Anda di halaman 1dari 58

MILLENIUM DEVELOPMENT GOALS

(MDGS)

WIDANINGSIH

3/21/17 WIDA-KARS 1
GAMBARAN UMUM
Pada Konferensi Tingkat Tinggi Perserikatan Bangsa Bangsa pada
tahun 2000 disepakati bahwa terdapat 8 Tujuan Pembangunan
Millenium (Millenium Development Goals) pada tahun 2015. Dua
diantara tujuan tersebut mempunyai sasaran dan indikator yang
terkait dengan kesehatan ibu, bayi dan anak yaitu :

1. Mengurangi angka kematian bayi dan balita sebesar dua per tiga dari
AKB pada tahun 1990 menjadi 20 dari 25/1000 kelahiran hidup.
2. Mengurangi angka kematian ibu sebesar tiga per empat dari AKI pada
tahun 1990 dari 307 menjadi 125/100.000 kelahiran hidup.

3/21/17 WIDA-KARS 2
8 MISI MDGs

3/21/17 WIDA-KARS 3
8 MISI MDGs

3/21/17 WIDA-KARS 4
Sasaran MDGs
Standar Akreditasi Versi
Sasaran I : 2012
Penurunan angka kematian
bayi dan Peningkatan
kesehatan ibu
Sasaran II:
Penurunan angka kesakitan
HIV/AIDS
Sasaran III:
3/21/17
Penurunan angka kesakitan TB
WIDA-KARS 5
Sasaran I

Penurunan angka kematian


bayi
dan Peningkatan kesehatan
ibu

3/21/17 WIDA-KARS 6
Maksud dan Tujuan SMDG.I.
Rumah sakit dalam melaksanakan
program PONEK sesuai dengan pedoman
PONEK yang berlaku
Sasaran SMDGs.I.
Rumah sakit melaksanakan program
PONEK (Pelayanan Obstetri Neonatal
Emergency Komprehensif) untuk
menurunkan angka kematian bayi &
meningkatkan kesehatan ibu.
3/21/17 WIDA-KARS 7
Langkah-langkah pelaksanaan PONEK
1. Melaksanakan dan menerapkan
standar pelayanan perlindungan
ibu dan bayi secara terpadu dan
paripurna.
2. Mengembangkan kebijakan dan
SPO sesuai dengan standar
3. Meningkatkan kualitas
pelayanan kesehatan ibu dan
3/21/17
bayi termasuk kepedulian
WIDA-KARS 8
Langkah-langkah pelaksanaan PONEK
4. Meningkatkan kesiapan rumah sakit
dalam melaksanakan fungsi
pelayanan obstetrik dan neonatus
termasuk pelayanan kegawat
daruratan (PONEK 24 Jam)
5. Meningkatkan fungsi rumah sakit
sebagai model dan pembina teknis
dalam pelaksanaan IMD dan
pemberian ASI Eksklusif
3/21/17 WIDA-KARS 9
Langkah-langkah pelaksanaan PONEK
6. Meningkatkan fungsi rumah sakit
sebagai pusat rujukan pelayanan
kesehatan ibu dan bayi bagi sarana
pelayanan kesehatan lainnya.
7. Meningkatkan fungsi Rumah Sakit
dalam Perawatan Metode Kangguru
(PMK) pada BBLR.
8. Melaksanakan sistem monitoring dan
evaluasi pelaksanaan program RSSIB
10 langkah menyusui dan peningkatan
3/21/17 WIDA-KARS 10
kesehatan ibu
3/21/17 WIDA-KARS 11
201
2
3/21/17 WIDA-KARS 12
3/21/17 WIDA-KARS 13
Rumah Sakit PONEK 24 Jam

Adalah Rumah Sakit yang menyelenggarakan


pelayanan kedaruratan maternal dan neonatal
secara komprehensif dan terintegrasi 24 jam.

