HEPATIS B KRONIK
Kepaniteraan Klinik
Ilmu Penyakit Dalam
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. A
Jenis kelamin : Laki-laki
Nomor CM : 870236
Umur : 35 tahun
Alamat : Sukajang
Agama : Islam
Suku Bangsa : Sunda
Status Pernikahan : Menikah
Status Pekerjaan : wiraswasta
Jumlah anak :2
Tanggal Masuk : 26 oktober 2016
Ruangan : agate bawah
KELUHAN
UTAMA
Riwayat Alergi
riwayat alergi terhadap obat maupun makanan (-)
Keadaan Sosial-Ekonomi
Pasien tinggal bersama istri dan kedua anaknya,
serta bekerja sebagai tukang jahit.
ANAMNESA SISTEM
Kulit ORGAN
: TidakTUBUH
ada kelainan
Kepala : Tidak ada kelainan
Mata : Tidak ada kelainan
Telinga : Tidak ada kelainan
Hidung : Tidak ada kelainan
Mulut : Tidak ada kelainan
Leher : Tidak ada kelainan
Toraks : Tidak ada kelainan
Abdomen : Nyeri perut (+), perut bagian kiri terasa membesar
Saluran Kemih / Kelamin : Tidak ada kelainan
Saraf dan Otot : Tidak ada kelainan
Ekstremitas : Bengkak pada kedua kaki
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Fisik
- Konjungtiva anemis : +/+
- Sklera ikterik : +/+
- Nyeri tekan pada abdomen (+)
- Splenomegali titik schuffner 3
- Edema kedua tungkai bawah
- Darah rutin : Hb , Ht , Leukosit
eritrosit , trombosit
- Kimia Klinik : SGOT , SGPT N,
ureum , kreatinin
- HBsAg : (+)
DAFTAR MASALAH
Anemia Hepatiti
ec sB
Melena kronik
PERENCANAAN DIAGNOSTIK
- USG abdomen
- Biopsi Hati
TERAPI PROGNOSIS
-Infus D5% 20 gtt Quo ad Vitam : dubia ad bonam
-Inj farsix 1x2 ampul (iv) Quo ad Fungsional : dubia ad bonam
-Inj omeprazol 1x40mg (iv) Quo ad Sanationam : dubia ad bonam
-Inj Vit k 3x1 ampul (iv)
-Inj Ondansetron 3x4mg (iv)
-Sucralfat syr 3x1C (po)
-Curcuma 3x1tab (po)
-PRC 500cc
PEMBAHAS
AN
ANATOMI
HEPAR
- Hepar dibungkus
oleh simpai yg tebal,
terdiri dari serabut
kolagen dan jaringan
elastis yg disebut
Kapsul Glisson
FUNGSI
HEPAR
Metabolisme karbohidrat
Metabolisme Lemak
Metabolisme Protein
Pembekuan darah
Metabolisme vitamin
Detoksikasi
Fagositosis dan Imunitas
Hemodinamik
HEPATITIS B KRONIK
DEFIN
ISI
- Virus DNA
- Golongan famili
Hepadnavirus
- Masa inkubasi 1-6
bulan
MEKANISME PENULARAN tusukan yang jelas
(penularan
(parenteral), misalnya
suntikan, transfusi
darah, tatto atau
pemberian produk
yang berasal dari
darah
Kulit
tanpa tusukan yang
Horizon jelas, misalnya
bahan infektif
Selaput Lendir
tal (selaput lendir mulut
melalui goresan dan
radang pada kulit
sariawan atau terluka,
Penular hidung, mata dan
kelamin)
an
sebelum kelahiran maupun
Efisien
Respon Pembentuka berakhir
Masuk n anti HBs,
imun non
ke hati anti HBc, Tidak
spesifik
dan anti HBe efisien -
menetap
Partikel
Dane,
replikasi
HBsAg,
HBeAg
PERJALANAN PENYAKIT
Fase Fase Fase
Imunotolera Imunoaktif Residual
si
Sistem imun tubuh Sekitar 30% Tubuh berusaha
toleren terhadap individu persisten menghancurkan
VHB sehingga dengan VHB akibat virus dan
konsentrasi virus terjadinya replikasi menimbulkan
virus yang pecahnya sel-sel hati
tinggi dalam berkepanjangan, yang terinfeksi VHB.
