Anda di halaman 1dari 52

ASSALAMUALAIKUM WR WB

SKENARIO A BLOK 8
KELOMPOK 8 :
Willy Putra Widodo (702014067)
Thesa Lonica (702015002)
Chintya Cinta Kasih (702015005)
Ghiffary Alif Mirza(702015062)
Aulia Shawal (702015067)
Gilda Ayu N (702015076)
Ressy Irma Juwita(702015081)
BELINA METRI LIDIASARI (702015049)
Woro Nurul Sandra (702015082)
Melisa Ira Dika (702015083)
Bellani Octa Rola (702015086)
SKENARIO KASUS
Tn. B, 55 Tahun, seorang manajer suatu Perusahaan, dibawa ke IGD RS karena mengeluh
nyeri dada sejak 4 jam yang lalu setelah marah-marah kepada karyawannya. Nyeri
dirasakan di dada kiri, seperti tertusuk-tusuk dan menjalar ke punggung dan lengan kiri.
Keluhan disertai keringat membasahi bajunya, mual dan muntah. Sebelum dibawa ke
Rumah Sakit, Tn. B sempat diberi minyak angin untuk mengurangi keluhan namun keluhan
tidak berkurang melainkan semakin bertambah berat.
Riwayat merokok 2 bungkus sehari sejak 20 tahun yang lalu. Tn. B mempunyai riwayat
darah tinggi sejak 10 tahun yang lalu, namun berobat tidak teratur. Riwayat kencing
manis tidak ada. Riwayat keluarga sakit jantung ada.
Pemeriksaan fisik:
TB: 168 cm, BB: 80 kg
Tanda vital: TD: 160/100 mmHg, nadi: 102x/menit reguler, RR: 26x/menit, T:36,8C
Visual Analog Scale(VAS): 7
Kepala: Wajah pucat(pale), konjungtiva tidak pucat, sklera tidak kuning
Leher: JVP 5-2 cm H2O
Thoraks:
Pulmo
Inspeksi: statis, dinamis, simetris kanan dan kiri
Palpasi: stem fremitus simetris kanan dan kiri
Perkusi: sonor kanan dan kiri
Auskultasi: Vesikuler (+/+) normal, ronki(-/-), wheezing (-/-)
Cor:
Inspeksi: iktus kordis tidak terlihat
Palpasi: iktus kordis teraba ICS VI satu jari lateral linea midclavicularis sinistra
Perkusi: batas jatung kiri di ICS VI satu jari lateral linea midclavicularis sinistra, batas
jantung kanan di linea parasternalis dekstra, batas jantung atas ICS II
Auskultasi: HR: 102x/menit, reguler, suara jantung I dan II normal, murmur(-), gallop (-)
Abdomen: hepar dan lien tidak teraba
Ekstremitas: edema tungkai tidak ada
Pemeriksaan Tambahan:
ECG: irama sinus, axis normal, PVC(+), HR: 102x/menit reguler, normal Q
wave; T inverted, ST elevation di V1, V2, V3, V4, LVH(+)
Foto Thoraks: CTR>50%
Laboratorium:
Hb: 13,4g/dl, leukosit: 9800/mm3; trombosit: 215.000/mm3; BSS:
145mg/dl, total cholesterol: 274mg%, triglyceride: 195mg%, HDL: 95mg%,
LDL: 179mg%
Klarifikasi istilah
Nyeri : Perasaan tidak nyaman, menderita disebabkan oleh rangsangan pada
ujung-ujung syaraf tertentu
PVC : suatu beat premature yang fokusnya berasal dari ventrikel
Wheezing : bunyi kontinu seperti bersiul pada jantung
Muntah : Pengeluaran isi lambung melalui mulut
Kencing manis : Setiap kelainan yang ditandai dengan ekskresi urine yang berlebihan
Ronki : Bunyi kontinu seperti mengorok pada tenggorokan atau tabung bronkhial,
terjadi karena obstruksi parsial
ECG : Grafik yang menelusuri variasi potensial elektrik yang disebabkan oleh
eksitasi otot jantung dan dideteksi pada permukaan tubuh
CTR : suatu cara pengukuran besarnya jantung dengan mengukur perbandingan
antara ukuran jantung dengan lebar rongga dada pada foto thorax proyeksi
PA
Gallop : Kelainan irama jantung
Murmur : Bunyi auskultasi terutama bunyi periode durasi singkat berasal dari
jantung/pembuluh darah
Identifikasi Masalah

