Aktifitas Pemacu Abnormal
Aktifitas Pemacu Abnormal
{
Di susun oleh
Ninda afrini
15174097
Pembimbing
Kapten CKM dr. Hadi Zulkarnain, M.ked(card)
Catatan Klinis
Jika nodus SA menjadi nonfungsional, maka nodus
AV akan melaksanakan aktivitas pemacu. Jaringan
nodus otoritmik non-SA adalah pemacu laten yang
dapat mengambil alih, meskipun dengan kecepatan
yang lebih rendah, jika pemacu normal gagal.
Blok jantung komplit ini terjadi jika jaringan
penghantar antara antrium dan ventrikel rusak,
seperti misalnya sewaktu serangan jantung dan
menjadi serangan non fungsional. Kecepatan denyut
ventrikel 30 kali per menit hanya akan menopang
eksistensi kehidupan yang nyaris tanpa kegiatan; pada
kenyataannya, pasien mengalami koma.
Jika seseorang memiliki denyut jantung yang lambat,
seperti pada kegagaalan nodus SA atau Blok Jantung
maka dapat digunakan pemacu buatan. Alat yang
ditanam ini secara ritmis menghasilkan impuls yang
menyebar keselutuh jantung untuk menjalankan antrium
dan ventrikel dengan kecepatan lazim 70 denyut/menit.
Kadang suatu bagian jantung, misalnya serat purkinje,
menjadi sangat peka ransang dan mengalami
depolarisasi lebih cepat dari pada nodus SA (Lokomotif
yang lambat mendadak menjadi lebih cepat dari pada
lokomotif utama); daerah yang tereksitasi secara
abnormal ini, suatu fokus ektopik, memicu potensial aksi
prematur yang menyebar kesuluruh jantung sebelum
nodus SA dapat memulai potensial aksi normalnya
(ektopik artinyatidak pada tempatnya).
Impuls abnormal dari suatu fokus ektopik di
ventrikel menimbulkan kontraksi ventrikel prematur
(KVP). Jika fokus ektopik terus melepaskan muatan
dengan kecepatan yang tinggi maka aktivitas
pemacu berpindah dari nodus SA ke fokus ektopik.
Daerah yang teriritasi berlebihan ini mungkin
berkaitan dengan jantung organik, tetapi umumnya
terjadi sebagai respon terhadap rasa cemas, kurang
tidur, atau konsumsi berlebihanin kafein, nikotin,
atau alkohol.
Penyebaran eksitasi jantung berlangsung
terkoordinasi untuk efisiensi pompa
Setelah dimulai di nodus SA, potensial aksi
menyebar ke seluruh jantung. Agar fungsi jantung
efisien maka penyebaran eksitasi harus memenuhi
tiga kriteria:
1. Eksitasi dan kontraksi antrium harus selesai
sebelum kontraksi ventrikel di mulai. Hampir 80%
pengisian ventrikel terjadi melalui cara ini sebelum
atrium berkontraksi, lebih banyak lagi darah yang
diperas ke dalam ventrikel untuk menuntaskan
pengisian ventrikel. Selama denyut jantung
normal, kontraksi atrium terjadi sekitar 160 mdet
sebelum kontarksi ventrikel.
2. Eksitasi serat otot jantung harus terkoordinasi untuk menjamin
bahwa setiap rongga jantung berkontraksi sebagai satu kesatuan
agar pemompaan efisien. Jika serat otot dalam suatu rongga jantung
tereksitasi dan berkontraksi secara acak dan bukan berkontraksi
secara silmutan terkoordinasi, maka serat-serat tersebut tidak akan
mampu menyemprotkan darah. Kontraksi ventrikel yang mulus dan
seragam merupakan hal esensial untuk memeras darah keluar.
Catatan Klinis
Ekstasi dan kontraksi sel-sel jantung yang acak dan tak
terkoordinasikan tersebut dikenal sebagai fibrilasi. Fibrilasi ventrikel
cepat menyebabkan kematian, karena jantung tidak dapat memompa
darah kearteri. Keadaan ini sering dapat dikoreksi dengan defibrilasi
listrik, yaitu ; pemberian arus listrik kuat ke dinding dada. Ketika
mencapai jantung arus ini merangsang (mendepolarisasi) semua
bagian jantung bersamaan. Biasanya pertama jantung yang pulih
adalah nodus SA.
