Anda di halaman 1dari 119

BIOKIMIA KLINIS DAN DIAGNOSIS

Dosen pengampu mata kuliah: drh. Sulistyani, M.Sc, P.hD

HENDRA SUSANTO (G851160021)


NAHDATURRUGASIYAH (G851160171)
ROSALENA FRANSISKA (G851160071)
STEFANI DHALE RALE (G851160131)

Departemen Biokimia
Institut Pertanian Bogor
2017
Obesitas
Definisi dan kriteria (1)
WHO (2016): Kegemukan dan obesitas
didefinisikan sebagai akumulasi lemak
abnormal atau berlebihan yang dapat
mengganggu kesehatan
Klasifikasinya menggunakan BMI (Body mass
index) sebagai ukuran
BMI = BB (kg) /TB2 (m)
Definisi dan kriteria (2)
Dewasa
Overweight : BMI 25
Obesitas : BMI 30

Anak usia <5 tahun


Overweight : BB > 2 SD median WHO Growth Reference
Obesitas : BB > 3 SD median WHO Growth Reference

Anak usia 5-19 tahun


Overweight : BMI > 1 SD median WHO Growth Reference
Obesitas : BMI > 2 SD median WHO Growth Reference
Penyebab Obesitas
Faktor Biokimiawi Genetik
Lingkungan Seluler Kerusakan/
Asupan Resisten leptin mutasi gen OB
makanan Termogenesis Kerusakan/
Cedera biosintesis mutasi gen DB
hipotalamus lemak berlebih Over expresi
kerusukan (tidak NPY
kelenjar terkendali)
endokrin
Efek obat
Leptin

Hormon yang diproduksi di jaringan adiposa


dan dieksresikan oleh gen obesitas
Reseptor leptin terdapat di hipotalamus
Leptin bekerja pada susunan saraf pusat untuk
mengendalikan asupan makanan
Stimulasi Leptin untuk mengatur
keseimbangan energi
Jalur Aktivasi Sinyal Leptin
Thermogenesis
Pengaruh leptin dalam menjaga bobot tubuh
Hormon Adiponektin
Diproduksi dalam jaringan adiposa
Diproduksi pada saat puasa panjang
Aktivitas mTORC1
Regulasi PPARs
Hormon Sensitive Lipase (HSL)
Pengertian
Lipase netral yang berada pada intraseluler
yang memiliki kemampuan untuk dapat
memghidrolisis triasilgliserol, diasilgliserol,
monoasilglisrol dan kolestrol ester serta
beberapa lipid
Struktur dan sifat HSL
Aktivitas HSL
Penghambatan HSL oleh Insulin
Fenil Metil Sulfonil Fluorida (PMSF)
Lipoprotein Lipase (LPL)
Peran lipoprotein lipase (LPL)
Mekanisme Inhibisi LPL oleh Apo
C-III
Etiologi-Patofisiologi
Kriteria Diagnostik
Mekanisme Resintensi
Insulin (1)
Mekanisme Resintensi
Insulin (2)
Pengobatan Obesitas
Sintesis
menggunakan CDDO-Im
Alami
RANCANGAN PERCOBAAN
Uji Aktivitas Inhibisi Lipase Jamu PT Badan
Sehat secara In Vitro
Tujuan dan Hipotesis
Tujuan
Mengetahui aktifitas inhibisi lipase oleh jamu
yang diproduksi oleh PT Badan Sehat
Hipotesis
Jamu yang diproduksi oleh PT Badan Sehat
mempunyai aktivitas inhibisi terhadap enzim
lipase
Bagan alir percobaan-In
Vitro
Prosedur kerja inhibisi lipase (Mc
Dougall et. al., 2009)
Blanko Kontrol A Kontrol B Sampel
Jamu - - 50 50
Kontrol
positif
Buffer 400 400 400 400
Substrat 450 450 450 450
Enzim - 150 - 150
Diinkubasi pada suhu 37oC selama 2 Jam
Diinaktivasi dengan dimasukkan pada air mendidih selama 5 menit
Akuades 4150 4000 4100 3950
Disentrifugasi pada 4000 rpm selama 15 menit
Dibaca absorbansinya dengan spektrofotometer pada 410 nm
Uji Aktivitas Antiobesitas Jamu PT Badan
Sehat secara In Vivo
Hipotesis
Jamu yang diproduksi oleh PT Badan Sehat
mempunyai aktivitas anti obesitas dengan
adanya:
1. Perbaikan kondisi obesitas dengan adanya
penurunan berat badan
2. Penurunan kadar lipid hati
3. Peningkatan kadar enzim yang berperan
dalam metabolisme lipid
Bagan alir percobaan

Evaluasi
tingkat
obesitas
Analisis Data
Data hasil percobaan dianalisis secara statistik
menggunakan rancangan acak lengkap (RAL).
Pengaruh perbedaan perlakuan antar kelompok
dianalisis menggunakan uji ANOVA satu arah
(=0,05). Jika menunjukkan adanya pengaruh
perlakukan terhadap respon yang diamati,
dilakukan uji Tukey untuk melihat signifikansi
perbedaan dari masing-masing kelompok
perlakuan.
KANKER
Definisi
Six hallmarks of cancer:
Skema
Molekul
ar
Kanker
Tanda dan Gejala
Penyebab
Karsinogen Fisik
Penyebab
Karsinogen Kimiawi
Penyebab
Karsinogen Biologis
Klasifikasi
Patofisiologi
Gen Kritikal Kanker
Proto-onkogen dan Onkogen
Proto-onkogen: gen regulatorik normal yang mendorong
pertumbuhan
Onkogen : mutan proto-onkogen
Patofisiologi
(cont) Gen Kritikal Kanker
Patofisiologi
(cont) Gen Kritikal Kanker
Tirosin Kinase
Patofisiologi
(cont) Gen Kritikal Kanker
Mutasi pada Tirosin Kinase
Patofisiologi
(cont) Gen Kritikal Kanker
Protein Ras
Patofisiologi
(cont) Gen Kritikal Kanker
Mutasi Gen Ras
Patofisiologi
(cont) Gen Kritikal Kanker
Gen Tumor Supresor
Siklus Sel
Patofisiologi
(cont) Gen Kritikal Kanker
Gen Tumor Supresor

p53
Patofisiologi
(cont) Gen Kritikal Kanker
Mutasi Gen Tumor Supresor
Apoptosis
(cont) Apoptosis
Caspase
(cont) Apoptosis
Extrinsic Pathway
(cont) Apoptosis
Intrinsic Pathway
(cont) Apoptosis
Protein Bcl2
(cont) Apoptosis
Protein Bcl2
BH123, Bcl2 pro-apoptosis (Bad dan Bax)
(cont) Apoptosis
Protein Bcl2
Bcl2 anti-apoptosis
(cont) Apoptosis
Protein Bcl2
Bcl2 pro-apoptosis
(cont) Apoptosis
Inhibitor Apoptosis (IAP)
(cont) Apoptosis
Anti-IAP
Pengobatan dan Pencegahan Kanker
Antioksidan
Pengobatan dan Pencegahan Kanker
Sitotoksik
Pengobatan dan Pencegahan Kanker
Antiproliferasi
Pengobatan dan Pencegahan Kanker
Inhibitor Tirosin Kinase
RANCANGAN PERCOBAAN

ANTIKANKER
Tujuan dan Hipotesis
Tujuan
Mengetahui aktivitas antikanker sediaan jamu yang diproduksi PT
Badan Sehat secara in vitro (melalui pengukuran LC50) dan in vivo
(melalui Pengamatan posisi dan jumlah nodul, diameter dan berat
tumor)

Hipotesis
Jamu yang diproduksi PT Badan Sehat mempunyai aktivitas
antikanker secara in vitro (melalui pengukuran LC50) dan in vivo
(melalui Pengamatan posisi dan jumlah nodul, diameter dan berat
tumor, histologi mamae dan jumlah protein glutation S-transferase
(GST))
Bagan alir percobaan-In Vitro
Kriteria toksisitas
Supertoksik 5 g/ml
Amat sangat toksik 5 50 g/ml
Sangat toksik 50 500 g/ml
Toksik sedang 500 5000 g/ml
Toksik ringan 5000 15000 g/ml
Praktis tidak toksik > 15000 g/ml
Bagan alir percobaan-In Vivo
PENYAKIT JANTUNG
KORONER (PJK)
DEFINISI
Penyakit jantung Aterosklerosis penyebab
koroner penyakit PJK 98%
sisanya kelainan ateri 2%

Suatu kelainan yang di Perubahan variabel intima arteri


sebabkan oleh penyempitan yang merupakan akumulasi lemak
dan penghambatan pembuluh (lipid), komlpleks karbohidrat
arteri (winata, 2005) darah dan jantung fibrours (WHO
1985)

Penyempitan ateri koroner dimulai dari


terjadinya Aterosklerosis (kekakuan
ateri) dan penumpukan lemak (plaque)
pada dinding koroner ( Kabo, 2008)
Patofisiologis

Mekanisme pembentukan plak pada pembuluh darah


Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya
PJK
Hipertensi
Merokok
Obesitas
Hiperkolestrolemi
parameter yang dipakai untuk mengetahui adanya resiko PJK dan
hubungannya dengan kadar kolestrol darah
1) kolestrol total
Kadar Kolestrol
Normal Agak Tinggi Tinggi
130 mg/dl 130-150 mg/dl 160 mg/dl
2) LDL kolestrol
Kadar Kolestrol
Normal Agak Tinggi Tinggi
130 mg/dl 130-150 mg/dl 160 mg/dl
3) HDL kolestrol

Kadar Kolestrol
Normal Agak Tinggi Tinggi
45 mg/dl mg/dl mg/dl
4) Ratio Kolestrol PJK
HDL kolestrol sebaiknya 4,6 pada laki-laki dan 4,0
untuk perempuan
5) Kadar Trigliserida

Kadar Kolestrol
Normal Agak Tinggi Tinggi
150 mg/dl 150-250 mg/dl 500 mg/dl
Hipotesis terjadinya Aterosklerosis

1. Hipotesis Response to Injury


2. Hipotesis Response to Oxidation (oxidative
modification Hypotesis )
3. Hipotesis Response to Retention
Kolesterol
Tidak larut dalam
air maupun darah
LIPOPROTEI
N dalam air dan darah
Larut
Klasifikasi lipoprotein

Berdasarkan density dan ukuran


partikennya ada 5 jenis apolipo
protein
Kilomikron
VLDL (very low density
llipoprotein
IDL (intermediate density
lipoprotein)
LDL (low density lipoprotein)
HDL (high Density lipoprotein)
Macam-macam
ApoLipoprotein
METABOLISME
LIPOPROTEIN
TIGA JALUR METABOLISME
LIPOPROTEIN

1. Jalur Eksogen 2. Jalur Edogen


3. Jalur Reverse Cholesterol Transport
Regulasi sintesis kolesterol

Ada 3 faktor yang dapat meregulasi sintesis protein

1. Sterol- Dependen Regulation of gen experesion


2. Regulasi Hormon
3. Inhibisi oleh obat
Statin sebagai analog
dengan HMG-CoA
reduktase
Hiperlipidemia
Hiperlipidemia adalah suatu keadaan patologis akibat kelainan
metabolisme lemak darah yang ditandai dengan meningginya
kadar kolesterol darah dan trigliserida.

JENIS KELAINAN PADA HIPERLIPIDEMIA


1. Jenis 1 (sindrom buarger-Guetz)
2. Jenis II a ( hiperkolesterolemia Familial)
3. Jenis II B ( hiperlipidemia kombinasi)
4. Jenis III (Disbetalipoprotein)
5. Jenis IV (Hipertrigliserida)
6. Jenis V (keturunan kombinasi hipertrigliserida)
Genetika molekuler
Cacat genetika yang paling umum
terjadi di familial Hyperlipedemia (HF)
1. LDL Reseptor
2. Mutasi Apo-B
3. Mutasi PCSK9
1. LDL RESEPTOR
2. Apolipoprotein-B

Kelainan apolipoprotein-B yang resisten dengan DM-2


3. Mutasi PCSK9
Antioksidan
Sumber antioksidan dari
makan
1. Vitamin C
2. Vitamin E
3. Makan yang
mengandung fenolat
atau folipenolat
4. flavonoid
HMG-CoA reduktase
Biosintesis
kolesterol

Tahap reaksi
pembentukan
Kolesterol
1. Pembentukan
mevalonat
2. Pembentukan
squalin
3. Pembentukan
kolesterol
Inhibitor HMG-CoA reduktase dengan golongan
statin

Gambar jalur pembentukan kolesterol dan pembentukan


prenylated protein
Imunomodulator
DEFINISI IMUNOMODULATOR

Merupakan agen yang mempengaruhi (melemahkan


atau menguatkan) respon imunitas. Imunomodulator
biasanya digunakan dalam transplantasi organ untuk
mengurangi penolakan terhadap organ baru.
Imunoodulator juga disebut biological response
modifiers (zat-zat yang nempengaruhi reaksi biologis
tubuh terhadap zat zat asing)

Terdapat dua kelas senyawa yang memiliki aktivitas


imunostimulasi potensial
1. senyawa-senyawa alkaloid, terpenoid, kuinon dan
senyawa fenolik sederhana
2. Polisakarida, peptida, glikoprotein dan nukleotida
Pengobatan PJK
1. Obat Antianginal
Tiga kelas utama obat anti angina yang tersedia
adalah nitrat, beta blocker, dan calsium channel blocker.
2. Diuretik
3. Digitalis
4. Obat Anti Aritmia
5. Anticoagulant
6. Obat Antiplatelete
7. Obat Untuk Memperbaiki Kadar Kolesterol Dalam
Darah
statins, Nicotinic Acid, Fibrates dan Resins atau Acid
Sequestrans
RESPON
IMUN Makhluk
hidup
imunitas
Imunitas Imunitas
nonspesifik spesifik

Komponen fisik berupa Imunitas seluler yang


keutuhan kulit dan melibatkan sel limfosit T
mukosa, komponen sedangakan imunitas
biokimiawi seperti humoral melibatkan
lisosim dan komponen limfosit B dan sel plasma
seluler non spesifik
seperti netrofil dan
RANCANGAN PERCOBAAN

ANTIDISLIPIDEMIA
Aktivitas Antidislipidemia Jamu
PT Badan Sehat secara In Vivo
Tujuan dan Hipotesis
Tujuan
Mengetahui aktivitas antidislipidemia dari jamu yang
diproduksi PT Badan Sehat melalui peningkatan
kolesterol HDL dan penurunan kadar trigliserida,
kolesterol total, dan kolesterol LDL darah

Hipotesis
Jamu yang diproduksi oleh PT Badan Sehat
mempunyai aktivitas antidislipidemia dengan adanya
peningkatan kolesterol HDL dan penurunan kadar
trigliserida, kolesterol total, dan kolesterol LDL darah
Bagan alir percobaan-In
Vivo
Analisis Data
Data hasil percobaan dianalisis secara
statistik menggunakan rancangan
acak lengkap (RAL). Pengaruh
perbedaan perlakuan antar kelompok
dianalisis menggunakan uji ANOVA
satu arah (=0,05). Jika menunjukkan
adanya pengaruh perlakukan terhadap
respon yang diamati, dilakukan uji
Tukey untuk melihat signifikansi
perbedaan dari masing-masing
RANCANGAN PERCOBAAN

ANTIDISLIPIDEMIA
Aktivitas Antidislipidemia Jamu
PT Badan Sehat secara In Vivo
Tujuan dan Hipotesis
Tujuan
Mengetahui aktivitas antidislipidemia dari jamu yang
diproduksi PT Badan Sehat melalui peningkatan kolesterol
HDL dan penurunan kadar trigliserida, kolesterol total, dan
kolesterol LDL darah

Hipotesis
Jamu yang diproduksi oleh PT Badan Sehat mempunyai
aktivitas antidislipidemia dengan adanya peningkatan kolesterol
HDL dan penurunan kadar trigliserida, kolesterol total, dan
kolesterol LDL darah
Bagan alir percobaan-In Vivo
Analisis Data
Data hasil percobaan dianalisis secara statistik
menggunakan rancangan acak lengkap (RAL).
Pengaruh perbedaan perlakuan antar kelompok
dianalisis menggunakan uji ANOVA satu arah
(=0,05). Jika menunjukkan adanya pengaruh
perlakukan terhadap respon yang diamati,
dilakukan uji Tukey untuk melihat signifikansi
perbedaan dari masing-masing kelompok
perlakuan.
PENGEMBANGAN JAMU
Pengelompokan dan pengembangan obat
herbal

(Per Kepala BPOM No. 13 Tahun 2013)


Konsep pengembangan jamu

(Dewoto, 2009)
Keterangan
Obat herbal adalah bahan atau ramuan bahan
yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan,
bahan mineral, sediaan sarian (galenik), atau
campuran dari bahan tersebut
Obat Tradisional adalah obat herbal yang
secara turun temurun telah digunakan untuk
pengobatan, dan dapat diterapkan sesuai
dengan norma yang berlaku di masyarakat

Anda mungkin juga menyukai