Anda di halaman 1dari 24

LAPKAS

PERDARAHAN
ANTEPARTUM
Lili rahmasari
090610026
Pendahuluan
Di Indonesia sampai saat ini ada tiga penyebab
utama kematian ibu yaitu perdarahan dalam
kehamilan 40-60%,
Infeksi 20-30% dan
Keracunan kehamilan 20-30%,
Sisanya sekitar 5% disebabkan penyakit lain
yang memburuk saat kehamilan atau persalinan.
Perdarahan sebagai penyebab kematian ibu
terdiri atas perdarahan antepartum dan
perdarahan postpartum.
Perdarahan antepartum
Definisi
Perdarahan yang terjadi di atas usia
gestasi 29 minggu sebelum
persalinan berlangsung.

Perdarahan antepartum yang


berbahaya umumnya bersumber
pada kelainan plasenta
Frekuensi
Perdarahan antepartum dapat berasal
dari :
Kelainan Plasenta
Plasenta previa
Solusio plasenta
Perdarahan antepartum yang belum jelas
sumbernya, mungkin disebabkan : ruptura
sinus marginalis, atau vasa previa.
Bukan dari kelaianan Plasenta
Erosio portionis uteri
Carcinoma portionis uteri
Polypus cervicis uteri, varices vulvae, dan
trauma.
Plasenta previa adalah keadaan dimana plasenta
berimplantasi pada tempat abnormal, yaitu segmen
bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau seluruh
pembukaan jalan lahir. Pada keadaan normal plasenta
terletak dibagian atas uterus.

Solusio plasenta adalah terlepasnya plasenta yang


letaknya normal di korpus uteri yang terjadi setelah
kehamilan 20 minggu dan sebelum janin dilahirkan. Yang
dapat termanifestasikan dalam perdarahan pervagina,
peningkatan kontraksi uterus dan distres pada fetus
yang dapat berakibat pada kematian ibu dan janin.

Vasa previa adalah keadaan dimana pembuluh darah


umbilikalis janin berinsersi dengan vilamentosa yakni
pada selaput ketuban.
lasenta previa Solutio Plasent
Pengawasan antenatal

Pengawasan antenatal dapat dipakai sebagai


cara untuk mengetahui atau menanggulangi
perdarahan antepartum, yaitu :
Penentuan golongan darah ibu dan golongan
darah calon donornya
Pengobatan anemia dalam kehamilan
Seleksi ibu untuk bersalin dirumah sakit
Memperhatikan kemungkinan adanya plasenta
praevia
Mencegah serta mengobati penyakit hipertensi
menahun dan pre-eklampsia.
Para ibu hamil yang patut dicurigai
akan mengalami perdarahan
antepartum ialah :
Para ibu yang umurnya telah lebih
dari 35 tahun
Paritasnya 5 atau lebih
Bagian terbawah janin selalu
terapung di atas pintu atas panggul,
atau
Menderita pre-eklampsia
Penanganan

Penderita harus segera dibawa ke rumah sakit yang memiliki


fasilitas untuk transfusi darah dan operasi.
Pemasangan tampon dalam vagina tidak berguna sama
sekali untuk menghentikan perdarahan, malahan menambah
perdarahan karena sentuhan serviks sewaktu pemasangan.
Selagi penderita belum jatuh ke dalam keadaan syok, infus
cairan intravena harus segera dipasang, dan dipertahankan
terus sampai tiba di rumah sakit.
Memasang jarum infus ke dalam pembuluh darah, sehingga
akan jauh lebih memudahkan transfusi darah apabila
sewaktu-waktu diperlukan.
segera setelah tiba di rumah sakit pengadaan darah harus
segera dilakukan.
LAPORAN KASUS

Identitas pasien Suami


Istri Nama : Tn. A
Nama : Ny. Y
Umur : 27 tahun
Umur : 22 tahun
Alamat : Beuringen
Jenis Kelamin: Perempuan
Agama : Islam Agama : Islam
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Pendidikan Terakhir: SLTP Pendidikan Terakhir
Alamat : Beuringen : SLTP
Tanggal masuk: 16 September
2015
Anamnesis
Keluhan Utama :
Perdarahan dari jalan lahir
Keluhan Tambahan :
Badan terasa lemas dan nyeri
kepala
Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang ke KIA puskesmas Samudra dengan keluhan keluar


darah dari jalan lahir, darah yang keluar memenuhi 2 pembalut
ukuran biasa sejak pkl 02.00.
Keluhan tanpa di sertai nyeri perut atau perasaan mules. Pasien
juga mengeluh adanya rasa pusing dan lemas.
Sebelumnya pasien juga mengatakan pernah mengalami
perdarahan dari jalan lahir 5 hari yang lalu tetapi pasien tidak
pergi ke puskesmas karena merasa tidak apa-apa dan kondisi
rumah pasien yang jauh dari puskesmas.
Pasien dapat merasakan gerakan janin pada usia kehamilan
kurang lebih 3 bulan, tetapi sejak kurang lebih 3 hari yang lalu
gerakan janin dirasakan makin berkurang dan terakhir dirasakan
sejak semalam.
Pasien juga mengatakan tidak pernah jatuh ataupun terbentur
benda tumpul pada perut pasien.
Riwayat Haid : Riwayat Penyakit
Dahulu
Menarche : 12 tahun
Hipertensi: disangkal
Haid : Teratur Diabetes Melitus
Siklus : 28 hari : disangkal
Lama Haid : 5-7 Asma : disangkal
hari Penyakit Jantung:
disangkal
HPHT : 20 Feb 2015
Alergi Obat : disangkal
HPL : 27 Nov 2015 Gastritis : disangkal
penyakit selama
kehamilan : disangkal
Riwayat Penggunaan Obat : tidak ada
Riwayat Antenatal Care :
Pasien memeriksakan kehamilan tidak teratur di
bidan, sebanyak 1 kali.
Riwayat kontrasepsi :
Pasien tidak pernah menggunakan kontrasepsi
sebelumnya.
Riwayat Pernikahan:
1 kali menikah, usia pernikahan 6 tahun.
Riwayat Sosial Ekonomi
Pasien merupakan ibu rumah tangga, sedangkan
suami bekerja sebagai swasta, mempunyai 2
orang anak. Biaya pengobatan menggunakan
Jampersal. Kesan ekonomi: kurang
Pemeriksaan fisik
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
TD : 100/60 mmHg
HR : 88 x/menit, reguler
RR : 20 x/ menit
Suhu : 37,0 0C
Berat badan : 50 kg
Tinggi badan : 152 cm
Status internus

Kulit : dbn Leher :dbn


Kepala Thoraks : dbN
Mata : Paru :dbn
Konjungtiva pucat Jantung :dbn
(+/+) Abdomen
Inspeksi : striae
gravidarum
Ekstremitas :dbn
Status obstetri

Inspeksi :
Perut tampak membuncit (sesuai dengan kehamilan
preterm) hiperpigmentasi di areola
Palpasi :
L1 : teraba bagian bundar dan lunak, pertengahan antara pros.
Xifoideus dengan pusat
L2 : Punggung janin di kanan
L3 : Teraba bulat keras (kepala)
L4 : Kepala belum masuk pintu atas panggul
TFU : 28 cm
Auskultasi : DJJ sulit di dengar
Perkusi : Tidak dilakukan
Vaginal Toucher : Tidak dilakukan
Pemeriksaan penunjang
Laboratorium :
Hb : 7.8 g %
Golongan darah : AB
Anjuran pemeriksaan : darah rutin, fungsi hati, fungsi ginjal,
pemeriksaan urine lengkap, glukosa darah sewaktu, lipid profile,
USG

Diagnosa
G2P1A0, usia 22 tahun, hamil 21 minggu 5 hari

Penatalaksanaan
IVFD 20 gtt/i
Rujuk RS Cut Meutia

Prognosis
Quo Ad Vitam : dubia ad bonam
Quo Ad Sanam : dubia ad bonam
Quo Ad Fungsionam: dubia ad bonam
PEMBAHASAN

Pada laporan kasus ini akan dibahas pasien Ny. Y usia 22 tahun,
G3P2A0, hamil 29 minggu 5 hari dengan Perdarahan dari jalan
lahir.
Pasien datang ke poli KIA puskesmas Tanah Pasir dengan keluhan
Perdarahan dari jalan lahir sejak beberapa jam yang lalu.
Pasien juga mengeluh adanya rasa pusing dan lemas.
Sebelumnya pasien juga mengatakan pernah mengalami
perdarahan dari jalan lahir 5 hari yang lalu. Dari anamnesis juga
diperoleh bahwa pasien dapat merasakan gerakan janin pada
usia kehamilan kurang lebih 3 bulan, tetapi sejak kurang lebih 3
hari yang lalu gerakan janin dirasakan makin berkurang dan
terakhir dirasakan sejak semalam.
Pasien juga mengatakan tidak pernah jatuh ataupun terbentur
benda tumpul pada perut pasien.
Riwayat haid pasien: menarche pada usia 12
tahun, haid teratur dengan siklus 28 hari, lama
haid 5-7 hari, HPHT 20-02-2015 sehingga HPL
27-11-2016. Riwayat pernikahan: berumah tangga
selama 6 tahun, merupakan pernikahan yang
pertama.
Pada kasus ini, pasien didiagnosis dengan
Perdarahan Antepartum karena berdasarkan
anamnesis, pasien mengalami perdarahan pada
usia gestasi 29 minggu.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan
umum baik, tekanan darah 100/60 mmHg, nadi
88 x menit, frekuensi pernapasan 20x / menit,
teratur, suhu 37,00C. Pada hasil laboratorium
didapatkan Hb: 7,8 gr%, golongan darah: AB.
Tanda kehamilan yang didapat pada
anamnesis penderita ini adalah
adanya riwayat telat haid sejak
tanggal 20 Februari 2015 dan pasien
sudah melakukan tes kehamilan
dengan hasil yang positif, sedangkan
pada pemeriksaan fisik ditemukan
adanya hiperpigmentasi pada areola
mamae.
Pada pasien ini penatalaksanaan dari
puskesmas ialah pemasangan cairan
infus melalui jalur intravena dengan
kecepatan 20 tetes permenit dan
segera di rujuk ke RS Cut Meutia
mengunakan ambulance.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai