Anda di halaman 1dari 33

Pertemuan Ke dua

Review Pertemuan I
Latihan menghitung Pajak Bumi dan
Bangunan
SISMIOP
Kewajiban dan Hak WP
Dasar Penagihan dan Bagi Hasil Penerimaan
PBB
Latihan menghitung pembagian penerimaan
PBB
Review Pertemuan ke I
NJOP
NJOPTKP (maksimal 24 juta,
diberikan per WP, dan bila memiliki
lebih dari 1 objek maka hanya yang
terbesar yang diberikan NJOPTKP)
NJKP (20% atau 40% dari NJOP)
Kelas Tanah dan Bangunan untuk
mempermudah perhitungan, 2010
tidak ada lagi kode A atau B
Hutang pertanyaan
Cara menghitung PBB
1. Masukkan nilai jual tanah dan
bangunan pada KELAS yang tepat.
2. Jumlahkan NJOP Tanah dan NJOP
Bangunan yang telah dimasukkan dalam
Kelas
3. Kurangkan NJOP dengan NJOPTKP
4. Kalikan hasil pengurangan tersebut
dengan 20% atau 40% (ditemukan NJKP)
5. Kalikan hasil perkalian tersebut
dengan tarif 0,5%
Latihan Menghitung PBB
Soal I
Pak Amir memiliki tanah Seluas 200m2
,dan bangunan 300m2 , harga jual
wajar untuk rumah tersebut adalah
400 juta, yang terdiri dari 62,5% dari
harga jual untuk tanah dan 37,5% dari
harga jual untuk bangunan,
berapakah PBB yang harud ibayar
oleh Pak Amir bila NJOPTKP di daerah
tersebut ditetapkan maksimal?
Soal II
Pak Justin Memiliki tanah seluas 400m2 ,
berdiri sebuah bangunan di atasnya
seluas 200 m, dengan nilai tanah 2juta
per meter dan nilai bangunan 500 ribu
per meter selain itu dia juga memiliki
rumah seluas 100m yang berdiri di lahan
seluas 200m, nilai tanah di daerah
tersebut 2 kelas di atas nilai tanah yang
pertama dan nilai bangunannya 3 kelas di
atas nilai bangunan yang pertama.
Berapa PBB nya?
SISMIOP
ADMINISTRASI
PAJAK BUMI DAN BANGUNAN
PENDATAAN PENILAIAN PENGENAAN PENERIMAAN KEBERATAN
PENAGIHAN PENGURANGAN
Pengumpulan data Pendekatan: Unsur : Penerimaan : Keberatan :
1. Data Pasar 1. NJOP 1. Mekanisme 1. Alasan
Self declaration : 2. Biaya 2. NJOP TKP pembayaran PBB 2. Batas waktu pengajuan
1. Pendaftaran 3. Kapitalisasi 3. NJKP 2. Pembagian hasil 3. Bentuk Keputusan
(Wajib Pajak aktif) Pendapatan 4. Tarif penerimaan PBB 4. Batas waktu keputusan
2. Pendataan 5. Ketentuan Pembayaran
(Fiscus aktif) Cara Penilaian: Produk : Penagihan atas :
1. Massal 1. SPPT 1. SPPT
SPOP 2. Individual 2. STTS 2. SKP Pengurangan :
NOP 3. DHKP 3. STP 1. Alasan
2. Batas waktu pengajuan
l Daluwarsa PBB : 3. Bentuk Keputusan
Ofcia
sm en t1. Daluwarsa 2. Daluwarsa 4. Batas waktu keputusan
Asses Penetapan Penagihan

SISMIOP
(SISTEM MANAJEMEN INFORMASI OBYEK
PAJAK)
PENGUMPULAN DATA OBYEK PAJAK
Pasal 9 UU No.12 Tahun 1985

Pendaftaran : Subyek pajak secara aktif mendaftarkan diri sebagai wajib pajak atas
obyek pajaknya dengan mengisi Surat Pemberitahuan Obyek Pajak (SPOP):
a. Data-data diri perorangan atau badan yang menjadi subyek pajak;
b. Semua tanah yang dimiliki dengan sutau hak dan atau dimanfaaatkan;
c. Semua bangunan yang dimiliki dengan suatu hak dan atau dimanfaaatkan.

