Anda di halaman 1dari 9

Abdullah bin Az-Zubair (

Seorang Tokoh dan Syahid


yang Luar Biasa).

NAMA:FIKRI RASTANNUR
Abdullah bin Zubair RA merupakan salah satu sosok sahabat
yang istimewa, karena ia berhijrah ketika dalam kandungan
ibunya. Ibunya pun seorang yang istimewa, Asma binti Abu
Bakar, yang mempunyai peran besar ketika Nabi SAW dan
Ayahnya dalam awal hijrah dicari-cari oleh orang kafir
Quraisy untuk dibunuh. Ayahnya adalah seorang sahabat
yang dijamin masuk surga ketika masih hidup, salah satu
dari sepuluh sahabat, Zubair bin Awwam RA.
Allah menambah keistimewaannya karena ia menjadi bayi
pertama yang lahir di masa hijrah. Tidak bisa dibayangkan
bagaimana beratnya Asma binti Abu Bakar berhijrah, ia
dalam keadaan hamil tua ketika harus menempuh panasnya
padang pasir sejauh hampir 500 km. Ketika baru beberapa
hari di Quba, ia melahirkan dan bayinya dibawa kepada Nabi
SAW. Beliau mengecup pipi dan mulutnya, hingga air liur
Rasulullah SAW memasuki rongga mulutnya, dan memberi
nama Abdulah.
Ia masih merupakan janin dalam rahim ibunya ketika
sang ibu menempuh perjalanan di padang pasir yang panas
dalam perjalanan hijrah dari Mekkah ke Madinah yang
agung. Abdullah bin Az-Zubair memang ditakdirkan untuk
melakukan hijrah bersama kaum Muhajirin selagi belum
muncul ke alam dunia, namun masih tersimpan dalam perut
ibunya.
Anak kecil itu tumbuh dengan cepat. Vitalitas, kecerdasan,
dan keuletannya yang luar biasa. Masa mudanya dilaluinya
tanpa noda sebagai seorang suci, tekun ibadah, hidup
sederhana, dan perwira gagah perkasa. Demikianlah, hari-
hari dan peruntungan itu dijalaninya dengan tabiatnya yang
tidak berubah dan semangat yang tidak pernah kendur. Ia
benar-benar seorang lelaki yang mengenal tujuannya dan
menempuhnya dengan kemauan yang keras membaja dan
keimanan kokoh dan luar biasa.
Ketika terjadi penaklukan di Afrika, Andalusia, dan
Konstantinopel, ia, yang waktu itu belum melebihi usia tujuh
belas tahun, tampil sebagai salah seorang pahlawan yang
namanya terukir sepanjang masa. Dalam pertempuran di
Afrika, kaum Muslimin yang jumlahnya hanya 20 ribu
personel itu menghadapi musuh yang berkekuatan sebanyak
120 ribu orang
Pertempuran berkecamuk dan pasukan Islam terancam
bahaya besar. Abdullah bin Az-Zubair mengamati kekuatan
musuh dan segera menangkap di mana letak kekuatan
mereka. Sumber kekuatan itu tidak lain ialah dari Raja
Barbar yang menjadi tentara panglima tentaranya sendiri.
Raja itu tidak putus-putusnya berteriak kepada tentaranya
dan membangkitkan semangat mereka dengan cara
istimewa yang mendorong mereka untuk menerjuni maut
tanpa rasa takut.
Abdullah menyadari bahwa pasukan berani mati itu tidak
mungkin ditaklukan, kecuali dengan kematian panglima yang
menakutkan tersebut. Tetapi, bagaimana cara untuk
menemuinya, padahal untuk sampai kepadanya terhalang
oleh tembok kokoh yang terdiri dari susunan tentara musuh
yang bertempur laksana badai itu?
Namun, keberanian dan kenekatan Ibnu Zubair tidak
akan pernah berhenti pada pertanyaan-pertanyaan saja.
Ketika itulah ia memanggil sebagian rekan-rekannya, lalu
berkata, Lindungilah aku dari belakang dan mari menyerbu
bersamaku.

Anda mungkin juga menyukai