Anda di halaman 1dari 59

+

PEMICU 1

Stephanie Wirjomartani 405100297


+
Learning Objectives
MM :

1. Bakteri (definisi, struktur, jenis)

2. Patofisiologi infeksi bakteri

3. Respon imun terhadap infeksi bakteri

4. Faktor faktor yang berperan dalam reaksi imunologi

5. Pemeriksaan diagnosa

6. Tatalaksana

7. Penggunaan anti-biotik

8. Pencegahan (imunisasi)
+
LO 1- Bakteri (Definisi, struktur,
jenis)
Definisi Bakteri adalah setiap mikroorganisme
prokariotik uniselular yang sering
mempernbanyak diri dengan pembelahan sel
(fisi) dan sel-selnya khas terdapat pada dinding
sel.
+
Struktur bakteri terbagi
menjadi dua yaitu:
1. Struktur dasar (dimiliki oleh
hampir semua jenis bakteri)
Meliputi: dinding sel,
membran plasma,
sitoplasma, ribosom, DNA,
dan granula penyimpanan

2. Struktur tambahan (dimiliki


oleh jenis bakteri tertentu)
Meliputi kapsul, flagelum,
pilus, fimbria, klorosom,
Vakuola gas dan endospora.
STRUKTUR BAKTERI GRAM (+) & BAKTERI GRAM (-)
+Struktur Bakteri
Struktur Fungsi Keterangan
Nukleus Pusat pengatur: di dlmnya terdapat -
benang DNA
Sitoplasma Cairan sel -
Granula Menyimpan cadangan makanan -
sitoplasma
Membran Struktur terdiri dr fosfolipid dan Di membran sitoplasma
sitoplasma protein. Fungsi : transport bahan ada cekungan
makanan, tempat transport elektron mesosom.
utk kuman aerob, ekspresi bagi -Septal mesosom
eksoenzim hidolitik,mengandung pembelahan sel
enzim dan molekul utk biosintesis -Lateral mesosom
DNA, reseptor dan protein utk
kemotaksis.
Dinding sel Utk proses pembelahan sel, Tersusun dr lapisan
biosintesa membentuk dinding sel peptidoglikan
sendiri, determinan antigen
permukaan kuman, pd kuman gram
negatif punya aktivitas endotoksi
non spesifik yaitu lipopolisakarida
Struktur Fungsi Keterangan
Kapsul Umunya kuman berkapsul lebih tahan thdp Adl polimer ekstrasel yg
efek fagositosis dr sistem imun berkondensasi dan bentuk
lapisan sekeliling sel
Flagel Bagian kuman berbentuk dpt benang, Jenis flagel :
terdiri dr protein -monotrikh: tunggal di ujung
kuman
-Lofotrikh : >1 flagel di satu
polar kuman
-Amfitrikh : 1 flagel di
kedua polar kuman
- peritrikh : di sekeliling
badan
Pili/fimbrie Adalah rambut pendek dan keras 2 jenis pili :
-Pili memegang peranan
adhesi kuman dg sel tubuh
hospes
-Seks pili utk konjugasi 2
kuman
Endospora bentuk istirahat (laten) dari beberapa jenis Spora tdd : core (sitoplasma
bakteri gram positif dan terbentuk didalam dr spora), dinding spora,
sel bakteri jika kondisi tidak korteks, coat, eksosporium
menguntungkan bagi kehidupan
bakteri.Dinding endospora yang tebal
tersusun atas protein dan menyebabkan
endospora tahan terhadap kekeringan,
radiasi cahaya, suhu tinggi dan zat
+Morfologi Kuman

Kokus : kuman berbentuk bulat


Mikrokokus : single
Diplokokus : berpasasangan
Pneumokokus : diplokokus bentuk lanset, gonokokus bentuk biji kopi
Tetrade : 4
Sarsina : 8 bentuk kubus
Streptokokus : rantai
Stafilokokus : buah anggur

Basilus : kuman berbentuk batang dengan panjang bervariasi


Kokobasilus : batang sgt pendek spt kokus
Fusiformis : kedua ujung batang meruncing
Streptobasilus : bergandengan btk filamen

