Anda di halaman 1dari 45

ANALISA KESADARAN DIRI

BY: EVO NASUS


Pengertian
1. Kesadaran diri dapat diartikan sebagai
kemampuan seseorang untuk memahami diri
sendiri baik perilaku, perasaan maupun pikirannya
sendiri.
Kesadaran diri adalah kemampuan untuk berpikir
tentang proses berpikir itu sendiri (Covey,1997).
2. Mempelajari diri sendiri
a. Konsep kesadaran diri
Untuk dapat mengetahui sampai dimana kesadaran
diri sendiri, maka perawat haruslah dapat
menjawab pertanyaan siapakah saya?
Identifikasi model keperawatan holistik
mengenai kesadaran diri terdiri dari
4 komponen yang saling berhubungan yaitu:

1. Psikologi
2. Fisik
3. Lingkungan
4. Filosofi
Komponen Psikologi

Meliputi pengetahuan tentang emosi, motivasi,


konsep diri dan kepribadian. Menjadi sadar
terhadap psikologi diri berarti menjadi sensitif
terhadap perasaan sendiri dan juga sensitif pada
elemen luar yang mempengaruhi semua perasaan
yang ada. Seorang yang menyadari komponen
psikologinya akan menyadari bahwa dia adalah
seorang yang tertutup/terbuka, dia seorang yang
pemarah, penyayang , minder dll.
Komponen Fisik

Terdiri dari pengetahuan tentang kepribadian dan


fisik secara umum yang meliputi sensasi tubuh,
gambaran diri dan potensi fisik. Seorang yang
memahami tentang kondisi fisiknya, akan
menyadari dan mengetahui bentuk postur
tubuhnya misalnya kurus atau gemuk dll.
Komponen Lingkungan
Terdiri dari lingkungan sosiokultural, hubungan
dengan orang lain, dan pengetahuan tentang
hubungan antara manusia dan alam.
Contoh: Seseorang dapat beranggapan bahwa dia
orang yang supel, disukai banyak orang, dibenci
seluruh kampung, penyayang binatang, tidak
pandai bergaul, sangat taat pada adat istiadat. Dll.
Komponen Filosofi

Mencakup arti hidup bagi seseorang. Komponen


filosofi akan menjelaskan tentang arti hidup itu
bagi seseorang. Ada orang yang beranggapan
hidup adalah untuk bersenang-bersenang, ada
juga yang menganggap hidup adalah penderitaan,
hidup itu hanya sebentar, hidup itu cobaan. Dll.
b.Gambaran Kesadaran diri atau memahami diri
sendiri, Joseph Luft dan Harrington Ingham
memperkenalkan konsep dengan jendela Johari
yang terdiri dari 4 Komponen

1. Diketahui diri dan 2. Hanya diketahui oleh


orang lain orang lain

3. Hanya diketahui diri 4. Tidak diketahui diri


sendiri dan orang lain
Setiap kuadran terdiri dari tingkah laku, perasaan
dan pikiran seseorang.
Kuadran satu disebut Kuadran Terbuka, karena
tingkah laku, perasaan dan pikiran seseorang
diketahui oleh diri sendiri dan orang lain.

Kuadran kedua disebut Kuadran Buta karena


tingkah laku, perasaan dan pikiran seseorang
diketahui oleh orang lain tetapi tidak oleh dirinya
sendiri.
Kuadran tiga adalah Kuadran Tersembunyi,
karena tingkah laku, perasaan dan pikiran
seseorang tentang diri hanya diketahui oleh
individu sendiri.

Kuadran empat adalah Kuadran Yang Tidak


Diketahui, yang berisi aspek yang tidak diketahui
oleh diri dan orang lain.
Contoh-contoh kuadran Jendela Johari
Contoh 1. Si Rini
1

Rini mempunyai kuadran 1 yang luas. Banyak hal yang


dimiliki diketahui dengan baik oleh Rini sendiri maupun
orang lain. Teman-temannya dapat memprediksi apa
yang dirasakan dan apa yang akan dilakukan jika si Rini
mengalami sesuatu . Dan Rini juga mempunyai
pengertian yang sama tentang dirinya seperti apa yang
teman-teman atau keluarganya mengetahui tentang dia.
Contoh. 2
Si Bio
2

Si Bio mempunyai kuadran 2 yang luas. Mengapa


disebut demikian ? Karena banyak sifat si Bio
seperti sombong, angkuh, sok tahu, keras kepala
yang hanya dirasakan oleh orang lain sementara si
Bio tidak merasa demikian .
Si Bio merasa dirinya seorang yang ramah, pandai
memilih teman, pintar, dll, yang berlawanan
dengan penilaian orang lain. Akibatnya teman-
temannya sering kali harus berbaik hati di
depannya, tetapi tanpa sepengetahuan si Bio,
teman-temannya sering membicarakan kejelekan-
kejelekannya. Orang seperti ini biasanya juga
tidak mau mendengar orang lain, apabila dia
menjadi pemimpin maka kebiasaannya adalah
minta didengarkan oleh orang lain tetapi tidak
mau mendengarkan orang lain, mampu melihat
kekurangan orang lain tetapi tidak dapat melihat
kekurangan dirinya sendiri.
Contoh. 3
Si Misteriatun

Si Misteriatun mempunyai kuadran 3 yang luas. Sipenuh misteri ini oleh


teman-temannya dikenal penuh dengan rahasia, kapan dan apa yang
menyebabkan Misteriatun marah, sedih atau cemas tidak diketahui oleh
teman-teman dan keluarganya, bahkan teman-temannya sering bingung dan
tidak dapat menduga respon yang akan dilakukan. Misteriatun ini karena
banyak hal-hal/sifatnya yang tidak diketahui orang lain dan hanya
dimengerti oleh si Atun sendiri.
Contoh 4
Si Orgilin

