dengan titer
terhadap VHB. HBsAg rendah,
HBeAg yang menjadi
negatif dan anti-HBe
MANIFESTASI KLINIS

- Asimptomatik/tes faal hati normal


- Hepatomegali atau bahkan splenomegali dengan tanda-tanda
penyakit kronik lainnya
- misalnya eritema palmaris dan spider nevi
- kenaikan konsentrasi ALT walaupun hal itu tidak selalu
didapatkan
- Pada umumnya didapatkan konsentrasi bilirubin yang normal.
- Konsentrasi albumin serum umumnya masih normal kecuali
pada kasus-kasus yang parah
MANIFESTASI KLINIS
Hepatitis B HBsAg positif

Kronik yang
DNA VHB lebih dari 105 kopi/ml
kenaikan ALT yang menetap atau intermitte
Pada pasien sering didapatkan tanda-tanda
masih aktif penyakit hati kronik.
Pada biopsi hati didapatkan gambaran
(hepatitis b peradangan yang aktif.
Menurut status HBeAg pasien dikelompokkan

kronik aktif) menjadi hepatitis B kronik HBeAg positif dan


hepatitis B HBeAg negatif

Carrier VHB
HBsAg positif
titer DNA VHB rendah yaitu kurang dari 105
kopi/ml.
inaktif konsestrasi ALT normal dan tidak didapatkan
adanya keluhan.
(Inactive HBV Pada pemeriksaan histologik didapatkan kelainan
jaringan yang minimal

Carrier State) Dengan demikian perlu dilakukan pemeriksaan


ALT berulang kali dalam waktu yang lama untuk
membedekan HBeAg (-) dengan carrier VHB
inaktif
DIAGNOSIS
HBsAg positif lebih daripada 6 bulan.
Tidak ada gejala klinis atau hasil laboratorium
yang mendukung hepatitis B akut.

Evaluasi awal
Anamnesis dan pemeriksaan fisik
Hasil laboratorium

Tes fungsi hati, pemeriksaan darah lengkap, INR.

HBeAg atau anti-HBe, HBV DNA (jumlah kuantitatif virus)

Tes genotype HBV.

Antibody HCV, antibodi dan antigen hepatitis D, antibodi HIV.

Antibody total kepada hepatitis A. Jika tiada imunitas, vaksinasi.

Alpha-foetoprotein (AFP) serta USG abdomen untuk skrining HCC.


Pertimbangkan tindakan gastroskopi untuk mencari varises esophagus
jika secara klinis, laboratorium atau pemeriksaan radiologis
menggambarkan terjadinya sirosis hati. Gastroenterological Society of
Australia (GESA) dan Digestive
Biopsi hati sangat dianjurkan terutama pada terapi awal. Health Foundation (DHF)
TERAPI
mencegah atau
menghentikan
hilangnya
progesi jejas hati
petanda replikasi
(liver injury)
virus yang aktif
dengan cara
secara menetap
menekan replikasi
(HBeAg dan DNA
virus atau
VHB)
menghilangkan
infeksi Tujua
n
terap
i
TERAPI

Imunomodul
Antivirus
asi

Interfer Lamivud
on in

Adefovir
Timosin
dipivoks
alfa 1
il

Vaksina
si terapi
IFN berkhasiat sebagai antivirus, imuno modulator, anti proliferatif dan anti fibrotik. IFN tidak
memiliki khasiat anti virus langsung tetapi merangsang terbentuknya berbagai macam protein
efektor yang mempunyai khasiat antivirus.
Kontra indikasi : terapi IFN adalah sirosis dekompensata, depresi atau riwayat depresi di waktu
yang lalu, dan adanya penyakit jantung berat
Efek samping : Gejala seperti flu, Tanda tanda supresi sumsum tulang, Flare up, Depresi, Rambut
rontok, Berat badan turun, Gangguan fungsi tiroid.

Timosin alfa 1 adalah suatu jenis sitotoksin yang dalam keadaan alami ada dalam ekstrak pinus.
Timosin alfa merangsang fungsi sel limfosit. Pada hepatitis virus B kronik, timosin alfa berfungsi
menurunkan replikasi VHB dan menurunkan konsentrasi atau menghilangkan DNA VHB.
Keunggulan obat ini adalah tidak efek samping seperti IFN, dengan kombinasi dengan IFN obat ini
dapat meningkatkan efektifitas IFN.

Salah satu dasar vaksinasi terapi untuk hepatitis B adalah penggunaan vaksin yang menyertakan
epitop yang mampu merangsang sel T sitotoksik yang bersifat Human Leucocyte Antigen (HLA)-
restricted, diharapkan sel T sitotoksik tersebut mampu menghancurkan sel-sel hati yang terinfeksi
VHB. Salah satu strategi adalah penggunaan vaksin yang mengandung protein pre-S. Strategi
kedua adalah menyertakan antigen kapsid yang spesifik untuk sel limfosit T sitotoksik (CTL).
Strategi ketiga adalah vaksin DNA.
LAMIVUDIN ADENOVIR

menghambat enzim reverse Penelitian menunjukan pemakaian


transcriptase yang berfungsi dalam adevofir dengan dosis 10 atau 30 mg
transkripsi balik dari RNA menjadi DNA tiap hari selama 48 minggu terjadi
yang terjadi dalam replikasi VHB. penurunan konsentrasi DNA VHB,
menghambat produksi VHB baru penurunan konsentrasi ALT serta
dan mencegah infeksi hepatosit serokonversi HbeAg.
sehat yang belum terinfeksi tetapi Dosis yang dianjurkan adalah 10 mg
tidak mempengaruhi sel sel yang tiap hari.
telah terinfeksi, karena pada sel-sel Salah satu hambatan utama dalam
yang telah terinfeksi DNA VHB ada pemakaian adefovir adalah toksisitas
dalam keadaan convalent closed pada ginjal yang dilaporkan pada
circular (cccDNA). dosis 30 mg atau lebih.
apabila obat dihentikan konsentrasi
DNA akan naik kembali akibat
diproduksinya virus virus baru oleh sel
sel yang telah terinfeksi.
Setelah terapi serokonversi ALT
berangsur-angsur akan menjadi
normal.
TERAPI
KOMPLIKASI
imana Penanganan pada Pasien
(P)
- Ondansetron 4 mg 3x1 amp IV
-Infus D5% 30 tpm Antagonis serotonin 5-hidroksitriptamin (5HT3), yang berarti menghambat serotonin 5HT3secara
(O) Kebutuhan cairan selektif di slauran cerna dan pusat muntah chemoreceptor tigger zone (CTZ) di otak.
= 50cc/Kg BB/24 Jam Indikasi: mual dan muntah akibat kemoterapi dan radioterapi, pencegahan mual dan muntah
= 50cc x 60 /24 jam pasca operasi
= 3.000 cc / 24 jam Kontraindikasi: hipersensitivitas, sindroma perpanjangan interval QT bawaan
(O) Tetes/menit Efek samping: Sakit kepala, pusing dan susah buang air besar
(Kebutuhan cairan x Faktor tetes) = jumlah tetesan/menit
(Jumlah jam x 60 menit)

Infus set Otsuka (3.000 x 15) = 45.000 = 31 tetes/menit


(24 x 60) 1.440 -Inj Vit K 3x1 ampul (IV)
Infus set Terumo (3.000 x 20) = 60.000 = 41 tetes/menit Indikasi : defisiensi vitamin K (misalnya pada sumbatan empedu atau penyakit hati), mencegah
(24 x 60) 1.440 perdarahan
Kontra indikasi : hamil tua, neonatus, bayi

-Furosemid 1x 1 ampul (iv)