Eksitasi Atrium
Potensial aksi yang berasal dari nodus SA mula mula
menyebaer ke kedua atrium, terutama dari sel ke sel melalui taut
celah. Selain itu, beberapa jalur penghantar khusus yang
batasnya kurang jelas mempercepat hantaran impuls ke seluruh
atrium.
jalur atrium terbentang dari nodus SA di dalam atrium kanan
Catatan Klinis
Potensial aksi dihantarkan secara relatif lambat melalui nodus AV.
Kelambata ini menguntungkan kerena memberi waktu bagi
ventrikel untuk terisi penuh. Impuls tertunda sekitar 100 mdet
(penundaan nodus AV), yang memungkinkan atrium
terdepolarisasi sempurna dan berkontraksi, mengosongkan isinya
ke dalam ventrikel, sebelum ventrikel terdepolarisasi dan
berkontrksi.
Eksitasi Ventrikel
Potensial aksi disalurkan melalui seluruh sistem serat purkinje
dalam 30 mdet. Serat purkinje dapat menghantarkan suatu
potensial aksi enam kali lebih cepat dari pada yang dapat
dilakukan oleh sel-sel kontraktil sinsitium ventrikel.
Potensial Aksi Sel Kotraktil jantung
memperlihatkan fase datar yang khas
Tidak seperti membran sel otoritmik, membran sel
kontraktil pada hakikatna tetap pada keadaan istirahat
sebesar sekitar -90 mV sampai tereksitasi oleh aktivitas
listrik yang menjalar dari pemacu. Perubahan
permeabilitas dan perubahan membran potensial sebagai
berikut :
Kelainan irama
Irama merujuk kepada keteraturan atau spacing gelombang
EKG. Setip variasi dari irama normal dan rangkaian eksitasi
jantung disubut aritmiz. Disebabkan oleh fokus ektopik,
perubhan akticitas pemacu nodus SA, atau gangguan
hantaran.
Kelainan lain pada irama yang mudah dideteksi oleh EKG
adalah;
Flutter atrium ditandai oleh rangkaian depolarisasi atrium yang
cepat tetapi reguler dengan kecepatan antara 200-300 denyut
permenit. Kenyataan bahwa tidak setiap impuls atrium
mencapai ventrikel pada flutter atrium merupakan hal penting,
karena hal ini tidak memungkinkan denyaut ventrikel yang
cepat melebihi 200 kali per menit. Hal ini, curah jantung akan
berkurang hinga ke tahap yang menyebabkanpingsan atau
bahkan meninggal akibat berkurangnya aliran darah ke otak.
Fibrilasi atrium ditandai oleh depolarisasi atrium yang cepat,
ireguler, dan tak terkoordinasi, ,tanpa gelombang P yang jelas.
Karena impuls yang mencapai nodus AV tidak teratur maka
irama ventrikel juga sangat ireguler. Jika kecepatan denyut
jantung diukur secara berlangsung, baik dengan apeks atau via
EKG, dan kecepatan denyut nadi di ukur secara bersamaan di
pergelangan tangan, maka kecepatan denyut jantung kan
melebihi denyut nadi.
Fibrilasi ventrikel adalah kelainan yang sangat serius di
mana otot ventrikel memperlihatkan kontraksi kacau tak
terkoordinasi. Rekaman EKG pada fibrilasi ventrikel sangat
ireguler tanpa pola atau irama yang dapat dideteksi.. Jika
sikulasi tidak dipulihkan dalam waktu kurang dari empat
menit melaluli kompresi jantung eksterna atu dedibrilasi
listrik maka terjadi kerusakan jantung otak ireversibel
disertai ancaman kematian.
Blok jantung, terjadi karena defek di sistem hantaran
jantung. Atrium masih berdenyut teratur, tetapi ventrikel
kadang-kadang gagal terangsang dan karenanya tidak
berkontraksi setelah atrium berkontraksi. Impuls antara
atrium dan ventrikel dapat terhambat dalam derajat yang
bervariasi. Blok jantung total di tandai oleh disosisi total
aktivitas atrium dan ventrikel, dengan impuls dari atrium
tidak dihantarkan ke ventrikel sama sekali.
TERIMA KASIH