Pendataan : DJP secara aktif melakukan pengumpulan data obyek pajak di lapangan
dan selalu diikuti kegiatan penilaian. Bentuk alternatif pendataan:
1. Pendataan dengan Penyampaian dan Pemantauan SPOP
2. Verifikasi Data Obyek Pajak dan Subyek Pajak PBB
3. Identifikasi Obyek dan Subyek PBB
4. Pengukuran Bidang Obyek Pajak

SPOP adalah adalah sarana untuk mendaftarkan subyek dan obyek pajak. diisi :
Jelas, Benar, Lengkap, Tepat Waktu

Bagaimanakah pelaksanaan sistem self assessment pada Pajak Bumi dan


Bangunan, dan jelaskan mengapa hal tersebut bisa terjadi ?
NOMOR OBJEK PAJAK (NOP)
NOP: nomor identitas bagi setiap obyek PBB
Nomor Obyek Pajak bersifat:
1. Unik, satu obyek PBB memperoleh satu NOP dan berbeda dengan lainnya.

2. Tetap/Permanen, tidak berubah dalam jangka yang relatif lama.


3. Standar, berlaku secara nasional.
Maksud dan tujuan pemberian NOP:
a. Menciptakan identitas yang standar bagi semua obyek PBB.
b. Menertibkan dan menyederhanakan administrasi pembukuan PBB.
c. Kunci utama pada pembentukan Master File PBB yang saling berkaitan.
Manfaat dari penggunaan NOP:
1. Memudahkan mengetahui lokasi obyek pajak
2. Memudahkan dalam pemantauan, penyampaian dan pengambilan SPOP
3. Alat untuk mengintegrasikan data atributik dengan data grafis PBB.
4. Mengurangi adanya kemungkinan ketetapan ganda.
5. Memudahkan penyampaian SPPT
6. Wajib pajak mendapat identitas atas setiap obyek yang dimiliki atau
dikuasai.
Kewajiban dan hak WP
Kewajiban
1. Mendaftarkan Objek Pajak;
2. Mengisi SPOP dengan jelas, benar, dan
lengkap.
3. Menyampaikan kembali SPOP yang telah
diisi Wajib Pajak ke Kantor Pelayanan PBB
atau Kantor Penyuluhan Pajak setempat
paling lambat 30 hari setelah formulir SPOP
diterima.
4. Melaporkan perubahan data Objek
Pajak/Wajib Pajak kepada Kantor Pelayanan
PBB atau Kantor Penyuluhan Pajak setempat
dengan cara mengisi SPOP sebagai
perbaikan/pembetulan SPOP sebelumnya.
SPOP
Hak WP
1. Memperoleh formulir SPOP
2. Memperoleh penjelasan,
3. Memperoleh tanda terima pengembalian SPOP
4. Memperbaiki / mengisi ulang SPOP
5. Menunjuk orang/pihak lain untuk mengisi dan
menandatangani SPOP;
6. Mengajukan permohonan tertulis mengenai
penundaan penyampaian SPOP
7. Memperoleh tanda terima SPPT;
8. Memperoleh Surat Tanda Terima Setoran (STTS)
dan Tanda Terima Sementara (TTS);
9. Mengajukan keberatan dan pengurangan
KEBERATAN dan BANDING
Pasal 15, 16, dan 17 UU No.12 Tahun 1985

Keputusan DJP:
3 bulan diterima
SPPT & SKP : (sebagian/
a. Salah data: seluruhnya)
- luas ditolak,
- klasifikasi 12 bulan
ditambah
- penetapan
b. Salah tafsir
3 bulan Pengadilan
Pajak

Wajib Pajak dapat mengajukan keberatan pada DJP atas


SPPT dan SKP masing-masing dalam satu surat keberatan
tersendiri untuk setiap tahun pajak, ditulis dalam bahasa
Indonesia, alasan yang jelas, dan bukti-bukti resmi
Pengajuan keberatan dan banding tidak menunda
kewajiban pembayaran pajak.
KEBERATAN DAN BANDING dalam PBB
Pasal 15 dan 16

