Anda di halaman 1dari 37

REFRESHING

MULUT DAN
TENGGOROKAN
PEMBIMBING: dr. Dian Nurul A, Sp. THT

RIZKA SEKAR
2012730154
Anatomi Rongga Mulut
GIGI
Gigi pada bayi terdiri dari dua gigi seri, satu gigi taring, dan
dua gigi geraham. Gigi dewasa terdiri dari dua gigi seri, dan
satu gigi taring, dua gigi premolar, dan tiga gigi molar
Perdarahan Pada Faring

Cabang a.karotis
eksterna
Cabang a.maksila
interna
FARING
Merupakan pipa berotot yang berjalan dari dasar
tengkorak sampai persambungannya dengan
oesopagus pada ketinggian tulang rawan krikoid.
Nasofaring (terdapat pharyngeal tonsil dan Tuba
Eustachius).
Dasar Tengkorak

Palatum Mole

Anatomi Faring Tepi atas epiglotis

Unsur unsur
Faring
1. Mukosa
2. Palut Lendir Esofagus

3. Otot
Ada saluran penghubung
antara nasopharinx dengan
telinga bagian tengah, yaitu
Tuba Eustachius dan Tuba
Auditory

Bagian atas = dasar


tengkorak
Bagian bawah = palatum
mole
Bagian depan = rongga
hidung
Bagian belakang = vertebra
servikal
Arteria tonsillaris, cabang
arteria facialis.
Tonsila palatina juga
menerima ranting-ranting
arterial dari arteria palatina
ascendens, arteria
lingualis, arteria palatina
descendens, dan arteria
pharyngea ascendens.

Ketiga muskulus konstriktor


faring dipersyarafi oleh
plexus pharyngealis
(nervus glossopharyngeus)
yang terletak pada dinding
lateral faring,
LARING
Saluran udara dan bertindak sebagai pembentuk suara.
Bagian pangkal ditutup oleh sebuah empang tenggorok
yang disebut epiglottis, yang terdiri dari tulang-tulanng
rawan yang berfungsi ketika menelan makanan dengan
menutup laring.
Laring dilapisi oleh selaput lendir , kecuali pita suara dan
bagian epiglottis yang dilapisi oleh sel epithelium berlapis.
Laring tersusun atas 9 Cartilago ( 6 Cartilago kecil dan 3
Cartilago besar ).
Terbesar adalah Cartilago thyroid yang berbentuk
seperti kapal, bagian depannya mengalami penonjolan
membentuk adams apple, dan di dalam cartilago ini
ada pita suara.

Fungsi utama laring


adalah untuk
memungkinkan
terjadinya vokalisasi.
Laring juga melindungi
jalan napas bawah dari
obstruksi benda asing
dan memudahkan
batuk
Epiglotis daun katup kartilago yang menutupi ostium ke
arah laring selama menelan

Glotis ostium antara pita suara dalam laring


Kartilago kartilago terbesar pada trakea, sebagian dari
Thyroid kartilago ini membentuk jakun ( Adams Apple )

Kartilago Krikoid satu-satunya cincin kartilago yang komplit dalam


laring (terletak di bawah kartilago thyroid )

Kartilago digunakan dalam gerakan pita suara dengan


Aritenoid kartilago thyroid

Pita suara ligamen yang dikontrol oleh gerakan otot yang


menghasilkan bunyi suara; pita suara melekat
pada lumen laring.
Tonsil
Permukaan medial tonsil bentuknya beraneka ragam
dan mempunyai celah yang disebut kriptus. Epitel yang
melapisi tonsil ialah epitel skuamosa yang juga meliputi
kriptus. Didalam kriptus biasanya ditemukan leukosit,
limfosit, epitel yang terlepas, bakteri dan sisa makanan.

Permukaan lateral tonsil melekat pada fasia


pharynx yang sering juga disebut kapsul tonsil.
Kapsul ini tidak melekat erat pada otot pharynx,
sehingga mudah dilakukan diseksi pada
tonsilektomi.
Grade Tonsil
T0 : Tonsil masuk di dalam fossa
T1 : <25% volume tonsil dibandingkan
dengan volume orofaring
T2 : 25-50% volume tonsil
dibandingkan dengan volume orofaring
T3 : 50-75% volume tonsil
dibandingkan dengan volume orofaring
T4 : >75% volume tonsil dibandingkan
dengan volume orofaring
ANAMNESIS
FARING DAN RONGGA MULUT HIPOFARING DAN LARING
1) Nyeri tenggorok
2) Rasa banyak dahak 1) Suara serak
3) Rasa ada yang 2) Batuk
menyumbat atau 3) Disfagia
mengganjal 4) Rasa ada sesuatu di
4) Sulit menelan leher
5) Nyeri menelan
Pemeriksaan Fisik
Alat-alat pemeriksaan Pengaturan Posisi pasien :
tenggorok Pasien dewasa duduk
Lampu Kepala berhadapan dengan pemeriksa
spatula lidah lutut bersisian.
kaca tenggorok no 5-8 Pasien anak dipangku dengan

Kassa posisi yang sama dengan ibu


Nierbekken Pasien bayi ditidurkan di

Lampu spiritus pangkuan (paha) orang tua


Pemeriksaan Mulut dan
Faring
Inspeksi Keadaan Bibir, rongga mulut, mukosa rongga mulut,
lidah dan gerakannya
PALPASI
TONSIL
Pemeriksaan Nasofaring

Meatus Superior
Meatus Media
Jaringan Adenoid
Torus Tubarius
Muara Tuba
Eustachius
Ujung posterior dari
Konka Inferior
Fossa Rossenmuller
Arkus Faring
Nasofaringoskop Indirek
Pemeriksaan Orofaring
Laringoskopi Indirek
Epiglotis
valekula
fossa piriformis
plika eriepiglotika
aritaenoid
plika ventrikularis dan
plika vocalis

Penilaian mobilitas plika


vocalis dengan menyuruh
penderita mengucapkan
huruf I berulang kali.
Laringosokopi Direk

Fibre Optic Laryngoscope


Palpasi Kelenjar Limfe
Tes Fungsi Pengecapan

Hipogeusia

Ageusia
Penyakit Tenggorokan
Tonsilitis

Definisi :
infeksi atau peradangan pada tonsil

Penyebab :
bakteri streptococcus hemoliticus group
A, pneumokokus, Streptococcus viridan,
dan Streptococcus pyogens
Patomekanisme
Infiltrasi bakteri pada lapisan epitel tonsil peningkatan
jumlah bakteri peradanganterbentuknya detritus

Gejala: Pemeriksaan fisik :


Nyeri menelan Pembengkakan tonsila
(Odinofagi) palatina
Sulit menelan (Disfagi)
Bercak-bercak pada
Demam tinggi
tonsil
Otalgia (nyeri alih N.
Kadang terbentuk
IX)
Anoreksia
eksudat
Komplikasi Terapi
Otitis media akut Antibiotik spektrum

Sinusitis luas atau sulfonamid


Abses peritonsiler Antipiretik

Abses parafaring Analgetik

Obat kumur yang


mengandung
desinfektan
Operasi
Indikasi :
Serengan tonsillitis lebih dari 3x/tahun
Menimbulkan maloklusi gigi dan menyebabkan
gangguan pertumbuhan orofasial.
Sumbatan
Rhinitis dan sinusitis yang kronis, peritonsilitis
dengan abses peritonsil yang tidak berhasil
hilang dengan pengobatan.
Dicurigai adanya keganasan.
Ototis media efusa/ otitis media supuratif.
Faringitis akut
Definisi :

Keadaan akut pada mukosa faring dan


jaringan limfoid pada dinding faring.

Etiologi :
Streptokokus hemolitikus

S.pneumonia atau Hemofilus influenza.


Gejala :
Nyeri Menelan

Suhu subfebris

Rasa kering dan panas pada tenggorokkan

Rinorea

Nyeri kepala

Pemeriksaan Fisik :
Faring hiperemis

Udem terutama dilateral band

Limfadenopati KGB regional

Terapi: Simptomatik
DAFTAR PUSTAKA
1. Adam,Boies, Higler, Boies Buku Ajar Penyakit THT edisi 7, EGC, Jakarta,1997.

2. Guyton,AC, Hall,JE, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, 1997, editor: irawati setiawan, ed. 9,

1997, Jakarta: EGC

3. Putz, Pabst. Atlas Anatomi Manusia Sobotta Bagian I Revisi Edisi 20. Balai Penerbit Buku

Kedokteran EGC. Jakarta : 1995.

4. Soepardi, Efiaty Arsyad dkk, Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala

Leher edisi 5, FK UI, 2006.

5. Spaltehols, Spanner. Atlas Anatomi Manusia Bagian II Edisi 16. Balai Penerbit Buku

Kedokteran EGC. Jakarta : 1993

6. Andrianto,Petrus. 1986. Penyakit Telinga,Hidung dan Tenggorokan,75-76.EGC,Jakarta

7. Anatomi dan fisiologi hidung. Available from :

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21283/4/Chapter%20II.pdf

Anda mungkin juga menyukai