Anda di halaman 1dari 43

Oleh : Sherliyana Novita, S. Farm., Apt.

U JI
TO K S IK O LO G I
Uji Toksikologi
Produksi+Pemasara Ketahui batas
n Obat/Makanan aman

Uji
Toksikol
ogi

Merupakan uji keamanan pra-klinis


Untuk penapisan spektrum efek toksik
Hewan roden dan non-roden
ASAS METODELOGI
EXPERIMENTAL TOKSIKOLOGI

O Toksisitas = segala efek z.kmw yg tjd atas Jar.Hdp


= hasil rx z.kmw dg komp.sistem Bio.

O METODE deteksi & evaluasi thd sifat perub fungsi


struktur yg disebabkan o/pejanan z.kmw & signifikansi
efek2 tsb atas sel-sel hdp
Lanjutan
O Asas-asas :
1. z.kmw hrs kontak langsung dg target sel/jar.bio
u/timb.efek
2. Tdp kisaran daerah antara NOEL s/d [] yg scr sgnifikan
beri efek atassgala sistem bio.
3. Sel2 bio dlm bbg macam spesies py fungsi&jalur yg
serupa, pd umumnya dg cara serupa akan dipengaruhi
o/z.kmw
4. Perub.kecil yg tjd pd struktur z.kmw mgkn pengaruh
aksi bio yg ditimbulkan
ASAS UMUM UJI
TOKSIKOLOGI
OKONSEP PENELITIAN
OTAKRIF & MAKNA
OSISTEM UJI TOKSIKOLOGI
OPENENTU KESHAHIHAN UJI
TOX
OJENIS UJI TOX
OEVALUASI KEAMANAN
Konsep Penelitian
Tahapan-tahapan penelitian :
Obyek Uji
Subyek Uji
Proses Uji
Data

Hasil

Manfaat
Takrif & Makna
Takrif / definisi Uji Toksikologi : suatu tatacara
untuk mendeteksi dan mengevaluasi kondisi,
mekanisme, wujud, dan sifat zat kimia pada
hewan uji tertentu untuk menentukan batas
keamanannya.
Makna :
Objek uji tox : kondisi, mekanisme, wujud, &
sifat efek toksik suatu zat kimia (asas umum
tox)
Subjek uji tox : hewan uji
Tujuan : menentukan batas aman
Sistem Uji Toksikologi
Objek Uji : asas umum tox
Subyek Uji : hewan uji
Proses uji data tolok ukur
kuantitatif/kualitatif hasil : informasi
ketoksikan bahan uji evaluasi batas
keamanan
Subjek uji akan dipejani dgn bahan uji ttt,
melalui serangkaian proses uji, akhirnya akan
diperoleh data analisis hasil manfaat
PENENTU KESHAHIHAN UJI TOX
Keshahihan berhub dgn VALIDITAS UJI,
dipengaruhi oleh byk faktor :
Bahan Uji spesifikasi & sifat fisika kimia (kemurnian,
kelarutan, stabilitas, kondisi bhn uji)
Subjek Uji pemilihan (pilih yg fungsi fisiologis organ
mirip manusia, biaya pengadaan hewan, penanganan mudah),
kondisi patofisiologi hewan (sehat), jumlah hwn,keterbatasan
pengguna,
Teknik / Tata cara penyiapan sediaan uji (sifat fiskim
jalur pemejanan); penentuan dosis (min 3 peringkat dosis : 0%
- 100% toksik), jalur pemejanan, volume , frekuensi,
pengambilan cuplikan hayati (jumlah, cara, teknik
pengambilan)
Pengamatan scr kualitatif atau kuantitatif
Analisis & Evaluasi analisis yang sudah baku (Anova,
uji t, dll.)
JENIS UJI TOX
UJI KETOKSIKAN TAK KHAS
uji tox yang dirancang untuk mengevaluasi
keseluruhan atau spektrum efek toksik suatu
senyawa pada aneka ragam jenis hewan uji
Uji Ketoksikan Akut
Uji Ketoksikan Subkronis
Uji Ketoksikan Kronis
UJI KETOKSIKAN KHAS
uji tox yg dirancang untuk mengevaluasi
secara rinci efek yang khas suatu senyawa pada
aneka ragam jenis hewan uji
Uji Potensiasi
Uji Kekarsinogenikan
Uji Kemutagenikan
Uji Keteratogenikan
Uji Reproduksi
Uji Kulit & Mata
Uji Perilaku
Macam-Macam
Uji
Toksikologi
Uji Reproduksi,
Toksisitas Potensiasi,
Khusus/Kh Karsinogenik,
as Mutagenik