SYARAT FORMIL SYARAT MATERIL


Diajukan dalam jangka waktu 3 bulan Diajukan masing-masing
sejak tanggal diterimanya SPPT atau dalam sutu surat keberatan
SKP kecuali yang diajukan secara
kolektif melalui Lurah / Kelapa
Dalam hal keadaan terpaksa (Force Desa untuk setiap SPPT / SKP
Mayeure) WP harus dapat per tahun pajak.
memberikan dan membuktikan alasan
bahwa jangka waktu tersebut tidak Mengemukakan alasan yang
dapat dipenuhi jelas dan mencantumkan
besarnya pajak Bumi dan
Diajukan secara tertulis dalam bahasa Bangunan menurut
Indonesia perhitungan Wajib Pajak.

Diajukan kepada Kepala KP PBB yang


menerbitkan SPPT/SKP
Dirjen Pajak merespon paling lama
Dalam hal dikuasakan kepada pihak
12 bulan sejak pengajuan
lain harus melampirkan Surat Kuasa
keberatan dengan keputusan
menerima seluruhnya, sebagian,
menolak atau menambah jumlah
pajak terhutang

17
BUKTI PENDUKUNG PENGAJUAN KEBERATAN PBB

Mengajukan:
SPPT atau SKP
Tahun Pajak Yang Bersangkutan

Bukti Pendukung:
Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP), Kartu Keluarga,
atau Identitas Wajib Pajak Lainnya
Fotokopi Bukti Kepemilikan Hak Atas Tanah/sertifikat
Fotokopi Bukti Surat Ukur/Gambar Situasi
Fotokopi Akta Jual Beli/Segel
Fotokopi Surat Penunjukkan Kaveling
Fotokopi Izin Mendirikan Bangunan (IMB)
Fotokopi Izin Penggunaan Bangunan
Surat Keterangan Lurah/Kepala Desa
Fotokopi Bukti Pelunasan PBB Tahun Sebelumnya
Fotokopi Bukti Resmi Lainnya

18
PENGURANGAN
Pasal 19 UU No.12 Tahun 1985 jo PMK No. 110/PMK.03/2009

Pengurangan diajukan dalam hal :


a. kondisi obyek pajak yang ada hubungannya dengan
subyek pajak:
(1). Wajib Pajak Orang Pribadi:
1. Veteran pejuang (+pembela) kemerdekaan, duda +
jandanya
2. Lahan yang hasilnya terbatas/sedikit milik WP
perorangan
3. WP yang berpenghasilan dari pensiunan
4. WP perorangan yang berpenghasilan rendah
5. Nilai jual naik dari WP perorangan penghasilan
rendah
(2). WP badan yang mengalami kerugian/ kesulitan
liquiditas sepanjang tahun Besarnya pengurangan
setinggi-tingginya 75%,
kecuali untuk angka 1 diberikan
pengurangan 75%
b. obyek pajak terkena bencana alam seperti : gempa
Diajukan 3 bulan sejak diterimanya SPPT/SKP atau
terjadinya yang luar biasa, ditulis dalam bahasa
Indonesia, mencantumkan besarnya prosentase
pengurangan yang diminta, dan melampiri bukti
pendukung.
Pengurangan terhadap SKP, pemberian pengurangan
PBB hanya diberikan atas pokok ketetapan pajak
terutang.
Keputusan pengurangan dapat berupa
mengabulkan seluruh, sebagian atau menolak.
Keputusan pemberian pengurangan diterbitkan
selambat-lambatnya 3 bulan (ketetapan s.d
Rp.500.000.000,-), 4 bulan (ketetapan 500.000.000,-
s.d 1.500.000.000,-), dan 6 bulan (ketetapan diatas
1.500.000.0000,-) sejak tanggal diterimanya
permohonan pengurangan dari wajib pajak.
KETENTUAN PENGAJUAN PERMOHONAN PENGURANGAN PBB