Anda pernah melihat orang yang mengalami gangguan


jiwa? Merekalah yang mempunyai kuadran keempat yang
besar, karena mereka tidak tahu sama sekali/sangat sedikit
mengetahui aspek yang ada pada diri sendiri, dan kita
sebagai orang yang normal juga mungkin sangat sulit atau
bahkan tidak paham pada pikiran perilaku, dan perasaan
mereka.
3. Aplikasi Kesadaran Diri
Pada dasarnya setiap kejadian yang kita alami
selalu terdapat Stimulus dan Respon.
Anda marah karena ada yang mengejek anda,
anda sedih karena kehilangan uang, anda gembira
karena naik kelas, semua respon yang muncul
selalu disebabkan karena adanya stimulus.
Stimulus di atas adalah ada yang mengejek anda,
anda kehilangan uang, anda naik kelas . Respon
yang muncul antara lain: marah, sedih, gembira
atau bingung sesuai stimuls yang ada.
Contoh:
Seorang perawat mempunyai kesibukan yang luar
biasa. Hari itu ada seorang pasien yang sangat
cengeng, manja dan selalu mencari perhatian serta
sering mengganggu perawat. Ini stimulus. Respon
yang dilakukan perawat adalah menjadi jengkel
dan kemudian mendiamkan klien itu. Apabila
perawat itu mempunyai kesadaran yang tinggi
maka dia akan menyadari bahwa ada banyak
respon lain yang dapat dipilih selain respon di
atas.
Meskipun manusia bebas memilih respon, tetapi
manusia tidak akan bebas memilih konsekuensi
dari hasil pilihannya. Hal ini dikarenakan
konsekuensi merupakan hukum alam. Ada sebab,
tentu ada akibat.
Contoh di atas yaitu perawat mendiamkan pasien
karena jengkel akan mendapatkan konsekuensi
tidak mengerti perkembangan pasien, pasien dapat
saja meninggal tanpa sepengetahuannya dan
akibatnya perawat tersebut dapat dihukum
penjara karena kelalaiannya.
Selain konsep Johari Window, ada juga konsep
diri yang diperkenalkan oleh Weaver (1978).
Konsep ini terdiri atas empat yakni: Self
awareness, Self acceptance, Self actualization
dan Self disclose.
Self awareness ialah proses menyadari diri
tentang siapa aku, dimana aku berada dan
bagaimana orang lain memandang diriku.
Jika orang sadar pada dirinya, maka apa yang
terjadi akan diterimanya sebagai kenyataan Self
acceptance
Dengan menerima kenyataan itu, orang baru
mengembangkan dirinya Self actualization sesuai
dengan potensi yang dimilikinya. Orang akan
frustasi kalau ia memiliki keinginan yang besar,
sementara potensi yang dimiliki untuk itu tidak
menunjang. Jadi kalau kita memiliki keinginan
untuk maju Self actualization, maka keinginan itu
perlu diungkapkan atau dikomunikasikan, apakah
itu secara terang-terangan atau terselubung, agar
orang lain dapat mengetahuinya Self disclose.
Untuk mencapai komunikasi yang mengena,
seorang komunikator selain mengenal dirinya, ia
juga harus memiliki kepercayaan (credibility),
daya tarik (attractive), dan kekuatan (power)
1. Kepercayaan (Credibility)
Kredibilitas ialah seperangkat persepsi tentang
kelebihan-kelebihan yang dimiliki sumber
sehingga diterima atau diikuti oleh khalayak
(penerima).
Kredibilitas menurut Aristoteles, bisa diperoleh
jika seseorang komunikator memiliki ethos,
pathos, dan logos. Ethos ialah kekuatan yang
dimiliki pembicara dari karakter pribadinya,
sehingga ucapan-ucapannya dapat dipercaya.
Pathos ialah kekuatan yang dimiliki seorang
pembicara dalam mengendalikan emosi
pendengarnya, sedangkan Logos ialah kekuatan
yang dimiliki komunikator malalui
argumentasinya.
James McCroskey (1966), lebih jauh menjelaskan
bahwa kredibilitas seorang komunikator dapat
bersumber dari kompotensi (competence), sikap
(Character), tujuan (Intention), kepribadian
(personality) dan dinamika (dynamism).
Kompotensi ialah penguasaan yang dimiliki
komunikator pada masalah yang dibahas.
Sikap menunjukkan pribadi komunikator apakah
ia tegar atau toleran dalam prinsip.
Tujuan menunjukkan apakah hal-hal yang
disampaikan itu punya maksud yang baik atau
tidak.
Kepribadian menujukkan apakah pembicara
memiliki pribadi yang hangat dan bersahabat,
sedangkan dinamika menunjukkan apakah hal
yang disampaikan itu menarik atau sebaliknya
justru membosankan.
2. Daya tarik (attractiveness)

