Anda di halaman 1dari 37

INFEKSI OPORTUNISTIK

ORGAN PENCERNAAN.
Maria Elly Nobeta Hutabarat
11-017
Infeksi oportunistik

4
Stadium 1

Tidak ada gejala


Limfadenopati Generalisata Persisten
Stadium 2

Penurunan berat badan bersifat sedang yang tak


diketahui penyebabnya (<10% dari perkiraan
berat badan atau berat badan sebelumnya)
Infeksi saluran pernafasan yang berulang
(sinusitis, tonsillitis, otitis media, faringitis)
Herpes zoster
Keilitis angularis
Ulkus mulut yang berulang
Ruam kulit berupa papel yang gatal (Papular
pruritic eruption)
Dermatisis seboroik
Infeksi jamur pada kuku
Stadium 3

Penurunan berat badan bersifat berat yang tak diketahui


penyebabnya (lebih dari 10% dari perkiraan berat badan
atau berat badan sebelumnya)
Diare kronis yang tak diketahui penyebabnya selama lebih
dari 1 bulan
Demam menetap yang tak diketahui penyebabnya
Kandidiasis pada mulut yang menetap
Oral hairy leukoplakia
Tuberkulosis paru
Infeksi bakteri yang berat (contoh: pneumonia, empiema,
meningitis, piomiositis, infeksi tulang atau sendi,
bakteraemia, penyakit inflamasi panggul yang berat)
Stomatitis nekrotikans ulserative akut, gingivitis atau
periodontitis
Anemi yang tak diketahui penyebabnya (<8g/dl), netropeni
(<0.5 x 109/l) dan/atau trombositopeni kronis (<50 x 109/l) .
Stadium 4

Sindrom wasting HIV


Pneumonia Pneumocystis jiroveci
Pneumonia bacteri berat yang berulang
Infeksi herpes simplex kronis (orolabial, genital, atau
anorektal selama lebih dari 1 bulan atau viseral di
bagian manapun)
Kandidiasis esofageal (atau kandidiasis trakea, bronkus
atau paru)
Tuberkulosis ekstra paru
Sarkoma Kaposi
Penyakit Cytomegalovirus (retinitis atau infeksi organ
lain, tidak termasuk hati, limpa dan kelenjar getah
bening)
Toksoplasmosis di sistem saraf pusat
Ensefalopati HIV
Pneumonia Kriptokokus ekstrapulmoner, termasuk
meningitis
Infeksi mycobacteria non tuberkulosis yang
menyebar
Leukoencephalopathy multifocal progresif
Cyrptosporidiosis kronis
Isosporiasis kronis
Mikosis diseminata (histoplasmosis, coccidiomycosis)
Septikemi yang berulang (termasuk Salmonella non-
tifoid)
Limfoma (serebral atau Sel B non-Hodgkin)
Karsinoma serviks invasif
Leishmaniasis diseminata atipikal
Nefropati atau kardiomiopati terkait HIV yang
simtomatis .
DIAGNOSIS IO PADA DEWASA
HIV

Sebaiknya berdasarkan hasil lab dan klinik


Tidak semua tempat memiliki sarana lab
Diagnosis berdasarkan gejala dapat
mengikuti pedoman Nasional atau WHO

10
IO YANG BIASANYA DI ORGAN
PENCERNAAN
Cheilitis angularis
ulkus aftosa

Diare kronis

Kandidiasis Oral persisten ( oral thrush )

Oral Hairy Leukoplakia

Stomatitis ulseratif nekrotizing akut, gingivitis atau


periodontitis
HIV wasting syndrome

Kandidiasis esofagus (atau trakea, bronkus, paru)


CHEILITIS ANGULARIS
Infeksi atau inflamasi yang terjadi pada sudut
mulut.
Etiologi; faktor infeksi, faktor mekanikal,
defisiensi imun, dan defisiensi nutrisi.
Ditandai dengan adanya fisur-fisur, retak-retak
pada sudut bibir, berwarna kemerahan,
mengalam ulserasi disertai rasa terbakar, nyeri,
rasa kering pada sudut mulut.
Perawatan cheilitis angularis adalah dengan
menghilangkan faktor etiologi.
Cheilitis angularis

13
Ulkus aftosa

Suatu luka terbuka yang kecil didalam


mukosa mulut sehingga menimbulkan nyeri
Etiologi; kebersihan mulut kurang dijaga,
gizi kurang, infeksi kuman, gangguan
hormonal, kelainan darah, pemakaian
makanan / zat yang merangsang luka.

14
Ulkus aftosa

Diagnosis; adanya lesi dan nyeri pada rongga mulut.