Spiral
Vibrio : batang bengkok (koma)
Spirilium : spiral kasar, kaku, grk dg flagel
Spirokhaeta : spiral halus, elastik, grk dg aksial filamen
+
Jenis
+
Bakteri
Bakteri Gram Positif COCCUS

Coccus Spesies
Aerob dan atau fakultatif anaerob Micrococcaceae
-Micrococcus luteus, Micrococcus roseus
-Staphylococcus aureus , Staphylooccus
epidermis
Streptococcaceae
-Streptococcus pyogenes, Streptococcus
pneumoniae, Streptococcus agalactie
-Leuconostoc
Anaerob Pepcococcaceae
-Peptococcus
-Peptostreptococcus anaerobius
-Sarcina lutea

BATANG PEMBENTUK SPORA

Bacillaceae -Bacillus anthracis


-Clostridium botulinum, Clostridium
perfringens, Clostridium tetani
+BATANG TAK BERSPORA dan ACTINOMYCETES
Lactobacillaceae -Lactobacillus acidophilus
-Listeria monocytogenes
-Erysipelothrix rhusiopathiae
-Propionibacterium acnes
-Eubacterium lentum

Corynebacteriaceae - Corynebacterium diphteriae


Mycobacteriaceae -Mycobacterium tuberculosis,
Mycobacterium leprae
Nocardiaceae -Nocardia asteriodes
Actinomycetaceae -Actinomyces israelli, Actinomyces
naeslundii
-Arachnia propionica
-Bifidobacterium eriksonii
-Bacterionema matruchotii
-Rothia dentocariosa
Micromonosporaceae - Micropolyspora faeni
+
Bakteri Gram Negatif
Morfologi Familia Genus dan species
Coccus dan Neisseriaceae -Neisseria meningitidis
cocobacillus -Neisseria gonorrhoeae
- Branhamella cattarhalis
- Moraxella lacunata
-Acinetobacter

Coccus anaerob Veillonellaceae -Veillonella parvula


- Acidaminococcus fermentana

Bacillus dan Pseudomonadaceae -Pseudomonas aeruginosa


coccus aerob
Genera of certain -Brucella abortus, Brucella
affilation melitensis, Brucella suis
-Bordetella pertussis
-Francisella tularensis
-Alcaligenes faecalis
-Acetobacter
Morfologi Familia Genus dan species
Bacillus Enterobacteriaceae -Escherichia coli
anaerob -Edwardsiella tarda
fakultatif -Citrobacter freundii
-Salmonella typhi, Salmonella sp.
-Shigella dysenteriae, Shigella
flexneri, Shigella sonnei
-Klebsiella pneumoniae
-Enterobacter aerogenes
-Serratia marcescens
-Proteus mirabilis, Proteus vulgaris
-Yersinia enterocolitica, Yersinia
pestis
-Erwinia
Vibrionaceae -Vibrio cholerae, Vibrio
parahaemolyticus
-Aeromonas hydrophila
-Plesiomonas shigelloides
Genera of uncertain -Chromobacterium violaceum
affilation -Flavobacterium meningosepticum
-Haemophillus influenzae
-Pasteurella multocide
-Actinobacillus lignieresii
-Cardiobacterium hominis
Morfologi Familia Genus dan Spesies
Bacillus anaerob Bacteroidaceae -Bacteroides fragilis
-Fusobacterium nucleatum
-Leptotrichia buccalis

Helical cells Spirochaetaceae -Treponema pallidum


-Borrelia recurrentis
- Leptospira interrogans

Spiral and Spirillaceae -Spirilinum minor


curved bacteria -Campylobacter fetus
Rickettsias Rickettsiaceae -Rickettsia rickettsii
-Rochalimaea quintana
-Coxiella burnetti

Bartonellaceae -Bartonella bacilliformis


-Chlamydia trachomatis
Chlamydiaceae -Chlamydia trachomatis
Bentuk tak Mycoplasmataceae -Mycoplasma pneumoniae
berdinding sel
+
Berdasarkan keperluan akan oksigen, Bakteri dibagi dalam 4
golongan

1. Anaerob obligat: hidup tanpa oksigen, oksigen toksik


terhadap golongan bakteri ini.