Daya tarik adalah salah satu faktor yang harus


dimiliki oleh seorang komunikator selain
kredibilitas. Faktor daya tarik (attractiveness)
banyak menentukan berhasil tidaknya
komunikasi. Pendengar bisa saja mengikuti
pandangan seorang komunikator, karena ia
memiliki daya tarik dalam hal kesamaan
(similarity), dikenal baik (familiarity), disukai
(liking), dan fisiknya (physic)
Kesamaan disini dimaksudkan bahwa orang
bisa tertarik pada komunikator karena adanya
kesamaan demografi seperti bahasa, agama, suku
daerah asal, partai dsb.
Dikenal maksudnya seorang komunikator yang
dikenal baik lebih cepat diterima oleh
komunikan daripada mereka yang tidak dikenal.
Disukai artinya komunikator yang memiliki
kesamaan dan sudah dikenal, pada akhirnya akan
disenangi oleh khalayak.
Penampilan fisik atau postur badan, seorang
komunikator sedapat mungkin memiliki bentuk
fisik yang sempurna.
3. Kekuatan (power)
Kekuatan adalah kepercayaan diri yang harus
dimiliki seorang komunikator, jika ia ingin
mempengaruhi orang lain. Kekuatan bisa juga
diartikan sebagai kekuasaan di mana komunikan
dengan mudah menerima suatu pendapat kalau
hal itu disampaikan oleh orang yang memiliki
kekuasaan.
Mengetahui Tipologi kepribadian:
Ada beberapa macam tipologi kepribadian
yang akan dibedakan menjadi beberapa
kelompok dengan sifat-sifat tertentu
1.Tipologi C.G. Jung
Menurut Jung sebagaimana yang di
kemukakan oleh Sunaryo (2004) bahwa
kepribadian manusia terdiri atas tiga tipe yaitu
introvert, extrovert, dan ambivert.
a. Introvert. Tipe Kepribadian seseorang yang
minatnya lebih mengarah kedalam pikiran dan
pengalamannya sendiri. Pada saat mengalami
ketegangan tenggelam menyendirikedalam
diri sendiri dan merasa mampu mencukupi
diri sendiri atau dengan kata lain tindakannya
lebih dipengaruhi oleh dunia dari dalam diri
sendiri.
Introvert bersifat tertutup, suka memikirkan
diri sendiri, tidak terpengaruh pujian, banyak
fantasi, tidak tahan kritik, mudah tersinggung,
menahan ekspresi emosinya, sukar bergaul,
sukar dimengerti orang lain, suka
membesarkan kesalahannya, serta analisis dan
kritik diri sendiri menjadi buah pikirannya.
2. Extrovert. Tipe kepribadiannya dipengaruhi
oleh dunia luar, Extrovert bersifat terbuka,
lincah dalam pergaulan, riang, ramah, mudah
berhubungan dengan orang lain, melihat
realitas dan keharusan, kebal terhadap kritik,
ekspresi emosinya spontan, tidak begitu
merasa kegagalan, serta tidak banyak
mengadakan analisis dan kritik diri sendiri.
3. Ambivert, Tipe kepribadian seseorang yang
memiliki kedua tipe dasar sehingga sulit untuk
memasukkan kedalam salah satu tipe ini.
2. Tipologi Kretschmer
Menurut Sunaryo (2004) Tipologi
Kepribadian Kretschmer menghubungkan
antara kontitusi jasmania dengan kontitusi
kejiwaan (temperamen) yang akan
membentuk kepribadian. Dalam hal ini
kontitusi kejiwaan dibedakan menjadi 2
yaitu Schizothym dan Chyclothym
Type Schizothym. Tipe kepribadian yang sulit
untuk kontak dengan dunia luar dan menutup
diri sendiri (autisme). Tipe Schizothym bersifat
pemalu, banyak fantasi, penyendiri, senang
berpikir tentang dirinya sendiri dan lekas
tersinggung. Tipe ini dijumpai pada konstitusi
tubuh seperti berikut ini:
a. Leptosom (tubuh jangkung)
Sifat khas: badan langsing kurus, rongga dada
kecil-sempit dan pipih, rusuknya mudah
dihitung, lengan dan kaki kurus, perut kecil,
tulang muka kelihatan jelas, muka bulat telur
dan berat relatif kurang
b. Athletis (tubuh selaras)
Sifat khas: tulang, otot, dan kulit kuat, badan
kokoh dan kuat, tinggi cukup, bahu lebar dan
kuat, panggul dan kaki kuat, tengkorak kuat dan
besar, kepala dan leher tegak, muka bulat telur,
dan leher pendek dari pada tipe Leptosom
3. Dysplastis
Tipe ini merupakan penyimpangan dari tipe
leptosom, Athletis, dan piknik
