Anda di halaman 1dari 12

ABORTUS

Kelompok 2:

1. Alif Wahyu W.
2. Arfandi Rahmawan
3. Erlita Hafidhati
4. Eva Dialala
5. Givannisaa Endho S.
6. Niken Hutami P.
7. Yunita Rachmania
DEFINISI
Abortus adalah suatu proses
berakhirnya suatu kehamilan,
dimana janin belum mampu hidup di
luar rahim (belum viable), dengan
kriteria usia kehamilan kurang dari
20 minggu atau berat badan janin
kurang 500 gram.
ETIOLOGI
1. Faktor Pertumbuhan Hasil Konsepsi.
a. Faktor Kromosom
b. Faktor Lingkungan Endometrium
c. Pengaruh Luar
2. Kelainan Pada Plasenta
3. PenyakitIbu
4. Kelainan Yang Terdapat Dalam
Rahim
PATOFISIOLOGI
Pada awal abortus terjadi perdarahan desiduabasalis,
diikuti dengan nerkrosis jaringan sekitar yang
menyebabkan hasil konsepsi terlepas dan dianggap benda
asing dalam uterus. Kemudian uterus berkontraksi untuk
mengeluarkan benda asing tersebut. Pada kehamilan
kurang dari 8 minggu, villi korialis belum menembus
desidua secara dalam jadi hasil konsepsi dapat dikeluarkan
seluruhnya. Pada kehamilan 8 sampai 14 minggu,
penembusan sudah lebih dalam hingga plasenta tidak
dilepaskan sempurna dan menimbulkan banyak
perdarahan. Pada kehamilan lebih dari 14 minggu janin
dikeluarkan terlebih dahulu daripada plasenta hasil
konsepsi keluar dalam bentuk seperti kantong kosong
amnion atau benda kecil yang tidak jelas bentuknya
(blightes ovum), janin lahir mati, janin masih hidup, mola
kruenta, fetus kompresus, maserasi atau fetus papiraseus.
KLASIFIKASI
1. Abortus spontanea (abortus yang berlangsung tanpa
tindakan)

a. Abortus imminens : Peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus


pada kehamilan sebelum 20 minggu, dimana hasil konsepsi
masih dalam uterus, dan tanpa adanya dilatasi serviks.
b. Abortus insipiens : Peristiwa perdarahan uterus pada kehamilan
sebelum 20 minggu dengan adanya dilatasi serviks uteri yang
meningkat, tetapi hasil konsepsi masih dalam uterus.
c. Abortus inkompletus : Pengeluaran sebagian hasil konsepsi
pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa
tertinggal dalam uterus.
d. Abortus kompletus : Semua hasil konsepsi sudah dikeluarkan.

2. Abortus provokatus (dengan sengaja)


MANIFESTASI KLINIS
1. Terlambat haid atau amenorhe kurang dari 20
minggu.
2. Pada pemeriksaan fisik : keadaan umum tampak
lemah kesadaran menurun, tekanan darah normal
atau menurun, denyut nadi normal atau cepat dan
kecil, suhu badan normal atau meningkat
3. Perdarahan pervaginam mungkin disertai dengan
keluarnya jaringan hasil konsepsi
4. Rasa mulas atau kram perut, didaerah atas simfisis,
sering nyeri pingang akibat kontraksi uterus
5. Pemeriksaan ginekologi :
a. Inspeksi Vulva : perdarahan pervaginam ada atau tidak
jaringan hasil konsepsi, tercium bau busuk dari vulva
b. Inspekulo : perdarahan dari cavum uteri, osteum uteri
terbuka atau sudah tertutup, ada atau tidak jaringan
keluar dari ostium, ada atau tidak cairan atau jaringan
berbau busuk dari ostium.
c. Colok vagina : porsio masih terbuka atau sudah
tertutup, teraba atau tidak jaringan dalam cavum
uteri, besar uterus sesuai atau lebih kecil dari usia
kehamilan, tidak nyeri saat porsio digoyang, tidak
nyeri pada perabaan adneksa, cavum douglas tidak
menonjol dan tidak nyeri.
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
1. Test HCG Urine Indikator kehamilan Positif.
Positif bila janin masih hidup, bahkan 2-3
minggu setelah abortus
2. Pemeriksaaan Doppler atau USG untuk
menentukan apakah janin masih hidup
3. Kadar Hemoglobin Status Hemodinamika
Penurunan (< 10 mg%) dan Pemeriksaan kadar
fibrinogen darah pada missed abortion.
4. Kadar Sdp Resiko Infeksi Meningkat(>10.000
U/dl)
5. Kultur Kuman spesifik ditemukan kuman.
KOMPLIKASI
1. Perdarahan
2. Perforasi
3. Infeksi
4. Syok
Faktor Risiko / Predisposisi Yang (Diduga)
Berhubungan Dengan Terjadinya Abortus

1. Usia ibu yang lanjut


2. Riwayat obstetri / ginekologi yang kurang baik
3. Riwayat infertilitas
4. Adanya kelainan / penyakit yang menyertai kehamilan
5. Berbagai macam infeksi
6. Paparan dengan berbagai macam zat kimia
7. Trauma abdomen / pelvis pada trimester pertama
8. Kelainan kromosom (trisomi / monosomi)Dari aspek
biologi molekular, kelainan kromosom ternyata paling
sering dan paling jelas berhubungan dengan
terjadinya abortus.
Askep Kasus Abortus
THANK YOU ...

Anda mungkin juga menyukai