2. Anaerob aerotoleran: tidak mati dengan adanya oksigen.

3. Anaerob fakultatif: mampu tumbuh baik dalam suasana


dengan atau tanpa oksigen.

4. Aerob obligat: tumbuh subur bila ada oksigen dalam


jumlah besar.
+
Bakteri mempunyai temperatur optimum yaitu dimana
bakteri tersebut tumbuh sebaik baiknya dan batas
batas temperatur dimana pertumbuhan dapat terjadi.

a. Psikhrofilik: -5 sampai +300C dengan optimum 1-


200C.

b. Mesofilik: 10 450C dengan optimum 20 400C.

c. Termofilik: 25 800C dengan optimum 50 600C.

pH :pH mempengaruhi pertumbuhan bakteri. Kebanyakan


bakteri patogen mempunyai pH optimum 7,2 7,6.
+
LO 2- Patofisiologi infeksi
bakteri
Bakteri menempel / melekat pada host (Manusia)

Menemukan tempat u/ menetap

Memperbanyak Diri

Menyebar

Jaringan Sistem Limfatik

Darah (bakteremia)
+
Patofisiologi infeksi bakteri:

1. Adhesins -> Memfasilitasi proses adesi dengan target


spesifik

2. Invasins -> Berfungsi untuk melakukan invasi aktif


pada makroorganisme

3. Impedins -> Mematikan pertahanan imun host pada


beberapa kasus.

4. Aggressins -> Enzim yang mengandung racun dan


dapat merusak jaringan.

5. Modulins -> Menginduksi produksi sitokin (ex: LPS ps


bakteri Gram (-), superantigen, murein fragments)
+
LO 3- Respon imun terhadap infeksi
bakteri

Mekanisme Respon Imun thdp Bakteri

Imunitas
Imunologi nonspesifik
bakteri Humoral
ekstraseluler Imunitas
Mekanisme spesifik
Imun dlm
Sitokin
infeksi
bakteri Imunitas
Imunologi nonspesifik
Bakteri
intraseluler Imunitas
spesifik
+ Respon imun umum infeksi bakteri
+ Imunologi Bakteri Ekstraseluler

Bakteri ekstraseluler dpt hidup dan berkembangbiak


di luar sel pejamu : sirkulasi, jaringan ikat, rongga2 (
lumen saluran nafas dan saluran cerna)
Penyakit yg ditimbulkan : inflamasi yg menimbulkan
destruksi jaringan di tempat infeksi dg membentuk
nanah/infeksi supuratif.
Bakteri ekstraselular : Mycoplasma sp,
Pseudomonas aeruginosa, enterotoxigenic E.coli,
Vibrio choleare, Staphylococcus aureus,
Streptococcus pyogenes, Haemophylus influenzae,
Bacillus antrachis.
+ Imunitas non spesifik
ekstraseluler
Komponen utama : komplemen, fagositosis, respon inflamasi

Komplemen : bakteri ekspresikan manosa di permukaan


diikat lektin yg homolog dg C1q aktivasi komplemen jalur
lektin.

Komplemen berfungsi :
Merekrut sel2 inflamasi C3a, C5a
Opsonisasi pelapisan dg komplemen C3
MAC (membrane Attack Complex) hancurkan membran
bakteri

Fagosit : mengikat bakteri mll reseptor permukaan lain spt


Toll-like receptor meningkatkan aktivasi leukosit,
fagositosis; lepas sitokin induksi infiltrasi leukosit ke
tempat infeksi dan induksi panas serta sintesis APP.
+Imunitas Ekstraselular Non Spesifik

Produk sampingan :
Mengaktifkan & mengerahkan
leukosit

aktifkan
Bakteri Manosa + lektin + C1q Komplemen

Opsonisasi & fagositosis

Ikat Bakteri + aktifasi leukosit dan fagositosis

+ (Mengikat)
(Meningkat) Sitokin
+
+Jalur Aktivasi Komplemen

*MASP: Manan
Binding Lectin Serin
Peptidase
+ Komplemen
+ Fagositosis bakteri
+
Imunitas Spesifik
Ektraseluler
Humoral

Komponen utama : antibodi menyingkirkan mikroba,


netralkan toksin

Th2 produksi sitokin rangsang respon sel B, aktivasi


makrofag, dan inflamasi.

Sitokin

Produksi sitokin oleh makrofag timbulkan inflamasi dan


syok septik.

Toksin spt superantigen aktifkan banyak sel T sitokin


makin banyak syok septik
+
+
+ Imunologi Bakteri Intraselular

Ciri utama bakteri intraseluler : kemampuan utk hidup


bahkan berkembang biak dlm fagosit.

Termasuk bakteri intraselular :


Intraselular fakultatif : Salmonella sp, Shigella sp,
Legionella pneumophili, invasive E.coli, Neisseria sp,
Mycobacterium sp, Lysteria monocytogenes, Bordetella
pertusis
Intraselular obligat : Rickettsia sp, Coxiella burnetti,
Chlamydia sp
+
Imunitas Nonspesifik Intraselular

Faktor utama : fagosit dan sel NK.

Fagosit: menelan dan coba menghancurkan mikroba


namun mikroba dpt resisten thdp efek degradasi fagosit

Sel NK : bakteri intrasel aktifkan sel NK scr direk atau


aktivasi makrofagproduksi IL-2 sel NK aktif produksi
IFN- kembali aktifkan makrofag daya bunuh dan makan
bakteri meningkat
+Imunitas Intraselular Non
Spesifik

Fagosit menelan bakteri Bakteri


resisten
Sitokin = mengaktifkan

Sel NK
Memproduksi

IL-12 & IFN -

Mengaktifkan Makrofag kembali


+ Imunitas Spesifik Intraselular

Respon imun spesifik proteksi utama : imunitas selular


Terdiri dr 2 reaksi :
Sel CD4+ Th1
Sel CD8+/CTL : memacu pembunuhan mikroba, lisis sel terinfeksi

Makrofag : respon thdp mikroba intraselular dan bentuk


granuloma, timbulkan kerusakan jaringan (pd DTH pd protein
M.tuberkulosis)
CD4+ : beri respon thdp peptida antigen-MHC-II asal bakteri
intravesikuler, produksi IFN- aktifkan makrofag utk hancurkan
mikroba dlm fagosom
Sel CD4+ naif : diferensiasi jd Th1( aktifkan fagositbunuh
mikroba) dan Th2 (mencegah aktivasi makrofag)
CD8+ : beri respon thdp molekul MHC-I ikat antigen sitosol dan
bunuh sel terinfeksi
+Imunitas Intraselular
Spesifik

CD4+ & TH1 Aktifkan makrofag (DTH) Granuloma

Imunitas IFN -
Kerusakan
Selular Jaringan
Membunuh Mikroba
CD8+ & CTL &
Lisis sel terinfeksi
+Strategi Bakteri Intraselular
+
Mekanisme menghindari efektor imun Contoh

Bakteri Ekstraselular

Variasi antigenik N.gonorea, E.koli, S.tifi

Pencegahan aktivasi komplemen Banyak bakteri

Resistensi thdp fagosit Pneumokok

ROI (Reactive Oxygen Intermediate) Stafilok katalase positif

Bakteri Intraselular

Mencegah pembentukan fagosom M.tuberkulosis, L.pneumofilia

ROI (Reactive Oxygen Intermediate) M.lepra

Membran fagosom rusak, masuk ke L.monositogenes (hemolisin)


sitoplasma
+ Mekanisme Demam Akibat Bakteri

Degenerasi jaringan tubuh


piroge
dan bakteri toksik n
pe set-point pada

Hasil pemecahan termostat hipotalamus

Protein, protein

(sebagian besar) demam aspirin

Bangkitkan
Bakteri/hasil pemecahan reaksi
hipotalamus

Bakteri (darah/jaringan) sintesis prostaglandin E 2

makrofag,leukosit cairan tubuh

Fagositosis tahap digestion + pelepasan IL-1


+LO 4 - Faktor yg Mempengaruhi
Terjadinya Infeksi bakteri

1. Faktor Perlekatan

. Satu2nya cara dalam proses menginfeksi

. Akan diikuti o/ mikrokoloni dan serangkaian langkah


patogenesis terjadinya infeksi.