Macam
Uji Dosis Tunggal
Toksisita Uji toks.Akut
s

Uji
Toksisitas
Dosis Berulang
Umum/Tak
Khas Uji toks.Subkronis,
Kronis

Perbedaan :
Sifat pemberian
Lama pemberian / pemejanan
Sasaran uji
Luaran uji
1. Uji Ketoksikan Akut
Dirancang utk menentukan efek toksik suatu senyawa (ex :
zat tambahan makanan) yang akan terjadi dalam waktu
singkat setelah pemejanan/pemberiannya dengan takaran
ttt.
Tujuan :
- Mempelajari potensi ketoksikan
- Mempelajari gejala klinik/toksik yg timbul
- Mempelajari mekanisme kematian subyek uji
Sasaran :
- wujud efek toksik
- potensi ketoksikan akut
- mekanisme kematian hewan uji
- angka kematian LD50
Tata Cara
Pemilihan Hewan Uji
Pelaksaan
min 2 jenis hewan (roden:tikus, mencit, kelinci;
&nirroden:anjing, kera), baik jantan atau betina
Satu galur, dewasa, sehat, berat seragam
(variasi yg dipbolehkn 10%)
Pengelompokan Hewan uji
dibagi menjadi beberapa kelompok sesuai
peringkat dosis yg digunakan (biasanya 4 klmpok)
+ 1 kontrol negatif. Satu kelompok terdiri 4-5 ekor
Pemejanan Dosis sediaan uji
Dosis yg diberikan min 4 peringkat dosis,
berkisar dosis tertinggi yg mnyebabkan 0%
kematian; sampai dengan dosis terendah yang
yang mematikan seluruh/hampir seluruh hewan
uji.
Pengamatan

Lama pengamatan 24 jam, kecuali pada kasus ttt


(tidak ada kematian) dpt dilanjutkan sampai 7-14
hari. Pengamatan meliputi gejala klinis yang
timbul, perubahan BB, jumlah hewan yang mati
tiap kelomp, data histopatologi beberapa organ
penting
Analisis & Evaluasi Hasil
Ada 3 metode utk analisis perhitungan LD50 :
# Metode Grafik Lithfield
# Metode kertas grafik probit logaritma Miller&Tainter
# Metode rata-rata bergerak Thomson Weill
Didasarkan pada kekerabatan peringkat dosis dan % hewan yang
menunjukkan respon
Evaluasi Hasil :
- Data gejala klinis (kualitatif) evaluasi penyebab kematian
- Data pemeriksaan histopat spektrum efek toksik
- Data jml hewan yg mati (kuantitatif) mhitung LD50
menetukan potensi ketoksikan akut senyawa uji
Manfaat Uji Ketoksikan Akut
Harga LD50 dpt digunakan utk menentukan
peringkat/kategori potensi ketoksikan akut suatu senyawa
sgt toksik bila dosis kecil sj bisa menimbulkan kematian.
(LD50 bukan ukuran batas aman!!)
Potensi ketoksikan (LD50) bersama potensi keefektifan
(ED50) evaluasi batas aman suatu senyawa/indeks terapi
= LD50/ED50 batas keamanan uji tox : KETT (kadar efek
toksik terkecil) atau NOEL (No Observe Adverse Effect Level)
Pengetahuan ttg potensi ketoksikan dimanfaatkan utk
merancang uji ketoksikan subkronis/kronis atau dosis
awal/dosis terapi penelitian yg lain (5-10% LD50)
*Uji Ketoksikan SubKronis
* Uji ketoksikan suatu senyawa yg diberikan dg dosis berulang pada hewan
uji ttt, selama < 3bln

* Tujuan :
- Mengetahui spektrum efek toksik suatu senyawa uji
- Mengetahui apakah spektrum efek suatu senyw berhub dg takaran/dosis
- Mengetahui harga NOEL (dosis tertinggi yg tdk menimbulkan efek
toksik)
- Mengetahui reversibilitas spektrum efek toksik yg terjadi

* Sasaran :
- hispatologi organ (organ yg terkena efek toksik)
- gejala-gejala toksik
- wujud efek toksik (kekacauan biokimia, fungsinal, struktural)
- sifat efek toksik
- Batas keamanan toksikologi terutama KETT
*Periode pemberian
*Tatacara Pelaksanaan
* Pemilihan Hewan Uji
dpt digunakan roden (tikus) dan nirroden
(anjing)
pilih hewan yg pola metabolisme mirip
manusia, dewasa, sehat, jantan atau betina.
Jumlah min 10 ekor utk masing-masing jenis
kelamin dlm setiap kelompok takaran dosis.
* Pengelompokan Hewan uji
min 4 kelompok (3 kelompok dosis & 1
kontrol negatif) regresi min 3 data (analisis
hub dosis-efek )
* Pemejanan Dosis sediaan uji
Dari dosis yg sm skali tdk menimbulkan efek
dosis yg betul2 menimbulkan efek toksik
nyata. Min 3 peringkat dosis, syarat : dosis
tertinggi sebisa mungkin tdk mematikan hwn
tapi mberi efek toksik yg jelas; dosis terendah
setingkat dg ED50.
* Pengamatan
# Wujud efek toksik/spektrumnya, semua jenis
perubahan diamati :
- Perub Fungsional : pengamatan hematology
(Leukosit, Eritro, Hb, dll)
- Perub Biokimia : pengamatan kimia darah &
urin
- Perub struktural : pemeriksaan hispatologi
seluruh organ
# Kondisi hewan uji (max 3 bln) jml
makanan&minuman, perubahan BB
*Analisis, Evaluasi Hasil & Manfaat
*Data BB, asupan makanan&minuman, gejala2 klinis
evaluasi status kesehatan & perkembangan patologi hewan
uji akibat pemberian sediaan uji
*Hematologi darah&urin evaluasi perubahan fungsional
sistem organ
*Manfaat : menentukan NOEL menggambarkan batas
keamanan secara sub kronis
UJI KETOKSIKAN KRONIS
Serupa dg uji ketoksikan sub kronis.
Perbedaan : lamanya pemberian /
pemejanan takaran dosis senyawa uji.
Pengamatan selama masa hidup hewan uji
pilih hewan yg masa hidupnya pendek
Manfaat : mengevaluasi kemungkinan
potensi terjadinya tumor/kanker pd hewan
uji dilanjutkan ke uji karsinogeni
Lanjutan
Tujuan lain : menutupi
kelemahan
akut/subkronis :
Krn kronik, py nilai prediktif
>>> representatif.u/
tegaskan NOLE/dptkan ADI
Krn :
- z.kmw mgkn hsilkn respon
toksik yg bbda bila diberi
bulang2 dlm wktu pnjng,
- Slm proses menua, faktor2
spt perub kepekaan jar,
kapabilitas metabolik+
fisiologis,peny
spontan,akan pengaruhi
drjt dan sifat respon
toksik
- Bbrp peny ptg (jantung,
ginjal )
UJI POTENSIASI
Tujuan :
Utk meneliti kemungkinan terjadinya
peningkatan efek toksik suatu senyawa
dg hadirnya senyawa yang lain, dimana
terdapat kemungkinan akan menaikkan
ketoksikan salah satu senyw.
Sasaran :
Menentukan potensi ketoksikan akut
(LD50) gabungan senyawa.
ANALISIS & EVALUASI HASIL

Diperoleh data potensi ketoksikan akut


masing2 senyawa dan gabungan
senyawa
LD50 senyawa gabungan dibandingkan
dg LD50 senyw tunggal bila LD50
kombinasi << drpd senyw tunggal
berarti terjadi potensiasi (peningkatan
potensi ketoksikan)
Ex : LD50 senyw A = 500 mg LD50
senyw A+B = 200 mg
TATA CARA PELAKSANAAN

Pemilihan Hewan Uji


~ Uji Ketoksikan Akut
Pengelompokan Hewan uji
~ Uji ketoksikan akut. Bedanya :
pengelompokan lebih dari 1 senyawa
masing2 senyawa diuji sendiri2 dlu,
baru diuji gabungan kedua senyawa
Pemejanan Dosis sediaan uji
~ Uji Ketoksikan Akut
Pengamatan
~ Uji Ketoksikan Akut
MANFAAT PENELITIAN

Utk evaluasi senywa kombinasi


byk obat di pasaran yg terdiri > 1
macam senyawa; resep dokter
biasanya obat kombinasi perlu
evaluasi apakah tdpt kemungkinan
peningkatan efek toksik suatu
senywa akibat senyw lain
Bila terjadi potensiasi senyawa
tsb jgn digunakan
Uji
Keteratogenikan
Tujuan :
Untuk mengetahui kemungkinan munculnya cacat
bawaan pada janin yang dikandung oleh induk yang
sedang bunting akibat pemberian suatu senyawa tertentu

Sasaran :
Wujud efek toksik yang berupa :
-Cacat makroskopis, misalnya munculnya sumbing,
cacat celah langit, kelengkapan tangan dan kaki
-Cacat mikroskopis
-Cacat rangka/skeletal/tulang
Tata Cara Pelaksanaan
Hewan uji berupa roden/nirroden.
Ciri hewan uji
yang bisa dipergunakan :
Hewan betina yang mempunyai
daur etrus teratur. Kenapa?
Hewan yang anaknya banyak,
Kenapa?
Harus yang masih perawan,
Kenapa?
Pengelompokan
Minimal 3 kelompok (3 peringkat dosis) dan 1 kontrol negatif.
Kenapa 3 kelompok? Karena nanti akan dianalisis hubungan dosis
respon dengan regresi, jadi perlu min 3 titik untuk bisa membuat
persamaan garisnya

Perlakuan
Senyawa uji diberikan pada masa organogenesis, karena pada
saat itu organ2 janin sedang berkembang, jadi kalau ada cacat
mudah sekali terlihat.
Masa pengawinan hewan terutama roden yaitu pada sore hari
(antara jam5-6) karena pada saat itu hewan dalam masa His
(mudah terangsang)
Penetapan Masa Bunting
Dengan cara melihat adanya sperma
pada vagina hewan betina, yaitu
dengan apus vagina.
Proses penglihatan hal tersebut di
atas harus cepat, jangan terlalu
lama dari masa kawin (paling
lambat keesokan paginya) karena
jika terlalu lambat, sperma terlanjur
hilang.
Dosis / Takaran
Minimal 3 peringkat dosis + 1 kelompok kontrol
negatif
Yaitu tidak menimbulkan efek teratogenik sampai
dosis yang menimbulkan efek teratogen 100%
Dosis tertinggi yang dipergunakan tidak boleh
menimbulkan pengaruh negatif pada induknya,
misal sedasi atau perubahan kelakuan
Dosis yang dapat menimbulkan teratogen bisa
diperkirakan dari harga LD50 induk, yaitu sekitar
- 1/3 LD50 induk
Pengamatan
Dimulai dari Yang diamati adalah :
berakhirnya masa Biometrika janin, meliputi resorpsi
bunting hewan uji awal, resorpsi akhir, angka cacat, BB
janin, dan panjang janin
yaitu 12 24 jam
Cacat makroskopis, yaitu pengamatan
sebelum
terhadap adanya cacat badan
kelahiran normal Cacat mikroskopis, pengamatan
histopatologi jaringan untuk melihat
Kenapa harus adanya cacat seluler
dilakukan bedah Untuk mengamati adanya cacat
cesar? Karena rangka/skelet, yaitu dengan
biasanya hewan pewarnaan alizarin.
Biasanya janin direndam dulu dengan
akan memakan
basa/asam kuat untuk menghilangkan
anaknya yang ototnya, kemudian tulang2nya diberi
lahir cacat warna agar jelas terlihat
Rangkaian keseluruhan Uji
Timbulkan kebuntingan
Tegaskan kebuntingan & beri zat kimia
Tent.efek teratogenik
Analisis & Evaluasi
Dari data makroskopis dan mikroskopis
dapat disimpulkan adanya cacat
badaniyah, aborsi, cacat seluler, hingga
Manfaat
kelainan rangka pada janin
Adalah untuk memberi label produk obat
yang beredar di pasaran bahwa obat
tersebut boleh/tidak dikonsumsi oleh
Uji
Kemutagenika

n
Mutagen adalah zat atau senyawa yang dapat
meningkatkan laju perubahan didalam gen(DNA).
Mutasi(perubahan) dapat mempengaruhi reproduksi
sel, bahkan kadang kala menyebabkan kerusakan
sel atau pertumbuhan sel yang tidak terkendali.
Beberapa contoh mutagen, antara lain senyawa
kimia mustard, etilmetilsulfonat, sinar uv, radiasi
sinar x, dll.
Mutagenesis adalah proses pembentukan mutasi
Sasara
Tujuan
n
Untuk melihat Ada 2 jenis mutasi dan
merupakan sasaran dari uji
pengaruh suatu kemutagenikan, yaitu :
senyawa tertentu Mutasi tempat, berkaitan
dengan perubahan susunan
terhadap kode basa, asam amino, atau
genetik, sehingga terjadi dalam pasangan
nukleotida tunggal dalam
bila berpengaruh molekul DNA (biokimia)
akan Mutasi struktur, berkaitan
dengan perubahan dalam
menimbulkan sistem kromosom (pecahnya
mutasi yang kromosom/penyusunan
ulang kromosom, berubah
sifatnya menurun secara kualitas dan juga
kuantitas)
Tata Cara
Pelaksanaan
Secara in vivo ada 3 metode :
Secara in vitro : Metode Penetapan Letal
bakteri (sel tunggal Dominan(the dominant
identifikasi lethal assay)
komponen Utk mengetahui adanya mutasi
genetiknya mudah)
kromosom
Subyek uji : hewan jantan
Jumlah : 5 x 10 Subyek dipejani senyw uji
bakteri (dosis subtoksik) kawinkan
Cara : bakteri dg betina perawan hari ke 14
diletakkan dlm di-cesar periksa & hitung
korpus luteum, resorpsi
cawan petri pejani awal&akhir, jmlh tempat
dg senyw uji implantasi hitung indeks
periksa perubahan mutasi
genetiknya Indeks mutasi = resorpsi
awal/implantasi total x 100
u/bhn farmasetis, BTP,pestisida,
Metode Penetapan
Inang Penengah

Perlu bakteri sbg indikator
kerusakan/perubahan genetik pd mamamlia
Subyek dipejani i.p dg bakteri (Salmonella)
ambil cuplikan hayati dr rongga perut ukur
frekuensi munculnya mutasi bakteri
Utk evaluasi mutasi kromosom, struktural,
mutasi tempat yg praktis
Uji Sitogenetika

Senyawa uji dipejankan pd organ ttt
hewan uji periksa jaringan/ sel daro
organ tsb
Sumsum tulang, limfosit, fibroblas,
gametosit
Utk melihat mutasi struktural/kromosom
Cara :diberi scr akut+subakut dg bbrp
peringkat dosisi dikorbankan periksa
sel2 sumsum tulang pada tahap metafase
Manfaat

Utk mengevaluasi apakah senyawa yg dipakai
oleh manuasia berefek menurun pd
keturunannya atau tidak
MATUR NUWUN
MATUR
NUWUN

Anda mungkin juga menyukai