Tipe Chyclothym. Tipe kepribadian yang
mudah kontak dengan dunia luar, mudah
menyesuaikan diri dengan orang lain, mudah
merasa suka dan duka, serta terbuka. Tipe
Chyclothym bersifat aktif, lekas bereaksi
dengan emosi yang keras terhadap stimulus
dari luar dan emosi tidak stabil.
Tipe ini dijumpai pada konstitusi tubuh yang
piknik atau atau stenis dengan ciri badan gemuk
dan pendek. Sifat khas dari Tipe Chyclothym
adalah badan agak pendek, dada membulat,
leher pendek dan kuat, lengan dan kaki lemah,
kepala agak merosot, ke bawah, tulang
punggung tampak sedikit melengkung, banyak
lemak, serta urat dan tulang kelihatan nyata.
3. Tipologi G. Heymen
Menurut Sunaryo (2004), G. Heymen membagi
tipe kepribadian seseorang berdasarkan sifat
dasar yaitu emosional, aktivitas, dan akibat
perasaan.
Tipe Emosionalitas
Emosional, mudah tergoyah oleh perasaan
sehingga mudah bertindak
Tidak Emosional, perasaan sedikit, yang artinya
tidak mudah tergoyah oleh perasaan orang lain
sehingga tidak mudah bergerak.
Tipe Aktivitas
Aktif, dengan dorongan atau motif yang
lemah sudah dapat menggerakkan untuk
bertindak.
Tidak aktif, dengan dorongan atau motif
yang kuat belum dapat menggerakkan untuk
bertindak.
Tipe Akibat Perasaan
Primer, respons dan afek hanya bekerja
apabila pada pusat kesadaran dan pemikiran.
Sifatnya: banyak bergerak, kurang tekun,
tidak tabah, suasanan hati berubah-ubah,
daya ingatan kurang, menghamburkan uang,
tidak cermat, tidak berprinsip, dan pendapat
berlawanan dengan tindakan.
Sekunder, respons dan afek masih tetap
bertahan, masa lampau tetap berpengaruh
terhadap masa kini, pikiran, perasaan, dan
kehendaknya.
Sifat: tenang, tekun, suasana hati tetap,
bijaksana, ingatan baik, dapat menabung,
suka membantu, menaruh kasihan, dapat
dipercaya, memiliki pendirian yang tetap,
berkayakinan, konsekuen, dan konservatif.
Eksplorasi Perasaan
Penggunaan diri secara terapeutik memerlukan
strategi yang optimal agar mendapatkan
masukan/ data dari klien yang akurat dalam
rangka untuk menentukan masalah klien,
menentukan intervensi, serta melaksanakan
implementasi yang baik. Salah satu strategi
tersebut adalah membebaskan diri dari rasa
kecemasan saat akan atau sesudah melaksanakan
pertemuan dengan klien dengan cara mengkaji
atau menggali perasaan-perasaan yang timbul
sebelum dan sesudah berinteraksi dengan orang
lain.
Altruisme
Altruisme merupakan kepedulian perawat
terhadap kesejahteraan klien. Altruisme bisa
dimaknai juga sebagai panggilan jiwa atas
keadaan yang membutuhkan pertolongan tanpa
memandang dari sisi manapun kecuali dari sisi
humanistik. Dalam pandangan perawat,
bagaimana bisa membantu klien dalam
mengatasi masalahnya tanpa ada unsur-unsur
tertentu. Dalam benak hati perawat yang ada
adalah menolong yang didasari kasih sayang
dan kemanusiaan.
Perawat selalu hadir saat diperlukan klien
sehingga dalam memberikan pelayanan
keperawatan, perawat melakukan dengan sunguh-
sungguh dan penuh perhatian. Altruisme tumbuh
pada diri perawat karena dalam jiwanya tertanam
nilai-nilai yang esensial dari jati diri perawat
yang profesional dengan payung kode etik
keperawatan sehingga dalam menjalankan
profesinya tertanam nilai-nilai kemanusiaan yang
tinggi serta tertanam ingin menjalani profesinya
dengan sungguh-sungguh dengan harapan
mengangkat citra perawat di mata masyarakat.
Etika dan Tanggung jawab
Dalam membuat suatu keputusan untuk
menentukan tindakan keperawatan yang benar-
benar mampu memberikan perlindungan
kepada klien, seringkali perawat dihadapkan
pada kondisi yang dilematis antara ya, dan
tidak, antara dikerjakan dan tidak dan lain-lain.
Untuk itu diperlukan keputusan etika yang
mampu memberikan perlindungan kepada
klien sebagai tanggung jawab profesi dalam
memberikan pelayanan kepada klien.

Anda mungkin juga menyukai