darah, tetapi tidak terjadi proses Sekitar 70% dari
terjadi peradangan nekroinflamasi individu tersebut
hati yang berarti. yang tampak dari akhirnya dapat
Virus Hepatitis B kenaikan menghilangkan
berada dalam fase konsentrasi ALT. sebagian besar
replikatif dengan Fase clearance partikel virus tanpa
titer HBsAg yang menandakan ada kerusakan sel
sangat tinggi pasien sudah mulai hati yang berarti.
kehilangan Fase residual
toleransi imun ditandai dengan titer
terhadap VHB. HBsAg rendah,
HBeAg yang menjadi
negatif dan anti-HBe
MANIFESTASI KLINIS
Kronik yang
DNA VHB lebih dari 105 kopi/ml
kenaikan ALT yang menetap atau intermitte
Pada pasien sering didapatkan tanda-tanda
masih aktif penyakit hati kronik.
Pada biopsi hati didapatkan gambaran
(hepatitis b peradangan yang aktif.
Menurut status HBeAg pasien dikelompokkan
Carrier VHB
HBsAg positif
titer DNA VHB rendah yaitu kurang dari 105
kopi/ml.
inaktif konsestrasi ALT normal dan tidak didapatkan
adanya keluhan.
(Inactive HBV Pada pemeriksaan histologik didapatkan kelainan
jaringan yang minimal
Evaluasi awal
Anamnesis dan pemeriksaan fisik
Hasil laboratorium
Imunomodul
Antivirus
asi
Interfer Lamivud
on in
Adefovir
Timosin
dipivoks
alfa 1
il
Vaksina
si terapi
IFN berkhasiat sebagai antivirus, imuno modulator, anti proliferatif dan anti fibrotik. IFN tidak
memiliki khasiat anti virus langsung tetapi merangsang terbentuknya berbagai macam protein
efektor yang mempunyai khasiat antivirus.
Kontra indikasi : terapi IFN adalah sirosis dekompensata, depresi atau riwayat depresi di waktu
yang lalu, dan adanya penyakit jantung berat
Efek samping : Gejala seperti flu, Tanda tanda supresi sumsum tulang, Flare up, Depresi, Rambut
rontok, Berat badan turun, Gangguan fungsi tiroid.
Timosin alfa 1 adalah suatu jenis sitotoksin yang dalam keadaan alami ada dalam ekstrak pinus.
Timosin alfa merangsang fungsi sel limfosit. Pada hepatitis virus B kronik, timosin alfa berfungsi
menurunkan replikasi VHB dan menurunkan konsentrasi atau menghilangkan DNA VHB.
Keunggulan obat ini adalah tidak efek samping seperti IFN, dengan kombinasi dengan IFN obat ini
dapat meningkatkan efektifitas IFN.
Salah satu dasar vaksinasi terapi untuk hepatitis B adalah penggunaan vaksin yang menyertakan
epitop yang mampu merangsang sel T sitotoksik yang bersifat Human Leucocyte Antigen (HLA)-
restricted, diharapkan sel T sitotoksik tersebut mampu menghancurkan sel-sel hati yang terinfeksi
VHB. Salah satu strategi adalah penggunaan vaksin yang mengandung protein pre-S. Strategi
kedua adalah menyertakan antigen kapsid yang spesifik untuk sel limfosit T sitotoksik (CTL).
Strategi ketiga adalah vaksin DNA.
LAMIVUDIN ADENOVIR
Lindseth, Glenda N. Gangguan Hati, Kandung Empedu dan Pankreas. Dalam : Sylvia A. Price dan Lorraine M. Wilson, editor.
Recommendations for Identification and Public Health Management of Persons with Chronic Hepatitis B Virus Infection, Center
Rino, dkk. Konsensus Nasional Penatalaksanaan Hepatitis B di Indonesia. Jakarta: Perhimpunan Peneliti Hati Indonesia,2012.
Sherlock.S, Penyakit Hepar dan Sistim Saluran Empedu, Oxford,England Blackwell 1997
Soemohardjo S, Gunawan S. Hepatitis B Kronik. Dalam : Aru W.Sudoyo dkk, editor. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 5.
Suharjo, JB, dkk. Diagnosis dan Manajemen Hepatitis B Kronik. Dalam jurnal : Cermin Dunia Kedokteran, No. 150. 2006