Anda di halaman 1dari 39

KEJANG PADA

ANAK
A N I N DYA L AT O N A S I D A RTA

P E M B I M B I N G : D R. S U H E S T I , S PA
PENDAHULUAN
- Kejang keadaan gawat darurat dan
merupakan tanda gangguan neurologis
- 5 % anak berumur dibawah 16 tahun
setidaknya pernah mengalami 1 kali
kejang
- Angka kejadian kejang pada neonatus di
negara maju 0.8-1.2 setiap 1000
nenonatus per tahun.
- Gejala klinis pada kejang neonatus
berbeda dengan anak yang lebih tua
DEFINISI KEJANG

Kejang adalah perubahan aktivitas motorik


dan atau perilaku yang besifat bangkitan
dalam waktu terbatas akibat dari adanya
aktivitas listrik abnormal di dalam otak.
KLASIFIKASI DAN ETIOLOGI KEJANG

Kejang Kejang non Kejang


Epileptik epileptik psikogen
Kejang parsial Infeksi Kejang psikogenik non
epileptik, kejang henti
nafas, tik,sindrom
Tourette, sindrom
Sandifer
Kejang umum Injuri serebral

Trombosis serebri,
ensefalopati, penyakit
degeneratif, tumor otak,
sindrom neurokutaneus,
penyakit metabolisme,
defisiensi enzim,
endokrin, intoksikasi
PATOFISIOLOGI KEJANG
- Sel neuron yang mampu menimbulkan letupan
lepas muatan
- Gangguan sistem hambatan GABA
- Timbul dari daerah sel saraf yang rusak
sinaps rentan rangsang kejang
- Faktor genetik
EPILEPSI
DEFINISI
Epilepsi adalah suatu kondisi medik dengan kejang
berulang tanpa provokasi
International League Against Epilepsy (ILAE) dan
International Burean for Epilepsy (IBE) mengusulkan
definisi dari epilepsi yaitu gangguan otak yang
ditandai oleh suatu predisposisi yang menimbulkan
kejang epileptik disertai dengan konsekuensi
neurobiologik, kognitif, psikologik dan sosial
Diagnosis epilepsi ditegakkan bila terdapat kejang
tanpa provokasi paling sedikit dua kali dengan jarak
24 jam
KLASIFIKASI EPILEPSI

BANGKITAN PARSIAL/FOKAL BANGKITAN UMUM

Parsial sederhana Mioklon


Lena
ik

Parsial kompleks Tonik Klonik

Parsial yang Tonik- Atonik/


menjadi umum Klonik astatik
sekunder
STATUS EPILEPTIKUS

DEFINISI
Kejang terus
menerus atau
aktivitas kejang
berulang tanpa
ada perbaikan
kesadaran yang
berlangsung 30
menit
TIPE STATUS EPILEPTIKUS

Konvulsif Tonik, klonik, tonik-klonik

Confusional state, demensia,


Non- hiperaktivitas perilaku, kesadaran
konvulsif fluktuatif, halusinasi, katatonia

Status epileptikus yang gagal dalam


Refrakter terapi
MACAM-MACAM STATUS EPILEPTIKUS

Kejang
Idiopatik Simptomatik
demam lama
TATALAKSANA STATUS EPILEPTIKUS

- Melapangkan saluran nafas, oksigen


100%, infus cairan isotonik
- Mengatasi kejang Diazepam 0.1-0.3
mg/kgBB/dosis (i.v) dalam 2-3 menit
KEJANG
DEMAM
DEFINISI

Kejang yang timbul pada usia 6 60


bulan dengan suhu 38 derajat celcius
atau lebih, yang tidak diakibatkan oleh
infeksi pada sistem saraf pusat atau
ketidakseimbangan metabolik
EPIDEMIOLOGI
2-5%
kejan
g
dema
m,
70-
Di Amerika
75% Serikat
kejan
2- g
5% seder
hana
kej
Di indonesia
an
g
de Terut
ama
ma keja
m ng
dem
am
umu
r 14-
18
bula
FAKTOR RISIKO
PATOFISIOLOGI
Fever
(increasing 1oC)

Basal metabolism Increasing O2 capacity


+ 20%
(10 15%)

Balance changing
(cell neuron membran)

Difuse into membrane


(ion K+ ------- ion Na+)

Released electric charge


neurotransmitter

Seizure
Glucose metabolism
Seizure
Changed as energy

Balancing cell

Na K
ATP-ase
(balancing Released electric
differential charge
potential)

Membrane potential
Differential potential
KLASIFIKASI
Berdasarkan Konsensus UKK Neurologi IDAI

Kejang
Kejang
demam
demam
sederhan
kompleks
a
KEJANG DEMAM SEDERHANA
- < 15 menit, umumnya berhenti sendiri
- Kejang umum tonik klonik dan atau klonik, tanpa gerakan
fokal
- Tidak berulang dalam 24 jam
- Kejang terjadi dalam waktu 16 jam meningkatnya suhu

KEJANG DEMAM KOMPLEKS


- >15 menit
- Kejang fokal / parsial, atau kejang umum namun didahului
kejang parsial
- Berulang >1 kali dalam 24 jam
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan lab

