Anda di halaman 1dari 31

RISK IV THERAPY

PENDAHULUAN
Hampir 90 % pasien di rawat di rumah sakit akan mendapatkan
terapi intravena selama proses perawatan dan pemberian
pengobatan secara intravena.

Menurut laporan bahwa 61% mengalami risiko yang serius dan


mengancam nyawa karena pemberian obat melalui IV Therapy.

Masalah dari intravena dapat timbul dari teknik yang kurang tepat
atau ketidak tepatan cairan atau pemberian obat.

PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page 2


RISIKO MELALUI INTRAVENA PERIFER
Kondisi Risiko
Injeksi Bolus Reaksi Anafilaksis
Speed shock
Infiltrasi atau Ekstravasasi
Plebitis
Infus Intermitten Reaksi Anafilaksis
Infiltrasi atau Ekstravasasi
Plebitis
Overload cairan
Tetesan infus terlalu cepat atau
terlalu lambat
Infus berlanjut Tetesan tidak tepat over
dosis
Sama seperti diatas.
PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page 3
SUMBER RISIKO INFEKSI
Intristik Entristik
Pecahan dalam botol kaca Penambahan dalam pemberian obat.

Penusukan dalam botol plastik Zat adiktif dalam cairan infus

Cairan infus Suntikan kedalam closed sistim intravena termasuk


pembilasan dan pengumpulan spesimen.

Set infus intravena kerusakan Kontaminasi udara


dalam pengepakan.

Perlengkapan terkontaminasi contoh: Stopcock, three-way, peralatan lainnya.


tetesan infus, peralatan infus.
Penusukan dan penyalahgunaan alat ,tangan
terkontaminasi, flora normal di kulit pasien,
terkontaminasi cairan, desinfektan tangan.
Pergantian botol kaca / botol plastik.

PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page 4


TANDA DAN GEJALA

Lokal Sistemik

Eritema, pus, hangat, mengeras, Mengigil, demam, lemas, sakit


vena teraba keras, nyeri atau kepala, tachycardi, mual, muntah,
trombosis vena. hipotensi mengarah ke sianosis,
takipnea, hiperventilasi mengarah
ke kolaps, shock dan meningal.

PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page 5


KOMPLIKASI

LOKAL SISTEMIK

Infiltrasi Embolisme
a.Pulmo embolis
Ekstravasasi b.Emboli udara
c.Emboli kateter
Thrombosis
Hematoma
Thrombophlebitis Infeksi sistemik
Speed shock
Phlebitis Sirkulasi overload
Reaksi Alergi

PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page 6


INFILTRASI/ EKSTRAVASASI
Infiltrasi biasanya disebabkan kerusakan dalam dinding selama
insersi atau pada siku tangan.

Stop infus dan lakukan pengobatan dengan memasukkan obat


kedalam luka atau obat yang direkomendasi.

PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page 7


PLEBITIS

PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page 8


PLEBITIS
Plebitis adalah : Iritasi dari vena yang lebih disebabkan
karena adanya benda asing ( kateter intravena ) atau
cairan atau obat yang diberikan .

Tanda dan gejala :


merah seperti terbakar,
bengkak, sakit bila ditekan,
ulkus sampai eksudant purulent, atau
mengeluarkan cairan bila ditekan.

PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page 9


SKOR PLEBITIS DAN PENCEGAHAN

PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page 10


FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PLEBITIS
Lamanya pemasangan jalur
intravena
Komposisi cairan atau obat yang
diinjeksikan
Ukuran kateter dan area vena yang
diinsersi
Masuknya mikroorganisme saat
penusukan

Source: Brunnert dan Suddart, 2002

PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page 11


TROMBOPLEBITIS

Thromboplebitis hampir sama


dengan plebitis hanya ditandai ada
darah clothing .
Jika IV kateter yang berisi darah
clothing berada dalam tubuh akan
mengakibatkan iritasi vena.
Area sekitar vena ditandai dengan
keras sepanjang ukuran vena dan
merah.
Thromboplebitis tidak selalu
dihubungkan dengan infeksi.

PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page


HEMATOMA
Terkumpulnya darah/
internal
bleeding karena teknik insersi
yang kurang tepat (double
puncture).

Treatment gunakan jarum


kateter yang Universal Bevel.

PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page 13


IADP (INFEKSI ALIRAN DARAH PRIMER)
Hasil kultur iv kateter
ditemukan mikroorganisme
tanpa disertai infeksi lain dari
jaringan atau organ lain.