3/21/17 WIDA-KARS 14
PONEK RUMAH SAKIT
1. Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal Fisiologis
2. Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal dengan risiko tinggi
3. Pelayanan Kesehatan Neonatal
4. Perawatan Intensif Neonatal

3/21/17 WIDA-KARS 15
PELAYANAN PENUNJANG MEDIK

1. Pelayanan Darah
2. Perawatan Intensif
3. Pencitraan
4. Laboratorium

3/21/17 WIDA-KARS 16
KRITERIA RUMAH SAKIT PONEK 24 JAM
1. Ada dokter jaga yang terlatih di UGD
untuk mengatasi kasus emergensi
secara umum maupun emergensi
obstetrik - neonatal
2. Dokter, bidan dan perawat terlatih
melakukan resusitasi neonatus,
kegawat-daruratan obstetrik dan
neonatus
3. Adanya dukungan semua pihak dalam
tim pelayanan PONEK, antara lain
3/21/17 dokter kebidanan, dokter anak,
WIDA-KARS 17
KRITERIA RUMAH SAKIT PONEK 24 JAM

4. Memiliki kru yang siap melakukan


operasi atau melaksanakan tugas
sewaktu waktu, meskipun on call
5. Mempunyai prosedur pendelegasian
wewenang tertentu
6. Mempunyai Standar Operating
Prosedur penerimaan dan penanganan
pasien kegawat-daruratan obstetrik
dan neonatal
3/21/17 WIDA-KARS 18
KRITERIA RUMAH SAKIT PONEK 24 JAM

7. Mempunyai standar respon time di UGD


selama 10 menit, di kamar bersalin kurang
dari 30 menit, pelayanan darah kurang
dari 1 jam
8. Jika memungkinkan, terdapat kebijakan
tidak ada uang muka bagi pasien kegawat-
daruratan obstetrik dan neonatal
9. Tersedia kamar bersalin yang mampu
menyiapkan operasi dengan target waktu
kurang dari 30 menit
3/21/17 WIDA-KARS 19
KRITERIA RUMAH SAKIT PONEK 24 JAM

10.Tersedia kamar operasi yang siap (siaga


24 jam) untuk melakukan operasi, bila ada
kasus emergensi obstetrik atau umum
11.Mengupayakan tersedianya pelayanan
penunjang lain yang berperan dalam
PONEK, seperti Lab, Radiologi selama 24
jam, Recovery room 24 jam, obat dan alat
penunjang yang selalu siap tersedia
12.Mengupayakan tersedianya pelayanan
darah yang siap 24 jam
Rosa Dwi S.
3/21/17 WIDA-KARS 20
KRITERIA RUMAH SAKIT PONEK 24 JAM

13. Perlengkapan
Semua perlengkapan harus bersih
(bebas debu, kotoran, bercak, cairan
dll)
Permukaan metal harus bebas karat
atau bercak
Harus kokoh (tidak ada bagian yang
longgar atau tidak stabil)
Permukaan yang dicat harus utuh dan
3/21/17 bebas dari goresan
WIDA-KARSbesar 21
KRITERIA RUMAH SAKIT PONEK 24 JAM
13. Perlengkapan
Roda perlengkapan (jika ada) harus
lengkap dan berfungsi dengan baik
Instrumen yang siap digunakan harus
disterilisasi
Semua perlengkapan listrik harus
berfungsi baik (saklar, kabel dan steker
menempel kokoh)
14. Bahan
Semua bahan harus
3/21/17
berkualitas tinggi & 22
WIDA-KARS
SYARAT MINIMAL PELAYANAN
YANG
HARUS DISEDIAKAN RS PONEK
1. Mampu memberikan Pelayanan
Kesehatan Maternal Fisiologis dan
Resiko Tinggi pada masa antenatal,
intranatal, dan post natal
2. Mampu memberikan Pelayanan
Neonatal Fisiologis Dan Resiko Tinggi
pada level II B (asuhan neonatal
dengan ketergantungan tinggi)
3/21/17 WIDA-KARS 23
LINGKUP PELAYANAN PONEK DI
RS
1. Stabilisasi di UGD dan persiapan untuk
pengobatan definitif
2. Penanganan kasus gawat darurat oleh
Tim PONEK RS di ruang tindakan
3. Penanganan operatif cepat dan tepat
meliputi laparatomi dan seksio sesaria
4. Perawatan intermediate dan intensif ibu
dan bayi
5. Pelayanan asuhan antenatal resiko
3/21/17 tinggi WIDA-KARS 24
MONITOR DAN EVALUASI KINERJA
1. Fasilitas fisik
2. Kinerja kelompok kerja di unit gawat darurat,
kamar bersalin, kamar operasi (harus
mampu dilakukan operasi dalam waktu kurang
dari 30 menit, setelah diputuskan), dan kamar
neonatal
3. Case Fatality Rate, angka kematian penyakit
yang harus menurun setiap tahun dengan
percepatan 20 %
4. Angka rasio kematian ibu harus (< 200/100.000
kelahiran hidup), rasio kematian perinatal
(<20/1000 kelahiran hidup) di rumah sakit
3/21/17 WIDA-KARS 25
Elemen Penilaian SMDG.I.
1.Pimpinan RS berpartisipasi dalam
menyusun program PONEK
2.Pimpinan RS berpartisipasi dalam
menetapkan keseluruhan
proses/mekanisme dalam program
PONEK termasuk pelaporannya
3.Adanya kebijakan rumah sakit dan
dukungan penuh manajemen dalam
pelayanan PONEK
3/21/17 WIDA-KARS 26
Elemen Penilaian SMDG.I.
4. Terbentuk dan berfungsinya Tim
PONEK Rumah Sakit
5. Terlaksananya pelatihan untuk
meningkatkan kemampuan teknis
Tim PONEK sesuai standar
6. Terlaksananya fungsi rujukan
PONEK pada rumah sakit sesuai
dengan kebijakan yang berlaku.
3/21/17 WIDA-KARS 27
IMPLEMENTASI DI RS
1. SK Direktur RS tentang Pembentukan
Tim PONEK
2. Kebijakan/ Pedoman/ Panduan tentang :
Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatus
Penyelenggaraan PONEK 24 jam di
Rumah Sakit
Rawat Gabung Ibu dan Bayi
Inisiasi Menyusui Dini dan ASI
Eksklusif
3/21/17 Perawatan Metode
WIDA-KARS Kangguru pada 28
Program :
Rencana Strategi
Rencana Kerja &
Anggaran
Program Unit Kerja
terkait
Dokumen implementasi :
Pelatihan
LaporanTim PONEK
kegiatan
Sertifikasi pelatihan
PONEK
MoU Rujukan dengan RS
3/21/17 WIDA-KARS 29
Rujukan
Monev
Respon time di IGD 10 menit
Respon time kamar bersalin 30 menit
Pelaksanaan operasi < 30 menit
setelah diputuskan
Penyediaan darah < 60 menit

3/21/17 WIDA-KARS 30
PENURUNAN ANGKA
KESAKITAN HIV/AIDS

3/21/17 WIDA-KARS 31
3/21/17 WIDA-KARS 32
Sasaran SMDGs.II.
Rumah sakit melaksanakan
penanggulangan HIV/AIDS sesuai dengan
pedoman rujukan ODHA
Maksud dan Tujuan SMDGs.II.
Kemudahan akses bagi ODHA untuk mendapatkan
layanan pencegahan, pengobatan, dukungan dan
perawatan, sehingga diharapkan lebih banyak
ODHA yang memperoleh pelayanan yang
berkualitas di rumah sakit yang ditetapkan sebagai
RS rujukan ODHA.

3/21/17 WIDA-KARS 33
PELAYANAN KESEHATAN BAGI ODHA

Pelayanan kesehatan bagi ODHA meliputi 5 pelayanan,


yaitu :
1. VCT (Voluntary Counseling and Testing).
2. ART (Antitetroviral Therapy).
3. PMCT (Prevention Mother to Child Transmision)
4. Infeksi Oportunistik (OI)
5. Pelayanan penunjang yang meliputi : pelayanan gizi,
laboratorium, dan perawatan, pencacatan, dan pelaporan.

3/21/17 WIDA-KARS 34
Langkah-langkah pelaksanaan
1. Meningkatkan fungsi pelayanan VCT (Voluntary
Counseling and Testing);
2. Meningkatkan fungsi pelayanan ART
(Antiretroviral Therapy);
3. Meningkatkan fungsi pelayanan PMTCT
(Prevention Mother to Child Transmision);
4. Meningkatkan fungsi pelayanan Infeksi
Oportunistik (IO);
5. Meningkatkan fungsi pelayanan pada ODHA
dengan faktor risiko IDU; dan
6. Meningkatkan fungsi pelayanan penunjang,
yang meliputi: pelayanan gizi, laboratorium, dan
3/21/17 WIDA-KARS 35
radiologi, pencatatan dan pelaporan.
ELEMEN PENILAIAN SMDGS.II.
1. Pimpinan RS berpartisipasi dalam
menyusun rencana pelayanan
penanggulangan HIV/AIDS
2. Pimpinan RS berpartisipasi dalam
menetapkan keseluruhan
proses/mekanisme dalam pelayanan
penanggulangan HIV/AIDS termasuk
pelaporannya
3. Adanya kebijakan Rumah Sakit dan
dukungan penuh manajemen dalam
3/21/17 pelayanan penanggulangan
WIDA-KARS HIV/AIDS 36
ELEMEN PENILAIAN SMDGS.II.
5. Terlaksananya pelatihan untuk
meningkatkan kemampuan teknis
Tim HIV/ AIDS sesuai standar
6. Terlaksananya fungsi rujukan
HIV/AIDS pada rumah sakit sesuai
dengan kebijakan yang berlaku
7. Terlaksananya pelayanan VCT,
ART, PMTCT, IO, ODHA dgn faktor
risiko IDU, penunjang sesuai
dengan kebijakan
3/21/17 WIDA-KARS 37
IMPLEMENTASI DI RS
1. SK Direktur Rumah tentang
Pembentukan Tim HIV/AIDS
2. Kebijakan/ Pedoman/ Panduan
tentang :
a. Pedoman pengorganisasian dan
pelayanan Tim HIV/AIDS RS
b. Pelayanan VCT, ART, PMTCT, IO,
ODHA dengan faktor risiko IDU dan
penunjang di Rumah Sakit
c. Pelaksanaan Rujukan
3/21/17 WIDA-KARS 38
Program :
Rencana Strategi
Rencana Kerja & Anggaran
Pelatihan Tim HIV AIDS
Pelatihan HIV AIDS pada unit kerja
terkait
Dokumen implementasi :
Laporan kegiatan
Sertifikasi pelatihan HIV
AIDS
MoU Rujukan dengan RS
3/21/17 WIDA-KARS 39
Other diseases:
Tuberkulosis

Sasaran
PENURUNAN ANGKA
SMDGs.III.
KESAKITAN TB
3/21/17 WIDA-KARS 40
3/21/17 WIDA-KARS 41
KEBIJAKAN DAN DASAR HUKUM
SE MENKES 884/Menkes/VII/2007 Perihal
Ekspansi TB Strategi DOTS di Rumah
Sakit dan Balai Kesehatan / Pengobatan
Penyakit Paru

SE Dirjen Bina Yanmed YM.02.08/III/673/07


perihal: Penatalaksanaan TB di Rumah
Sakit.

Keputusan MENKES No.129/Menkes/SK/II/2008


Tentang STANDAR PELAYANAN MINIMAL
DI RUMAH SAKIT
3/21/17 WIDA-KARS 42
Standar
SMDGs
Rumah III.
sakit melaksanakan Penanggulangan TB
sesuai pedoman strategi DOTS

Maksud dan Tujuan SMDGs.II.


Penerapan strategi DOTS di rumah sakit dalam
meningkatan angka:
penemuan kasus (care detection rate, CDR),
keberhasilan pengobatan (cure rate), dan
keberhasilan rujukan (success referal rate).
3/21/17 WIDA-KARS 43
5 Strategi DOTS
1. Komitmen politik dengan meningkatkan
dan kesinambungan pembiayaan
2. Penemuan kasus melalui pemeriksaan
bakteriologi yang terjamin kualitasnya
3. Pengobatan yang terstandarisasi dengan
supervisi dan dukungan terhadap pasien
4. Pasokan obat yang efektif dan terjamin
kontinuitasnya
5. Sistim monitoring evaluasi dan
penilaiannya
3/21/17 WIDA-KARS 44
PELAYANAN TUBERKULOSIS
DENGAN STRATEGI DOTS DI
RUMAH SAKIT
Setiap pelayanan TB dengan strategi DOTS bagi pasien
TB harus berdasarkan standar pelayanan yang telah
ditetapkan oleh Program Penanggulangan Tuberkulosis
Nasional.
Setiap Pelayanan TB harus berdasarkan International
Standard for Tuberculosis (ISTC) atau Standar
Diagnosis, Pengobatan dan Tanggung Jawab Kesehatan
Masyarakat.
3/21/17 WIDA-KARS 45
Direktur / Wakil Direktur berfungsi sebagai administrator.
Fungsi administrator antara lain :

1. Membuat kebijakan dan melaksanakannya.


2. Mengintegrasikan, merencanakan, dan
mengkoordinasikan pelayanan.
3. Melaksanakan pengembangan staf dan
pendidikan / pelatihan.
4. Melakukan pengawasan terhadap penerapan
standar pelayanan medis kedokteran
termasuk medico legal.
5. Berkoordinasi dengan Komite Medik untuk
memfasilitasi
6. implementasi etika kedokteran dan mutu
profesi, penetapan Standar Pelayanan
dokteran ( SPO ).
3/21/17 WIDA-KARS 46
7. Membentuk Tim DOTS yang dipimpin oleh
TIM DOTS
Pimpinan rumah sakit membentuk
Tim DOTS sebagai wadah khusus
dalam pengelolaan pasien TB di
rumah sakit
Pembentukan Tim DOTS di rumah
sakit bersifat fungsional ditetapkan
melalui surat keputusan direktur
rumah sakit
Tim DOTS di rumah sakit berada
dibawah koordinasi Direktur / Wakil
3/21/17
Direktur Pelayanan Medik
WIDA-KARS 47
Ketua Tim DOTS Rumah Sakit

1. Ketua Tim DOTS adalah seorang


dokter spesialis paru atau penyakit
dalam atau dokter spesialis atau
dokter umum yang bersertifikat
Pelatihan Pelayanan
Tuberkulosis dengan Strategi
DOTS di Rumah Sakit (PPTS
DOTS)
2. Ketua Tim DOTS
3/21/17
merangkap sebagai
WIDA-KARS 48
FASILITAS DAN PERALATAN
1. Tersedia ruangan khusus pelayanan pasien TB (Unit DOTS)
yang berfungsi sebagai pusat pelayanan TB di RS meliputi
kegiatan diagnostik, pengobatan, pencatatan dan pelaporan,
serta menjadi pusat jejaring internal / eksternal DOTS.
2. Ruangan tersebut memenuhi persyaratan Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi (PPI-TB) di rumah sakit.
3. Tersedia peralatan untuk melakukan pelayanan medis TB.
4. Tersedia ruangan / sarana bagi penyelenggaraan KIE terhadap
pasien TB dan keluarga.
5. Tersedia ruangan laboratorium yang mampu melakukan
pemeriksaan mikroskopis dahak.
3/21/17 WIDA-KARS 49
KEBIJAKAN DAN PROSEDUR
1. Ada kebijakan / ketentuan / pedoman dan prosedur
tertulis yang harus menjadi acuan pokok bagi semua staf
medik dalam melaksanakan tugas sehari hari.
2. Ada kebijakan / ketentuan / pedoman tentang jejaring
internal dan eksternal dalam pelayanan pasien.
3. Ada kebijakan / ketentuan / pedoman tentang pelayanan
pasien TB bagi orang miskin.
4. Kebijakan / ketentuan / prosedur tentang OAT,
ketersediaan obat, bila terjadi kekosongan.
5. Kebijakan / ketentuan / prosedur tentang Pelayanan
pasien TB di rawat jalan.
3/21/17 WIDA-KARS 50
KEBIJAKAN DAN PROSEDUR