Pungsi lumbal

EEG

Pencitraan
PENATALAKSANAAN KEJANG DEMAM
KEJANG PADA
NEONATUS
DEFINISI
Perubahan paroksimal dari fungsi neurologik misalnya
perilaku, sensorik
motorik dan fungsi autonomi sistem saraf

EPIDEMIOLOGI
- Di negara maju 0.8-1,2 setiap 1000 neonatus per
tahun
- Insiden pada bayi kurang bulan meningkat 20%
ETILOGI

Usia 1-4 hari Usia 4-14 hari Usia 2-8 minggu

Hipoksia-iskemi Infeksi Infeksi


ensefalopati
Gejala putus obat Metabolic disorders Trauma kepala

Perdarahan Hiperbilirubinemia Inherited disorders of


intraventrikular metabolism
Acute metabolic Epilepsi Malformasi
disorders (lissensefali, focal
cortical dysplasia)
Tuberous sclerosis

Sindrom Sturge-weber
PATOFISIOLOGI
Otak yang imatur

Keterlambatan maturasi Na-K ATPase


Dan meningkatkan NMDA dan AMPA
reseptor

Hipoksia perinatal

Meningkatkan eksibilitas dan


konsekuensi kejang
TIPE-TIPE KEJANG

Miokloni
Subtle Tonik Klonik Spasme
k
SUBTLE
Orofasial:
Deviasi mata, kedipan mata, gerakan alis bergetar berulang, mata tiba-
tiba terbuka
Dengan bola mata terfiksasi ke satu arah, gerakan menghisap,
mengunyah,
Mengeluarkan air liur, menjulurkan lidah
Ekstremitas:
Gerakan seperti berenang, mendayung, bertinju
TONIK
Fokal: berupa postur tubuh asimetris yang menetap dari
badan
ekstremitas dengan atau tanpa adanya gerakan mata
abnormal.

Umum: fleksi tonik atau ekstensi leher, badan dan


ekstremitas.
KLONIK
Fokal: gerakan bergerta dari satu atau dua ekstremitas pada
sisi unilateral,
gerakan npelan dan ritmik. Frekuensi 1-4 kali /detik.

Multifokal: lebih dari satu fokus atau migrasi gerakan dari


satu ekstremitas
secara acak pindah ke ekstremitas lainnya.
MIOKLONIK
Fokal: Kontraksi cepat satu/lebih otot fleksor ekstremitas atas.

Multifokal: Gerakan tidak sinkron dari beberapa bagian tubuh

Umum : Terdiri dari satu atau lebih gerakan fleksi masif dari
kepala dan
badan dan adanya gerakan fleksi/ekstensi dari ekstremitas
SPASME
Gambaran klinis
- Kontraksi otot tidak terkendali paling tidak beberapa detik menit,
dipicu oleh
sentuhan suara, cahaya.
- Bayi tetap sadar, menangis
- Trismus, opistotonus, gerakan tangan seperti meninju dan mengepal
PEMERIKSAAN PENUNJANG
- Darah rutin dan apusan darah
- Lumbal pungsi dan pemeriksan LCS
- Kadar glukosa darah, elektrolit darah, bilirubin total, direk
dan indirek
- Bila jejas pada kepala: Pemeriksaan berkala Hb, Ht
- USG bila ada perdarahan perventrikuler serata didapat
perdarahan pada LCS
- CT scan
- EEG
PENATALAKSANAAN

Fenobarbital 20mg/kgBB i.v


10-15 menit

10 mg/kgBB sebanyak 2 kali, selang


waktu 30 menit
Bila kejang berlanjut

Fenitoin 20 mg/kgBB (i.v) dalam NaCl.


Kecepatan 1mg/kgBB/menit

Bila kejang berlanjut

Lorazepam 0.05 0.1 mg/kgBB


PENATALAKSANAA SPASME/TETANUS
NEONATARUM
Beri diazepam 10 mg/kgBB/hari dengan drip selama 24 jam atau
bolus intravena setiap 3 jam, maks. 40 mg/kgBB/hari.
Beri bayi:
- Human tetanus immunoglobulin 500 IU I.Mbila tersedia atau
- Tetanus antitoksin 5000 U intramuscular
- Tetanus toksoid 0.1 ml i.m pada tempat yang berbeda dengan
pemberian antitoksin
- Benzil penicillin G 100.000 U/kgBB i.v dosis tunggal selama 10 hari

Beri ibu:
- Imunisasi tetanus toxoid 0.5ml
SUPORTIF

- Menjaga jalan napas tetap bersih dan terbuka serta pemberian


oksigen untuk mencegah hipoksia otak yang berlanjut
- Menjaga kehangatan bayi
- Pasang jalur intravena dan beri cairan intravena dengan dosis
rumat serta tunjangan nutrisi adekuat
- Mengurangi rangsang suara, cahaya, maupun tindakan invasif
untuk menghindari bangkitan kejang pada penderita tetanus
- Pemberian nutrisi terutama ASI
- Bila memerlukan ventilator mekanik, maka harus dirujuk ke RS
yang tersedia NICU
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai