Anda di halaman 1dari 20

KEPERAWATAN

TORCH DALAM
KEHAMILAN

OLEH :
Angeludcia Cherliyanti D. Eka
(13011005)
Latar Belakang

Penyakit TORCH merupakan kelompok infeksi beberapa jenis
virus yaitu parasit Toxoplasma gondii, virus Rubella, CMV
(Cytomegalo Virus), virus Herpes Simplex (HSV1 HSV2) dan
kemungkinan oleh virus lain yang dampak klinisnya lebih
terbatas (misalnya Measles, Varicella, Echovirus, Mumps,
Vassinia, Polio dan Coxsackie-B).
Penyakit TORCH ini dikenal karena menyebabkan kelainan
dan berbagai keluhan yang bisa menyerang siapa saja,
mulai anak-anak sampai orang dewasa, baik pria maupun
wanita. Bagi ibu yang terinfeksi saat hamil dapat
menyebabkan kelainan pertumbuhan pada bayinya, yaitu
cacat fisik dan mental yang beraneka ragam.
Infeksi TORCH juga dapat menyerang semua jaringan organ
tubuh, termasuk sistem saraf pusat dan perifeir yang
mengendalikan fungsi gerak, penglihatan, pendengaran,
sistem kadiovaskuler serta metabolisma tubuh.

Pengertian
TORCHadalah singkatan dariToxoplasma gondii
(Toxo),Rubella,Cyto Megalo Virus (CMV), Herpes
Simplex Virus (HSV)yang terdiri
dariHSV1danHSV2serta kemungkinan oleh virus
lain yang dampak klinisnya lebih terbatas
(Misalnya Measles, Varicella, Echovirus, Mumps,
virus Vaccinia, virus Polio, dan virus Coxsackie-B).
Prinsip dari pemeriksaan ini adalah deteksi
adanya zat anti (antibodi) yang spesifik taerhadap
kuman penyebab infeksi tersebut sebagai respon
tubuh terhadap adanya benda asing (kuman.
Antibodi yang terburuk dapat berupa
Imunoglobulin M (IgM) dan Imunoglobulin G (IgG).
Patofisiologi
Penyebab utama dari virus dan
parasitTORCH(Toxoplasma, Rubella,
CMV, dan Herpes) adalah hewan yang
ada di sekitar kita, seperti ayam, kucing,
burung, tikus, merpati, kambing, sapi,
anjing, babi dan lainnya. Meskipun tidak
secara langsung sebagai penyebab
terjangkitnya penyakit yang berasal dari
virus ini adalah hewan, namun juga bisa
disebabkan oleh karena perantara (tidak
langsung) seperti memakan sayuran,
daging setengah matang dan lainnya.
Toxoplasma Dondii
Toxoplasmosis adalah penyakit infeksi
oleh parasit yang disebabkan oleh
Toxoplasma gondii yang dapat
menimbulkan radang pada kulit, kelenjar
getah bening, jantung, paru, ,mata, otak,
dan selaput otak. Toxoplasmosissendiri
merupakan penyakit zoonosis yang
tersebar luas di seluruh dunia dengan
prevalensi yang tinggi pada burung dan
mamalia termasuk manusia. Kucing
merupakan sumber infeksi bagi manusia.
Rubella
Kematian pada post natal rubella
biasanya disebabkan oleh
enchepalitis. Pada infeksi awal, virus
akan masuk melalui traktus
respiratorius yang kemudian akan
menyebar ke kelenjar limfe sekitar
dan mengalami multiplikasi serta
mengawali terjadinya viremia dalam
waktu 7 hari.
Cytomegalovirus (CMV)

Penyakit yang disebabkan oleh


Cytomegalovirus dapat terjadi secara
kongenital saat bayi atau infeksi
pada usia anak. Kadang-kadang,
CMV juga dapat menyebabkan
infeksi primer pada dewasa, tetapi
sebagian besar infeksi pada usia
dewasa disebabkan reaktivasi virus
yang telah didapat sebelumnya
Herpes Simpleks (HSV)

HSV merupakan virus DNA yang


dapat diklasifikasikan ke dalam HSV
1 dan 2. HSV 1 biasanya
menyebabkan lesi di wajah, bibir,
dan mata, sedangkan HSV 2 dapat
menyebabkan lesi genital. Virus
ditransmisikan dengan cara
berhubungan seksual atau kontak
fisik lainnya.
Cara Penularan TORCH
1. Makan daging setengah matang yang berasal dari hewan
yang terinfeksi (mengandung sista), misalnya daging sapi,
kambing, domba, kerbau, babi, ayam, kelinci dan lainnya.
2. Makan makanan yang tercemar oosista dari feses (kotoran)
kucing yang menderita TORCH.
3. Transfusi darah (trofozoid), transplantasi organ atau cangkok
jaringan (trozoid, sista), kecelakaan di laboratorium yang
menyebabkan TORCH masuk ke dalam tubuh atau tanpa
sengaja masuk melalui luka (Remington dan McLeod 1981,
dan Levine 1987).
4. Hubungan seksual antara pria dan wanita juga bisa
menyebabkan menularnya TORCH
5. Ibu hamil yang kebetulan terkena salah satu penyakit TORCH
ketika mengandung maka ada kemungkinan juga anak yang
dikandungnya terkena penyakit TORCH melalui plasenta.
6. Air Susu Ibu (ASI) juga bisa sebagai penyebab menularnya
penyakit TORCH
7. Keringat yang menempel pada baju atau pun yang masih
menempel di kulit juga bisa menjadi penyebab menularnya
8. Faktor lain yang dapat mengakibatkan
terjadinya penularan pada manusia,
antara lain adalah kebiasaan makan
sayuran mentah dan buah - buahan segar
yang dicuci kurang bersih, makan tanpa
mencuci tangan terlebih dahulu,
mengkonsumsi makanan dan minuman
yang disajikan tanpa ditutup, sehingga
kemungkinan terkontaminasi oosista lebih
besar
9. Air liur juga bisa sebagai penyebab
menularnya penyakit TORCH. Cara
penularannya juga hampir sama dengan
penularan pada hubungan seksual.
Mencegah Torch
1. Makan makanan bergizi
2. Lakukan pemeriksaan sebelum
kehamilan
3. Melakukan vaksinasi
4. Makan makanan yang matang
5. Periksa kandungan secara terartur
6. Jaga kebersihan tubuh
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
1. Identitas pasien 3. Pemeriksaan fisik
2. Identitas Mata : Nyeri
penanggung jawab Perut : Diare, mual
3. Riwayat kesehatan pasien dan muntah
. Keluhan utama Integument: suka
. Riwayat kesehatan: berkeringat malam,
. Riwayat kesehatan suhu tubuh
dahulu: meningkat, timbulnya
. data psikologis rash pada kulit
. data spiritual Muskuloskletal: Nyeri
.
data social dan
dan kelemahan
ekonomi Hepar : Hepatomegali
dan icterus
Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri b.d adanya proses infeksi /