1. Tn. B, 55 Tahun, seorang manajer suatu Perusahaan, dibawa ke IGD


RS karena mengeluh nyeri dada sejak 4 jam yang lalu setelah marah-
marah kepada karyawannya. Nyeri dirasakan di dada kiri, seperti
tertusuk-tusuk dan menjalar ke punggung dan lengan kiri. Keluhan
disertai keringat membasahi bajunya, mual dan muntah.
2. Sebelum dibawa ke Rumah Sakit, Tn. B sempat diberi minyak angin
untuk mengurangi keluhan namun keluhan tidak berkurang melainkan
semakin bertambah berat.
3. Riwayat merokok 2 bungkus sehari sejak 20 tahun yang lalu. Tn. B
mempunyai riwayat darah tinggi sejak 10 tahun yang lalu, namun
berobat tidak teratur. Riwayat kencing manis tidak ada. Riwayat
keluarga sakit jantung ada.
4. Pemeriksaan fisik
5. Pemeriksaan Tambahan:
ECG: irama sinus, axis normal, PVC(+), HR: 102x/menit reguler,
normal Q wave; T inverted, ST elevation di V1, V2, V3, V4,
LVH(+)
Foto Thoraks: CTR>50%
Laboratorium:
Hb: 13,4g/dl, leukosit: 9800/mm3; trombosit: 215.000/mm3;
BSS: 145mg/dl, total cholesterol: 274mg%, triglyceride: 195mg
%, HDL: 95mg%, LDL: 179mg%
1 Tn. B, 55 Tahun, seorang manajer suatu Perusahaan, dibawa ke IGD
RS karena mengeluh nyeri dada sejak 4 jam yang lalu setelah marah-
marah kepada karyawannya. Nyeri dirasakan di dada kiri, seperti
tertusuk-tusuk dan menjalar ke punggung dan lengan kiri. Keluhan
disertai keringat membasahi bajunya, mual dan muntah.
1.A Bagaimana anatomi, fisiologi dan histologi yang terlibat pada kasus?
Jawab:
Anatomi
1 b. Bagaimana impuls listrik jantung?
Jawab:
Sistem konduksi jantung tersebut dimulai dari nodus sinus (S-A node),
tempat awal tercetusnya impuls jantung. Kemudian dihantarkan keseluruh
serat otot atrium dan ke nodus A-V, disinilah terjadi kontraksi kedua atrium.
Dari nodus A-V, impuls dihantarkan melalui bundle His ke ventrikel. Bundle
His merupakan satu-satunya hubungan antara atrium dan ventrikel, jaringan
ini berfungsi sebagai insulator terhadap hantaran listrik pontensial aksi
antara atrium dan ventrikel. Dari bundle His impuls diteruskan ke ventrikel
kiri dan kanan melalui cabang-cabang berkas kiri dan kanan.
Selanjutnya,impuls diteruskan dengan cepat oleh serat purkinje kesemua
serat otot masing-masing ventrikel.dan terjadilah kontraksi kedua ventrikel
(Sherwood, 2012 dan Guyton. 2007).
1.c Apa etiologi dari nyeri dada?
Jawab :
Faktor penyebab nyeri dada secara umum adalah:
Penyakit gangguan asam lambung
Gangguan saluran nafas
Penyakit paru, pneumonia
Fraktur dinding dada
Faktor penyebab nyeri dada pada jantung:
Akibat penyakit jantung coroner
Perikarditis
Kelainan katup jantung
Gangguan irama jantung
Iskemik
(Price, S., dan Wilson, L. 2014)
1. d Bagaimana klasifikasi dari nyeri dada?
Jawab:
1.Pedoman Klasifikasi Pasien menurut New York Heart
Association (NYHA), yaitu:
Kelas I Asimptomatik dengan aktivitas fisik biasa
Kelas II Simptomatik dengan aktivitas fisik biasa
Kelas III Simptomatik dengan aktivitas fisik yang agak ringan
Kelas IV Simptomatik saat istirahat
1.e. Bagaimana patofisiologi dari nyeri dada?
Jawab :
Dislipidemia, merokok, usia rusaknya endotel vaskular
pada tubuh Ateroskerosis arteri coronaria aliran darah
menurun suplai oksigen ke miokardium menurun otot
membebaskan zat(as.laktat,histamine,kinin) merangsang
ujung-ujung saraf nyeri diotot jantung mengantarkan impuls
nyeri melalui serabut saraf aferen sensorik Nyeri dada
(guyton&hall ,ed 12)
1 F. Apa penyebab BB menurun sejak tiga bulan terakhir?
Jawab:
Pengaruh leukimia yang penting pada tubuh adalah penggunaan bahan
metabolik yang berlebihan oleh sel kanker yang sedang tumbuh. Jaringan
leukemik memperoleh sel-sel baru dengan begitu cepat sehingga timbul
kebutuhan makanan yang besar sekali dari cadangan tubuh khususnya asam
amino dan vitamin akibatnya energi mejadi berkurang dan penggunan asam
amino yang berlebihan khusunya menyebabkan jaringan protein tubuh yang
normal mengalami kemunduran yang cepat
(Guyton, 2008)
1.G Apa makna nyeri dada 4jam yang lalu setelah marah-marah
dengan karyawannya?
Jawab:
Marah marah menandakan adanya stressor. Stressor
merupakan faktor pencetus peningkatan sistem syaraf simpatis
yang akan menyebabkan peningkatan kontaktilitas jantung dan
aliran darah. Jika telah terjadi pembentukan aterosklerosis
sebelumnya maka dapat memperparah keadaan misalnya terjadi
iskemik jaringan. Jika aterosklerosis tersebut terjadi pada arteri
yang mendarahi jantung (Arteri Koronaria) maka dapat
menyebabkan iskemik pada jaringan jantung dan menyebabkan
nyeri dada karena otot otot yang iskemik melakukan glikolisis
anaerob dan terbentuk banyak asam laktat yang menyebabkan
nyeri.
1h. Apa makna nyeri dirasakan di dada kiri seperti tertusuk-tusuk dan
menjalar ke punggung dan lengan kiri?
Jawab:
Maknanya Tn.B mengalami Infark miokard yang mana keluhan dari
infark miokard adalah
Nyeri dada retrosternum seperti tertekan atau tertindih bendah berat
Nyeri menjalar ke dagu,leher,tangan,punggung,dan epigastrium. Penjalaran
ke tangan kiri lebih sering terjadi
Disertai gejala tambahan berupa sesak,muntah,nyeri epigastrium,keringat
dingin, dan cemas.
1.I Apa makna keringat yang membasahi bajunya dengan mual
dan muntah dengan keluhan nyeri dada?
Jawab :
Nyeri dada seperti ditimpa benda berat menunjukkan
bahwa nyerinya itu termasuk ke salah satu sifat nyeri dada
angina; dimana rasa sakit seperti ditekan, ditinding benda
berat, rasa terbakar, seperti ditusuk, rasa diperas dan
dipelintir. Keringat membasahi bajunya, dan mual muntah
termasuk ke dalam gejala penyertanya.
(Suryo, 2009)
Nyeri dada pada Infark Miokard berlangsung minimal 30
menit. Nyeri atau rasa berat menekan dan terutama disertai
dengan berkeringat, mual dan muntah merupakan manifestasi
klinis dari infark miokard.
(Dawkins, 2005)
1.J Bagaimana patofisiologi berkeringat, mual dan muntah?
Jawab :
Berkeringat: Iskemik miokard kelemahan miokard kekuatan
pompa jantung menjadi inadekuat kompensasi peningkatan metabolism
untuk peningkatan suplai energy untuk kekuatan pompa jantung
Peningkatan ekskresi cairan keringat berlebihan, membasahi baju.

Mual dan muntah:


Mual muntah memiliki patofisiologi yang bervariasi berdasar etiologi. Mual
muntah pada kasus dikaitkan dengan lokasi anatomis jantung dan lambung.
Secara anatomis, Batas jantung bawah normal pada apeks jantung yaitu di
Spatium Intercostal 5 (ICS V). Batas superior maksimal lambung (fundus)
yaitu di Spatium Intercostal 6 (ICS VI)
1.K Apa hubungan usia dan jenis kelamin dengan keluhan pada
kasus?
Jawab:
Jenis kelamin
Laki-laki memiliki resiko yang lebih besar dibanding
perempuan.Perempuan memiliki hormone estrogen yang
berfungsi sebagai protektif (Price, S., dan Wilson, L. 2014).
Usia
Semakin tua, proses degenerative semakin bertambah.
Penurunan kemampuan organ, disfungsi ogan, penurunan
aktifitas metabolisme meningkatkan resiko terjadinya
dislipidemia yang berkembang menjadi iskemik miokard (Price,
S., dan Wilson, L. 2014)
2.Sebelum dibawa ke Rumah Sakit, Tn. B sempat
diberi minyak angin untuk mengurangi keluhan
namun keluhan tidak berkurang melainkan semakin
bertambah berat.
2.A Mengapa keluhan tidak hilang setelah diberi minyak
angin?
Jawab:
Karena hal tersebut hanya memberikan rasa hangat
pada lokasi nyeri, bukan untuk menyembuhkan nyeri dada
tersebut. Dalam kata lain, menggosok lokasi nyeri dengan
minyak angin bukanlah pengobatan yang adekuat.
3. Riwayat merokok 2 bungkus sehari sejak 20 tahun yang lalu. Tn. B
mempunyai riwayat darah tinggi sejak 10 tahun yang lalu, namun berobat tidak
teratur. Riwayat kencing manis tidak ada. Riwayat keluarga sakit jantung ada.

3.a Apa hubungan riwayat merokok 2 bungkus sehari sejak 20 tahun yang lalu
dengan keluhan?
Jawab:
Merokok merupakan salah satu factor resiko terjadinya Aterosklerosis. Nikotin
yang berada di dalam rokok menyebabkan disfungsi pada endotel pembuluh
darah. Akibat adanya disfungsi endotel tersebut terjadi peningkatan
permeabilitas, peningkatan adhesi dan infiltrasi monosit, peningkatan sekresi
molekul vasoaktif dan inflamasi, peningkatan adhesidan agregasi trombosit,
serta peningkatan aktivitas koagulasi dan gangguan fibrinolitik.
Disfungsi endotel tersebut mengakibatkan juga mudahnya molekul-molekul small
dense LDL menyusup kedalam tunika intima.
LDL yang masuk kedalam tunika intima masih erat kaitannya dengan
disfungsi endotel yang dapat mengundang monosit untuk membersihkan LDL
yang berada di tunika intima tersebut dengan memfagositnya. LDL yang
difagosit tersebut menjadi makrofag-makrofag yang berisi LDL-LDL dan
kemudian akan mengalami lisis, sehingga banyak lemak-lemak yang berada
pada tunika intima. Terjadilah penimbunan- penimbunan dari lemak
tersebut yang nantinya menjadi plak. Plak yang semakin lama akan semakin
menumpuk akan menghambat aliran darah, sehingga dapat memengaruhi
suplai darah yang mengangkut oksigen ke jaringan berkurang. Akibatnya,
keluhan-keluhan seperti nyeri dada disertai keringat, mual dan muntah dan
sesak napas dialami oleh Tn. Jonowi yang disebabkan oleh Ateroskelorosis.
(Syaputra, 2009)
3.b. Apa saja zat yang terkandung dalam rokok?
Jawab :
Nikotin, karbon monoksida, tar, fenol, pb, hidrogen sianida, nitrous oxid,Co.

3.C Apa dampak dari merokok?


Jawab :
Dampak jangka pendek (segera):
Sirkulasi darah kurang baik.
Suhu ujung-ujung jari (tangan/kaki) menurun.
Rasa mengecap dan membau hilang.
Gigi dan jari menjadi coklat atau hitam.
Denyut nadi dan tekanan darah meningkat.
Peristaltik usus meningkat, nafsu makan menurun.
Dampak jangka panjang:
Kerja otak menurun.
Adrenalin meningkat.
Tekanan darah dan denyut nadi meningkat.
Rongga pembuluh darah menciut.
Muncul efek ketagihan dan ketergantungan.
(Aarason, 2010)
3.d. Bagaimana dampak dari hipertensi kronis yang tidak terkontrol?
Jawab:
Hipertensi yang terjadi dalam kurun waktu yang lama akan berbahaya sehingga
menimbulkan komplikasi. Komplikasi tersebut dapat menyerang berbagai target
organ tubuh yaitu otak, mata, jantung, pembuluh darah arteri, serta ginjal.
Sebagai dampak terjadinya komplikasi hipertensi, kualitas hidup penderita menjadi
rendah dan kemungkinan terburuknya adalah terjadinya kematian pada penderita
akibat komplikasi hipertensi yang dimilikinya.

3.E Apa hubungan riwayat sakit jantung pada keluarga dengan keluhan?
Jawab:
Salah satu faktor resiko dari penyakit infark miokard akut adalah riwayat
keluarga atau genetik, sedangkan riwayat keluarga penyakit jantung koroner pada
Tn.B ini ada sehingga ada kemungkinan penyakit yang diderita Tn.B ini merupakan
faktor keturunan (genetik) namun ditambah lagi dengan faktor dari life style yang
buruk (T. Bahri Anwar Djohan, 2010).
Pemeriksaan fisik:
TB: 168 cm, BB: 80 kg
Tanda vital: TD: 160/100 mmHg, nadi: 102x/menit reguler, RR: 26x/menit, T:36,8C
Visual Analog Scale(VAS): 7
Kepala: Wajah pucat(pale), konjungtiva tidak pucat, sklera tidak kuning
Leher: JVP 5-2 cm H2O
Thoraks:
Pulmo
Inspeksi: statis, dinamis, simetris kanan dan kiri
Palpasi: stem fremitus simetris kanan dan kiri
Perkusi: sonor kanan dan kiri
Auskultasi: Vesikuler (+/+) normal, ronki(-/-), wheezing (-/-)
Cor:
Inspeksi: iktus kordis tidak terlihat
Palpasi: iktus kordis teraba ICS VI satu jari lateral linea midclavicularis sinistra
Perkusi: batas jatung kiri di ICS VI satu jari lateral linea midclavicularis sinistra, batas jantung kanan di linea parasternalis
dekstra, batas jantung atas ICS II
Auskultasi: HR: 102x/menit, reguler, suara jantung I dan II normal, murmur(-), gallop (-)
Abdomen: hepar dan lien tidak teraba
Ekstremitas: edema tungkai tidak ada
4.A . Bagaimana interprestasi pemeriksaan fisik?
Jawab:
Perkusi Iktus kordi ICS V linea Iktus kordis di ICS VI linea
midclavicularis sinistra midclavicularis sinistra
(Abnormal) batas jantung
kanan di linea parasternalis
dekstra, batas jantung atas ICS
II

Auskultasi HR 60-100x/menit, suara jantung I HR : 102x/menit


dan II normal, galop (-), murmur Takikardia
(-)

Abdomen Hepar dan lien tidak teraba Normal

Ekstremitas Edema tungkai (-) Normal


4.b. Bagaimana mekanisme abnormal pemeriksaan fisik?
Jawab:
TD :
Faktor resiko (merokok, obesitas, usia) aterosklerosis resistensi perifer
meningkat Hipertensi
RR :
Faktor resiko (merokok, obesitas, usia) aterosklerosis ruptur plak
menyumbat pada pembuluh darah koroner kadar oksigen dan nutrisi untuk
otot jantung menurun kontraktilitas jantung menurun kerja ventrikel
kiri terganggu meningkatnya tahanan pada vena pulmonalis kompensasi
(takipneu)
Obesitas :
Lifestyle buruk gangguan metabolisme tubuh kelebihan berat badan
Visual Analog Scale (VAS): 7
Rangsangan stress berupa emosi yang meningkat plak dari aterosklerosis
lepas menyumbat pembuluh darah koroner kadar oksigen dan nutrisi
untuk otot jantung berkurang miokardium melakukan metabolisme
anaerob terbentuk asam laktat nyeri dada
Pucat :
Faktor resiko (merokok, obesitas, usia) aterosklerosis ruptur plak
menyumbat pada pembuluh darah koroner kadar oksigen dan nutrisi
untuk otot jantung menurun kontraktilitas jantung menurun kerja
ventrikel kiri terganggu cardiac output menurun darah kesistemik
berkurang kompensasi pucat
Cardiomegali :
Faktor resiko (merokok, obesitas, usia) aterosklerosis resistensi
perifer meningkat ventrikel kiri bekerja lebih berat berkompensasi
dengan menambah miofilament hipertrofi ventrikel kiri cardiomegali
5. Pemeriksaan Tambahan:
ECG: irama sinus, axis normal, PVC(+), HR: 102x/menit reguler,
normal Q wave; T inverted, ST elevation di V1, V2, V3, V4, LVH(+)
Foto Thoraks: CTR>50%
Laboratorium:
Hb: 13,4g/dl, leukosit: 9800/mm3; trombosit: 215.000/mm3; BSS:
145mg/dl, total cholesterol: 274mg%, triglyceride: 195mg%, HDL:
95mg%, LDL: 179mg%
5.A Bagaimana interpretasi dari pemeriksaan
tambahan?
Jawab: KATEGORI NORMAL INTERPRETASI

ECG Irama sinus Irama sinus, axis


PVC (-) PVC (+) (Abnormal)
60-100x/menit HR 96 x/m reguler,
normal
Q wave, T inverted
(Abnormal),
ST elevation di
V1,V2,V3,V4 (Abnormal
ST elevation antero septal),
LVH (+) (Abnormal)
Thoraks CTR <50% CTR >50% (Normal)

Hemoglobin 13,0 g/dl-18,0 g/dl 13,4 g/dl (Normal)

Leukosit 7000-10000/mm 9800/mm (Normal)

Trombosit 150.000-350.000 mm 215.000 mm


(Normal)

BSS < 200 mg/dl 145 mg/dl (Normal)

Kolestrol Total >200 mg/dl 274 mg% (Meningkat)

Trigliserida <150 mg/dl 195 mg% (Meningkat)

HDL >35 mg/dl 95 mg% (Normal)

LDL <130 mm/dl 179 mg% (Meningkat)

CK NAC Lk: 25-200 U/L 630 U/L (Meningkat)


Pr : 25-170 U/L

CK MB <10U/L 198 U/L (Meningkat)


Lokasi Lead / Sandapan Perubahan EKG

Anterior V1-V4 ST elevasi, Gelombang Q

Anteroseptal V1-V3 ST elevasi, Gelombang Q

Anterior Ekstensif V1-V6 ST elevasi, Gelombang Q

Posterior V1-V2 ST depresi, Gelombang R


tinggi

Lateral I, avL, V5-V6 ST elevasi, Gelombang Q

Inferior II, III, avF ST elevasi, Gelombang Q

Ventrikel kanan V4R-V5R ST elevasi, Gelombang Q


5 b. Bagaimana mekanisme abnormalnya?
Jawab:
EKG:
Arterosklerosis Peningkatan permeabilitas Endotel LDL-C teroksidasi
Banyak timbulnnya makrofage agregasi pada tunika Intima atheroma pada
pembuluh darah Penyempitan pembuluh darah Kurangnya asupan oksigen ke
jaringan di jantung sel infark miocard mengalami cedera depolarisasi tidak
sempurna elektron positif lebih banyak di daerah yang mengalami cedera
terjadi segmen ST elevasi.

CK-MB, CK-NAC dan Troponin I meningkat


Iskemia miokard berlanjut infark miokard miosit melepaskan enzim
petanda jantung (Troponin I, CK-NAC dan CK-MB) ke dalam sirkulasi darah
CK-MB, CK-NAC dan Troponin I meningkat
Dislipidemia (LDL, total kolestrol, trigliserid yang tinggi, serta HDL rendah)
1)Kolesterol total : 274mg% (meningkat)
Nilai normal : 140-200mg%
Mekanisme : adanya gangguan metabolisme lemak yang menyebabkan
peningkatan kadar lemak darah yang bisa disebabkan oleh karena defisiensi
enzim lipoprotein. Hiperkolesterolemia muncul karena disebabkan kadar
kolesterol, triglesrida, LDL, VLDL, serta kilomikron dalam plasma darah
melebihi bilangan-bilangan normal.

