anak di Instalasi Rawat Inap RSUD Undata Palu Tahun 2013
PERCEPTOR : DR . ASPRI SULANTO,
SP.A
PENYAJI: ADILLAH JANNATI AZZAHRA PENDAHULUAN
Di Indonesia diare adalah pembunuh balita nomor dua
setelah ISPA dan sering menimbulkan KLB, khususnya dikota palu. Penyebab diare bersifat multifaktorial diantaranya : agen penyebab, unsur kerentanan, perilaku hospes, faktor lingkungan yang berpengaruh. Salah satu program pencegahan dan pemberantasan diare : memperkuat daya tahan tubuh hospes, mengubah lingkungan dan perilaku ke arah yag kondusif untuk kesehatan. Salah satu caranya adalah dengan pemberian suplemen probiotik dan zink. Probiotik adalah mikroorganisme hidup yang bila dikonsumsi dapat memberikan dampak yang menguntungkan pada kesehatana hospes.
Zink adalah mikronutrien yang berperan penting dalam
proses pertumbuhan dan diferensiasi sel, sintesis DNA serta menjaga stabilitas dinidng sel. Tujuan penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penggunaan
kombinasi probiotik dan zink pada penanganan pasien diare anak di Instalasi Rawat Inap RSUD Undata Palu Tahun 2013 Metodologi penelitian
Metodologi penelitian secara prospektif di Instalasi Rawat
inap RSUD Undata Palu Tahun 2013 selama 3 bulan (juni- september 2013). Subyek penelitian pasien diare anak, umur 1 bulan-12 tahun, rawat inap dan mendapat terapi kombinasi zink- probiotik dan atau oralit. Variabel yang diamati perubahan konsistensi feses, frekuensi diare, durasi dan lama rawat inap. Data diolah dengan analisa univariat da bivariat dengan uji chi square, uji Mann-Whitney dan uji Wilcoxon dengan perangkat SPSS, tingkat kemaknaan p <0,05. Hasil dan Pembahasan
Jumlah sample sebanyak 30 pasien anak dan memenuhi
kriteria inklusi, terdiri dari 30 pasien (50%) mendapat oralit dan kombinasi probiotik-zink (kelompok perlakuan) dan 30 pasien (50%) yang hanya mendapat oralit (kelompok kontrol). Pada kasus tertentu jenis kelamin mempengaruhi terjadinya penyakit, tetapi pada penelitian ini dibuktikan dengan analisis statistik diperoleh nilai p= 0,197 (p>0,05) yang menunjukkan tidak terdapat perbedaan bermakna antara proporsi jenis kelamin laki-laki dengan perempuan atau dengan kata lain jenis kelamin bukan merupakan faktor resiko untuk diare. Faktor resiko penyebab diare adalah faktor lingkungan, faktor ibu, dan faktor balita Faktor lingkungan mencakup sarana air bersih dan jamban Faktor ibu yaitu pengetahun ibu mengenai hidup sehat yang rendah Faktor balita adalah status gizi dan pemberian ASI eklusif Hasil uji Chi Square diperoleh nilai p=0,000 (p<0,05) menunjukkan bahwa terdapat perbedaan bermakna antara kelompok bayi dan kelompok anak, dengan kata lain umur dapat mempengaruhi terjadinya diare, umur anak sangat berhubungan dengan ketahanan berbagai gangguan penyakit. Hasil uji diperoleh nilai p = 0,000 (p < 0,05) yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna pada konsistensi feses saat keluar antara kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol, dimana dengan pemberian zink dan probiotik pada pasien diare dapat memperbaiki konsistensi feses. Hasil uji yang diperoleh adalah nilai p = 0,000 (p < 0,05) menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna pada frekuensi diare antara kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol, dimana dengan pemberian suplemen zink dan probiotik dapat menurunkan frekuensi diare. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Manopo (2010), bahwa suplemen zink dan probiotik secara efektif mengurangi frekuensi dengan perbedaan yang signifikan (p < 0,05) ***uji wilcoxon Diperoleh perbedaan bermakna secara statistik pada durasi diare antar kelompok penelitian (p = 0,000). Hasil penelitian ini diketahui bahwa suplementasi zink dan probiotik bermanfaat secara klinis pada pengelolaan diare akut dalam memperpendek durasi diare. Penelitian Manopo (2010), menunjukkan bahwa pemberian zink dan probiotik hidup pada diare akut secara efektif mengurangi lama diare. Penelitian Purnamasari (2011) membuktikan bahwa dengan pemberian zink dan probiotik berpengaruh terhadap terjadinya diare berulang lebih lama meskipun tidak terdapat perbedaan bermakna. Diperoleh perbedaan yang bermakna secara statistik pada lama rawat inap antar kelompok penelitian (p = 0,036). Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Karuniawati (2010), diperoleh lama rawat inap lebih singkat pada kelompok zink dan probiotik yaitu 102,2 26,3 jam (sekitar 4 hari 6 jam) dibanding kelompok kontrol yaitu 117 31,1 jam (sekitar 4 hari 21 jam) tetapi tidak menunjukkan perbedaan yang bermakna ( p = 0,07). Lama rawat inap pada pasien dengan diare akut tidak dipengaruhi oleh derajat klinis tetapi lebih dipengaruhi suplementasi zink, probiotik, status gizi pasien serta tergantung pada lama diare, berat ringan penyakit dan riwayat sakit yang berulang yang mempengaruhi proses penyembuhan dan pengembalian fungsi mukosa usus. ***uji Mann-Whitney
Data yang diperoleh menunjukkan bahwa semua pasien
(100%) pulang dalam kondisi membaik yang ditentukan berdasarkan berkurangnya frekuensi diare menjadi kurang dari 3 kali sehari, konsistensi feses yang makin padat, serta keadaan umum dan asupan makanan pasien membaik. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Tanjung dkk (2009), menunjukkan bahwa pasien yang pulang dalam kondisi membaik lebih banyak (78,62%) dibanding pasien yang pulang dalam kondisi sembuh. Kesimpulan
Penggunaan zink dan probiotik pada pasien diare
anak mempunyai pengaruh yang bermakna terhadap konsistensi feses, frekuensi diare, durasi diare, dan lama rawat inap (p = 0,000). Terima Kasih