Biopsi dan pemeriksaan histologi perlu untuk menyingkirkan
penyebab lain
Terapi;
Deksametason 1mg 2x1hari, diberikan 3hari
Jika 2minggu tidak sembuh kombinasi dengan amoksisilin
500mg 3x1hari, diberikan 5 hari
Istirahat cukup, makan makanan bergizi, irigasikan mulut
dengan cairan H2O2 + air hangat ( 1,5% )
15
Beri vit B.kompleks dan vit.C 50mg 3x1hari selama 3hari
16
DIARE KRONIS
Kandidiasis oral

Bercak putih diselaput mukosa disertai eritema dirongga


mulut
Memiliki tampilan khas pada pemeriksaan fisik
Pada sediaan KOH mikroskopis ditemukan pseudohifa

21
Candida albicans
Oral (thrush)
Koloni atau kelompok pseudomembran berwarna putih/kuning,
yang terdapat dimana saja dalam rongga mulut
Dapat terlokalisir maupun meluas
Dapat dgn mudah diangkat dgn menggosoknya
Eritematus: tampak sebagai bercak kemerahan pada mukosa
Hiperplastik serupa dgn pseudomembran tetapi biasanya
melekat dengan jaringan
Cheilitis angularis: fissura pd sudut mulut dgn atau tanpa
kolonisasi 22
Kandidiasis Pseudomembran

23
Kandidiasis Eritematus

24
Kandidiasis Hiperplastik

25
Kandidiasis Cheilitis angularis

26
MANAGEMEN DAN TERAPI
Tablet Nistatin 100.000IU, dihisap setaip 4 jam selama 7 hari

Suspensi nistatin 3-5 cc dikumur 3 kali sehari selama 7 hari

Kasus berat flukonazole 150-200mg/hari selama 14 hari


Oral Hairy Leukoplakia

Tampak sebagai lesi/plaque atau


seperti proyeksi rambut
bergelombang pada bagian lateral
lidah yang tidak nyeri & tidak
dapat hilang dgn menggosoknya
Merupakan tanda supresi imun &
prognosis jelek
Pemeriksaan histopatologi
menunjukkan Eipstein-Barr (EBV)
intrasel

28
29
Necrotising Gingivitis

Inflamasi gusi dapat menjadi

30
ekstensif dan nekrotik sehingga
dapat menimbulkan gigi copot
Disebabkan oleh bakteri dari flora
mulut
Necrotizing Stomatitis

Nekrosis jaringan lunak


yang luas di atas

31
tulang; sering tidak
ditemukan
penyebabnya
Bandingkan dengan
ulkus aftosa di sebelah
kanan
Necrotizing Ulcerative Periodontal

Ditandai oleh ulkus gingiva yg nyeri


dan dapat menyebabkan hilangnya
alveolus tulang
Penanganan:
Terapi antibiotik (Metronidazol, Klindamisin,
Ko-amoksiklav)
Debridement jaringan
nekrotik/sekuesterektomi 32
Perawatan di rumah yang seksama
33
Kandidiasis esofagus
Infeksi jamur seperti kandidiasis pada mulut merupakan salah
satu penyebab yang sering terjadi. Kandidiasis dapat meluas

34
sampai ke esofagus pada pasien AIDS. Menyebabkan
gangguan dan sakit menelan. Diagnosis berdasarkan pada
gejala klinis, rasa sakit di dada sewaktu menelan. Endoskopi
tidak dibutuhkan kecuali pasien tidak memberi respon
pengobatan.
CANDIDIASIS ESOFAGUS

Managemen dan terapi


Flukonazole 200mg/hari selama
14 hari atau
Itrakonazole 400mg/hari selama
14 hari atau
Ketoconazole 200mg/hari selama
14 hari

35
Terapi sistemik (diberikan jika tidak ada perbaikan
setelah 7 hari terapi topikal dan untuk semua kasus
kandidiasis esofageal)

Pilihan pertama Fluconazole (200 mg loading dose,

36
selanjutnya 100 mg/hari sampai gejala hilang. Jika tidak ada
fluconazole, gunakan Ketoconazole (200-400 mg /hari)
Pilihan kedua Itraconazole (100 mg 2 x sehari, dosis
dapat dinaikkan sampai maksimum 400 mg sehari selama
10 -14 hari)
Pilihan ketiga Amphotericin B (I.V.) (0.5-1.5 mg/kg per
hari)
Gunakan terapi intermiten selama mungkin, untuk
memperlambat
timbulnya kandida yang resisten
REFERENSI
Pedoman Nasional Tatalaksana Klinis Infeksi
HIV dan Terapi Antiretroviral pada orang
Dewasa , Kemenkes RI, 2011.
Buku Ajar Patofisiologi Sylvia and Price edisi 6

Anda mungkin juga menyukai