2)Trigliserid : 195mg% (meningkat)


Nilai normal : <150mg%
Mekanisme : karena obesitas yang mengakibatkan terjadi penumpukanl
lemak bebas.
3)HDL : 32mg% (rendah)
Nilai normal : 40-80mg%
Mekanisme : terjadi karena pasien seorang periokok yang biasanya
menurun pada pencandu rokok.

4)LDL : 179 mg% (meningkat)


Nilai normal : 125-167mg%
Mekanisme : obesitas pola gaya hidup cendrung bayak makan
jarang berolahraga sehingga lebih banyak terbentuk LDL daripada
HDL.
Menghitung Trombosit

Trombosit sukar dihitung karena mudah sekali pecah dan karena sukar
dibedakan dari kotoran kecil. Lagi pula sel-sel itu cenderung melekat pada
permukaan asing (bukan endotel utuh) dan menggumpal-gumpal.

Cara yang lazim dilakukan ialah cara langsung dan cara tak langsung. Pada
cara tak langsung jumlah trombosit dibandingkan dengan jumlah eritrosit, sedangkan
jumlah eritrosit itulah yang sebenanya dihitung.

Menghitung Nilai Hematokrit

Nilai hematokrit ialah voluma semua eritrosit dalam 100 ml darah dan disebut
dengan 100% dari volume darah itu. Biasanya nilai itu ditentukan dengan darah vena
atau darah kapiler.

a. Cara Makrometode dengan Wintrobe

b. Mikrometode
5.C Bagaimana cara pemasangan EKG?
Jawab :
D. Bagaimana cara pembacaan ECG?
Jawab:

1.Pertama kita lihat di sepanjang sumbu horisontal EKG strip. Setiap kertas
EKG dianggap sebagai grid di mana waktu diukur sepanjang sumbu
horizontal. Sementara masing-masing berukuran kecil persegi panjang
adalah 1mm, mewakili 0,4 detik, masing-masing kotak yang lebih besar
adalah 5mm panjang, mewakili 0,2 detik.

2. Sumbu vertikal pada EKG strip digunakan untuk mengukur tegangan.


Harus ingat bahwa pada strip, 10 milimeter dianggap sama dengan 1mV
(milliVolt) di tegangan.

3. Untuk menganalisis pembacaan EKG, harus hati-hati mengamati paku dari


garis yang ditampilkan pada strip. Ini adalah kompleks QRS pada dasarnya, di
mana Q adalah mencelupkan segera sebelum lonjakan yang tajam, R adalah
bagian atas paku, dan S adalah mencelupkan di kanan bawah.
4.Sekarang jika ingin menghitung detak jantung seseorang dengan irama
teratur, ambil nomor 300 dan membaginya dengan jumlah kotak yang besar
antara kompleks QRS atau paku. Sebagai contoh, jika ada 4large kuadrat
antara kompleks QRS, detak jantung akan 300 / 4 atau 75.

5.Ada metode lain atau formula yang digunakan untuk menentukan tingkat
jantung irama yang tidak teratur. Untuk mengukur denyut jantung dalam hal
ini, anda perlu memperhitungkan jumlah gelombang R yang hadir dalam 6
bagian kedua strip. R gelombang adalah titik puncak masing-masing
kompleks QRS. Kalikan jumlah gelombang R 10. Sebagai contoh, jika ada 7 R
gelombang di enam potongan kedua EKG strip, maka denyut jantung akan
menjadi 7 10 atau 70. (Green, 2006)
6.Bagaimana cara mendiagnosis?
Jawab:
Anamnesis
-Nyeri dada (durasi, kualitas, distribusi)
-Sesak napas
-Keringat dingin. Sering ditemukan dan seringkali berhubungan dengan
mual dan muntah
-Pucat
-Serangan angina sebelumnya
-Riwayat penyakit lain, misalnya hipertensi, stroke, diabetes mellitus, dll
-Riwayat keluarga
-Faktor risiko lain, seperti merokok, pola makan dan gaya hidup.
Pemeriksaan fisik
Untuk melihat bukti adanya curah jantung yang rendah
Tanda - tanda gagal jantung, di antaranya ronki pada basal paru
Aritmia, takikardia, bradikardia
Untuk melihat ada atau tidaknya reguegitasi mitral, aneurisma aorta,
trombosis vena, perforasi septum, hiperlipidemia (xantelasma dan xantoma
tendon)
Untuk melihat adanya penyakit lain yang berhubungan; hipotiroidisme,
diabetes mellitus, merokok

Pemeriksaan penunjang
Elektrokardiagram (EKG)
Foto rontgen thorax
Enzim jantung
Darah rutin
Profil lipid
7. Bagaimana diagnosis banding pada kasus ini?
Jawab :
STEMI, N-STEMI, ANGINA UNSTABLE, ANGINA STABLE

8. Bagaimana pemeriksaan penunjang pada kasus?


Jawab :
1.Coronary Angiografi
2.Pemeriksaan biokimia (kadar serum enzim jantung dan troponin)
Penanda Meningkat Memuncak Durasi
CK 4-6 jam 18-24 jam 2-3 hari
CK-MB 4-6 jam 18-24 jam 2-3 hari
CTnT 4-6 jam 18-24 jam 10 hari
CTnL 4-6 jam 18-24 jam 10 hari
9.Bagaimana Working diagnosis pada kasus ini?
Jawab:
STEMI anterolateral killip I.

10. Bagaimana tatalaksana pada kasus ini?


Jawab :
Terapi farmakologi
Segera
Opiat, untuk meredakan nyeri
Nitrovasodilator, untuk mengurangi kerja jantung dan meredakan nyeri
Aspirin dan heparin, untuk mencegah trombosis lebih lanjut
Blocker, untuk membatasi ukuran infark dan mengurangi artimia
Amiodaron, lidokain, untuk supresi/mencegah aritmia
Jangka Panjang
B Blocker, Aspirin, Inhibitor ACE, untuk mengurangi risiko komplikasi
Revaskularisasi dapat berupa pemasangan kateter dan angioplasty, cangkok pintas arteri
koroner (Aaronson, 2010)
Terapi non farmakologi dapat berupa edukasi kepada pasien mengenai
beberapa hal berikut:
Merubah gaya hidup, memberhentikan kebiasaan merokok dan olah raga,
Olah raga dapat meningkatkan kadar HDL kolesterol dan memperbaiki
kolateral koroner sehingga risiko PJK dapat dikurangi.
Memperbaiki fungsi paru dan pemberian oksigen ke miokard
Menurunkan BB sehingga lemak tubuh yang berlebihan berkurang
bersamasama dengan menurunnya LDL kolesterol
Menurunkan kolesterol, trigliserid dan kadar gula darah pada penderita DM
Menurunkan tekanan darahMeningkatkan kesegaran jasmani
Diet merupakan langkah pertama dalam penanggulangan
hiperkolesterolemi serta dapat menurunkan berat badan.
11. Bagaimana komplikasi pada kasus?
Jawab :
Gagal jantung kongestif, disritmia, syok kardiogenik, trombo embolus, perikarditis,
gagal jantung kiri, gagal ventrikel kanan, emboli pari/ edema paru atau infark paru.

12. Bagaimana prognosis pada kasus ini?


Quo Ad vitam: dubia ad bonam
Quo Ad fungsionam: dubia ad malam
13. Bagaimana KDU pada kasus?
Tingkat Kemampuan 3B Kasus Gawat Darurat.

14. Bagaimana NNI pada kasus ini?


Jawab:
Q.S Al Baqarah:168

Artinya:
Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan
janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah
musuh yang nyata bagimu. (QS Al-Baqarah:168)
Kesimpulan
Hipotesis
Tn. B, 55 tahun mengalami nyeri dada yang menjalar ke
lengan kiri yang disertai mual dan muntah dikarenakan STEMI
anterolateral KILLIP I.
Kerangka Konsep
Faktor Resiko (Dislipidemia, merokok, hipertensi tidak
terkontrol, genetik, usia dan jenis kelamin)

Atherosclerosis

Stress (marah-
marah)
Ruptur plaque

Trombus

Oklusi A.coronaria

Iskemik miokard

STEMI anteroseptal KILLIP I


TERIMA KASIH...
WASSALAMUALAIKUM WR WB

Anda mungkin juga menyukai