inflamasi.
2. Hipertemia b. d peningkatan tingkat
metabolisme penyakit ditandai dengan
suhu 390c tubuh menggigil.
3. Kekurangan volume cairan b.d tidak
adekuatnya masukan makanan dan
cairan ditandai dengan diare
Intervensi Keperawatan
Diagnose 1: Nyeri b/d adanya proses infeksi / inflamasi.
Tujuan : mengurangi nyeri
Kriterian hasil :
Klien melaporkan nyeri hilang dan terkontrol
Klien tampak rileks, Klien mampu tidur/istirahat dengan tepat.
Intervensi
Berikan lingkungan yang tenang sesuai kebutuhan.
R/ menurunkan reaksi stimulasi dari luar atau sensitivitas pada
cahaya dan meningkatkan istirahat/reaksi.
Tingkatkan tirah baring, bantulah kebutuhan perawatan diri yang
penting.
R/ menurunkan gerakan yang dapat meningkatkan nyeri.
Kolaborasi dengan tim medis lainnya dalam pemberian analgesic
seperti asetamenofen.
R/ Untuk menghilangkan rasa nyeri yang berat.
Diagnose 2: Hipertemia b.d peningkatan tingkat metabolisme penyakit
ditandai dengan suhu 39, 50C , tubuh menggigil
Tujuan: Mendemonstrasikan suhu dalam batas normal
Kriteria hasil:
Terjadi peningkatan suhu
Kulit kemerahan dan hangat waktu disentuh
Peningkatan tingkat pernapasan
Intervensi:
Monitor tanda-tanda vital : suhu tubuh
R : Sebagai indikator untuk mengetahui status hipertermi
Ajarkan klien pentingnya mempertahankan cairan yang adekuat sedikitnya
2000ml/ hari untuk mencegah dehidrasi
R : Dalam kondisi demam terjadi peningkatan evaporasi yang memicu
timbulnya dehidrasi
Berikan kompres dengan air biasa pada lipatan ketiak dan femur
R : Menghambat pusat simpatis di hipotalamus sehingga terjadi
vasodilatasi kulit dengan merangsang kelenjar keringat untuk mengurangi
panas tubuh melalui penguapan.
Anjurka klien untuk memakai pakaian yang menyerap keringat
R : Kondisi kulit yang mengalami lembab memicu timbulnya pertumbuhan
jamur, juga akan mengurangi kenyamanan klien, mencegah timbulnya
ruam kulit.
Diagnose 3: Kekurangan volume cairan b.d tidak adekuatnya masukan makanan
dan cairan ditandai dengan, diare
Tujuan: memenuhi kebutuhan cairan tubuh
Kriteria hasil:
Mempertahankan volume sirkulasi adekuat
Tanda tanda vital dalam batas normal
Nadi ferifer teraba
Haluaran urine adekuat
Membrane mukosa lembab
Turgor kulit baik.

Intervensi :
a. Awasi pemasukan diet/jumlah kalori. Berikan makan sedikit dalam frekwensi

sering dan tawarkan makan pagi paling besar.


R : Makan banyak sulit untuk mengatur bila pasien anoreksia. Anoreksia juga
paling buruk selama siang hari, membuat maskan makanan yang sulit pada sore
hari.
b. Berikan perawatan mulut sebelum makan;

R : Menghilangkan rasa tak enak dapat meningkatkan napsu makan.


c. Anjurkan makan pada posisi duduk tegak.

R : Menurunkan rasa penuh pada abdomen dan dapat meningkatkan pemasukan.


d. Konsul pada ahli diet, dukungan tim nutrisi untuk memberikan diet sesuai

kebutuhan pasien, dengan masukan lemak dan protein sesuai toleransi. R :


Berguna dalam program diet untuk memenuhi kebutuhan nutrisi individu
Implementasi Keperawatan
Diagnosa 1 :
memberikan lingkungan yang tenang sesuai kebutuhan.
meningkatkan tirah baring, bantulah kebutuhan perawatan diri yang
penting.
berkolaborasi dengan tim medis lainnya dalam pemberian analgesic seperti
asetamenofen.
Diagnosa 2 :
Memonitor tanda-tanda vital : suhu tubuh
mengajarkan klien pentingnya mempertahankan cairan yang adekuat
sedikitnya 2000ml/ hari untuk mencegah dehidrasi
memberikan kompres dengan air biasa pada lipatan ketiak dan femur
menganjurkan klien untuk memakai pakaian yang menyerap keringat
Diagnosa 3 :
a. mengawasi pemasukan diet/jumlah kalori. Berikan makan sedikit dalam

frekwensi sering dan tawarkan makan pagi paling besar.


b. memberikan perawatan mulut sebelum makan;

c. menganjurkan makan pada posisi duduk tegak.


d. berkonsultasi pada ahli diet, dukungan tim nutrisi untuk memberikan diet

sesuai kebutuhan pasien, dengan masukan lemak dan protein sesuai


toleransi. R : Berguna dalam program diet untuk memenuhi kebutuhan
nutrisi individu
Evaluasi
1. Nyeri pasien berkurang
2. Suhu tubuh pasien sudah dalam
batas normal
3. Kebutuhan cairan pasien terpenuhi

Anda mungkin juga menyukai