Tanda dan gejala :


a. Demam 380c
b. Hipotensi
c. Keluar push dari bekas insersi
d. Dokter yang merawat
menyatakan infeksi
PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page 14
KRITERIA KLINIS IADP
Kriteria III
Kriteria I Kriteria II

Satu dari
Satu dari tanda/gejala sbb:
tanda/gejala sbb: demam (>38 0 C,
Terdapat kuman demam (>38 0 C, rektal), hipotermi
yang dikenal menggigil, (<37 o C), apnea,
hipotensi bradikardi i
pada satu atau
DAN DAN
lebih kultur
darah Tidak terkait Tidak terkait
dengan infeksi di dengan infeksi di
lokasi lain lokasi lain
DAN
DAN DAN
Tidak berkaitan Terdapat kuman Terdapat kuman
dengan infeksi di yang dikenal pada yang dikenal pada
lokasi lain satu/lebih kultur satu/lebih kultur
darah pada waktu darah pada waktu
yang berbeda yang berbeda
Usia < 1 tahun
PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page 15
PATOGENESIS IADP

PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page 16


SELLULITIS
Pembengkakan akibat
lepasnya sambungan dari
jaringan sekitar area insersi.

Bengkak merah menyebar dari


permukaan area insersi dalam
difusi sirkulasi.

Treatment pemberian obat


antibiotik.

PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page 17


EMBOLI UDARA
Masuknya sejumlah kecil udara
dalam sistim sirkulasi darah
yang dapat mengakibatkan
kematian.

Maksimal udara yang dapat


ditoleransi sebesar 10 cc.

PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page 18


PATOGENESIS EMBOLI

PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page


KONDISI PASIEN BERISIKO
Kondisi Pasien yang berisiko Plebitis, Ekstravasasi,
Infiltrasi :
1. Pasien orang tua
2. Anak bayi dan anak kecil
3. Pasien stroke dan koma
4. Pasien dengan diabetes, kanker, penderita periperal
vascular,
5. Pasien dengan infus atau injeksi yang berulang-ulang.

PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page 20


DAMPAK TERHADAP PASIEN

Meningkatnya Morbiditas
Penanganan lebih kompleks
Meningkatnya LOS
Meningkatnya Mortalitas
Meningkatkan biaya

KESELAMATAN
PASIEN
Collignon PJ et al.MJA
2007;187(10):551-554
Wenzel RP. Em Inf Dis 2001;2(7):103-7

PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page


PENCEGAHAN RISK IV THERAPI
1. Plebitis
Kondisi Plebitis disebabkan oleh
a. Kimiawi
b. Mekanis
c. Bakterial

PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page 22


PLEBITIS
a. Kimiawi
Penyebabnya: pH Obat dan
Osmolaritas cairan infus .
pH Obat Asam atau Basa :
risiko plebitis besar obat
dibolus cepat.
obat bolus diberikan 10 -15 menit
kecuali dengan syringe pump.

PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page 23


PLEBITIS
Kimiawi
Osmolaritas Cairan Infus
Osmolaritas cairan infus 900 mOsm/L
dapat ditolerir Vena Perifer.
Osmolaritas cairan infus 900 mOsm/L dapat
ditolerir Vena Central.
Jika osmolaritas cairan 900 mOsm/L diberi
melalui vena perifer gunakan Discofix 3 way

PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page 24


PLEBITIS
Mekanik
Penusukan pada pembuluh vena yang kondisinya baik.
Pengunaan ukuran kateter yang tepat sesuai kondisi vena.
Kateter bersifat universal bevel mencegah double puncture dan
traumatik.
Dressing yang baik

PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page 25


PLEBITIS
Bakterial
Penyebab : teknik memasukkan obat kedalam cairan infus
denganmelepas spike atau sering melepas spike infus.
Gunakan cairan infus twin port memasukkan obat
kedalam cairan infus
Skala cairan tidak di emboss mencegah mikrocrack.
Tidak melakukan penulisan penambahan obat dengan spidol
/tinta cair.

PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page 26


PLEBITIS
Bakterial
Gunakan set infus yang memiliki filter udara mencegah
kontaminasi udara.
Set infus memiliki prime stop dan air stop
Set infus bersifat luer lock mencegah terlepas dari
sambungan.

PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page 27


2. Melakukan Perawatan IV Kateter

1. INSERTION ACTION : 2.ONGOING CARE


Hand hygiene ACTION :
Personal protective Hand hygiene
equipment Contiuning clinical
Skin preparation indication
Dressing Site Inspection
Documentation Dressing
Cannula acces
Administration set
replacement
Routine Cannula
Replecement
PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page
3. PERAN PERAWAT DALAM TERAPI
INTRAVENA
Memastikan tidak ada kontaminasi dari
cairan infus maupun dari kemasan
Memastikan cairan infus diberikan prinsip
5 benar
Memeriksa kondisi vena masih baik.
Mengatur tetesan infus sesuai instruksi.
Monitor kondisi pasien dan laporkan
setiap ada perubahan .
Melakukan hand hygiene sebelum
melakukan tindakan insersi.

PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page 29


KESIMPULAN
1. Risiko IV Therapy dapat terjadi pada pasien dikarenakan
teknik yang kurang tepat atau ketidaktepatan cairan atau
pemberian obat. Risiko tersebut dapat mengancam
keselamatan pasien.

2. Risiko IV Therapy dapat dicegah jika dalam prosedur


insersi mengikuti Standar Pemasangan infus yang
ditetapkan suatu instusi Rumah Sakit.

PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page 30


31 PT. BBraun Medical Indonesia | Clinical Application Specialist | Page

Anda mungkin juga menyukai