Ketentuan: Data Pelengkap


- KTP dan KK Sesuai alamat Op
Diajukan selambat- selambatnya 3
BULAN sejak tanggal diterimanya - SK Pensiun/ Kartu Veteran /
SPPT LVRI/ . DH45
Ditandatangani oleh Wajib Pajak - Daftar Penerimaan Pensiunan
(Apabila Dikuasakan, Surat Kuasanya
- Surat keteranagan tidak
Agar Dilampirkan)
mampu
Pemohonan Pengurangan Diajukan - Bukti pembayaran tahun lalu
Setiap Tahun (Keputusan Pemberian
Pengurangan Tahun Sebelumnya PBB (STTS)
TIDAK Berlaku untuk Tahun-tahun - Rekening pembayaran air,
Selanjutnya) telepon, dll.
- Surat Tanda Kendaraan
Bermotor (STNK).

21
Balik Nama / Mutasi nama SPPT PBB adalah proses merubah
nama subjek pajak di SPPT PBB.

Tatacara dan Persyaratan :


Mengajukan Permohonan tertulis dengan melampirkan L
1. Asli SPPT dan Asli Surat Pelunasan PBB (STTS) tahun yang
bersangkutan
2. Fotokopi Sertifikat atau Akta Jual Beli atas nama Wajib Pajak
yang baru
3. Fotokopi SSB BPHTB
4. Mengisi Surat Pemberitahuan Objek Pajak (SPOP) dan LSPOP
dengan data benar dan lengkap
5. Fotokopi KTP
Keterangan Tambahan :
1. Proses mutasi tersebut dilakukan oleh Kantor Pelayanan
Pajak Pratama / Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan
2. Dalam rangka ekstensifikasi, bagi WP orang pribadi yang
belum memiliki NPWP, akan diberikan NPWP secara jabatan.
3. Apabila mutasi nama tersebut dilakukan atas seluruh objek,
maka tidak akan dilakukan verifikasi lapangan*. Akan tetapi
apabila mutasi nama tersebut atas sebagian objek (karena
pemecahan objek pajak) atau ada perbedaan data atau terjadi
perbedaan luas maka akan dilakukan pemeriksaan lapangan/
verifikasi lapangan** terlebih dahulu.

Batas Waktu Penyelesaian :


1. 3(tiga) hari sejak berkas permohonan mutasi diterima
lengkap (apabila tidak dilakukan verifikasi lapangan)
2. 5(lima) hari sejak berkas permohonan mutasi diterima
lengkap (apabila dilakukan verifikasi lapangan**)
PENGEMBALIAN KELEBIHAN
PEMBAYARAN PAJAK
PMK No. 29/PMK.03/2005

Sebab Kelebihan
Pembayaran :
PBB dibayar lebih besar dari
yang seharusnya
Dilakukan pembayaran PBB Pengembalian :
yang seharusnya tidak Diperhitungkan dengan utang
terutang
pajak lainnya, baik pusat
maupun cabang
Cara Pengajuan : Atas persetujuan WP dapat
Mengajukan secara tertulis diperhitungkan dengan utang
dalam bahasa Indonesia pajak yang akan terutang
kepada DJP atau dengan utang pajak
orang lain
DJP dalam waktu 12 bulan
menerbitkan SKKP PBB atau Sisa atas perhitungan diatas
SPb atau SKP diterbitkan SPMKP PBB
Apabila melebihi 12 bulan,
maka dalam waktu 1 bulan DJP
PENAGIHAN PBB
Pasal 10, 11, 12, dan 13 UU No.12 Tahun 1985

Penagihan Aktif
Sesuai Denda bunga 2% sebulan,
Ketentuan SPPT
maximal 24 bulan
JT 6 bulan
S Belum lunas
P Tidak
tepat
O waktu SKP STP
P (denda 25%) (denda bunga ST 7 hari
PBB > 2% sebulan)
SPOP JT 1 bulan
Setelah JT JT 1 bulan SP 21 hari
Denda Administrasi belum lunas
SPMP
1 x 24 jam

Permintaan Lelang
Dasar penagihan : 10 hari
1. SPPT = 6 bulan
2. SKP =1 bulan
Pelaksanaan Lelang
3. STP =1 bulan
Ibu Rina Menerima SPPT PBB Tahun 2006
pada tanggal 8 Februari 2002 dengan besar
pajak terutang Rp500.000,- Berapa yang
harus dibayar Ibu Rina jika dibayar pada
tanggal:

15 Juni 2002
7 Agustus 2002
10 Agustus 2002
8 Desember 2002
23 Februari 2003
6 Agustus 2004
5 Oktober 2005
jawaban
KETENTUAN PIDANA
PASAL 24
KARENA ALPA

TIDAK SPOP TIDAK BENAR/TIDAK


MENGEMBALIKAN LENGKAP DAN ATAU
SPOP KEPADA MELAMPIRKAN
DITJEN PAJAK KETERANGAN YANG TIDAK
BENAR

MENIMBULKAN KERUGIAN NEGARA

o PIDANA SELAMA-LAMANYA 6 (ENAM) BULAN, ATAU


o DENDA SETINGGI-TINGGINYA 2 (DUA) KALI PAJAK TERUTANG

28
KETENTUAN PIDANA
PASAL 25 AYAT (1)

DENGAN SENGAJA

TIDAK SPOP TIDAK MEMPERLIHAT TIDAK TIDAK


MENGEMBALIKA BENAR/TIDAK KAN MEMPERLIHATKA MENUNJUKAN
N/ LENGKAP SURAT/DOKU N/ MENYAMPAIKAN
MENYAMPAIKAN DAN/ATAU MEN PALSU MENJAMINKAN DATA/KETERANG
SPOP KEPADA MELAMPIRKAN ATAU SURAT/DOKUME AN YANG
DITJEN PAJAK KETERANGAN DIPALSUKAN N LAINNYA DIPERLUKAN
YANG TIDAK
BENAR

MENIMBULKAN KERUGIAN PADA NEGARA

o PIDANA PENJARA SELAMA-LAMANYA 2 (DUA) TAHUN, ATAU


oDENDA SETINGGI-TINGGINYA 5 (LIMA) KALI PAJAK TERUTANG

29
KETENTUAN PIDANA
PASAL 25 AYAT (2), (3), dan PASAL 26

o TERDAPAT BUKAN WAJIB PAJAK YANG BERSANGKUTAN, YANG DENGAN


SENGAJA MELAKUKAN TINDAKAN:
o Tidak memperlihakan atau tidak meminjamkan surat atau
dokumentasi lainnya.
o Tidak menunjukan data atau tidak Menyampaikan keterang
yang diperlukan;
Dipidana dengan pidana kurungan selama-lamanya 1 (satu) tahun
atau denda setinggi-tingginya Rp. 2.000.000,00 (dua juta rupiah).

o ANCAMAN PIDANA DILIPATKAN DUA, APABILA SESEORANG


MELAKUKAN LAGI TINDAK PIDANA DI BIDANG PERPAJAKAN
SEBELUMNYA LEWAT 1 (SATU) TAHUN TERHITUNG SEJAK SELESAI
MENJALNI PIDANA PENJARA/SEJAK DIBAYARNYA DENDA

o TINDAK PIDANA TIDAK DAPAT DIHITUNG SETELAH LAMPAU WAKTU 10


TAHUN SEJAK BERAKHIRNYA TAHUN PAJAK YANG BERSANGKUTAN.

30
PEMBAGIAN HASIL PBB
Pasal 18 UU No.12 Tahun 1985 jo PP No. 16 Tahun 2000
3,5 %
Insentif
10 %
Pemerintah Pusat
6,5 %
Dibagi rata

9%
Biaya
Petugas Bank Operasional Pemungutan
Pemungut V

Wajib Pajak 64,8 %


Daerah Kab/Kota

Tempat
Bank Persepsi
Pembayaran

16,2 %
Daerah Provinsi
LATIHAN

Bagi Hasil

Pada bulan Desember hasil Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan, pemerintah
kota Bandung memperoleh bagian sebesar Rp. 4 milyar.

Pertanyaan

Hitung Bagian untuk DJP, Pemerintah Pusat, dan Pemerintah Daerah TK I !!!!

32
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai