Anda di halaman 1dari 23

PNEMOKONIOSIS

Nama kelompok 6:
1.Avinda yunikasari
2.Bayu adi ramadhani
3.Imam wahyudi
4.Kusnul roviana
5.Riski ahamad riyadi
Definisi pnimokoniosis
Pneumokoniosis adalah penyakit paru-
paru kronis yang disebabkan karena
menghirup berbagai bentuk partikel
debu, khususnya di tempat kerja
industri, untuk jangka waktu yang
lama.
Jenis-jenis pnemokoniosis
1. Silikosis
Penyakit ini disebabkan oleh penimbunan debu-
debu silika dalam paru-paru, biasanya silikosis ini
terdapat pada pekerja-pekerja di perusahaan
pertambangan timah, tambang granit, dan
tambang-tambang lainnya yang daerah operasinya
adalah pada batuan asam.
2. Antrakosis
Penyakit ini disebabkan karena penimbunan debu
batubara, terutama batubara jenis antrasit, yang
paling banyak menderita penyakit antrakosis ini
adalah pekerja pekerja tambang batubara
3. Asbestosis
Penyebabnya adalah penimbunan debu asbes di
dalam paru-paru, gejalanya adalah batuk-batuk,
banyak dahaknya dan sesak nafas. Dengan
pemeriksaan Rontent akan nampak bahwa pada
paru-paru penderita asbestosis ini ada noda-
nodanya.
4. Stanosis
Penyebabnya adalah penimbunan debu timah putih
dalam paru-paru. Banyak terdapat pada pekerja
-pekerja tambang timah putih, penyakit ini tidak
begitu berbahaya, tetapi karena timah putih ada
hubungannya dengan batuan asam maka biasanya
penderita Stanosis ini disertai dengan silikosis.
5. Siderosis
Penyebabnya adalah penimbunan debu
siderite (besi karbonat) dalam paru-paru,
penyakit ini banyak terdapat pada
pekerja-pekerja tambang bijih besi.
6.Talkosis
Penyebabnya adalah penimbunan debu
talk pada paru-paru, karena talk ini suatu
silikat, maka kadang-kadang talkosis
disertai pula dengan silikosis. Penyakit ini
banyak terdapat pada pekerja-pekerja
tambang talk, tidak berbahaya.
Etiologi/penyebab

Disebabkan oleh menghirup partikel


yang mengiritasi dan membuat
peradangan jaringan paru-paru.
Pneumokoniosis bisa disebabkan oleh
terhirupnya logam besi, perak dan
barium.
Patofisiologi

Sebagian besar pneumokoniosis didapat melalui aspirasi partikel


infektif. Partikel infektif difiltrasi dihidung atau terperangkap dan
dibersihkan oleh mukus dan epitel bersila disaluran nafas.Bila
suatu partikel (virus atau bakteri) dapat mencapai paru-paru,
partikel tersebut akan berhadapan dengan makrofag alveolar.
Pada saat tubuh mengalami perubahan pertahanan maka,
partikel infeksius tersebut dapat mencapai paru. Kemudian
menyebar dan menyebabkan pneumokoniosis seperti debu
asbes masuk kedalam tubuh melalui berbagai cara. Antara lain
dengan mengisap debu ketika bernafas, menelannya bersama
ludah dan dahak, atau mengonsumsi makanan serta minuman
yang mengandung sejumlah kecil serat-serat tersebut.
Manifrstasi klinis

a.Dispnea,pada pasien yang mengalami


dispnea menjadi buruk serta progresif
b.Pneumoconiosis umumnya Batuk
nonproduktif kecuali apabila terjadi bronchitis
kronis
c.Restriksi hebat volume inspirasi serta nadi
cepat dan bersambung
d. Dapat terjadi sianosis akibat penurunan
ventilasi disertai penurunan kecepatan difusi
Penatalaksanaan
PENATALAKSANAAN

1. Pengobatan ditujukan untuk mengurangi parmasalahan


lebih lanjut dan factor aktif lain, seperti merokok
2. Pencegahan dan pengobatan untuk komplikasi misalnya
pneumonia dengan antibiotic juga perlu dilakukan.
3. Penekanan debu dengan pengendalian teknis dimana
Pekerja harus memakai masker, tutup kepala bertekanan.
4. Pemberian oksigen jika terjadi komplikasi lebih lanjut.
5. Bila terjadi gagal nafas, berikan nutrisi dengan kalori yang
cukup.
PENGKAJIAN DATA DASAR
1.Pengkajian Data Dasar

1. Data yang perlu di kaji :

a.Identitas klien meliputi ( Nama, umur, alamat, agama, dan jenis kelamin )
b. Keluhan utama atau alas an
c. Riwayat keluarga
d. Pola aktivitas
e.Mekanisme koping
f. Pengetahuan

2. Kaji faktor faktor yang menyebapkan pneumoconiosis :

Faktor - factor pencetus :

a. Allergen (serbuk, debu, kulit, serbuk sari atau jamur)


b. Stress emosional
c. Aktivitas fisik yang berlebihan
d. Polusi udara
e. Infeksi saluran nafas
f. Kegagalan program pengobatan yang dianjurkan
Faktor faktor penunjang :
a. Merokok produk tembakau sebagai factor penyebab utama
b. Tinggal atau bekerja daerah dengan polusi udara berat
c. Riwayat alergi pada keluarga
3. Pemeriksaan fisik berdasarkan focus pada system pernafasan yang
meliputi :
a.Kaji frekuensi dan irama pernafasan
b.Inpeksi warna kulit dan warna menbran mukosa
c.Auskultasi bunyi nafas
d.Pastikan bila pasien menggunakan otot-otot aksesori bila bernafas :
1. Mengangkat bahu pada saat bernafas
2. Retraksi otot-otot abdomen pada saat bernafas
3. Pernafasan cuping hidung
4. Kaji bila ekspansi dada simetris atau asimetris
5. Kaji bila nyeri dada pada pernafasan
6. Kaji batuk (apakah produktif atau nonproduktif).
7. Tentukan bila pasien mengalami dispneu atau orthopneu
8. Kaji tingkat kesadaran.
4. Pemeriksaan diagnostik meliputi :
a. Gas darah arteri (GDA) menunjukkan PaO2 rendah dan PaCO2 tinggi
b. Sinar X dada memunjukkan peningkatan kapasitas paru dan volume
cadangan
c. Klutur sputum positif bila ada infeksi
d. Esei imunoglobolin menunjukkan adanya peningkatan IgE serum
e. Tes fungsi paru untuk mengetahui penyebab dispneu dan menentukan
apakah fungsi abnormal paru ( obstruksi atau restriksi).
f. Tes hemoglobolin.
g. EKG ( peninggian gelombang P pada lead II, III, AVF dan aksis vertikal.

5. Kaji persepsi diri pasien


Cara pengkajian persepsi pneumoconiosis :
a. Deskriptif verbal tentang penyakit pneumoconiosis.
b. Informasi yang di perlukan harus mengambarkan pneumoconiosis
individual.
Diagnosa keperawatan
1. Tak efektif bersihan jalan nafas berhubungan
dengan peningkatan sekret / sekresi kental
2. Ansietas berhubungan dengan sulit bernafas
dan ketakutan akan sufokasi
3. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan
obstruksi jalan nafas
4. Nyeri berhubungan dengan inflamasi parenkim
paru
5. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan
ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen
1.Takefektifan bersihanjalan nafas berhubungan
dengan peningkatan sekret/sekresi kental
Intervensi NIC :
Manajemen jalan nafas
Pengisapan jalan nafas
Kewasapadaan aspirasi
Manajemen asma
Peningkatan batuk
Pengaturan posisi
Pemantauan pernapasan
Bantuan vengtilasi
2.Ansietas berhubungan dengansulit
bernafas dan ketatakutanakan sufokasi

Intervensi NIC :
Bimbingan ansietas
Teknik menengkang diri
Peningkatan koping
Dukungan emosi
3.Ganguan pertukaran gas berhubungan
dengan obstruksi jalan nafas

Intervensi NIC :
Manajemen asma-basa
Manajemen jalan nafas
Manajemen anafilaksis
Manajemen asma
Manajemen elektrolit
Perawatan embioli:paru
Pengaturan hemodinamik
Interprestasi data laboratorium
Ventilasi mekanis
Terapi oksigen
Permantauan pernafasaan
Bantuan ventilasi pemantauan ttv
4.Nyeri berhubungan dengan inflamasi
parenkim paru
Intervensi NIC :
Pemberian analgesik
Manajemen medikasi
Manajemen nyeri
Bantuan analgesia ang dikendalikan
oleh pasien
Manajemen sedasi
5.Intoleransi aktivitas berhubungan dengan
ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen
Terapi aktivitas
Manajemen energi
Manajemen lingkungan
Terapi latihan fisik
Promosinlatihan fisik
Bantuanpemeliharaan rumah
Manejemen alam perasaan
Bantuan perawatan diri
CONTOH SOAL DAN
JAWABAN
1. Penyakit apa yang disebabkan karena menghirup berbagai bentuk
partikel debu .
a. Asma
b. Pnemokoniosis
c. COPD
d. TB
e. Bronkitis
Jawaban : B
2. Dibawah ini jenis pnemokoniosis, kecuali.
a. Silikosis
b. Antrakosis
c. Cyanosis
d. Talkosis
e. Siderosis
Jawaban : C
3. Jenis kelainan apa yang disebabkan
oleh penimbunan debu asbes di dalam
paru-paru
a.Silikosis
b. Asbestosis
c. Stanosis
d. Siderosis
e. Talkosis
Jawaban : B
4. Bila terjadi gagal nafas apa dilakukan :
a. memberikan terapi infus NACL
b. anjurkan pasien untuk olahraga
c. berikan nutrisi dengan kalori yang cukup
d. berikan injeksib insulin
e. anjurkan pasien mengangkat bahu saat
bernafas
Jawaban : C
5. Dibawah ini mana yang merupakan faktor
pencetus pnemokoniosis :
a. pola aktivitas
b. mekanisme koping
c. penular
d. infeksi saluran nafas
e. gangguan tidur
Jawaban : D
6. Pemeriksaan fisik berdasarkan fokus pada
sistem pernafasan kecuali :
a. kaji frekuensi dan irama pernapasan
b. infeksi warna kulit dan warna membran
membran mukosa
c. auskultasi bunyi nafas
d. perkusi dada
e. pastikan bila pasien menggunakan otot
otot aksesori
Jawaban : D
7. Dibawah ini mana yang merupakan pengkajian presepsi
pnemokoniosis
a. tes fungsi paru untuk mengetahui penyebab dipsneu
b. tes hemoglobin
c. klutur sputum positif bila ada infeksi
d. deskriptif verbal tentang penyakit pnemokoniosis
e. EKG
Jawaban : D
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai