Slamet, Jawa Tengah, Indonesia, Didasarkan pada Data Magnetotelurik Created By: William Chandra - 12915006 Abstrak Pada paper ini di sajikan hasil pemodelan kuantitatif aliran hidrothermal pada sisi barat gunung Slamet, Jawa Tengah. Pemodelan ini dilakukan dengan hukum Darcy yang telah dimodifikasi, disebut persamaan Brinkman yang mengkompensasi efek gaya apung yang dikenakan pada fluida karena perubahan suhu (Boussinesq bouyancy term). Persamaan kesetimbangan panas(konveksi- konduksi) serentak dimasukkan guna memetakan aliran fluida di geothermal yang berhubungan dipadukan dengan distribusi suhu. Kendala geometrik dari sistem geothermal dibawah sisi barat gunung didapat dari interpretasi bagian resistivitas Magnetotelurik(MT). Skema mampu memperlihatkan secara numerik pola aliran fluida dan besar yang dibatasi oleh komponen sistem geothermal di gunung Slamet. Skema model bisa dianggap pelengkap penting untuk lebih memahami pola aliran hidrothermal yang akan membantu rencana pengembangan pembangkit listrik tenaga geothermal. Pendahuluan Sistem geothermal yang berhubungan dengan vulkanik/gunung api terdiri dari 5 komponen utama: batuan penutup, reservoir, fluida reservoir, sumber panas, dan siklus hidrologi. Terdapat 3 survey gabungan 3 ilmu yang dilakukan. Survey geologi dimaksudkan untuk mengidentifikasi unit geologi dan struktur yang mewadahi sistem geothermal khususnya reservoir yang mengandung fluida hidrothermal. Jalur aliran fluida dari reservoir geothermal biasanya diatur oleh struktur geologi seperti patahan dan kekar. Survey geokimia ditujukan pada pengukuran suhu fluida bawah tanah meliputi reservoir, proses pencampuran fluida magmatic dan permukaan, dan kemungkinan adanya sumber panas. Survey geofisika menyediakan geometri dari sistem geothermal dan sifat fisisnya. Model digunakan untuk mendasari pengembangan pembangkit listrik tenaga panas bumi, dan juga penentuan sumur geothermal. Aplikasi pemodelan numerik fluida digunakan untuk menyimpulkan pola aliran hidrothermal pada sistem geothermal dibatasi oleh hasil dari ketiga survey diatas. Pola aliran akan mempertajam atau bahkan mengkoreksi pola aliran fluida pada model konseptual. Bagian resistivitas yg didapat dari interpretasi data MT dan juga interpretasi geologis dan geokimia digunakan untuk mengembangkan wilayah pemodelan dan kondisi batasnya. Sistem Geothermal Sederhana dan Komponennya Pemodelan Hidrothermal Pada penelitian ini, pemodelan aliran hidrothermal dibawah sistem geothermal menggunakan persamaan Brinkman dan persamaan konduksi-konveksi. Solusi yang dicari adalah vektor kecepatan fluida dan distribusi suhu. Perhitungankecepatan aliran fluida pada media berpori dapat dilakukan dengan hukum Darcy:
adalah vektor kecepatan fluida,
permeabilitas,viskositas dinamis, densitas, percepatan gravitasi, gradien kedalaman, gradien tekanan. Pada pemodelan hidrothermal dimana aliran fluida sangat dipengaruhi lingkungan suhu tinggi, perhitungan kecepatan fluida dilakukan dengan persamaan Brinkman dicampur dengan keapungan Boussinesq pada sisi kanan untuk menjelaskan gaya angkat akibat pemuaian thermal. T adalah suhu. T0 adalah suhu acuan. Kitabisa menggunakan persamaan konduksi- konveksi untuk mendapatkan distribusi suhu di wilayah pemodelan:
Keq adalah konduktivitas thermal efektif dari
campuran fluida-batuan. CL adalah kapasitas panas volumetrik fluida (J/K m3). ; Cp adalah kapasitas kalor spesifik. Pemodelan numerik pada penelitian ini menggunakan software COMSOL Multiphysics. Metode Magnetotelurik Metode MT adalah teknik sounding induktif pasif yang mengukur medan elektrik dan magnetik alami pada permukaan untuk mendapatkan distribusi konduktivitas di bawah tanah. Medan elektrik berhubungan dengan medan magnet, ditulis: E = ZH Z adalah impedansi tensor. Medan EM terukur di permukaan biasanya dinyatakan dalam fasa resistivitas jelas impedansi sebagai fungsi pengukuran frekuensi.
adalah permeabilitas magnetik
medium, biasanya nilainya sama dengan ruang hampa. Gunung Slamet A. Keadaan Geologis Gunung Slamet adalah 1 gunung aktif di Jawa yang mewakili model sistem hidrothermal vulkanik atau lahan tinggi yang di dominasi cairan. Kompleks gunung Slamet terbagi menjadi: batuan dasar, hasil erupsi gunung Slamet lama dan hasil erupsi gunung Slamet muda. Batuan dasar adalah sedimen laut yang menyusun formasi Halang dan Rambatan yang terbentuk pada akhir tersier sekitar tengah Miosen dan Pliosen. Sistem patahan yang mengendalikan sistem geothermal di daerah Baturraden-Slamet terdiri dari sebuah patahan dan 3 patahan slip miring. Peta Geologi Gunung Slamet Geothermometer Sesuai perhitungan geothermometer Na-K-Ca, suhu reservoir (Pancuran-7) adalah 205C, suhu reservoir Guci(Pancuran-13) adalah 242C. Dalam hubungannya dengan analisis geokimia dari mata air panas, sistem geothermal daerah gunung Baturraden-Slamet didominasi air. Naiknya tekanan memungkinkan Bagian Resistivitas MT Tensor impedansi diputar 54 berdasarkan strike geologis utama dan analisis panah induksi. Untuk mengimbangi efek statis di tikungan yang disebabkan oleh keheterogenan konduktif dangkal yang memperngaruhi komponen medan elektrik, koreksi statis diterapkan untuk mengubah resistivitas frekuensi tinggi ke nilai seharusnya dengan memasukkan hasil dari Time Domain Electromagnetic Data (TDEM). TDEM digunakan untuk mengkoreksi perubahan statik dengan dasar bahwa mereka sepenuhnya induktif dan tidak dipengaruhi mekanisme galvani. Kurva Resistivitas dan Fasa Impedansi Bagian Resistivitas Implementasi Pemodelan Untuk membangun daerah model untuk perhitungan aliran hidrotermal, bagian geologis dibuat berdasarkan bagian MT. Sifat fisis dari subdaerah dan juga kondisi batas dimasukkan dalam pemodelan dari survey ketiga ilmu dan informasi tambahan termasuk curah hujan di daerah tsb. Kondisi Batas dan Diskritisasi Daerah Sifat Fisis dan Kondisi Batas untuk Model Pola Aliran Geothermal Hasil, Pembahasan, Kesimpulan Arus konveksi dihasilkan pada reservoir yang dibatasi tudung tanah liat/clay tak tembus air dan sistem patahan. Hasil secara deterministik membatasi model aliran fluida dibawah sisi barat gunung dan juga membuktikan adanya sistem geothermal dibawah gunung. Besar kecepatan fluida yang didapat -8 -6 Penelitiberhasil melakukan pemodelan kuantitatif aliran hidrothermal pada sistem geothermal dibawah gunung slamet dengan menggunakan 2 persamaan, yaitu: pers. Brinkman dan persamaan konduktif-konvektif. Hasil pemodelan akan berguna untuk lebih memahami pola aliran hidrothermal pada suatu daerah geothermal, juga berguna untuk pembangunan pembangkit listrik tenaga panas bumi.