-Curcuma 3x1 tab (po)
Obat lini pertama pada pengobatan edema yang disebabkan oleh gagal jantung kongestif,
Indikasi : Membantu memelihara kesehatan fungsi hati, memperbaiki nafsu makan, melancarkan
sirosis hati, dan penyakit ginjal, termasuk sindrom nefrotik. Sebagai terapi tambahan untuk
buang air besar
edema serebral atau paru.
Kontra indikasi : hipersensitif, ganguan saluran empedu, hamil dan meyusui
Indikasi: Pengobatan edema yang menyertai payah jantung kongestif, sirosis hati, dang
gangguan ginjal termasuk sindrom nefrotik
Kontraindikasi: Pasien dengan gangguan defisiensi kalium, glomerolunefritis akut, insufisiensi
ginjal akut, wanita hamil, pasien yang hipersensitif terhadap furosemide, anuria serta ibu menyusui.
Efek Samping:Mulut terasa kering, sensitif terhadap cahaya, pusing, sakit kepala, sakit
perut, penglihatan buram, merasa lelah
Efek Samping: mual, nyeri perut, konstipasi, kembung, dan diare
-omeprazol 40 mg 1x1 ampul (iv) -Sucralfat syr 3x1C (po)
omeprazole adalah obat yang mampu menurunkan kadar asam yang diproduksi di dalam Sucralfat adalah agen sitoprotektif, obat saluran pencernaan yang digunakan secara oral
lambung. obat yang masuk ke dalam jenis penghambat pompa proton ini mengobati terutama untuk mengobati ulkus duodenum aktif. Obat ini adalah suatu senyawa kompleks
beberapa kondisi, yaitu nyeri ulu hati, penyakit asam lambung atau gastroesophageal reflux aluminium hidroksida dan sukrosa sulfat yang berfungsi sebagai antasida minimal.
disease (gerd), dan infeksi h. pylori yang menyebabkan tukak lambung. Indikasi : tukak usus duabelas jari (duodenum), Tukak lambung yang tidak
indikasi : Omeprazole digunakan dalam pengobatan gastroesophageal disebabkan oleh penggunaan NSAID, Aphthous ulcerdan stomatitis yang
reflux disease (GERD). GERD adalah penyakit dimana penderita disebabkan oleh radiasi atau kemoterapi, Gastro esophageal reflux disease
mengalami sensasi terbakar di area dada dan kerongkongan karena (GERD) selama kehamilan, Hyperphosphatemia akibat gagal ginjal
asam lambung naik ke kerongkongan dan terjadi iritasi. Kontra indikasi : riwayat hipersensitif pada sucralfate, anak usia < 15 tahun,
Untuk mengobati tukak lambung dan tukak usus besar. Tukak lambung gagal ginjal kronis,
biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri Helicobacter pylori dan Efek samping : diare, mual, gangguan pencernaan, dan gangguan
pemakaian obat-obat NSAID dalam jangka waktu panjang. Untuk tujuan lambung .Efek samping yang lebih jarang terjadi seperti pusing, sakit
ini omeprazole biasanya diberikan dalam kombinasi denganamoxicillin kepala, vertigo, mengantuk, mulut kering, ruam, reaksi hipersensitifitas,
danClarithromycin. nyeri punggung dan pembentukan bezoar.
obat ini juga berguna untuk menangani erosif esophagitis suatu kondisi
dimana kerongkongan (esophagus) mengalami peradangan karena
iritasi asam lambung, infeksi virus atau jamur, dan penggunaan alkohol
serta obat-obatan tertantu.
Bermanfaat juga untuk pengobatan zollinger ellison syndrome, suatu
penyakit langka yang terjadi karena tumor pankreas atau usus besar
melepaskan hormon yang menyebabkan terjadinya kelebihan produksi
asam lambung.
Kontra indikasi : riwayat hipersensitif
efek samping: omeprazole yang berpotensi terjadi yaitu sakit kepala, konstipasi, diare, sakit
perut, nyeri sendi, sakit tenggorokan, kram otot, hilang selera makan

DAFTAR PUSTAKA
Lauralee Sherwood, Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem, 2001.

Lindseth, Glenda N. Gangguan Hati, Kandung Empedu dan Pankreas. Dalam : Sylvia A. Price dan Lorraine M. Wilson, editor.

Patofisiologi. Volume I. Jakarta : EGC, 2006 ; 472-515.

Recommendations for Identification and Public Health Management of Persons with Chronic Hepatitis B Virus Infection, Center

for Disease Control and Prevention (CDC),

Rino, dkk. Konsensus Nasional Penatalaksanaan Hepatitis B di Indonesia. Jakarta: Perhimpunan Peneliti Hati Indonesia,2012.

Sherlock.S, Penyakit Hepar dan Sistim Saluran Empedu, Oxford,England Blackwell 1997

Soemohardjo S, Gunawan S. Hepatitis B Kronik. Dalam : Aru W.Sudoyo dkk, editor. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 5.

Jakarta : Internal Publishing, 2009 ; 653 661

Suharjo, JB, dkk. Diagnosis dan Manajemen Hepatitis B Kronik. Dalam jurnal : Cermin Dunia Kedokteran, No. 150. 2006

Anda mungkin juga menyukai