. Interaksi antara bakteri dg permukaan sel jaringan


dipengaruhi oleh permukaan hidroforbisitas dan
muatan permukaan jaringan.

2. Invasi bakteri ke dlm Sel dan Jaringan Manusia

. Masuknya bakteri ke dalam sel inang, bakteri akan

melepaskan virulensi yg akan mempengaruhi sel


manusia.
+ 3.
Toksin
Eksotoksin Endotoksin
Diproduksi o/ bakteri gram (+) dan Hanya diproduksi o/bakteri gram (-)
gram (-)

Polipeptida dg BM 10.000-900.000 Lipopolisakarida kompleks


komposisi protein dominan Lipid A bersifat toksik

Relatif tdk stabil : toksisitas sering Relatif stabil : dg temp. > 600C
dirusak oleh panas pd tem. Dibawahn selama berjam-jam tdk kehilangan
600C toksisitas
Biasanya tidak menghasilkan demam Biasanya menghasilkan demam
pada tubuh inang denagn melepas interleukin-1 dan
mediator lain
Dapat diubah menjadi antigenik, Tidak dapat dijadikan toksoid
toksoid, non toksoid, dapat digunakan
untuk imunisasi (ex. Imunisasi TT)
+
4. Enzim
Enzim perusak jaringan :

Clostridium perfringens memproduksi selain lechitinase juga


collagenase, shg dpt merusak kolagen yg merupakan
protein utama dr jar.ikat.

Protease Ig A1 :

menghindari agar bakteri tdk terjebak o/musin, dimiliki o/


bakteri ekstraselular, dpt mengaktivasi antibodi.
+ LO 5 &6 - Prosedur diagnostik
& penatalaksanaan

Gejala-gejala khas infeksi bakteri sesuai lokasi di tubuh

Demam yg tinggi >39C, demam naik turun suhunya.

Gigi dan gusi Pembengkakan dan perdarahan gusi, napas berbau


dan rasa sakit. Infeksi berat menyebabkan luka berdarah.

Infeksi tenggorokan Sakit tenggorokan, napas berbau, mulut


terasa pahit, demam dan perasaan tercekik.

Infeksi paru Nyeri dada, batuk, sesak napas, sputum/dahak yang


berbau busuk dan kehilangan berat badan.

Infeksi dalam rongga perut Rasa sakit, demam dan kemungkinan


harus dilakukan tindakan pembedahan., serta keluarnya cairan
nanah yang berbau busuk dari luka infeksi.
+
Infeksi panggul Keluarnya nanah atau darah yang
berbau busuk dari uterus, rasa sakit di seluruh tubuh
atau pada panggul, demam dan menggigil.

Kulit dan jaringan lunak Luka yang terinfeksi


menyebabkan kemerahan pada kulit di sekitarnya,
sangat sakit, pembengkakan dan cairan nanah yang
berbau busuk. Infeksi kulit menyebabkan pembengkakan
pada kulit yang sakit, rasa sakit, kemerahan, luka
terbuka (ulkus) dengan nanah yang berbau busuk. Infeksi
kulit berat menyebabkan kerusakkan jaringan kulit
(nekrosis).

Aliran darah. Akibat masuknya bakteri pada aliran


darah menimbulkan demam tinggi (40,6 derajat Celcius),
menggigil, sakit berat dan berpotensi menjadi fatal.
+Tanda Infeksi Bakteri

Parameter Keterangan
Hitung leukosit, hitung jenis -Leukositosis netrofilia,
leukosit eosinofilia, -monositosis
-Leukopenia : <4000/L bila
terjadi infeksi berat cth
Salmonella thypii
CRP (C-Reactive Protein) Meningkat drastis pd infeksi
bakteri, merupakan slh satu
acute phase reactan
LED Meningkat pd infeksi spt TBC,
pneumonia, sifilis
+ Antimikroba (AM)
AM adlh obat pembasmi mikroba, khususnya mikroba
yg merugikan manusia. Mikroba trbatas pd jasad renik
yg tdk termsk parasit.

Antibiotik adlh zat yg dihasilkan oleh suatu mikroba,


terutama fungi yg dpt menghambat atau membasmi
mikroba jenis lain.

Pemberiannya harus sesuai shg tdk terjadi resistensi

F-dinamik dan F-kinetik trgantung pd : umur pasien,


kehamilan, genetik, keadaan patologik tubuh hospes.

ES : Rx alergi, rx idiosinkrasi, rx toksis, perubahan


biologik n metabolik.
+ Berdasarkan mekanisme kerja, AM dibagi 5 :

Menghambat metabolisme sel mikroba


Sulfonamid, trimetropim, asam p-aminosalisilat,
sulfon efek bakteriostatik

Menghambat sintesis dinding sel mikroba


Penisilin, sefalosporin, basitrasin, vankomisin,
sikloserin efek bakterisid

Mengganggu keutuhan membran sel mikroba


Polimiksin, gol polien, AM kemoterapeutik
(antiseptik surface active agents)

Menghambat sintesis protein sel mikroba


Gol aminoglikosid, makrolid, linkomisin,
tetrasiklin, kloramfenikol

Menghambat sintesis asam nukleat sel mikroba


Rifampisin, gol kuinolon
+LO 7 Penggunaan antibiotik

Pemilihan antibiotik

Secara rasional bergantung pada pertimbangan :


Diagnosis

Didasarkan pada etiologi yang spesifik dengan


memperoleh spesimen yang tepat untuk identifikasi
bakteriologi agen penyebab
Uji kerentanan
+Pertimbangan Indikasi Penggunaan
Antibiotik
Sensitisasi yang tersebar luas pada populasi :
hipersensitivitas, anafilaksis, ruam, demam, gangguan
darah, hepatitis kolestatik, penyakit kolagen-vaskuler

Perubahan flora normal tubuh pada penyakit akibat


superinfeksi oleh pertumbuhan berlebih organisme yang
resisten obat

Mengurangi infeksi serius tanpa membasminya. Misal,


manifestasi klinis abses dapat ditekan sementara proses
infeksi berlanjut

Toksisitas obat langsung. Misal, trombositopenia akibat


penisilin, kerusakan ginjal + saraf akibat aminoglikosida

Timbulnya resistensi obat pada populasi mikroba.


Adanya pergantian mikroba resisten dengan eliminasi
mikroba sensitif
+ Penggunaan Antibiotik
Kombinasi
Memberikan pengobatan tepat pada pasien yang benar-
benar sakit dan dicurigai mengalami infeksi mikroba
serius

Memperlambat timbulnya mutan mikroba yang resisten


terhadap 1 jenis obat pada infeksi kronik. Misal: TBC

Mengobati infeksi campuran, terutama infeksi setelah


trauma berat/melibatkan struktur-struktur vaskuler

Mencapai sinergisme bakterisidal/memberikan kerja


bakterisidal
+ Kerugian Antibiotik Kombinasi
Memberikan rasa aman yang palsu kurangnya usaha
untuk menegakkan diagnosis tertentu

Semakin besar risiko reaksi obat atau pasien menjadi


sensitif terhadap obat-obatan

Biaya tinggi yang tidak semestinya

Kombinasi obat tidak lebih efektif dari 1 obat

Sangat jarang : 1 obat bersifat antagonis terhadap obat


lain saat diberikan bersamaan
+LO 8 -Pencegahan Infeksi Bakteri
Primer
Penyebaran langsung kontak fisik dicegah dengan kebersihan
Memperhatikan higiene personal
Membersihkan lingkungan sekeliling
Bagi bayi dan balita, melakukan imunisasi dasar dan anjuran
bila mampu
Pemeriksaan kesehatan rutin bagi orang tinggi resiko terinfeksi

Sekunder
Pengobatan profilaksis bagi orang yang berisiko tinggi dengan
indikasi dan keadaan tertentu

Tersier
Menciptakan lingkungan yang sesuai untuk penyembuhan
akibat infeksi bakteri
Menjaga pola makan, misalnya yang mengandung zat besi
dikurangi
+
Daftar Pustaka
Harjono RM, Hartono A, Japaries W, dkk. Kamus
Kedokteran Dorland.

Jakarta: EGC, 1994.


Bratawidjaja KG, Rengganis I. 2010. Imunologi Dasar. Ed
9. Jakarta : Balai Penerbit FKUI.

Anda mungkin juga menyukai