6. Kebijakan / ketentuan / prosedur tentang Pelayanan


pasien TB di rawat inap.
7. Kebijakan / ketentuan / prosedur tentang Pelayanan
pasien TB di Unit Gawat Darurat.
8. Kebijakan / ketentuan / prosedur tentang pengelolaan
pasien dengan MDR, HIV.
9. Kebijakan / ketentuan / prosedur tentang pasien yang
mangkir.
10. Kebijakan / ketentuan / prosedur tentang rujukan pasien
ke UPK lain.
11. Kebijakan tentang cross check pasien.
3/21/17 WIDA-KARS 51
KEBIJAKAN DAN PROSEDUR
12. Kebijakan tentang OAT termasuk dalam pengelolaan
instalasi farmasi rumah sakit.
13. Kebijakan tentang OAT masuk dalam formularium RS
(baik obat program maupun diluar program,
Jamkesmas, Askes, dll).
14. Ada kebijakan bahwa staf medik membantu pimpinan
rumah sakit dalam perencanaan, penggunaan, dan
pemeliharaan persediaan fasilitas dan peralatan
pelayanan medis.
15. Ada kebijakan dan prosedur mekanisme untuk
mengawasi, memonitor dan mengevaluasi penerapan
standar pelayanan TB di rumah sakit.
3/21/17 WIDA-KARS 52
KEBIJAKAN DAN PROSEDUR
16. Ada kebijakan dan prosedur mekanisme untuk menentukan
standar pelayanan minimal, atau indikator keberhasilan
pelayanan TB di rumah sakit. (Angka pemeriksaan
mikroskopik dahak, menurunnya angka drop out, angka
kesalahan baca laboratorium, angka konversi, angka
keberhasilan rujukan dan sebagainya).
17. Ada kebijakan dan prosedur tentang pemenuhan standar
pencegahan dan pengendalian infeksi TB di Rumah Sakit
(standar manajerial, administrasi, lingkungan, dan alat
pelindung diri).
18. Ada kebijakan dan prosedur bagi rumah sakit yang digunakan
sebagai lahan pendidikan, pelatihan dan penelitian terkait TB.
3/21/17 WIDA-KARS 53
Elemen Penilaian SMDGs.III.
1. Pimpinan RS berpartisipasi dalam
menyusun rencana pelayanan DOTS TB
2. Pimpinan RS berpartisipasi dalam
menetapkan keseluruhan
proses/mekanisme dalam program
pelayanan DOTS TB termasuk
pelaporannya
3. Adanya kebijakan rumah sakit dan
dukungan penuh manajemen dalam
3/21/17
pelayanan DOTS TB sesuai dengan
WIDA-KARS 54
Elemen Penilaian SMDGs.III.
4. Terbentuk dan berfungsinya Tim
DOTS TB Rumah Sakit
5. Terlaksananya pelatihan untuk
meningkatkan kemampuan
teknis Tim DOTS TB sesuai
standar
6. Terlaksananya fungsi rujukan TB
DOTS pada rumah sakit sesuai
dengan kebijakan yang berlaku
3/21/17 WIDA-KARS 55
Monev
Angka pemeriksaan mikroskopik dahak,
Angka drop out,
Angka kesalahan baca laboratorium,
Angka konversi,
Angka keberhasilan rujukan

3/21/17 WIDA-KARS 56
PENILAIAN SURVEI MDGs
Adanya kebijakan rumah sakit dan dukungan penuh manajemen
dalam pelayanan PONEK/HIV/AIDS dan TB DOTS
Partisipasi pimpinan RS menyusun rencana pelayanan
PONEK/HIV/AIDS dan TB DOTS
Pimpinan RS berpartisipasi dalam menetapkan keseluruhan
proses/mekanisme dalam program pelayanan
PONEK/HIV/AIDS dan TB DOTS termasuk
pelaporannya
Terbentuknya Tim
Terlaksananya pelatihan
Terlaksananya rujukan
3/21/17 WIDA-KARS 57
TERIMA KASIH

3/21/17 WIDA-KARS 58

Anda mungkin juga menyukai